Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muncul Wiyana
"ABSTRAK
Kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Umum Dr Soedono Madiun belum konsisten. Kepala ruangan belum melakukan supervisi
terhadap pendokumentasian secara terencana. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelatihan Supervisi dan Komunikasi Kepala Ruangan Pada Kinerja Perawat
Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSU Dr Soedono
Madiun” dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan supervisi dan
komunikasi pada manajer ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian di RSU Dr Soedono Madiun. Desain penelitian adalah kuasi
eksperimen pretest – postest without control dengan dose respon. Intervensi pelatihan
supervisi dan komunikasi diberikan pada semua kepala ruangan diikuti dengan bimbingan
yang berbeda (6 kali, 3 kali dan tanpa dibimbing). Populasi adalah 168 perawat pelaksana
di ruang rawat inap RSU Dr Soedono Madiun dengan 91 sampel diambil secara
proporsional. Kinerja diukur sebelum dan sesudah disupervisi kepal ruangan dengan
melakukan penilaian pada dokumen asuhan keperawatan. Data dianalisis dengan uji
statistic t-test dependent, one way anova dan regresi linear berganda. Hasil analisis
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kinerja perawat pelaksana sebelum dan
sesuadh intervensi (p = 0,0005). Ada perbedaan yang bermakna antara kinerja yang
disupervisi kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing 6 kali dan 3 kali dengan yang
disupervisi kepala ruangan yang dilatih tanpa bimbingan (p = 0,016). Hasil analisis
regresi linear berganda didapatkan kinerja yang disupervisi kepala ruangan yang dilatih
dan dibimbing 6 kali dan 3 kali memiliki pengaruh yang tidak berbeda (B = 3.201 dan
3,105). Karakteristik perawat yang berpengaruh adalah jenis kelamin perempuan (B =
3,884). Direkomendasikan penggunaan paket pelatihan dengan bimbingan 3 kali.
Disarankan tidak melakukan pelatihan tanpa bimbingan.

ABSTRACT
Nurses performance of the nursing care documentation at Dr Soedono Madiun Hospital
is not consistent yet. Nurse Manager does not give supervision to the documentation by
planning yet. Purpose of this research to identify the effect of supervision and
communication training to the nurse manager on Nurse Performance of the Nursing
Care Documentation at Dr Soedono Madiun Hospital. This research used a Quasi
experiment three group pretest - post test design without control with dose response.
There are three group of nurse manajer that gived the same training. They were gived
guidance with different doses (6 times, 3 times without guidance). Populations were 168
nurses and 91 samples were taken by proportionally. Performance was measured before
and after nurse manajer supervised and by doing assessment of nursing care document.
Data was analyzed by statistic t-test dependent, one way anova and multiple linear
regressions. Analysis result, there is meaning difference between associate nurse
performance before and after intervention (p = 0,0005). Analysis result there is meaning
difference between performance which is supervised by nurse manajer and getting
guidance and training 6 times and 3 times which is supervised by room head who is
trained without guidance (p = 0,016). Analysis result of multiple linier regression
indicated that performance which is supervised by room head who is trained and
guidance 6 times and 3 times have no different effect (B = 3.201 and 3,105) and more
better than no guidance. Nurse caracteristic that effect to increase nurse performance is
Pengaruh pelatihan..., Muncul Wiyana, FIK UI, 2008
women(B = 3,884). This research recomended to used training model with 3 times
guidance and Inadvisable training without guidance"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Indriastiningsih
"Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berada di Indonesia merupakan organisasi yang bergerak dalam jasa pendidikan bagi masyarakat Indonesia yang tidak tertampung oleh keberadaan serta kapasitas Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Melihat daya tampung PTN dari tahun ke tahun, maka peluang PTS sebagai alternatif menjadi sangat besar. Tentu saja peluang ini harus dibarengi dengan kualitas yang baik, karena dalam rangka menyongsong era globalisasi tidak menutup kemungkinan akan munculnya PTS lain yang diselenggarakan oleh pihak luar negeri. PTS yang berhasil tentu saja yang mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya.
Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah melakukan asesmen serta merancang sistem dokumentasi mutu untuk PTS berdasarkan model ISO 9000-A. Translation for Education yang dikembangkan oleh Edward Sallis dan melihat keterkaitan antara ISO 9000-A Translation for Education dan BAN-PT.
Hasil asesmen dengan menggunakan elemen ISO 9000-A Translation for Education menunjukkan bahwa performansi keseluruhan FIT-UII Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup, artinya banyak aspek yang telah sesuai dengan persyaratan ISO 9000-A Translation for Education. Langkah berikutnya adalah merancang sistem dokumentasi mutu untuk elemen ISO 9000-A Translation for Education yang berkaitan dengan kegiatan akademik di FTI-UII yogyakarta, yaitu untuk sistem yang sudah berjalan dan mempunyai kelemahan dilihat dari persyaratan ISO 9000-A Translation for Education. Berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan akademik terdapat empat elemen yang akan dirancang yaitu Komitmen manajemen terhadap kualitas, Pengendalian Dokumen, Catalan Mutu, Prosedur Validasi dan Audit Mutu Internal.
Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesesuaian antara ISO 9000-A Translation for Education dan BAN-PT dalam hal Pupil/Student Support Services, Curriculum Development, Design and Delivery-Teaching & Learning Strategies, dan Physical Facilities & Environment. Kriteria yang tidak terdapat pada BAN-PT adalah Quality System, Records of Student Progress, Assesment & Testing, Consistency of Assesment Methods, Corrective Action of Student Underachievement & Failure, dan Validation & Internal Quality Audit.
Daftar Bacaan : 21 (1993 - 2002)

Private university (PTS) in Indonesian is an organization provided services on high education for people whom are not absorbed by state university (PTN). With concern to the capacity of the PTN from year to year, the prospect of the PTS, as an alternative seems to be more promising. The opportunity, however, can not be achieved without accompanying with a good quality in teaching. This in extremely important, as in the next globalization era the emerge of new PTSs under the management of foreign counties would be inevitable. A PTS will, therefore, attain a success if it is capable to improve its teaching activities.
Specifically, the objectives of this research is to make assessment as well as to design quality documentation system based on the ISO 9000 model - A Translation for Education extended by Edward Sallis and to see involvement between ISO 9000-A Translation for Education and BAN-PT.
The result of assessment using the elements of the ISO 9000-A Translation for Education show that the entire performance of FTI-UII Yogyakarta is of fair category. In other words, there are many aspects yet associated with the ISO 9000 requirement-A Translation for Education. What to do in the following step is to design quality documentation system for the ISO 9000-A Translation for Education linked with academic activity in FTI-UII Yogyakarta, for the system already operated and still has weaknesses, according to ISO 9000 requirements -A Translation for Education. Based on the analysis and evaluation on academic activity, there are four elements to be designed, namely Management's Commitment to Quality, Document Control, Quality Records, Validation and Internal Quality Audits.
From the study can be concluded that there are good agreement between ISO 9000-A Translation for Education and BAN-PT in some aspect especially in the following criteria Pupil/Student Support Services, Curriculum Development, Design and Delivery-Teaching & Learning Strategies, and Physical Facilities & Environment. But, it is also found that Quality System, Records of Student Progress, Assessment & Testing, Consistency of Assessment Methods, Corrective Action of Student Underachievement & Failure, and Validation & Internal Quality Audit criteria are not exits in the criteria's of BAN-PT.
