Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Akbar Nugroho
"Kemajuan teknologi komunikasi dalam media baru yang pesat memunculkan masyarakat informasi yang dalam hal ini menuntun kita untuk mendefinisikan ulang teori mengenai media. Pada era globalisasi pasca perkembangan media baru, kumpulan individu yang dalam hal ini merupakan bagian dari masyarakat informasi membentuk berbagai macam jenis komunitas masyarakat global di seluruh dunia. Pembentukan komunitas tersebut dapat diinisiasi berdasarkan kesamaan hobi, pekerjaan, maupun ketertarikan pada satu topik yang sama. Salah satu aspek yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah lahirnya sosial media yang memfasilitasinya. Instagram serupa aplikasi UGC (user generated content) adalah salah satu aplikasi berbagi foto yang memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk menunggah foto sesuai dengan kehendak penggunanya. Seiring dengan semakin maraknya pengembangan pemanfaatan fasilitasnya, instagram pula telah melahirkan sebuah kebutuhan dan kesempatan baru dari pemasaran digital.
Tulisan ini membahas mengenai wujud baru dari kesempatan bagi setiap orang sebagai pengguna sosial media yang dapat mengembangkan pemanfaatan fasilitasnya untuk membagikan konten dan wujud dari pemasaran yang lebih efektif meraih perhatian konsumen. Pengamatan ini dilakukan pada akun dan tagar handsinframe yang sifatnya viral di instagram . Tulisan ini menyoroti mengenai fenomena komodifikasi perubahan wujud dari akun instagram @handsinframe yang gemar mengunggah foto pribadi dengan #handinframe tanpa orientasi bisnis hingga menjadi komoditas dan memberikan sebuah peluang pemasaran baru . Sehingga terbentuk akun @HIFcreative sebagai sebuah akun pemasaran digital berbasis sosial media.

Advances in communications technology in the new media are rapidly gave rise to public information in this case leads us to redefine theories about media. In the era of globalization after the development of new media, a collection of individuals which in this case is part of the information society to form various types of global communities around the world. The formation of the community can be initiated based on common hobbies, occupation, or interest in the same topic. One of the aspects that affect these changes is the birth of social media that facilitate it. Similar app Instagram UGC (user generated content) is one kind of photo sharing application that provides the freedom for everyone to share a photo with in accordance with the will of its users. Along with the increasingly widespread use of facilities development, instagram also has spawned a new needs and opportunities of digital marketing.
This paper discusses the new form of opportunity for each person as a user of social media to develop the use of its facilities to distribute the content and form of marketing more effectively grab the attention of consumers. These observations were made on the account and hashtag handsinframe that are viral in instagram. This paper highlights the phenomenon of commodification instagram account changes in the form of @handsinframe who likes to upload personal photos with #handinframe without orientation to become a commodity business and provide a new marketing opportunities. So then formed @HIFcreative account as an account-based digital marketing social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Akbar Nugroho
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi komunikasi dalam media baru yang pesat memunculkan masyarakat informasi yang dalam hal ini menuntun kita untuk mendefinisikan ulang teori mengenai media. Pada era globalisasi pasca perkembangan media baru, kumpulan individu yang dalam hal ini merupakan bagian dari masyarakat informasi membentuk berbagai macam jenis komunitas masyarakat global di seluruh dunia. Pembentukan komunitas tersebut dapat diinisiasi berdasarkan kesamaan hobi, pekerjaan, maupun ketertarikan pada satu topik yang sama. Salah
satu aspek yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah lahirnya sosial media yang memfasilitasinya. Instagram serupa aplikasi UGC (user generated content) adalah salah satu aplikasi berbagi foto yang memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk menunggah foto sesuai dengan kehendak penggunanya. Seiring dengan semakin maraknya pengembangan pemanfaatan fasilitasnya, instagram pula telah melahirkan sebuah kebutuhan dan kesempatan baru dari pemasaran digital. Tulisan ini membahas mengenai wujud baru dari kesempatan bagi
setiap orang sebagai pengguna sosial media yang dapat mengembangkan pemanfaatan fasilitasnya untuk membagikan konten dan wujud dari pemasaran yang lebih efektif meraih perhatian konsumen. Pengamatan ini dilakukan pada akun dan tagar handsinframe yang sifatnya viral di instagram . Tulisan ini menyoroti mengenai fenomena komodifikasi perubahan wujud dari akun instagram @handsinframe yang gemar mengunggah foto pribadi dengan
#handinframe tanpa orientasi bisnis hingga menjadi komoditas dan memberikan sebuah peluang pemasaran baru . Sehingga terbentuk akun @HIFcreative sebagai sebuah akun pemasaran digital berbasis sosial media.

