Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodi Akhmad Gauzali
"ABSTRAK
LASMO adalah perusahaan minyak bumi dan gas alam multinasional dengan kantor pusat dan
berasal dari Kerajaan Inggris yang cukup berhasil. Pada saat ini produksi bersih LASMO dari
seluruh dunia sebesar 185.000 barel setara minyak per hari, pendapatannya dari Indonesia
memberikan produksi sekitar 48.000 barel setara minyak.
Sebagai operator dari usaha eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia. LASMO belum
memperoleh keberhasilan untuk mewujudkan sebuah KPS yang berproduksi atau bahkan
menemukan cadangan migas yang komersial untuk dikembangkan dan diproduksi, meskipun
sudah bertindak sebagai operator selama 10 tahun. Kondisi ini menanik perhatian penulis
sebagai karyawan di LASMO untuk membahas studi kasus strategi bisnis LASMO di
Indonesia.
Perkembangan LASMO selama 30 tahun sampai mempunyai produksi bersih sekitar 185.000
barel setara minyak diperoleh melalui kompetensinya di dalam memilih mitra operator yang
sangat baik dan memilih perusahaan untuk diakuisisi.
Perkembangan LASMO di Indonesia mempunyai visi untuk bisa memperoleh produksi bersih 50.000 barel
setara minyak per hari dan memiliki operatorship pada tahun 2010. Strategi jangka pendeknya
di Indonesia disarankan untuk memilih menanam saham di perusahaan-perusahaan eksplorasi
dan produksi yang mempunyai kompetensi papan atas. mempunyai playing field yang
seimbang, dan memiliki sasaran eksplorasi dan produksi yang setara.
Operatorship dipilih untuk Strategi jangka panjang karena harus didukung oleh kompetensi dan
keunggulan kompetisi yang pada saat ini belum dimiliki. LASMO disarankan untuk
mendefinisikan kompetensi yang harus dimiliki. misalnya pengembangan keahilan eksplorasi.
pengembangan dan produksi di perairan laut dalam, menjadi ?immediate follower di daerah
daerah frontier maupun basin-basin baru, keahlian di bidang pengembangan produksi daerah
baru yang efisien.
Sebagai tambahan terhadap strategi jangka pendek dan panjang. pengembangan kompetensi
harus dilakukan melalui pengembangan sumberdaya manusia. Keberhasilan dalam
mengembangkan kompetensi membutuhkan sumberdaya manusia yang jumlah dan
kualitasnya memadai. Pengembangan sumberdaya manusia yang disarankan adalah menambah
tenaga-tenaga inti, terutama bagian eksplorasi, yang berupa rekrutmen terhadap karyawan
yang mempunyai prestasi teruji, baik karyawan ekspat dari seluruh bagian dunia maupun
karyawan Indonesia. Pengembangan sumberdaya manusia seperti ini ongkosnya cukup mahal,
tetapi diharapkan mempunyai dampak yang sangat nyata dengan tingkat kemungkinan gagal
yang jauh lebih kecil.
LASMO disarankan untuk menjaga keseimbangan penggunaan tenaga kerja asing dan daerah
untuk rnengurangi dampak buruk dan isu kedaerahan, disamping mempertahankan ongkos
yang murah dalam jangka panjang. LASMO sebaiknya menarik tenaga-tenaga Indonesia
dengan prestasi yang sudah teruji, mereka mempunyai pengetahuan regional yang tìdak
dimiliki oleh tenaga-tenaga asing yang baru dan mempunyai jaringan tukar informasi di antara
rekan seprofesi di Indonesia.
Di dalam mengembangkan kompetensi LASMO yang bisa dimanfaatkan di Indonesia adalah
dengan mengefektifkan dan memperluas integrasi penggunaan tenaga kerja secara global
sehingga proses pembelajaran dan setiap daerah/negara dimana LASMO beroperasi dapat
dìmanfaatkan maksimal.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sofian
"Masih menjadi sebuah pertanyaan penting sampai saat ini untuk seorang perencana keuangan, nasihat apa yang harus diberikan untuk seorang investor yang mempunyai sejumlah dana tunai dan siap diinvestasikan ke pasar modal. Apakah dana tersebut akan diinvestasikan sekaligus atau diinvestasikan secara bertahap untuk membeli sekuritas dengan periode tertentu. Umumnya strategi pendistribusian tersebut adalah investasi lump-sum (LS), buy and hold strategy (BH), value averaging (VA), dan dollar-cost averaging (DCA).
Penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja strategi dollar-cost averaging terhadap kinerja strategi lump-sum pada kondisi pasar sedang turun maupun kondisi pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Strategi dollar-cost averaging adalah sebuah metoda investasi yang populer dianjurkan penasihat keuangan, dimana seorang investor dengan sejumlah dana tertentu yang slap diinvestasikan, tidak menginvestasikan seluruh dananya sekaligus; tetapi menginvestasikan sejumlah dana dengan proporsi tetap secara berkala. Sedangkan strategi investasi lump-sum mengharuskan investor menggunakan seluruh dana tunainya secara sekaligus untuk membeli sebuah atau beberapa asset.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah menghitung kinerja dan risiko portofolio untuk setiap strategi dengan menggunakan mean return dan standar deviasi. Kemudian dilakukan uji statistik dengan uji-t untuk melihat perbedaan rerata return dan perbedaan rerata standar deviasi.
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return portofolio yang diperoleh dengan menggunakan strategi dollar-cost averaging dan strategi lump-sum baik pada saat kondisi pasar sedang turun maupun pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Sebaliknya dengan strategi dollar-cost averaging diperoleh risiko investasi yang Iebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan strategi lump-sum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ferdina
"Dewasa ini, dunia perekonomian Indonesia sudah menawarkan beberapa altematif investasi. Secara garis besar ada 2 (dua) jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut mempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti pada saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti pada deposito, SBI, dan surat berharga komersial. Namun, investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan reksa dana. Reksa dana yang dipasarkan saat ini ada 4 (empat) jenis yaitu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Dari keempat jenis reksa dana tersebut, reksa dana saham merupakan reksa dana yang berisiko lebih tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya karena dapat dianggap sebagai instrumen yang paling volatil sesuai dengan volatilitas saham sebagai instrumen utama dalam portofolio reksa dana saham tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Surabaya (BES), www.bes.co.id, terdapat 13 Reksa dana Saham yang secara berkesinambungan aktif diperdagangkan pada masa pengamatan yaitu Januari 1999- Desember 2003. Untuk mendapatkan return yang optimal, investor dapat berinvestasi pada Reksa dana Saham yang memiliki kinerja paling baik untuk periode investasi 3 tahun. Sebagai altematif, investor dapat melakukan diversifikasi dengan berinvestasi pada lebih dari satu Reksa dana Saham. Selain itu, investor dapat juga melakukan diversifikasi dengan melakukan strategi investasi yang berbeda, di antaranya adalah strategi Lump Sum (LS), di mana investor membeli instrumen investasi pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi, dan strategi Dollar Cost Averaging (DCA), di mana investor membeli instrumen secara periodik dengan jumlah dana yang sama. Beberapa keuntungan strategi DCA adalah meminimalkan risiko ketidakpastian jangka pendek akibat volatilitas pasar, dan mendapatkan biaya pembelian instrument yang optimal karena adanya pelunakan pengaruh gejolak pasar jangka panjang.
Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh rekan Buchdadi (2004), adalah menganalisa tingkat return dari masing-masing strategi untuk investasi pada Reksa dana Saham untuk periode pengamatan 1999-2003. Lama waktu investasi yang dipilih ada1ah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi dengan strategi DCA memberikan rata-rata return yang 1ebih baik dibanding investasi dengan strategi LS pada Reksa dana Saham untuk seluruh jangka waktu investasi, khususnya untuk jangka waktu investasi 3 tahun.
