Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Misbahul Amri
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk memahami arti ritual ?Mungel? wayang Mbah
Gandrung, pemertahanan, dan pewarisannya. Ritual tersebut berpusat di Desa
Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Untuk itu, dilakukanlah penelitian
kualitatif dengan pendekatan etnografi dalam perspektif ?drama sosial?. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa ?Mungel? adalah ?gelaran? ritual bukan ?tontonan?.
Oleh sebab itu, ?Mungel? menggunakan ?bingkai spiritual? untuk ?melaju?.
?Bingkai? tersebut berkembang menjadi ?sosial-spiritual? ketika ?gelaran?
dilaksanakan untuk rangkaian ?Grebeg Suro?. Meskipun demikian, ?Mungel? masih
dinilai sakral dan ?mandi? oleh sebagian pendukungnya, tetapi, oleh yang lain,
dinilai sebagai tindak budaya kreatif dengan meritualkannya. Meskipun demikian, ia
layak diangkat sebagai salah satu identitas budaya daerah dan tempatnya dijadikan
museum hidup oleh kedua kelompok tersebut, sehingga perlu dipertahankan dan
diwariskan

ABSTRACT
This dissertation aimed at understanding the meanings of wayang Mbah Gandrung?s
?Mungel? ritual, its safeguarding and its transmission. The ritual center is Desa
Pagung, Sub-Disctrict of Semen, Kediri District. For this purpose, ethnographic
research has been carried out. Assessed from the persective of ?social drama?, this
research has found out that ?Mungel? is a ritual, not an entertaintment. Therefore, it
uses ?spritiual frame? to ?flow?. However, it changes into ?social?spiritual frame?
when ?Mungel? takes place in ?Grebeg Suro? ceremony. Still, people consider it
either as sacred and efficaious or creative act retualized. However, it is worth taking it
as one of the regional cultural identities and the pavilion as an indigenous museum
need preserving as well as transmitting."
2016
D2182
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reninta Kusuma Ranti
"[Berawal dari belum adanya hukum pertanahan yang berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia, Landreform melalui Undang-undang Pokok Agraria sebagai pembaharuan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Undang-undang yang berlaku sejak Indonesia merdeka sampai tahun 1960 masih mempergunakan undang-undang yang dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Berdasarkan kepentingan yang berbeda, maka undang-undang mengenai pertanahan yang sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia harus segera dibuat. Fokus penelitian ini adalah dampak landreform bagi rakyat khususnya petani di Kediri Jawa Timur. Penelitian diawali dengan membahas kehidupan sosial petani di Kediri, pemanfaatan tanah sebelum adanya landreform, Undang-Undang Pokok Agraria dirumuskan dan pelaksanaannya di tingkat nasional hingga tingkat desa, serta dampak bagi petani di Kediri. Skripsi ini mengambil tahun penelitian dari 1960 sampai dengan 1966 sebagai awal dari Undang-undang Pokok Agraria dan pelaksanaannya
;Before there was the agrarian law supporting Indonesian people, land reform by Undang-Undang Pokok Agraria as a renewal of the law as a means to increase of welfare of Indonesian people. From the beginning of Indonesian independence until 1960, Indonesia still enforces the law from the Dutch colonial government. Under the circumstances thereof needs to have a new agrarian law in accordance with Indonesian people. This thesis focused on the impact of land reform for the people, especially for peasants in Kediri, East Java. This research begins with their social lives, the use of land before land reform, then formulation of Undang-Undang Pokok Agraria, and the implementation of the law in national level to the village with the impact felt by peasants in Kediri. This thesis focused in the year 1960 until 1966 as the birth of Undang-Undang Pokok Agraria and its implementation
;Before there was the agrarian law supporting Indonesian people, land reform by Undang-Undang Pokok Agraria as a renewal of the law as a means to increase of welfare of Indonesian people. From the beginning of Indonesian independence until 1960, Indonesia still enforces the law from the Dutch colonial government. Under the circumstances thereof needs to have a new agrarian law in accordance with Indonesian people. This thesis focused on the impact of land reform for the people, especially for peasants in Kediri, East Java. This research begins with their social lives, the use of land before land reform, then formulation of Undang-Undang Pokok Agraria, and the implementation of the law in national level to the village with the impact felt by peasants in Kediri. This thesis focused in the year 1960 until 1966 as the birth of Undang-Undang Pokok Agraria and its implementation
, Before there was the agrarian law supporting Indonesian people, land reform by Undang-Undang Pokok Agraria as a renewal of the law as a means to increase of welfare of Indonesian people. From the beginning of Indonesian independence until 1960, Indonesia still enforces the law from the Dutch colonial government. Under the circumstances thereof needs to have a new agrarian law in accordance with Indonesian people. This thesis focused on the impact of land reform for the people, especially for peasants in Kediri, East Java. This research begins with their social lives, the use of land before land reform, then formulation of Undang-Undang Pokok Agraria, and the implementation of the law in national level to the village with the impact felt by peasants in Kediri. This thesis focused in the year 1960 until 1966 as the birth of Undang-Undang Pokok Agraria and its implementation
]"
2015
S61254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Setyo Mukti Qoni’ah
"Penelitian ini membahas tentang peran Bank BRI dalam penyaluran KUT kepada petani di Kediri Jawa Timur tahun 1994-1999. Bank BRI memiliki tugas utama dalam memberikan kredit kepada sektor pertanian, koperasi, dan nelayan. BRI juga harus membantu upaya negara untuk menerapkan politik agraria dan membangun masyarakat desa yang diwujudkan melalui program penyaluran KUT di Kediri. Kediri merupakan sebuah kawasan terpilih dalam program Kredit Usaha Tani (KUT) melalui pemberian modal dan penyuluhan untuk meningkatkan produksi pertanian dan mencapai swasembada pangan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber utama penelitian ini adalah Arsip Undang-Undang No. 21 tahun 1968 tentang Pendirian Bank Rakyat Indonesia dan Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1999/2000 yang disandingkan dengan sumber lainnya seperti surat kabar sezaman, jurnal, buku, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menggambarkan meningkatnya pemahaman petani terhadap fasilitas keuangan formal berupa pemberian modal oleh Bank BRI yang disalurkan kepada KUD. Akan tetapi dalam aspek peningkatan pendapatan hasil panen belum banyak dirasakan oleh para petani. Sebab rantai pemasaran hasil panen para petani KUT masih dikuasai oleh tengkulak dan dihadapkan dengan anjloknya harga di pasaran.