ABSTRACT
Advances in communications technology in the new media are rapidly gave rise to public information in this case leads us to redefine theories about media. In the era of globalization after the development of new media, a collection of individuals which in this case is part of the information society to form various
types of global communities around the world. The formation of the community can be initiated based on common hobbies, occupation, or interest in the same topic. One of the aspects that affect these changes is the birth of social media that facilitate it. Similar app Instagram UGC (user generated content) is one
kind of photo sharing application that provides the freedom for everyone to share a photo with in accordance with the will of its users. Along with the increasingly widespread use of facilities development, instagram also has spawned a new needs and opportunities of digital marketing. This paper discusses the new form of opportunity for each person as a user of social media to develop the use of its
facilities to distribute the content and form of marketing more effectively grab the attention of consumers. These observations were made on the account and hashtag handsinframe that are viral in instagram. This paper highlights the phenomenon of commodification instagram account changes in the form of
@handsinframe who likes to upload personal photos with #handinframe without orientation to become a commodity business and provide a new marketing opportunities. So then formed @HIFcreative account as an account-based digital marketing social media."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Dwi Maya Listianti
"Penelitian ini membahas bagaimana sebuah brand local sustainable brand melakukan komodifikasi terhadap isu pemberdayaan perempuan di akun Instagram. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis multimodal. Fokus penelitian adalah konten Instagram dalam @sukkhacitta yang menggunakan narasi isu pemberdayaan perempuan melalui foto, caption dan tagar tentang Ibu pembuat baju dan perjuangannya demi menarik sentimen positif, mempersuasi audiens, dan mendorong audiens melakukan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan adanya 1) Komodifikasi konten seperti: menggunakan perempuan desa sebagai objek konten dan menggunakan narasi indah untuk menyentuh sisi emosional audiens, 2) Komodifikasi khalayak seperti: narasi pemberdayaan perempuan yang memukau audiens, terperangkap oleh sign consumption, jerat kapitalisme dan pola konsumerisme baru, 3) Komodifikasi pekerja dimana pekerja yaitu para perempuan terutama perempuan desa digunakan sebagai alat pemasaran produk dalam konten instagram @sukkhacitta. Implikasi praktis penelitian ini adalah untuk menyadarkan audiens bahwa konten instagram telah dikapitalisasi oleh brand yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan isu pemberdayaan perempuan sehingga perlu bersikap kritis untuk menghindari jebakan pola konsumerisme baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan wawancara kepada pekerja perempuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikasi komodifikasi pekerja dan pembeli baju local sustainable fashion brand untuk mengetahui lebih dalam makna dari isu pemberdayaan perempuan pada pembelian mereka.