Penelitian karya akhir ini menggabungkan kedua strategi investasi tersebut, LS. dan DCA, da1am satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan periode investasi 3 tahun untuk waktu pengamatan 5 tahun. Dalam menentukan komposisi dan mendapatkan return yang optimal dari portofolio investasi Reksa dana Saham tersebut, akan digunakan pend~katan Markowitz dengan tingkat kinerja Sharpe sebagai penentu komponen dalam portofolio tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi paling optimal dari dua strategi investasi, Lump Sum (LS) dan Dollar Cost Averaging (DCA), dalam satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan menggunakan pendekatan Markowitz dan kinerja Sharpe adalah 50% untuk Reksa dana Panin Dana Maksima dengan strategi DCA dan 50% untuk Reksa dana Phinisi Dana Saham dengan strategi DCA. Tidak ada proporsi atas komponen strategi investasi LS dari reksa dana manapun yang dihasilkan dari perhitungan portofolio tersebut. Portofolio investasi tersebut menghasilkan return tahunan sebesar 0.1567 atau 15.67%, yang lebih besar dari return tahunan risk-free asset SBI, yaitu 0.1432 atau 14.32%, namun memiliki tingkat risiko, yang ditunjukkan oleh standar deviasi tahunan, sebesar 0.2762 atau 27.62%, dengan kinerja Sharpe positif, yaitu sebesar 0.0486.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi para investor dalam menentukan strategi investasi mana yang ingin digunakan dalam berinvestasi di Reksa dana Saham di Indonesia. Namun perlu diperhatikan berbagai kekurangan dari penelitian ini. Kekurangan-kekurangan ini dapat memicu timbulnya tingkat kesalahan (bias) tertentu dari analisis karya akhir ini. Oleh karena itu, perbaikan dari kekurangan-kekurangan tersebut melalui penelitian lebih lanjut tentunya sangat diharapkan untuk menyempumakan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung D. Buchdadi
"Pada tahun 2003 kondisi ekonomi makro Indonesia cukup baik. Kondisi pasar modal Indonesia juga cukup mengembirakan yaitu mengalami kenaikan sebesar 60% atau Index Harga Saham Gabungan mendekati poin 700. Kemajuan kondisi pasar modal ini membawa angin segar pula bagi industri reksa dana. Sehingga bagi investor dengan dana sedikit terbatas dapat ikut menikmati kemajuan pasar modal Indonesia. Investor sering sekali menemui hambatan untuk masuk ke pasar modal. Hambatan tersebut antara lain keterbatasan waktu, pengetahuan dan keahlian dalam pasar modal, kebutuhan dana, dan risiko yang ada. Strategi Cost Averaging (DCA) menawarkan solusi untuk mengatasi hambatan - hambatan tersebut. Pada strategi ini investasi dilakukan pada besaran dana yang tetap pada tiap satuan waktu yang ditentukan.
Mann dan Atra pada tahun 2001 melakukan penelitian mengenai performa DCA bila dibandingkan dengan strategi Lump Sum (LS). Instrumen yang digunakan adalah indeks dari Morgan Stanley di dunia, Eropa, EAFE (Europe, Asia and Far East), Pasifik, Jepang dan Amerika selama tahun 1970- 1998. Data yang dipakai dalam penelitian ini data imbal hasil bulanan dari Morgan Stanley selama tahun 1970 - 1998 untuk beberapa indeks, yaitu dunia, Eropa, EAFE (Europe, Asia and Far East), Pasifik, Jepang dan Amerika. Suku bunga instrument bebas risiko yang dipake T- Bill Amerika untuk 90 hari. Dan imbal basil dinyatakan dalam dollar Amerika.
Penelitian Mann dan Atra menyimpulkan bahwa strategi DCA tidak baik dilakukan disepanjang tahun. Bulan Februari sampai September baik untuk melakukan strategi DCA. Sedangkan sisanya lebih baik dilakukan strategi LS. Selain itu Bacon, William, dan Ainina pada tahun 1997 menyelidiki performa strategi DCA pada pasar Obligasi di Amerika selama tahun 1926 -1995. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah walaupun standar deviasi strategi DCA lebih kecil namun kinerja strategi DCA tidak lebih baik dibandingkan strategi LS.
Penelitian karya akhir ini menggabungkan kedua penelitian tersebut diatas dengan instrumen reksa dana saham dan pendapatan tetap di Indonesia selama tahun 1999- 2003. Lama waktu investasi yang dipilih adalah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Strategi DCA memberikan imbal hasil rata - rata rata terbaik pada investasi reksa dana saham untuk seluruh jangka waktu investasi. Penghitungan menunjukan bahwa imbal hasil rata- rata terbesar yaitu 18,43% diperoleh pada investasi selama 5 tahun. Sebaliknya untuk reksa dana pendapatan tetap strategi LS memberikan imbal hasil rata - rata yang terbaik. Imbal hasil akan meningkat sejalan dengan lamanya waktu investasi. lmbal hasil rata - rata terbesar diperoleh pada investasi dengan jangka waktu 5 tahun yaitu sebesar 21,73%.