This research discusses the role of Bank BRI in the distribution of KUT to farmers in Kediri, East Java in 1994-1999. Bank BRI has the main task of providing credit to the agricultural sector, cooperatives, and fishermen. BRI also had to assist the state's efforts to implement agrarian politics and build rural communities which was realized through the KUT distribution program in Kediri. Kediri is a selected area in the Farmer Business Credit (KUT) program through the provision of capital and counseling to increase agricultural production and achieve food self-sufficiency. This research uses historical methods which include heuristics, criticism, interpretation and historiography. The main sources of this research are the Archives of Law No. 21 of 1968 concerning the Establishment of Bank Rakyat Indonesia and the Financial Memorandum and State Budget for the 1999/2000 Fiscal Year which are juxtaposed with other sources such as contemporaneous newspapers, journals, books, and interviews. The results of this study illustrate the increasing understanding of farmers towards formal financial facilities in the form of capital provision by Bank BRI channeled to KUD. However, in the aspect of increasing crop income has not been much felt by the farmers. Because the marketing chain of KUT farmers' crops is still controlled by middlemen and faced with falling prices in the market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Relin D.E
"Tari Gandrung merupakan kekayaan budaya lokal banyuwangi dan dijadikan maskot daerah Banyuwangi. Tari gandrung banyak dipentaskan diberbagai acara publik termasuk di dalam tradisi petik laut. Pementasan Tari Gandrung dalam tradisi petik laut memiliki makna tersendiri karena tradisi ini diyakini sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Laut agar nelayan dianugrahkan ikan yang berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Tari Gandrung dan makna filosofi Tari gandrung yang terkandung dalam tradisi Petik laut di pantai Muncar Banyuwangi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan analisis deskriftip kualitatif Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi (data-data sekunder) Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Setiap peragaan Gandrung Banyuwangi selalu berpola jejer paju dan seblang-seblang. Dalam pementasannya memasuki tiga babak yakni pertama jejer, gending terdiri dari lagu Padha Nonton yang terdiri dari delapan bait 32 baris setiap baitnya terbagi menjadi empat baris baru kemudian dilanjutkan dengan gending Padha Nonton pada bait-bait berikutnya dengan gerak tari yang sesuai warna lagu yang dibawakan. Kemudian babak kedua disebut Paju gending yang dibawakan bebas sesuai permintaan yang akan ikut menari (maju gandrung) dan ketiga Seblang-seblang yang selalu diawali dengan gending atau lagu yang berjudul Sebiang Lukito dan gending-gending lainnya. Pementasan tari gandrung dalam tradisi petik laut secara filosofis bila diamati dan lagu Padha nonton dengan svaimva berbentuk bebas dan pola yang berkembang ini merupakan gambaran filosofis hidup tentang manusia Filosofis yang diekspresikan dalam bentuk tari dan nyanyi sebagai simbol pesan tentang hidup dan kehidupan Terutama dalam adegan seblang-seblang memvisualisasikan perpaduan bentuk gerak dan nvanvian vang indah untuk menyampaikan pesan-pesan tentang hidup dan kehidupan segala suka dukanva sebagai manusia. Demikian juga ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas kehidupan ini. Kemudian akhir dari manusia itu sendiri diaktualisasikan tentang keberadaan manusia secara hitam dan putih. Perjuangan dan nereulatan akhirnya dengan hentakan atau kelembutan dalam menjawab semua pertanyaan yang muncul, suatu pertanyaan yang tak pernah habis-habisnya, seperti memasuki dunia pengalaman sekaligus dunia kenyataan dalam satu rangkaian.
"
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Kharisma Putri
"Kelenteng Tjoe Hwie Kiong merupakan bangunan bersejarah yang didirikan sejak tahun 1817 di Pecinan Pakelan di Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kehadiran kelenteng ini memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitarnya sekaligus menyimpan banyak potensi untuk menjadi destinasi pariwisata budaya di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi Kelenteng Tjoe Hwie Kiong kepada masyarakat luas terutama tentang potensinya sebagai destinasi pariwisata budaya. Kemudian dampak apa yang ditimbulkan Kelenteng Tjoe Hwie Kiong terhadap Pecinan Pakelan dan Kota Kediri.