The research explores how a local sustainable fashion brand commodifies the issue of women's empowerment on Instagram platform. This research is using a qualitative approach with a multimodal analysis method. The focus of the research is the Instagram content of @sukkhacitta brand which uses narrative issues on women's empowerment through photos, captions, and hashtags about the women who make clothes and their struggles to attract positive sentiment, persuade the audience, and encourage the audience to make purchases. The results of the study show that there are 1) commodification of content such as: using the women as content objects and using beautiful narratives to touch the emotional side of the audience, 2) commodification of audiences such as: narratives of women's empowerment that amaze the audience which led to trapped by sign consumption, the trap of capitalism and new patterns of consumerism, 3) Commodification of labor where women workers, especially village women, are used as a product marketing tool in Instagram content @sukkhacitta. The practical implication of this research is to make the audience aware that Instagram content has been capitalized by brands which basically aim to gain profit by utilizing women's empowerment issues so that they need to be critical to avoid the trap of new consumerism patterns. Future research can conduct interviews with women workers to find out more about the indications of commodification of workers and buyers of local fashion clothes to find out more about the meaning of the issue of women's empowerment in their purchases."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmudah
"Industri media merupakan industri yang terus berkembang dan memunculkan berbagai kelompok media. Salah satu kelompok media yang muncul di Indonesia adalah CT Corp yang berkembang pesat menjadi sebuah perusahaan induk nasional yang terdiversifikasi di berbagai bidang industri mulai dari layanan finansial, media, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alamo Tahun 2011 CT Corp melakukan langkah besar dengan membeli portal berita terkemuka di Indonesia, detik.com. Hal ini tidak terlepas dari pemahaman bahwa di era teknologi media saat ini peranan media barn tentunya diperlukan untuk memperluas domain kekuasaan. Oleh karena itu, kajian ini mencoba memaparkan perkembangan kepernilikan media yang dilakukan oleh CT Corp khususnya terkait pembelian portal berita detik.com dilihat dari pendekatan ekonomi-politik, Sehingga diharapkan dapat menambah wawasan terkait perkembangan kelompok media di Indonesia, khususnya kelompok media di bawah naungan CT Corp. Berdasarkan pendekatan ekonomi-politik tersebut detik.com dapat menjadi cara bagi CT Corp untuk menambah pundi-pundi keuntungan. Sebab detik.com dapat dikomodifikasi menjadi alat yang digunakan untuk melakukan promosi berbagai program acara yang ditayangkan di media televisi yang dirniliki CT Corp, maupun promosi berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang berada dibawah payung CT Corp. Dengan diakuisisinya detik.com oleh CT Corp juga membuka peluangnya bertambahnya audiens dari pihak-pihak yang selama ini sudah
The media industry is an industry that continues to grow and bring up various media groups. One of the emerging media groups in Indonesia is the rapidly growing CT Corp to become a diversified national holding company in various industries ranging from financial services, media, lifestyle, entertainment and natural resources In 2011 CT Corp took a major step by buying Leading news portal in Indonesia, detik.com. This is inseparable from the understanding that in the current era of media technology the role of new media is necessary to expand the domain of power. Therefore, this study tries to explain the development of media ownership done by CT Corp especially related to the purchase of news portal detik.com viewed from the economic-political approach, So it is expected to add insight related to the development of media groups in Indonesia, especially the media group under the auspices of CT Corp. Based on the economic-political approach detik.com can be a way for CT Corp to increase the profit coffers. Because detik.com can be commodified into a tool used to promote various programs that aired on the television show CT Corp, as well as the promotion of various products produced by companies under the umbrella of CT Corp. With the acquisition detik.com by CT Corp. also opened up its chances of increasing audiences from parties who have been"
Peneliti Bidang Studi Komunikasi dan Media pada BPPKI Jakarta, 2016
384 KOMAS 12:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Muttamimah
"Penelitian ini menyingkap bagaimana proses komodifikasi konten terjadi terhadap karya sastra Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang dialihwahana ke berbagai medium, yakni buku, web series, film, dan podcast. Tujuan penelitian ini adalah membongkar praktik komodifikasi konten dan bagaimana praktik tersebut menjadi kekuatan ekonomi politik bagi pemilik karya serta pemilik modal. Paradigma kritis digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan metode penelitian analisis wacana kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara mikro, pemilik karya dan pemilik modal mengembangkan konten sesuai medium yang menyalurkannya, seperti memasukkan unsur-unsur intrinsik cerita dan meromantisasi isu-isu seragam, untuk mencapai kepentingan bisnis. Adapun secara makro, alih wahana yang dilakukan berhasil menciptakan komoditas baru yang digandrungi khalayak, karena dukungan dari sistem ekonomi dan politik memungkinkan pemilik modal terus mengembangkan karya dengan memanipulasi kesadaran khalayak sebagai hiburan. Kekayaan intelektual turut dimanfaatkan tak hanya untuk menghasilkan nilai ekonomi bagi pemilik karya dan pemilik modal, tetapi juga menguntungkan secara politik dari kontrol penuh atas pengembangan konten yang dimiliki.

This research reveals how the process of commodification of content occurs in the literary works, Nati Kita Cerita Tentang Hari Hari Ini, which is transformed into various mediums, such as books, web series, films, and podcasts. The purpose of this research is to reveal the practice of commodification of content and how this practice becomes a political economic power for the work owner and capital owners. The critical paradigm is used in this study with a qualitative approach and critical discourse analysis research methods. The results of the study show that on a micro basis, the work owner and capital owners develop content according to the medium that distributes it, such as incorporating intrinsic elements of stories and romanticizing uniform issues, to achieve business interests. On a macro level, the transformed of medium has succeeded in creating new commodities, because the support from the economic and political systems that allows the owners of capital to continue to develop works by manipulating audience awareness as entertainment. Intellectual property is also utilized not only to generate economic value for work owner and capital owners, but also to benefit politically as a full control over the development of the content they own."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ursula Toding Allorante
"

