Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardiman Djasman
"Karya tulis ini mencoba membahas masalah yang terjadi pada industri otomotif di Indonesia, khususnya industri sedan mewah (high-class). Pembahasan karya tulis ini bertitik tolak dari disiplin ilmu atau mata kuliah Strategi Manajemen dan memfokuskan pada strategi bersaing dari sedan-sedan mewah dengan mengambil kasus Mercedes-Benz 230E dan BMW 520i sebagai objek penelitian. Persaingan bagi produsen-produsen sedan mewah untuk mendapatkan pangsa pasar cukup unik, mengingat harga jual sedan?sedan mewah ini tidak rasional lagi atau relatif sangat mahal sehingga konsumen untuk membeli produk tersebut diasumsikan sudah tidak memprioritaskan harga untuk pertimbangan pembeliannya. Dengan demikian produsen-produsen sedan mewah sebenarnya tidak sukar mendapatkan potential customer karena pasar untuk sedan mewah sudah tersegmentasi dengan sendirinya. Para produsen dituntut untuk menerapkan strategi yang dinamis dan sesuai dengan kondisi pasar. Berbagai masalah mulai dari tingkat fungsional hingga tingkat strategi di dalam perusahaari memerlukan kejelian para produsen, sehingga produsen dapat mengetahui secara. dini kelemahan internal perusahaannya dan mengantisipasi ancaman eksternal terhadap perusahaan sekaligus bertindak sedini mungkin untuk menanggulangjnya dan memanfaatkan peluang-peluang berdasarkan kekuatan perusahaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulia Indah Ramadhani
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis metafora yang ada pada headline iklan Mercedes-Benz dalam rentang waktu 2012-2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelas kata dari metafora berdasarkan teori Werner Ingendahl, lalu menemukan elemen metafora menurut teori Knowles dan Moon, dan mendapatkan ranah sumber berdasarkan teori Johnson dan Lakoff untuk mengetahui citra produk yang ingin disampaikan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kelas kata yang digunakan dari headline iklan yang saya teliti yaitu nomina dan berdasarkan ranah sumber yang ditemukan, citra mobil yang ingin disampaikan adalah ketangguhan, cepat, dan terbaik.

ABSTRACT
This essay particularizes in metaphor from the headlines of Mercedes Benz rsquo s advertisements in between 2012 2015. The aim of this research is to analyze the word classification based on the theory of Werner Ingendahl, to find the elements of metaphors from the theory of Knowles and Moon, and to get the domain source of the metaphors based on the theory of Johnson and Lakoff, in order to find the image which Mercedes Benz wanted to show. The method used in this research is qualitative with library research. The result shows that the frequently used word classification in the headline is nouns and according to the domain source used, the cars rsquo images which Mercedes Benz wanted to spread are strength, speed, and that Mercedes Benz rsquo s cars are the best. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Fauzan
"PT Tambang Timah, merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam industry timah di Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 1976 dan mulai tahun 1995 berubah namanya menjadi PT Timah Tbk setelah go public di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek London. Lebih dari 100 tahun yang lalu logam timah yang berasal dari Indonesia telah dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu logam timah yang paling tinggi kadar kemurnian dan kualitasnya.
Memasuki tahun 1998, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sampai lima kali lipat. Kondisi tersebut menimbulkan efek domino dengan menurunnya daya beli masyarakat dan terjadinya instabilitas politik, keamanan nasional serta menimbulkan ketdakpastian dalam berusaha dan hukum.
Pada tahun 1999 melalui keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 1999 menghilangkan pasir / bijih timah sebagai komoditas yang diawasi ekspomya oleh pemerintah, kemudian disusul dengan keluarnya Peraturan Daerah Propinsi Bangka-Belitung No. 6/2001, No. 20/2001 dan No. 21/2001 yang mengatur mengenai tata laksana ekspor bijih timah membuat PT Timah Tbk hampir mendekati kebangkrutan karena harga logam timah dunia terjun bebas pada titik terendah dalam tiga dasawarsa terakhir.