Strategi DCA memberikan standar deviasi terkecil. Penelitian m1 JUga menemukan bahwa strategi DCA pada investasi reksa dana saham akan semakin kecil sejalan dengan lamanya waktu investasi. Penelitian ini menunjukan bahwa rata- rata standar deviasi dengan strategi DCA pada reksa dana saham selama 5 tahun adalah 0,1570. Dan standar deviasi tersebut terkecil dibandingkan standar deviasi pada investasi reksa dana saham lainnya. Sedangkan pada reksa dana pendapatan tetap standar deviasi terkecil diperoleh pada strategi DCA untuk jangka waktu 1 tahun yaitu sebesar 0,0341. Dengan demikian rasio imbal hasil terhadap standar deviasi (adjusted return) strategi DCA akan memberikan hasil yang terbaik. Dengan memperhatikan adjusted return historis didapat bulan terbaik untuk melakukan investasi di reksa dana saham adalah bulan Januari, dan bulan Februari Maret untuk investasi di reksa dana pendapatan tetap.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa imbal hasil rata- rata pada investasi reksa dana pendapatan tetap lebih besar dibandingkan reksa dana saham. Dan standar deviasi reksa dana pendapatan tetap lebih kecil dibandingkan reksa dana saham.
Hasil analisis karya akhir ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi para investor untuk menentukan strategi investasi yang dipakai untuk melakukan investasi di reksa dana saham dan pendapatan tetap di Indonesia. Namun perlu diperhatikan berbagai kekurangan dari penelitian karya akhir ini. Kekurangan - kekurangan ini memicu munculnya tingkat kesalahan (bias) tertentu dari analisis karya akhir ini. Perbaikan dari kekurangan-kekurangan tersebut melalui penelitian lebih lanjut, tentunya sangat diharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendengan, Ignatius H.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T36498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surjadi
"Dalam era globalisasi ini faktor produksi tenaga kerja juga dapat berpindah-pindah anrtar negara sebagaimana layaknya faktor produksi modal. Sejak tahun 1990-an arus investasi asing langsung dan arus tenaga kerja ke kawasan Asia Timur (dimana Indonesia berada) mengalir dengan derasnya. Dibandingkan dengan Malaysia ataupun Thailand, selama ini Indonesia ternyata tertinggal baik dalam mengundang investasi asing langsung maupun menghasilkan devisa dari ekspor-impor tenaga kerja. Skripsi ini bermaksud mengetahui kinerja strategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang selama ini dijalankan Indonesia. Juga ingin dilihat bagaimana Indonesia menyiapkan kedua strategi tersebut untuk menghadapi persaingan global di masa depan. Hubungan kedua strategi tersebut dengan strategi industrialisasi juga ingin diketahui. Malaysia yang notabene merupakan negara yang memiliki kesamaan saat memulai pembangunan, budaya, ras, ataupun agama dengan Indonesia, dijadikan pembanding. Metode penelitian yang dianggap cocok untuk permasalahan ini adalah studi pustaka. Analisis yang dilakukan bersifat kualitatif. Karena adanya masalah dengan kualitas data, maka analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometri tidak mungkin dilakukan. Ternyata strrategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang selama ini dijalankan Indonesia belum mencapai hasil yang optimal. Apa dicapai oleh kedua strategi tersebut ternyata dipengaruhi olej kenerja strategi industrialisasi yang memang tidak baik. Hingga kini Indonesia belum menyiapkan suatu strategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang jelas dalam menghadapi masa depan. Padahal untuk memenangkan persaingan global diperlukan keterkaitan antara strategi industrialisasi, strategi investasi asing langsung dan strategi tenaga kerja internasioinal. Perbaikan atas apa yang telah dicapai selama ini, selain memerlukan perencanaan yang cermat, sumberdaya manusia yang berkualitas, dan prasarana yang memadai, juga menuntut kemauan politik yang baik dari Pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bregas Pambudy Siswantra
"Akibat adanya pandemi Covid-19, permintaan energi mengalami penurunan, hal ini berlaku kepada permintaan minyak, batu bara, dan gas, tetapi tidak untuk energi baru terbarukan. Geothermal merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia, yaitu sebesar 29.000 MW. Namun, pemanfaatannya di Indonesia masih kurang, yaitu hanya sekitar 7% dari total potensi yang dimiliki. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu biaya investasi yang tinggi disertai risiko yang tinggi juga. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis risiko investasi untuk mengetahui kelayakan investasi Pembangkit Listrik Tenaga panas Bumi (PLTP) di Indonesia. Pada penelitian ini terdapat empat skema model bisnis yang penggunaanya terbagi menjadi Wilayah Indonesia satu dan Wilayah Indonesia dua. Berdasarkan perhitungan keekonomian yang melihat nilai NPV, IRR, PI, dan PBP terlihat bahwa hanya skema 2, skema 3, dan skema 4 yang layak digunakan dalam pengembangan listrik geothermal di Indonesia. Hasil perhitungan keekonomian didukung oleh hasil analisis risiko yang menggunakan metode Monte Carlo, terlihat bahwa penggunaan skema 2, skema 3, dan skema 4 memiliki nilai derajat keyakinan terhadap nilai NPV, IRR, PI, dan waktu PBP >50% sehingga skema-skema tersebut layak untuk dilakukan. Berdasarkan analisis sensitivitas terlihat bahwa harga jual listrik dan kapasitas pembangkit merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini.

