Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Konsumsi muncul sebagai perhatian budaya dalam perdebatan mengenai perkebambangan masyarakat konsumen. Analisis budaya perihal konsumsi berawal dari perhatian politik Marxisme yang mencoba memahami perbedaan antara formasi social kapitalis dan pra-kapitalis. Selanjutnya konsumsi menjadi isu bagi para pemikir dan peneliti. Para pemikir dan peneliti tersebut mencoba melihat konsumsi dengan kacamata yang berbedda."
384 WACA 7:25 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Raditya
"Jumlah pengguna internet di lndonesia semakin lama semakin bertambah. Hingga bulan April 1999 jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 617.000 orang (Bisnis Indonesia, 29 Juni 1999). Para pengguna Internet tersebut dapat dipandang sebagai suatu pasar yang potensial. Penulis melihat ini sebagai peluang bisnis yang sangat bagus, tetapi sayangnya belum pernah diteliti di Indonesia. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti tentang segmentasi di Internet, dalam hal ini segmentasi internet di Indonesia.
Segmentasi di Internet memang sulit untuk dilakukan. Pada pasar tradisional, yang dibatasi geografi, atau demografi, segmen pasarnya jeIas. Segmen-segmen pasar tersebut dapat diteliti, diamati dan dikenali karakteristiknya. Hal seperti itu tidak dapat dilakukan dengan mudah di Internet. Kita dapat menghitung berapa jumlah orang yang mengunjungi homepage kita, namun kita tidak dapat mengetahui siapa mereka. Dengan mempertimbangkan kesulitan yang dihadapi ini, maka penulis akan mencoba meneliti segmentasi di Internet dengan cara melihat gaya hidup dari pengguna internet itu sendiri.
Dalam pemasaran, segmentasi gaya hidup dipakai karena dipercaya memberi gambaran yang Iebih utuh dan lebih kaya tentang berbagai kelompok dalam populasi dibandingkan bila hanya menggunakan data demografis saia. Ini dikarenakan data demografis saja tidak cukup untuk menjawab pertanyaan ini.
Subyek yang dipilih dalam skripsi ini adalah mahasiswa. Dipilihnya mahasiswa diasumsikan bahwa sebagian besar pengguna Internet di Indonesia adalah para mahasiswa. Mereka sering menggunakan lnternet untuk mencari bahan untuk tugas-tugas kuliah, jurnal, maupun untuk sekedar ngobrol (chatting).
Adapun pendekatan gaya hidup yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah pendekatan khusus, karena penelitian terdahulu yang terlalu umum. Langkah pertama adaiah dengan cara melakukan wawancara dengan 9 pengguna lnternet yang terdiri dari pengguna yang pemakaian lnternetnya sangat minim hingga heavy user dan yang kedua adalah dengan memodifikasi kuesioner iVALS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pengguna lnternet dapat dikelompokkan ke dalam 6 segmen. Masing-masing tipe gaya hidup ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tetapi karakteristik tersebut tidak seluruhnya berbeda, karena pada aspek-aspek gaya hidup tertentu ada persamaan karakteristik yang mereka miliki.
Untuk penelitian berikutnya studi gaya hidup akan jauh lebih baik apabila diiringi dengan metode kualitatif (wawancara) secara mendalam terhadap beberapa subyek yang mewakili masing-masing segmentasi untuk melihat kesahihan segmentasi. Saran yang kedua adalah dengan melakukan teknik discriminant analysis. Teknik ini memungkinkan untuk melakukan validasi silang untuk mengecek kestabilan sistem tipologi dan juga bila sistem tipologi terbukti baik, kuesioner gaya hidup yang digunakan bisa diberikan untuk pasar atau produk yang berbeda (Susianto, 1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Narotama
"Internet adalah suatu jaringan global raksasa yang berasal dari jaringan komputer yang terhubung satu sama lain, yang merupakan media baru dalam dunia pemasaran dan berpotensi untuk mengubah cara suatu perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya. (Hoffman dan Novak, 1995). Penerapan strategi komunikasi melalui Internet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media tradisional pada umumnya, baik bagi pelaku bisnis maupun bagi para konsumen. Saat ini popularitas Internet, sebagai alat bantu bisnis pada umumnya dan sebagai media komunikasi dan periklanan pada khususnya, semakin meningkat. Hal ini disebabkan prospek perkembangannya yang baik di masa depan, data demografiknya yang menarik, serta potensinya sebagai sarana yang efisien untuk periklanan, pemasaran dan bahkan distribusi langsung barang tertentu serta jasa informasi.