Pada awal Juni 2002, setelah perusahaan mengajukan protes terhadap keputusan untuk mengijinkan ekspor timah dalam bentuk bijih, maka pemerintah pusat melalui Departemen Perdagangan dan Perindustrian memutuskan untuk melarang ekspor bijih timah ke luar negeri untuk memberikan kepastian usaha kepada PT Timah Tbk dan Kobatin sebagai produsen logam timah dalam industri ini. Akan tetapi ancaman kemudian datang dari munculnya Global Bangka Mandiri (GBM) sebagai pesaing langsung baru, yang dahulu berfungsi sebagai eksportir kedalam industri ini sebagai Badan Usaha Milik Daerah.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian kemudian diarahkan kepada bagaimana cara perusahaan dalam memenuhi tuntutan untuk menyerap produksi bijih timah dari mitra dan Tl, kemudian bagaimana cara untuk menurunkan harga beli bijih timah serta menghadapi persaingan dalam harga pembelian bijih timah dengan Global Bangka Mandiri. Produk logam timah yang tidak memiliki substitusi dan bersifat standar serta harga logam yang diatur berdasarkan bursa logam dunia, meyebabkan perusahaan hanya berfungsi sebagai price taker. Sehingga menyebabkan perusahaan harus berkompetisi dalam industri ini berdasarkan strategi cost leadership (biaya terendah).
Strategi bersaing yang dapat diterapkan oleh perusahaan (PT Timah Tbk) dalam menghadapi persaingan di industri timah melalui analisis TOWS adalah diversiflkasi usaha yang berhubungan (related business), akan tetapi strategi tersebut dapat diterapkan setelah terlebih dahulu perusahaan mengatasi masalah yang dihadapi mengenai persaingan dengan Global Bangka Mandiri (GBM), tuntutan untuk menyerap produksi bijih timah oleh mitra dan TI dan kenaikan harga pembelian bijih timah.
Dalam upaya menyerap produksi bijih timah, perusahaan dapat memberikan pilihan kepada mitra/TI yang menghasilkan bijih timah dengan kadar rendah (<56%) untuk menyewa fasilitas Pusat Pencucian Bijih timah (PPBT) milik perusahaan yang biaya pencuciannya ditanggung oleh penyewa atau menjualnya langsung kepada perusahaan dengan harga murah. Sedangkan bagi kadar bijih >56% akan dibeli dengan harga yang bersaing sesuai dengan tingkat persaingan dan pembelian GBM.
Keuntungan dari penyewaan PPBT bagi mitra I TI adalah dapat menaikkan kadar bijih timah sampai pada tingkat yang menguntungkan (>56%) tanpa harus memiliki aset dan peralatan pencucian. Bagi perusahaan keuntungan yang diperoleh antara lain adalah dapat menyerap seluruh produksi timah bijih berkadar rendah, mineral ikutan akan menjadi milik bersama penyewa dan perusahaan serta perusahaan dapat membeli hasil olahan PPBT sesuai dengan harga pembelian bijih yang telah ditetapkan.
Dalam upaya menurunkan harga pembelian bijih timah perusahaan melakukan inovasi pembelian dan pembayaran bijih timah, yang ditujukan untuk menghilangkan fungsi intermediaries (pengumpul) yang terbukti menimbulkan kenaikan harga pembelian bijih timah. Disamping itu, langkah selanjutnya adalah dengan mengembalikan area Kuasa Penambangan (KP) perusahaan yang sudah tidak lagi produktif termasuk area reklamasi untuk mencegah pembelian kembali bijih timah yang berasal dari area KP milik perusahaan. Langkah terakhir yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah dengan merelokasi pusat usaha dan produksi perusahaan ke lokasi yang lebih strategis sesuai dengan fungsi dan manfaatnya bagi perusahaan.
Kemudian untuk jangka waktu menengah strategi tingkat korporat yang disarankan adalah untuk memfokuskan pada pengembangan usaha yang berhubungan dan menguntungkan bagi perusahaan sesuai dengan core competency yang dimiliki oleh perusahaan sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan. Diharapkan dengan diterapkannya strategi diatas, perusahaan dalam hal ini PT Timah Tbk dapat mencapai tingkat margin keuntungan dan laba yang dapat diterima oleh manajemen dan para pemegang saham perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"ABSTRAK
Kondisi persaingan di dalam industri mainan yang semakin ketat menuntut perusahaan Y Inc. untuk memiliki keunggulan bersaing yang agar tetap memenangkan persaingan. Sebagai perusahaan mainan global Y Inc. telah bertahun-tahun menjadi pemimpin pasar global di dalam industri ini. Munculnya perusahaan pesaing baru seperti MGA dengan boneka Bratztm telah mengguncang dominasi ini, dan telah merebut 30 persen pangsa pasar Y Inc.