Due to Covid-19, energy demand has decreased, this applies to oil, coal and gas, but not for renewable energy. Geothermal is renewable energy that has potential in Indonesia, around 29,000 MW. However, the utilization still lacking, only about 7% of total potential. This is caused by several things, high investment costs accompanied by high risks. Therefore, investment risk analysis is needed to determine the feasibility of investing in Geothermal Power Plants in Indonesia. In this study, there are four business model schemes whose divided into Indonesian Region one and Indonesian Region two. Based on economic calculations that calculate NPV, IRR, PI, and PBP, it can be seen that only scheme 2, scheme 3, and scheme 4 are suitable for development of geothermal electricity in Indonesia. The results of the economic calculation are supported by risk analysis using the Monte Carlo method, it appears that scheme 2, scheme 3, and scheme 4 has a degree of certainty of the NPV, IRR, PI, and PBP greater than 50%. Based on the sensitivity analysis, it can be seen that the selling price of electricity and generating capacity are the most influential factors in this study."
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal
"Penelitian ini menganalisis perbandingan strategi investasi antara pendistribusian modal secara sekaligus atau biasa disebut dengan Lump-Sum LS dan pendistribusian modal secara bertahap atau biasa disebut dengan Dollar-Cost Averaging DCA . Penerapan setiap strategi investasi harus didasarkan pada karakteristik dari instrumen investasi yang dipilih oleh investor dan karakteristik dari investor atas investasi yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis return dan risk pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS dan DCA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t t-test atau biasa disebut dengan uji parsial untuk menguji hipotesis mengenai return dan risk pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS dan DCA. Sampel penelitian ini adalah portofolio instrumen investasi terdiri dari saham yang terdaftar di indeks Kompas100 pada periode Agustus 2007-Januari 2017. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa selama periode penelitian portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS memiliki return yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan return pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan DCA. Hasil dari penelitian ini kemudian menyarankan kepada investor untuk menerapkan strategi investasi LS pada portofolio instrumen investasi yang dimiliki.

These studies analyze the comparison between the distribution of capital investment strategy at once or commonly known as Lump Sum LS and the distribution of capital investment strategy gradually or commonly known as Dollar Cost Averaging DCA . The application of any investment strategy should be based on the characteristics of the chosen investment instruments by investors and the characteristics of investors over the investments made. The purpose of this research is to analyze the return and risk on portfolio investment instruments that apply the LS and DCA. Research methods used in this research is t test or commonly referred to as a partial test for testing the hypothesis concerning the return and risk on portfolio investment instruments that apply the LS and DCA. The sample of this research is the investment instruments portfolio consists of stocks listed on the Kompas100 index in the period August 2007 January 2017. The results of this study stated that during the period of the research portfolio investment instruments that apply the LS has higher return, if compared to the return on a portfolio of investment instruments that implement the DCA. The results of this research later suggests to investors to implement investment strategies investment instruments portfolio in LS."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bursa Efek Jakarta, 1998
R 332.0415 PER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dwini Handayani
"This thesis is a study analyzing rate of return to education in Indonesia using the 2004 SUSENAS (National Economic Survey) data. Education is one human resource investment that could increase the human resource quality as an input of development. The 2004 Human Development Report shows that the rate of participation in the lower level education is quite high, but it decreases as the level of education increases. As an investment, education is expected to give high rate of return. It raises questions conceming the rate of return on education in Indonesia. Wage is used as a proxy of return to education and the return is estimated using the Mincerian Earning Function. The information about wage is only available among respondents that are classified as employees and therefore the selectivity bias might occur. The study will be conducted using the two stage Heckman method.
The estimation from the Mincerian Earning Function shows that women in the industrial and service sector are higher than men in the same sector. There are no differences in return between men and women for those working in the agricultural sector. The results also show that the rate of return for those with 1 year of schooling who are working in the agricultural sector are the lowest. But those with 7 years of schooling the agriculture sector has the highest rate of return. There are no differences in rate of return in education by gender."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>