Seiring berkembangnya budaya selebriti dan teknologi, fenomena selebriti mikro kini marak dijumpai dalam media baru. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar relasi kuasa melalui pencarian bentuk-bentuk komodifikasi oleh selebriti mikro dalam media sosial Instagram. Sesuai bentuk komodifikasi milik Mosco (2009), peneliti melihat praktik tersebut dilanggengkan oleh selebriti mikro dalam media sosial. Penelitian ini menggunakan kacamata kritis, serta mengacu pada semiotika sosial dari Halliday sebagai teknik analisis data. Peneliti menemukan bahwa selebriti mikro menciptakan relasi yang tidak setara melalui penyusunan caption, serta melanggengkan komodifikasi konten melalui konten berbayar dan komodifikasi pengikut. Meskipun identik dengan kebebasan bersuara dan perluasan akses, media sosial tetap sarat akan kepentingan ekonomi dan pemasaran.


Within the development of celebrity culture and technology, the phenomenon of micro celebrities is now prevalent in new media. This study aims to dismantle the power relations through the search for forms of commodification by micro celebrities on social media Instagram. Following Moscos commodification form (2009), researcher see that the practice is perpetuated by micro celebrities in social media. This study uses critical point of view, referring to Hallidays social semiotics as a data analysis technique. Researcher found that micro celebrities create inequality through captions, and perpetuate the commodification of content through paid content and the commodification of followers. Although social media is known for its accessibility and freedom of speech, it remains full of economic and marketing interests.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaneti Sugiharti
"Budaya digital dengan hadirnya internet dan berbagai platfom media sosial seperti Instagram membentuk kapitalisme digital yang ditandai dengan orientasi atas akumulasi kekuasaan dan uang. Dalam perkembangannya, media sosial memunculkan fenomena kidfluencer, yakni sosok pemberi pengaruh yang terkenal namun berusia di bawah 13 tahun. Penelitian ini melihat komodifikasi terjadi di akun Instagram seorang kidfluencer yang juga disokong oleh perusahaan media konvensional, yakni @tercipungcipung yang dikelola oleh RANS Entertainment yang dimiliki oleh Emtek Group. Melalui analisis multimodalitas, penelitian ini melihat konten – konten @tercipungcipung yang mengandung unsur komersial. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat komodifikasi karakter anak berupa cara bicara yang belum jelas, gerakan tangan dan kaki, gaya berdandan, dan rasa ingin tahu yang besar. Penambahan unsur animasi memperkuat narasi yang dibentuk oleh pihak yang berkepentingan di balik akun kidfluencer. Selain itu, penelitian ini juga melihat adanya komodifikasi konten, khalayak dan tenaga kerja yang terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Digital culture with the presence of the internet and various social media platforms such as Instagram forms digital capitalism which is characterized by an orientation towards the accumulation of power and money. In its development, social media has given rise to the phenomenon of kidfluencers, namely influencers who are famous but under the age of 13. This research looks at commodification occurring on the Instagram account of a kidfluencer which is also supported by a conventional media company, namely @tercipungcipung which is managed by RANS Entertainment which is owned by the Emtek Group. Through multimodality analysis, this research looks at @tercipungcipung content that contains commercial elements. The findings of this research are that there is a commodification of children's characters that is identified with speech that is unclear, hands and legs move, appearance and fashion choices, and also the curiosity from the child. Additional animation aspects strengthen the narrative that is build by accountable party. This research also finds commodification in content, audiences and labor that happens at the same time."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Btari Rahma
"Situs jejaring social ada dalam berbagai bentuk dan salah satunya adalah Instagram, sebuah aplikasi berbagi foto yang berperan sebagai perantara untuk para pengguna mengunggah gambar dan berkomunikasi melalui gambar-gambar tersebut menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Instagram yang telah umum digunakan ini menarik perhatian untuk studi ini, terutama dengan kasus pengunggahan selfie, atau foto seseorang yang biasanya diambil dengan kamera menghadap depan dan biasanya diunggah di media sosial, yang ada dimana-mana terutama Instagram.
Studi ini akan membahas arti dibalik pengunggahan selfie di Instagram terutama oleh remaja dikarenakan penggunaan situs jejaring sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari. Studi ini menggunakan metode kajian literatur dengan konsep diri sebagai konsep dasar yang digunakan untuk mendukung temuan-temuan. Studi ini memperlihatkan bahwa remaja mengambil foto selfie dan mengunggahnya di Instagram karena selfie adalah format visual dari formasi identitas dan identitas adalah elemen penting dalam situs jejaring sosial manapun, dimana komunikasi antar remaja telah berpindah.