PT X adalah bagian dari jaringan global Y Inc, berada dibawah divisi operasional Y Inc. di kawasan Asia Pasifik. PT X adalah produsen dari produk-produk Y Inc., yang dipasarkan di pasar dunia, selain di Indonesia. Y Inc. juga beroperasi di Cina dengan menjalankan pabrik yang memproduksi produk sejenis dengan produk PT X.
Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh pihak manajemen PT X saat ini, dan menyusun rekomendasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh PT X saat ini. Karena persaingan yang semakin ketat dan menurunnya pertumbuhan perekonomian dunia, maka kapasitas produksi PT X dan di Cina menjadi berlebihan. Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih efisien di dalam operasionalnya.
Cina memiliki keunggulan dalah hal biaya produksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya produksi PT X. Ini ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti biaya pekerja langsung yang lebih murah, jaringan pemasok lokal yang kuat, pengalaman yang lebih lama (pabrik Cina Iebih tua 10 tahun), pusat desain dan pengembangan produk yang terintegrasi, serta dukungan kestabilan pekerjanya yang tidak terikat dalam serikat pekerja.
Untuk itu manajemen PT X perlu mengambil langkah - langkah strategis guna mengantisipasi strategi biaya yang rendah yang dijalankan oleh pabrik Cina dengan mengembangkan beberapa keunggulan bersaing agar bisa bertahan di dalam persaingan dengan pabrik di Cina.
Analisis yang dilakukan dalam studi ini mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan oleh PT X yang memiliki potensi untuk menghasilkan suatu keunggulan bersaing. Selain itu dalam analisis tersebut akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam aktivitas yang dilakukan sehingga dapat diperbaiki dan bahkan dijadikan suatu keunggulan bersaing bagi PT X.
Dari hasil studi ini dapat direkomendasikan beberapa upaya yang dapat dijadikan suatu langkah strategis terhadap PT X untuk meningkatkan keunggulan bersaing atas sistim manajemen yang ada seperti manajemen supply chain dan inovasi terhadap teknologi proses produksi. Selain itu juga upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PT X untuk menekan biaya produksinya agar bisa bersaing dengan pabrik di Cina.
Rekomendasi yang dapat diimplementasikan antara lain adalah:
- Relokasi proses produksi ke kawasan lain dengan tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi PT X sekarang.
- Peningkatan skala ekonomis, dengan meminta kuota produksi yang lebih banyak kepada perusahaan induknya.
- Optimalisasi penggunaan aset yang dimiliki oleh PT X.
- Pengalihan beberapa proses yang bukan proses inti kepada pemasok dengan membangun kemitraan strategis.
- Program pengembangan jaringan pemasok lokal yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan persentase kandungan lokal dalam produk- produk PT X.
- Benchmarking terhadap teknologi yang dilak:ukan oleh perusahaan lain untuk dapat dilakukan di dalam PT X
- Knowledge management, yaitu sistim pusat data yang memuat semua pengetahuan dan inovasi proses produksi yang telah dilakukan oleh PT X sehingga tidak timbul repetisi dalam aktivitas pengembangan proses produksi."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Renditia
"Peran perbankan nasional dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat haruslah lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta kepada berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga bila dilakukan dengan baik maka akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang paling banyak terdapat di tengah masyarakat.
Besarnya potensi UMKM tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) membuka unit usaha Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang khusus bermain di segmen pembiayaan UMKM. Studi ini memberikan acuan bahwa strategi pertumbuhan dan strategi stabil dihasilkan melalui formulasi strategi berdasarkan kaidah teoritis dan praktis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pemberian kredit dan menekan jumlah kredit macet.