Praktisi di bidang pemasaran menyadari bahwa pengguna Internet merupakan target konsumen yang potensial bagi barang atau jasa yang mereka tawarkan. Jumlah pengguna Internet saat ini sangat besar dan sudah tersebar ke berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya terbatas pada kalangan perkomputeran saja, tetapi juga kalangan bisnis, pendidikan, bahkan rumah tangga.
Kesuksesan dalam menggunakan Internet sebagai media pemasaran tentu saja membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam. Internet sebagai media permasaran memiliki lingkungan yang berbeda dengan media tradisional. Strategi pemasaran melalui Internet - termasuk periklanan, sarana distribusi, pricing, pengembangan produk - berbeda dengan strategi pemasaran dengan media lain pada umumnya (Belch dan Belch, 1998). Agar strategi pemasaran sukses, suatu perusahaan harus dapat mengenali konsumennya dengan baik serta dapat memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka. Para pelaku bisnis cenderung untuk mengidentifikasi kalangan konsumen yang luas dengan kebutuhan yang sama dan akan memunculkan respon yang sama. Proses pengidentifikasian yang disebut segmentasi pasar ini pada hakekatnya adalah membagi konsumen yang ada kedalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan yang sama dan akan memunculkan respon yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu, misalnya iklan (Belch dan Belch, 1998).
Salah satu metode segmentasi yang umumnya digunakan adalah psychographic segmentation, dimana konsumen dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kepribadian dan/atau berdasarkan gaya hidup sehan-han. Penentuan gaya hidup biasanya dilakukan berdasarkan atas analisa terhadap aktivitas, minat dan opini dari konsumen. Gaya hidup ini kemudian dikorelasikan dengan produk, merek, dan/atau penggunaan media.
Pendekatan segmentasi berdasarkan gaya hidup tidak hanya dihubungkan dengan gaya hidup yang didapat dari analisa mengenai aktivitas, minat dan opini saja, tapi juga dihubungkan dengan nilai-nilai (values) yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri. Pengertian mengenai nilai-nilai dari konsumen menjadi penting karena nilai yang dianut oleh konsumen sangat mempengaruhi tingkah laku konsumen.
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai gaya hidup dan sistem nilai pada pengguna Internet di daerah Jabotabek, yang diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi dan masukkan bagi praktisi di bidang produksi, pemasaran, periklanan, tentang gambaran gaya hidup dan sistem nilai pengguna Internet di Indonesia untuk membuat strategi pemasaran yang tepat untuk kelompok konsumen pengguna Internet ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik yang digunakan adalah teknik kuesioner. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 408 subyek yang semuanya merupakan pengguna Internet yang berdomisili di daerah Jabotabek.
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran enam profil gaya hidup dan dari pengguna Internet di daerah Jabotabek, serta gambaran nilai dari keenam profil gaya hidup tersebut. Enam gaya hidup yang dihasilkan adaiah gaya gidup ‘Sibuk’ dengan proporsi 11,5% dari seluruh subyek; gaya hidup ‘Tak Acuh’ dengan proporsi sebesar 19,2%; gaya hidup ‘Eksekutif dengan proporsi sebesar 13,9%; gaya hidup ‘Percaya Diri’ dengan proporsi sebesar 19,2%; gaya hidup ‘Soliter’ dengan proporsi sebesar 20,8%; dan yang terakhir adalah gaya hidup ‘Praktis’ dengan proporsei sebesar 15,4% dari seluruh subyek.
Gambaran nilai-nilai yang dipentingkan dan yang tidak dipentingkan dari setiap profil gaya hidup tersebut pada umumnya tidak jauh berbeda, Beberapa nilai pada domain tertentu muncul pada setiap profil gaya hidup dengan urutan kepentingan yang berbedabeda. Setiap profil gaya hidup umumnya mementingkan nilai-nilai yang berada pada domain kebajikan dan keamanan, sedangkan nilai-nilai yang berada pada domain kekuasaan dan tradisi tidak dipentingkan.