Kelenteng Tjoe Hwie Kiong is a historical building established since 1817 in Chinatown Pakelan in Kediri City, East Java Province. The presence of this temple has a positive impact on the surrounding community as well as holds a lot of potential to become a cultural tourism destination in Kediri City. This research aims to provide an overview of the condition of the Tjoe Hwie Kiong Temple to the wider community, especially about its potential as a cultural tourism destination. Then what impact does Tjoe Hwie Kiong Temple have on Pakelan Chinatown and Kediri City."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rinawati
"Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang dapat menyebabkan kecacatan. Jawa Timur merupakan propinsi terbanyak kasus kusta. Stigma negatif penyakit kusta dapat menyebabkan masalah psikososial yang serius. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh self help group terhadap harga diri pasien kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri. Metode penelitian yang digunakan quasy-experiment one group pretest-posttest design dengan metode total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kusta di Ruang Rawat Inap sebanyak 14 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan harga diri secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi (p-value=0,033). Pasien kusta perlu mengubah persepsi negatif tentang kusta agar mampu beradaptasi secara positif.

Leprosy is a chronic infectious disease that can cause disability. East Java is the province where leprosy cases are evident in Indonesia. Negative stigma on people with leprosy can cause serious psychosocial problems. The purpose of this study was to identify the effects of self help group toward self esteem of patients with leprosy in Kediri Leprosy Hospital. The design of this study was quasyexperimental design with one group intervention with total sampling method. The sample of this study ware patients in inpatient care (14 respondents). The results showed that there were significant differences of self esteem between before and after intervention (p-value=0,033). Patients with leprosy need to change their negative perception in order to be able to adapt positively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Kharisma Putri
"Kelenteng Tjoe Hwie Kiong merupakan bangunan bersejarah yang didirikan sejak tahun 1817 di Pecinan Pakelan di Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kehadiran kelenteng ini memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitarnya sekaligus menyimpan banyak potensi untuk menjadi destinasi pariwisata budaya di Kota Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi Kelenteng Tjoe Hwie Kiong kepada masyarakat luas terutama tentang potensinya sebagai destinasi pariwisata budaya. Kemudian dampak apa yang ditimbulkan Kelenteng Tjoe Hwie Kiong terhadap Pecinan Pakelan dan Kota Kediri.

Kelenteng Tjoe Hwie Kiong is a historical building established since 1817 in Chinatown Pakelan in Kediri City, East Java Province. The presence of this temple has a positive impact on the surrounding community as well as holds a lot of potential to become a cultural tourism destination in Kediri City. This research aims to provide an overview of the condition of the Tjoe Hwie Kiong Temple to the wider community, especially about its potential as a cultural tourism destination. Then what impact does Tjoe Hwie Kiong Temple have on Pakelan Chinatown and Kediri City."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>