Role of national banks in the gather and distribute funds to the community, should be giving more attention to financing the activities of the Small and Medium Enterprises (SME) and to various segments of society without discrimination, so that if done properly it will strengthen the national economic structure. This is because the SME is a form of business activity, most commonly found in the community.
The amount of the potential of the SME is one of the factors that cause the Bank BTPN open SME - business units specifically to play in the financing of micro financing segment. This study provides growth strategy and stable strategy based on the rule through theoretical and practical. With a view to increasing the number of credit and press the amount of non performing loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Satrio Leksono
"PT X merencanakan untuk mengadakan sebuah bentuk investasi hotel di lokasi yang sama dengan suatu obyek yang sudah dimiliki oleh perusahaan, yang bertempat di kota Bandung bagian utara. Obyek yang sudah ada tersebut berbentuk sebuah gedung Serba Guna (yang dalam Karya Akhir ini disebut sebagai SG) yang didalamnya terdiri dari fasilitas olah raga dan kebugaran, fasilitas ruangan untuk disewakan, fasilitas hiburan, sebuah restoran, bar dan salon. Fasilitas tersebut nantìnya akan digabung dengan hotel yang akan dibangun (dalam Karya Akhir ini disebut sebagai ABC), dengan harapan dapat bersinergi untuk memberikan revenue yang menguntungkan bagi perusahaan.
Mengingat pasar industri hotel yang demikian menarik karena perkembangan ekonomi dan pariwisata Indonesia pada umumnya, tentu akan banyak investor yang akan menjadi pesaing potensial bagi PT X. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT X harus menyiapkan sebentuk strategi bersaing yang nantinya dapat digunakan oleh ABC sehingga kemampulabaan dapat tercapai untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebelum melangkah lebih jauh, dilakukan analisis terhadap lokasi dan karakteristik dan pada tempat dimana ABC akan didirikan, dan melalui pertimbangan keunggulan serta kelemahan lokasi tersebut maka diusulkan sebuah konsep untuk ABC berbentuk resort hotel.
Dengan menganalisis market attractiveness, dimana dapat digunakan ALU (Analisis Lingkungan Usaha), baik dengan pertimbangan Iingkungan terjauh. industri maupun operasi daya tarik pasar sebenarnya untuk industri perhotelan dapat diketahui, yang ternyata memang menarik untuk dimasuki karena lingkungan yang ada mayoritas mendukung, walaupun ada diantaranya yang juga merupakan ancaman.
Selanjutnya pada analisis competitive position dilakukan pemetaan competitive setting industri hotel di Bandung, yang memberikan informasi penting mengenai figur pesaing-pesaing yang ada serta posisi masing-masing pesaing dalam industri tersebut. Dari sini juga didapatkan suatu informasi yang dapat dijadikan dasar untuk mengadakan analisis keuangan (bagian bawah) dan inforrnasi untuk melakukan pemetaan posisi ABC pada saat mulai beroperasi pada tahun 2000 yang ternyata masih berada di question mark, tetapi dengari suatu competitive position yang kuat. Pada analisis keuangan, proyek ABC ini memberikan NPV positif dengan IRR sebesar 15 persen (dalam US$) serta periode pengembalian selama 9,6 tahun.
Langkah selanjutnya adalah analisis competitive advantage, disini dapat digunakan analisis value chain, dan karena ABC belum berbentuk nyata maka hasil analisis pada bagian ini lebih berbentuk sebuah anjuran agar ABC kelak dapat bersaing. Anjurannya adalah bahwa ABC harus mempunyai keunggulan kompetitif pada aktivitas utamanya di bagian operasional dan bagian pengembangan sumber daya manusia untuk aktivitas pendukungnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Murdihardjo
"ABSTRAK
Sejak dasawarsa 1980 yang lalu, terasa oleh dunia usaha
betapa pesat perkembangan di berbagai bidang khususnya teknologi.
Keadaan ini menimbulkan kecenderungan terjadinya globalisasi di
bidang ekonomi, politik, sosial bahkan kultural. Globalisasi akan
menghìlangkan arti jarak, waktu serta keunikan lokasi. Para
pengambil keputusan yang semula mengandalkan faktor tersebut
sebagai keunggulan comparative, mau tak mau harus mengantisipasi
kondisi ini.