Saran untuk penelitian lanjutan adalah penggunaan teknik pengolahan data yang lebih dalam selain analisa klaster, seperti higher order factor analysis atau multiple discriminant agar didapatkan hasil yang saling melengkapi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Pratomo
"Konsumsi telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat kelas menengah perkotaan yang ditujukan sebagai salah satu cara membentuk ruang gaya hidup yang diinginkan. Dewasa ini kalangan menengah perkotaan menghubungkan kegiatan konsumsi dengan kesadaran terhadap suatu barang bermerek (brand awareness) yang sekaligus menjadi sarana pembentukan identitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pembentukan identitas dan gaya hidup masyarakat perkotaan melalui pemaknaan terhadap produk sepatu kickers. Studi penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan teknik melakukan wawancara mendalam terhadap tujuh informan. Hasil penelitian menunjukkan kesadaran terhadap brand awareness pada kelas menengah perkotaan ditujukan sebagai suatu kebutuhan bukan lagi mengikuti keinginan.

Consumption has been the important part in life for middle class urban people, as a process of forming their own lifestyle based on their desire. At present the middle class urban people relate their consumption activity with the brand awarenes as a part of their identity. The purpose of this research is to find the identity and lifestyle of the urban people through their consumption of the kickers shoes. The qualitative methods was carried out with indepth interview to seven informants. The results revealed that the brand awareness among the middle class serves more as the answer to their need of quality in consumpted goods, rather than suply as a pure answer to their desires."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Setiawan
"Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti hubungan antar keterlibatan situasional dan berkelanjutan dengan budaya pop Korea, imej kognitif, imej afektif, imej keseluruhan, dan intensi kunjungan terhadap destinasi Korea turis Indonesia. Terlebih penelitian ini ditujukan untuk meneliti pengaruh dari keterlibatan situasional dan berkelanjutan dengan budaya pop Korea terhadap imej destinasi Korea yang terbagi ke dalam : kognitif, afektif, dan keseluruhan yang akan mempengaruhi intensi kunjungan terhadap destinasi Korea. Penelitian ini menggunakan structurral equation modelling (SEM) yang akan diproses menggunakan program Lisrel 8.80. Penelitian ini menggunakan budaya pop Korea sebagai topik utama karena budaya pop Korea dewasa ini sangat terkenal di Indonesia, bahkan dunia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterlibatan situasional yang menuju ke keterlibatan berkelanjutan dapat mempengaruhi imej kognitif lalu imej afektif destinasi Korea yang membuat individu memiliki intensi untuk mengunjungi destinasi Korea untuk berlibur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam industri wisata Korea seperti pemerintahan Korea, pemerintahan Indonesia, dan penyedia jasa wisata di Indonesia dalam merencanakan kegiatan pemasaran wisata Korea di Indonesia.

The purpose of this research is to recognize the relationships between situational involvement, enduring involvement, cognitive images, affective images, overall images, and visit intention in context of Korean pop culture and Korea destinations in Indonesia. Moreover this research is to recognize the impacts of Korean pop culture situational and enduring involvement to cognitive, affective and overall image of Korea as tourism destinations which impacts the visit intention to Korea destinations. Convenience sampling was used for this research and the samples were from Indonesia used for this research. The hypotheses are tested using structural equation modelling (SEM) using Lisrel 8.80. This research use Korean pop culture as its topic because Korean pop culture currently is one of the most popular pop culture in Indonesia and continuing to spread around the world. The results show that involvement with Korean pop culture indeed influence cognitive images then affective images of Korea destinations then influence the visit intention of potential touritst in Indonesia to visit Korea destinations. The findings in this research are useful for further research resolving simillar topic and also will give insights to parties that involved in tourism industry which are Korea government, Indonesia government, and Indonesian travel agents as references in formulating a right marketing tools for Korea tourism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hillun Vilayl Napis
"Fungsi sepeda yang awalnya sebagai alat transportasi mengalami pergeseran menjadi hobi yang selanjutnya menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan. Adanya berbagai komunitas sepeda, fun bike dan car free day turut berperan dalam menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup. Hal tersebut terjadi melalui interaksi antara orang-orang yang bersepeda dalam acara fun bike, car free day atau acara komunitas. Sebagai gaya hidup, bersepeda dijadikan kegiatan untuk menunjukkan tidak hanya mengekspresikan perbedaan, tetapi juga membangun perbedaan. Bersepeda dianggap sebagai hal yang keren dan mempunyai nilai gengsi tinggi. Keinginan untuk memiliki sepeda dengan harga mahal demi gaya hidup membuat seseorang melakukan pengorbanan yang besar untuk sebuah konsumsi yang fungsinya tidak terlalu berarti. Logika konsumsi yang mereka lakukan bukan lagi karena kebutuhan (need), tetapi karena hasrat (desire). Masyarakat tidak hanya mengonsumsi objek, tetapi juga makna sosial yang ada di balik objek tersebut. Dalam masyarakat ini, simbol bisa mengubah suatu barang yang fungsinya sama menjadi berbeda. Gaya hidup seperti ini membuat mereka membeli sepeda dengan harga mahal bahkan mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini pada akhirnya menimbulkan konsumerism.