Social networking sites comes in many forms, and one of the is Instagram, a photo-sharing application that serves as a platform for users to upload pictures and communicate through said pictures using the features available. The common use of Instagram has draw interest to this study, especially the case of ubiquitous uploads of selfie, or a self-portrait taken by front-facing camera and is typically uploaded on social media.
This paper examined the meaning behind selfies upload on Instagram that is specifically done by teenagers because of their common use of SNS platforms in everyday life. The study used literature review with self-concept as the main concept to back up the findings. This study revealed that teenagers take selfies and upload it on Instagram because selfie is a visual format of identity formation and identity is an important element on any SNS platform, where communications between teenagers have shifted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adhvidya
"Tesis ini membahas cara pembentukan akun populer dalam media sosial Instagram yang dilakukan oleh orang dari kalangan bukan artis dan bukan tokoh ternama Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Informan adalah tiga orang masyarakat umum yang bukan artis ataupun tokoh. Penelitian ini menghasilkan 4 empat cara untuk membentuk akun populer dan meningkatkan pengikut dalam media sosial Instagram. Keempat cara tersebut adalah Konsistensi, Menciptakan Konten Berkarakteristik, Mengunggah Ulang, dan Memberikan Ekspektasi pada Pengikut.

This thesis discusses how to form a popular account in social media Instagram done by people from non artists and not prominent figures Indonesia. This research uses qualitative research model with descriptive phenomenology method. Participants are three common people who are not artists or figures. This study produced 4 four ways to form popular accounts and increase followers in social media Instagram. These four ways are Consistency, Creating Characteristic Content, Repost, and Giving Expectations to Followers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifty Andara Setyoesaputri
"Instagram merupakan salah satu media sosial foto online dengan perkembangan paling pesat Sheldon dan Bryant, 2016 . Di Indonesia sendiri Instagram menduduki peringkat kedua sebagai media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak APJII, 2015 . Selain menggunakan Instagram untuk berbagi foto ke sesama teman, mayoritas pengguna di Indonesia juga menggunakan Instagram untuk melakukan perdagangan online khususnya produk fashion wanita Jakpat, 2016 . Cara menggunakan Instagram oleh pengguna dapat mempengaruhi niat pembelian mereka Amornpashara, Rompho, Phadoongsitthi, 2015.
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap niat pembelian dari produk fashion wanita. Selain itu hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan pedoman untuk menjadikan Instagram sebagai media pemasaran yang efektif bagi para local brand yang menjual produk fashion wanita. Penelitian kuantitatif ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner dari 201 pengguna Instagram yang merupakan seorang wanita. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi niat pembelian pengguna Instagram terhadap produk fashion wanita yang dipasarkan oleh local brand, antara lain aspirational group, commercial advertising, perceived ease of use, serta recreational message. Utilitarian message juga memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap niat pembelian dengan dimediasi oleh utilitarian involvement.

Instagram is one of the fastest growing social media to share online photos Sheldon and Bryant, 2016 . In Indonesia, Instagram in second place as a social media with the largest number of users APJII, 2015. In addition to using Instagram for sharing photos with friends, the majority of users in Indonesia also use Instagram to do online shopping, especially women's fashion products Jakpat, 2016. How to use Instagram by users can affect their purchase intention Amornpashara, Rompho, Phadoongsitthi, 2015.
The aim of this study is to investigate the effect of using social media Instagram on the purchase intention of women's fashion products. In addition, the results of this study can also be used as a guide to make Instagram as an effective marketing tool for local brands that sell women's fashion products. This quantitative study was conducted based on data collected via questionnaire from 201 Instagram users who are women. Data were statistically analyzed by using linear regression method.
The result of the research shows that there are several factors that can influence the intention of Instagram user's purchase of women's fashion product by local brand, such as aspirational group, commercial advertising, perceived ease of use, and recreational message. Utilitarian messages also have an indirect influence on purchase intentions mediated by utilitarian involvement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>