Pola persaingan yang menggunakan langkah-langkah
tradisional semakin mudah diantisipasi oleh kompetitor.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, para pengambil
keputusan dihadapkan pada masalah pemilihan bentuk strategi yang
tepat. Sebagai satu alternatif, akuisisi internal merupakan
pilihan yang harus diperhitungkan oleh pengusaha. Strategi ini
mengacu pada konsep bahwa sinergi akan dapat terwujud pada
penggabungan satuan usaha dan perusahaan dengan kepemilikan yang
sama (group). Langkah ini semakin populer di kalangan pengusaha
karena melalui kebijakan tersebut dapat diperoleh dana segar
tanpa melepas kontrol kepemilikan perusahaan.
Namun demikian kebijakan akuisisi internal dipandang tepat
apabila memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Penerapan kebijakan
akuisisi internal tanpa meinpertimbangkan aspek-aspek terkait
justru akan mengakibatkan kerugian bahkan dapat menimbulkan
perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya.
Keberhasilan kebijakan ini sangat ditentukan oleh
ketepatan analisis kelayakan penerapan akuisisi internal.
Akuisisi internal dianggap layak tidak hanya ditinjau dan sisi
keuangan, namun juga Sìsi non keuangan. Jika ditinjau dan aspek
keuangan, akuisisi internal dianggap layak apabila kebijakan
tersebut memberikan return yang lebih besar daripada dana yang
digunakan untuk membiayai akuisisi internal. Hasil yang diperoleh
dan kebijakan tersebut hendaknya lebih tinggi dan nilai yang
dihasilkan dan investasi pada tingkat risk free. Untuk
menghitung return, manajemen harus memperhitungkan aspek pajak
yang selalu melekat dalam setiap transaksi usaha. Beban pajak
harus diperhitungkan sebagai negatip proceed.
Terdapat berbagai metode untuk mengukur kelayakan akuisisi.
Namun demikian metode present value memberikan alternatif yang
lebih lengkap. Metode ini memperhitungkan nilai uang dan waktu
selama masa produktif satuan usaha yang diakuisisi. Penggunaan
metode yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
Selain pertimbangan aspek keuangan, manajemen harus
memperhitungkan jenis usaha target company yang paling tepat
sesuai kondisi yang dihadapi. Pemilihan grand strategy yang
sesuai akan membantu keberhasilan akuisisi internal. Namun pada
sisi yang lain kebijakan akuisisi menuntut peran serta appraisal
company serta tenaga ahli di bidang perpajakan. Penguasaan aspek
pajak akan sangat membantu dalam hal informasi aspek pajak yang
terkait dalam transaksi akuisisi internal. Keberhasilan kebijakan
ini juga tidak melepas dan peran serta stake-holder.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Riagandhy
"ABSTRAK
Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan hadimya Bank barn
yang berasal dari penggabungan empat bank kedalam Bank X. Bank X saat ini dalam
pelaksanaan operasional memiliki paradigma barn khususnya menyangkut Visi dan Misi
bank. Pelaksanaan Visi dan Misi ditunjang dengan pengembangan wawasan perbankan.
Bank terns mengalami transformasi, untuk menjadi bank yang dinamis serta siap bersaing
secara global dengan meningkatkan mutu pelayanan perbankan melalui pencapaian kinerja
yang baik dan memuaskan.
Pengembangan usaha diarahkan kepada segmen retail dimana dalam segmen ini
terbuka peluang dalam masyarakat Indonesia. Penelitian terhadap segmen pasar ritail
telah dilaksanakan yang mendapatkan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen
yang diinginkan. Akhimya mengarahkan kepada bank untuk dapat lebih fokus pada
segmen nasabah individu kalangan menengah-kecil, melalui rangkaian produk yang
spesifik, bersaing dan bernilai tambah. Kualitas pelayanan yang prima mernpakan
penunjang selainjaringan cabang, ATM dan teknologi perbankan.