References : 21 (1993 - 2002)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Cahyo Nugroho
"The first research question about the implementation of the interconnection network structure in the public service agencies in the field of information and documentation. Second question about the influence of the quality of the development stages of e-govt on the quality of the implementation of the interconnection network structure and the third about the other factors that affect the implementation of the interconnection network structure. Knowledge about Interconnection Network structure adopted in the institution where they work is divided into three categories Interconnection Network Structure, LAN; MAN; and WAN. But the more dominant LAN categorized adopted in Bengkulu and Jambi. In the province of Babel dominant Interconnection Network Structure category MAN. While the agency adopters of internet network structure and network without wires is not found none. E-government level most prominent Preparation at three study sites. Agencies already Utilization stage is not much and it exists in the provinces of Bengkulu and Babel. Relationships variable "quality development phases of e-govt" variable "quality of implementation of the interconnection network structure" significant at alpha 0.01, respectively. Sharing culture variables (.106 *); quality of human resources (-.343 **) and the quality of infrastructure (-.136 *) significantly affect the application of the categorical variable interconnection network structure. In the development of e-govt should immediately undertake efforts empowerment based on Presidential Decree No. 3/2003-regional apparatus to apparatus. For future similar research should be in the process need to enter the variables that interfere extranous relationship of independent variables with dependent variables.
Penelitian pertama mempertanyakan soal penerapan struktur jaringan interkoneksi di lingkungan instansi pelayanan publik di bidang informasi dan dokumentasi. Kedua mempertanyakan pengaruh kualitas tahapan pembangunan e-govt terhadap kualitas penerapan struktur jaringan interkoneksi dan ketiga tentang adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan struktur jaringan interkoneksi. Pengetahuan responden tentang Struktur Jaringan Interkoneksi yang diadopsi di instansi tempat mereka bekerja terbagi menjadi tiga kategori Struktur Jaringan Interkoneksi, LAN; MAN; dan WAN. Namun berkategori LAN lebih dominan diadopsi di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi. Di Provinsi Babel yang dominan Struktur Jaringan Interkoneksi berkategori MAN. Sementara instansi pengadopsi struktur jaringan internet dan jaringan tanpa kabel tidak dijumpai satupun. E-Govt level Persiapan paling menonjol di tiga lokasi penelitian. Instansi yang sudah tahap Pemanfaatan tidak banyak dan ini eksis di Provinsi Bengkulu dan Babel. Hubungan variabel ?Kualitas tahapan pembangunan e-govt? dengan variabel ?kualitas penerapan struktur jaringan interkoneksi? significant pada alpha 0.01. Variabel-variabel Kultur Sharing (.106*); kualitas SDM (-.343**) dan kualitas Infrastruktur (-.136*) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel kategori penerapan struktur jaringan interkoneksi. Dalam upaya pengembangan e-govt perlu segera melakukan upaya-upaya empowerment berbasiskan Inpres No. 3/2003 terhadap aparatur-aparatur daerah. Untuk riset sejenis ke depan hendaknya dalam prosesnya perlu memasukkan variabel-variabel extranous yang menggangu hubungan variabel independen dengan variabel independen."
Penulis pertama adalah peneliti pada BPPKI Jakarta dan penulis kedua juga peneliti dari BPPKI Jakarta, 2016
607 JSKM 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan kemutakhiran substansi bahan ajar berkode IPEM pada Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP - UT agar isi bahan ajar sesuai dengan tuntunan perkembangan Ilmu Pemerintahan
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vetry Melinda Opita