Bike's function initially as a mode of transportation shifted into hobby and then urban lifestyle. The existence of various bike community, fun bike and car free day down a role in making cycling as a lifestyle. This occurs through interaction between people who cycling in fun bike, car free day or community event. As a lifestyle, cycling not only used to show the difference, but also build up the difference. Cycling regarded as cool and has a high prestige value. The desire to have a bike with an expensive price for the sake of lifestyle make people do a great sacrifice for a consumption that function’s not very meaningful. Consumption logic that they do is no longer because of need but because of desire. People are not only consume the object, but also the social meaning behind the object. In this society, a symbol can change an item that have same function to be different. This lifestyle makes them buy a bike with high price even in tens of millions rupiahs. This eventually lead to consumerism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: National Institute for International Education, 2015
951NATK001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Baudrillard, Jean, 1929-2007
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2001
306 BAU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Larasati
"Skripsi ini menginvestigasi bagaimana gaya hidup dan faktor demografis masyarakat Jakarta mempengaruhi persepsi nilai terhadap merek serta melihat bagaimana persepsi ini mempengaruhi dorongan atau keinginan untuk membeli produk Old dan New Luxury kategori pakaian dan alas kaki khususnya pada kelompok umur 14 hingga 30 tahun atau yang biasa disebut dengan Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design deskriptif. Hasil penelitian memberi masukan kepada pengusaha produksi atau retail produk luxury untuk menggali potensi pasar laki-laki , pasar Jakarta Selatan serta kelas menengah.

The focus of this study is to investigates how lifestyle and demographic factors influence brand perception value of the people of Jakarta and to see how this perception affects purchase intention of Old and New Luxury in Apparek and Footwear category, particularly in the age group 14 to 30 years or commonly referred to as Y Generation. This research is a quantitative and descriptive with design. The results provide inputs to production or retail entrepreneurs to explore the potential of luxury men market, South Jakarta market as well as the middle class market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Desira
"Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gaya hidup nongkrong remaja di 7-Eleven, yang diantaranya adalah faktor sosialisasi keluarga dan konformitas terhadap peer group. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survey terhadap 100 responden. Penelitian ini dilakukan di 6 gerai 7-Eleven yang berlokasi di Jakarta Selatan dengan teknik penarikan sampel purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah kebiasaan nongkrong yang dimiliki remaja Jakarta di 7-Eleven dapat terbentuk menjadi gaya hidup dengan dipengaruhi oleh sosialisasi yang tinggi dari keluarga mengenai kebiasaan nongkrong serta konformitas yang tinggi terhadap peer group mereka yang memiliki kebiasaan nongkrong. Berdasarkan status sosial ekonomi, mereka pada kelompok SSE rendah cenderung lebih signifikan untuk memiliki gaya hidup nongkrong di 7-Eleven disbanding dengan kelompok menengah dan atas.

This research aimed to find out the factors that influence the formation of teenagers hangout lifestyle in 7-Eleven, which include family socialization factors and conformity to peer group. This research uses quantitative approach with survey data collection method to 100 respondents. This research take place at six 7-Eleven stores, which is located in South Jakarta with purposive sampling technique.
The research findings show that the teenagers’ habit of hanging out at 7-Eleven can be formed into a lifestyle, influenced by high family socialization regarding their habits to hang out, and conformity high against their peer group who have a habit of hanging out. Based on socio-economic status, those who belong to low status group tend to be more significant to have a lifestyle of hanging out at the 7-Eleven compared with the middle and upper status group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>