Dengan ditunjang jaringan cabang yang tersebar di selurnh Indonesia, sumber daya
manusia yang berpengalaman, asset yang besar, pengembangan produk-produk perbankan,
budaya pernsahaan yang barn dan didukung dengan sistim teknologi perbankan, Bank X
saat ini siap bersaing dalam perbankan di Indonesia khususnya dalam sektor retail.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus
studi pada karya akhir ini adalah menganalisa dan mengusulkan strategi bersaing bagi
Bank X berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang terdapat pada
perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan kineija bank dalam meningkatkan
daya saingnya. Dengan demikian bank dapat memfokuskan kegiatan operasionalnya pada
segmen pasar retail, khususnya dalam menghadapi dinamika persaingan industri
perbankan di Indonesia dan mengidentifikasi beberapa strategi bersaing bagi Bank X
dalam rangka meningkatkan daya saingfiya dimasa yang akan datang. Untuk
menggambarkan dinamika persaingan perbankan dipergunakan beberapa bank yang berasal
dari bank pemerintah, swasta nasional dan asing.
Dari hasil penelitian pada karya akhir ini mengambarkan persaingan perbankan di
Indonesia. Persaingan perbankan khususnya pada segmen pasar retail menunjukan
persaingan yang ketat yang terlihat dari strategi yang diterapkan oleh masing-masing bank
berdasarkan sumber daya dan orientasi pengembangan produk perbankan yang dimiliki.
Strategi persaingan perbankan sekarang dikembangkan menjadi strategi persaingan
perbankan dimasa yang akan datang, beberapa bank memanfaatkan jaringan cabang dan
teknologi yang terintegrasi dengan produk-produk perbankan yang bersaing berupa
pengembangan fasilitas dan produk elektronik banking sebagai keunggulan bersaing bank
dalam menghadapi era globalisasi.
Berkenaan dengan semakin ketatnya persaingan perbankan dimasa yang akan
datang terutama dengan masuknya bank-bank asing di Indonesia, Bank X dapat melakukan
pembenahan yang bertujuan untuk mengantisipasi persaingan tersebut. Langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan mempercepat proses integrasi cabang-cabang dengan
memanfaatkan teknologi perbankan yang cepat dan efisien dan memberikan layanan berupa
produk-produk perbankan yang inovatif dan kompetitif kepada nasabahlkonsumen
terutama produk e-banking yang akan menjadi trend dimasa yang akan datang.
Penerapan strategi persaingan perbankan yang tepat khususnya dalam segmen pasar
retail akan men ghasilkan pengembangan dan penguasaan pasar yang meningkat, dengan
demikian bagi Bank X untuk dapat memenangkan persaingan dapat menerapkan strategi
bersaing yang fokus pada segmen pasar retail dengan pengembangan produk yang
bersaing, kreatif, bernilai tambah dan diminati pasar yang ditujukan untuk
nasabahlkonsumen, seperti tabungan fiesta, sertifikat deposito yang dapat dibayar dimuka
dan dipindahtangankan, memperluas jaringan ATM dan produk-produk lainnya.
Peningkatan pendapatan perbankan hendaknya dikembangkan dengan meningkatkan feebased
income sebagai sasaran pendapatan non bunga dimasa yang akan datang dan untuk
memperkuat struktur keuangan yang didukung oleh masyarakat dapat dilaksanakan
privatisasi
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso Tanuwibowo
"ABSTRAK
Usaha radio di Indonesia kurun waktu 5 tahun terakhir ini dalam keadaan stagnan
karena berbagai faktor, di antaranya : pembatasan kekuatan daya pancar, dan maraknya
usaha pertelevisian nasional. Meski demikian usaha radio di masa mendatang tetap
mempunyai potensi yang besar, apalagi bila dibarengi dengan deregulasi.
Radio Sonora saat ini merupakan pemimpin pasar usaha radio swasta di Indonesia,
setidaknya bila dilihat dari penghasilan dan kemampulabaannya. Sampai sejauh ini
Sonora tetap dapat bertumbuh baik, sehingga posisinya semakin mantap dan sekaligus
mampu bertahan menghadapi gelombang investasi usaha televisi yang semakin gencar.
Keberhasilan Sonora ini setidaknya membuktikan bahwa bila usaha radio dikelola
secara baik, jeli membidik pasar, dan menggunakan pendekatan strategi bersaing yang
tepat, usaha ini masih bisa tumbuh baik di tengah persaingan yang semakin ketat.