"Pendokumentasian asuhan keperawatan bagian dari fungsi pengawasan. Peran kepala ruangan berdampak terlaksananya pendokumentasiana asuhan keperawatan yang lengkap dan akurat. Ketidapahaman dan ketidakpatuhan perawat dalam pendokumentasian merupakan salah satu faktor mempengaruhi perawat dalam melakukan pendokumentasian. Penelitian ini merupakan penelitian non-ekperimental dengan menggunakan jenis data penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan gambaran pengetahuan, motivasi, peran mentoring kepala ruangan dan kepatuhan perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan . untuk merupakan penelitian deskriptif sampel menggunakan purposive sampling120. Hasil analisis deskiptif menunjukkan bahwa pengetahuan kategori kurang 67 (55,8%), motivasi kategori kurang 62 (51,5%), peran mentoring kategori baik 63 (52,5%) dan patuh dalam pendokumentasian sebanyak 79 (65,8%).Kesimpulan : Hasil kuesioner pengetahuan perawat pelaksana kurang sebanyak 67 (55,8) dinilai beberapa aspek pengetahuan perawat bahwa pada konsep proses keperawatan kurang 60 (50%) dan baik 60 (50%), aspek pengkajian kurang 115 (95%), aspek diagnosa baik 102 (85%), aspek intervensi baik 99 (82,5%), aspek implementasi kurang 73 (60,8%), aspek evaluasi kurang 89 (74,2%). Dilihat dari aspek diganosa dan intervensi memperoleh kategori baik dan beberapa aspek berada pada kategori kurang implementasi dan evaluasi. Motivasi perawat pelaksan kurang sebanyak 62 (51,7) namun jika dianalisi berdasarkan motivasi internal baik 66 (55%) motivasi eksternal baik 77 (64,2%). Selanjutnya peran mentoring kurang sebanyak 57 (47,5) menunjukkan bahwa peran mentoring career support terbanyak 109 , dimensi psycososial support kategori kurang sebanyak 109 dan dimensi role modelling kategori baik 61 dan lembar observasi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan terbanyak pada kategori patuh 79 (65,8) pada dimensi kepatuhan pengkajian patuh 110 (91,7%), kepatuhan diagnosa patuh 102 (85%), kepatuhan intervensi patuh 114 (95%), kepatuhan implementasi patuh 115 (95,8%), kepatuhan evaluasi kurang 74 (61,7%). Penelitian ini merekomendasikan pelaksanaan sosialisasi rutin SOP AP pendokumentasian.

Documenting nursing care is part of the supervisory function. The role of the head of the room has an impact on the implementation of complete and accurate documentation of nursing care. Nurses' incomprehension and non-compliance in documenting is one of the factors influencing nurses in documenting. This research is a non-experimental research using quantitative research data types. This study aims to describe the knowledge, motivation, role of mentoring the head of the room and nurse compliance in carrying out the documentation of nursing care. to constitute a sample descriptive study using purposive sampling120. The results of the descriptive analysis showed that category knowledge was less 67 (55.8%), category motivation was less 62 (51.5%), good category mentoring role 63 (52.5%) and compliance in documentation as much as 79 (65.8%). Conclusion: The results of the implementing nurse knowledge questionnaire were less than 67 (55.8) assessed several aspects of nurse knowledge that in the concept of the nursing process less 60 (50%) and good 60 (50%), the assessment aspect was less 115 (95%), the good diagnosis aspect was 102 (85%), the intervention aspect was good 99 (82.5%), the implementation aspect was less 73 (60.8%), the evaluation aspect was less 89 (74.2%). Judging from the aspect of diganosa and intervention, it obtains a good category and some aspects are Most documented nursing care in the compliance category 79 (65.8) on the dimensions of compliance assessment compliance 110 (91.7%), compliance with compliance diagnosis 102 (85%), compliance intervention compliance 114 (95%), compliance implementation compliance 115 (95.8%), evaluation compliance less 74 (61.7%). This study recommends the implementation of routine socialization of AP SOPs documenting care care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofi Istiyani