Meski demikian, di masa mendatang peran pemerintah di dalam menciptakan kondisi
usaha yang kondusif jelas amatlah penting. Berbagai deregulasi seperti peninjauan
kembali pembatasan daya pancar dan perpanjangan waktu siaran, akan berdampak
positif bagi radio swasta nasional di masa mendatang.
Dengan deregulasi - diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu dekat - radio swasta
akan mampu memperkuat diri menghadapi kemungkinan masuknya media asing ke
Indonesia, makin merebaknya televisi dan media cetak, serta makin meningkatnya
kegiatan pembangunan. Dengan deregulasi sejak awal, maka radio swasta mempunyai
waktu cukup leluasa untuk lebih menyiapkan diri menghadapi persaingan.
Sementara itu, bagi Sonora sendiri - yang berada dalam posisi puncak dan didukung
grup usaha yang kuat dan sinergis - saat ini merupakan waktu yang tepat untuk
mengkaji dan mengejawantahkan strategi bersaing dan pengembangan usahanya secara
lebih konsisten dan agresif. Pilihan strategi bersaing Sonora - yang secara terselubung
menerapkan strategi diferensiasi fokus - sudah tepat, tinggal disempurnakan dan
dilaksanakan secara lebih konsisten dan terencana, dengan dukungan paket acara yang
lebih bervariasi, dan inovatif. Paket acara yang terlalu baku - baik substansi maupun
durasi - akan kurang menarik calon pendengar baru.
Hal lain yang tak kalah penting dan mendesak adalah keharusan bagi Sonora untuk
lebih agresif melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha yang disarankan
adalah dengan mendirikan radio baru di luar Jakarta (strategi pengembangan pasar)
atau mendirikan radio yang berbeda segmen (strategi pengembangan produk), baik
dilakukan sendiri, ketja sama, atau melakukan akuisisi terhadap radio yang sakit.
Dengan cara ini posisi bersaing Sonora akan semakin kuat.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Eka Putra
"Perusahaan-perusahaan seperti BMW dan Mercedes-Benz menggunakan iklan untuk menjual produknya dengan menyentuh sisi sentimen dari calon konsumennya. Iklan- iklan mereka memiliki nilai-nilai tersirat yang ingin sebuah perusahaan tanamkan di dalam produknya. Dengan menganalisa aspek sinematografi beberapa tangkapan layer dari kedua iklan menggunakan analisis multimodal, artikel ini akan menganalisis iklan terbaru dari BMW  dan Mercedes-Benz yang dirilis pada tahun 2018 untuk mengungkap bagaimana iklan tersebut  merepresentasikan identitas maskulinitas dan feminimitas. Selain itu artikel ini juga akan mengungkap alasan mengapa maskulinitas dan feminimitas direpresentasikan seperti yang tersaji di masing-masing iklan dan membandingkan keduanya. Penelitian ini menemukan bahwa terlepas dari persaingan ketat antara kedua pabrikan otomotif dari Jerman ini, mereka memiliki cara yang berbeda dalam merepresentasikan gender dalam iklan mereka. Dalam iklannya, BMW berfokus untuk menunjukkan aspek maskulinitas seseorang dan bagaimana produknya, BMW Seri-8, dapat meningkatkan hal tersebut. Di sisi lain, Mercedes-Benz berfokus dalam menyampaikan pesan memberdayakan perempuan dan kenyataan bahwa peremupan juga bisa melakukan hal-hal yang dianggap oleh sebagian orang hanya eksklusif kepada laki-laki.

Companies like BMW and Mercedes-Benz use advertisements to sell their products by touching the heart of their soon-to-be customers. Their advertisements have certain implied values in them that the company wants to attribute to their advertised product. By analyzing cinematography aspects of screenshots of both advertisements using multimodal discourse analysis, this article will analyze new advertisements both released in 2018 by BMW and Mercedes-Benz to see how their advertisements represent masculinity and femininity. In addition, this article will also analyze why they are represented that way and compare the result between the two advertisements. This research discovered that although the rivalry of the two advertisements and their companies, they have a different idea in representing masculinity and femininity. BMW focuses on showing masculinity aspects and how their product can boost them, while Mercedes-Benz focuses on encouraging femininity and the fact that female can do as much as male.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>