"Di Indonesia secara umum masih menggunakan pendokumentasian secara tertulis. Pengembangan sistem informasi manajemen di rumah sakit merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu dokumentasi keperawatan. Data Kemenkes tahun 2016 tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di 1257 dari 2588 jumlah keseluruhan rumah sakit yang ada di Indonesia baru sekitar 48% yang menerapkan SIMRS. Dengan adanya pengembangan dokumentasi keperawatan elektronik dengan berbasis teknologi informasi maka waktu pendokumentasian akan menjadi lebih singkat, lebih mudah dalam hal pembacaan dan akses dokumen serta memungkinkan sebagai sarana belajar salah satunya dengan menggunakan Electronic Health Record (EHR). Namun keberhasilan sistem ini tergantung pada tingkat kepuasan pelanggan. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan sistem informasi ini memiliki banyak dampak positif, namun belum semua rumah sakit yang menerapkan sistem informasi ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengidentifikasi gambaran kepuasan perawat terkait pendokumentasian keperawatan berbasis komputer di Rumah Sakit. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 127 perawat. Data hasil penelitian dianalisis dengan univariat dengan hasil 74 responden (58,3%) menyatakan puas dan 53 responden (41,7%) menyatakan tidak puas

Generaly in Indonesia, we still use written documentation. The development of management information systems in hospitals is an effort to improve the quality of nursing documentation. 2016 Ministry of Health data on the implementation of the Hospital Management Information System (SIMRS) in 1257 out of 2588 total hospitals in Indonesia, only around 48% have implemented SIMRS. With the development of electronic nursing documentation based on information technology, documentation time will be shorter, easier in terms of reading and access to documents and possible as a learning tool, one of which is by using an Electronic Health Record (EHR). However, the success of this system depends on the level of customer satisfaction. Many studies have stated that the use of this information system has many positive impacts, but not all hospitals have implemented this information system. The purpose of this study was to determine and identify a description of nurse satisfaction related to computer-based nursing documentation at the hospital. The research design used was cross sectional with a total sample of 127 nurses. The research data were analyzed by univariate with the results that 74 respondents (58.3%) were satisfied and 53 respondents (41.7%) stated that they were not satisfied"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gede Saraswasta
"Pendahuluan: Kegagalan dalam melakukan komunikasi efektif merupakan akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien. Penerapan meningkatkan kualitas dari dokumentasi sehingga memberikan informasi yang berkualitas. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik dan penerimaan perawat dalam menggunakan END dengan implementasi komunikasi efektif. Metode: Rancangan cross sectional menggunakan teknik simple random sampling dengan sampel berjumlah 243 perawat. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penerimaan perawat yaitu 0,371 – 0,699 (cronbach’s alpha 0,897) dan komunikasi efektif yaitu 0,396 – 0,946 (cronbach’s alpha 0,965). Pengumpulan data menggunakan aplikasi google form. Hasil: Karakteristik perawat tidak berhubungan (p>0,05) dengan komunikasi efektif, kecuali status kepegawaian. Sedangkan penerimaan perawat menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,0001, r=0,762). Faktor yang paling memengaruhi komunikasi efektif yaitu penerimaan perawat (nilai Beta 0,763). Kesimpulan: Karakteristik perawat tidak berhubungan dengan komunikasi efektif, kecuali status kepegawaian. Sedangkan penerimaan perawat berhubungan dengan komunikasi efektif. Rekomendasi yaitu meningkatkan penerimaan perawat dengan melibatkan perawat dalam pengembangan sistem serta mendorong pengembangan professional berkelanjutan.

Introduction: Failures occurred while conducting effective communication were considered as the root causes those led patient safety incidents. The implementation of END improved the documentation quality therefore it provided qualified information. Objective: Identified the correlation of characteristics and nurse acceptance in using END with effective communication implementation. Method: Cross-sectional design used simple random sampling technique with a sample of 243 nurses. The results of the validity and reliability test on nurse acceptance instrument were 0.371 - 0.699 (Cronbach’s alpha 0.897) and effective communication were 0.396 - 0.946 (Cronbach’s alpha 0.965). Data collection used the google form application. Results: Nurses' characteristics was unrelated (p> 0.05) to effective communication, except regarding to staffing status. While, nurse acceptance was significant correlated to it (p = 0.0001, r = 0.762). Factor that influenced effective communication the most was nurse acceptance (Beta value 0.543). Conclusion: Nurses' characteristics were unrelated to effective communication, except staffing status. While, nurse acceptance was related to effective communication. The recommendation is to increase nurse acceptance by involving nurses in the development of the system and encourage ongoing professional development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Suryanti
"Pengarahan dan pengendalian kepala ruang merupakan salah satu faktor  yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan namun belum optimal dilakukan, memahami pelaksanaan pengarahan dan pengendalian kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menggali pengalaman dan persepsi kepala ruang dalam melaksanakan fungsi pengarahan dan pengendalian pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode sampel varians maksimum. Partisipan sebanyak 18 kepala ruang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi berstruktur. Data dianilisis dengan analisis metode Collaizi. Hasil analisis terhadap 7 tema yang ditemukan dapat diketahui bahwa pengembangan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih praktis di rumah sakit sangat diharapkan dan supervisi dengan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan untuk penilaian harus terus menerus dilakukan. Rekomendasi mengembangkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih praktis seperti sistem komputerisasi atau pengembangan format pendokumentasian asuhan keperawatan seperti bentuk checklist harus dilakukan dan supervisi individu dan berkelompok tidak terjadwal yang dilakukan saat preconference, postconference, bedside teaching handover, maupun secara terjadwal tanpa mengganggu pemberian asuhan keperawatan keperawatan yang dimasukkan ke dalam indikator kinerja individu harus terus dilakukan.

Actuiting and controlling  of the head nurse  is one of the factors that affect of the nursing care documentation but it has not been optimally implemented. The purpose of this study was to explore the experiences and perceptions of the head nurse  in implementing  the function of actuiting and controlling the implementation of nursing care documentation in the hospital. This research method is a qualitative research with a descriptive qualitative approach design, with the maximum variance sample method. Participants were 18 heads nurse. Data collection using semi-structured interviews. Data were analyzed using the Collaizi method. The results of the development of a more practical nursing care documentation system in the hospital are highly expected and supervision by direct observation of the implementation of nursing care documentation for assessment must be continuously carried out. Recommendations to develop a more practical nursing care documentation system such as a computerized system or development of a checklist format must be done and unscheduled individual and group supervision during preconferences, postconferences, bedside teaching handovers, or on a scheduled basis without disturbing the provision of nursing care which is included in individual performance indicators must be continuously carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendokumentasian merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan. Ada berbagai metode dalam pendokumentasian, salah satunya adalah dengan penggunaan komputer. Tujuan penelitian untuk menggali dan mengidentifikasi persepsi perawat terhadap penggunaan kornputer dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan sampel sebanyak 69 orang perawat di RSU Pondok Kopi Jakarta Timur. Instrumen penelitian berupa kuesioner berisi 20 pernyataan. Hasil penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi, mean, dan standar deviasi. Nilai mean sebesar 63,3 dan standar deviasi sebesar 4,75. Skor yang lebih kecil dari 63,3 diinterpretasikan sebagai persepsi negatifl mempunyai makna bahwa penggunaan komputer dalam pendokumentasian asuhan keperawatan menurut perawat di RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur tidak menambah keefektifan dan keefisienan asuhan keperawatan. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah menguji dan merevisi instrumen, memperluas area penelitian. Senta melanjutkan penelitian yang terkait dengan persepsi perawat terhadap penggunaan komputer dalam pendokumentasian asuhan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5366
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberhasilan pendokumentasian asuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya karakteristik perawat, pengalaman, ketersediaan waktu, supervisi,
fasilitas, dan beban kerja. Pada penelitian ini yang diteliti adalah faktor yang berkaitan dengan karakteristik perawat, pengalaman, ketersediaan waktu dan supervisi. Kemudian masing-masing faktor ini dihubungkan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, dengan menggunakan metoda penelitian deskriptif korelasi. Akan tetapi untuk variabel karakteristik perawat tidak dapat dibandingkan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden di Pav Kartika LVI RSPAD GS Jakarta. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa faktor-faktor yang dihubungkan dengan pendokumentasian (pengalaman, ketersediaan waktu, dan supervisi). Maka faktor supervisi memiliki tingkat hubungan yang paling tinggi dalam keberhasilan keperawatan asuhan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5030
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>