Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melyanty Toding Rante
"ABSTRAK
Berdasarkan survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI secara
nasional pada tahun 2007 adalah 228 per 100.000 KH. Walaupun AKI di
Indonesia telah mengalami penurunan, namun masih menduduki peringkat
tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya AKI tidak terlepas dari masalah gizi
masyarakat dan masalah gizi ini pada umumnya dimulai dari rendahnya
pengetahuan dan perilaku keluarga mengenai gizi. Anemia Gizi Besi (AGB)
masih merupakan masalah nutrisi yang berat dan penting di Indonesia terutama
pada kelompok-kelompok rawan seperti Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu
hamil. Hasil dari RISKESDAS 2007 menunjukkan bahwa masih terdapat 20
provinsi yang mempunyai prevalensi anemia lebih besar dari prevalensi nasional
dan Provinsi Sulawesi Selatan termasuk salah satu dari Provinsi tersebut dengan
angka 16,2%.
Potensi bahaya anemia disadari sepenuhnya oleh Departemen Kesehatan,
Upaya penanggulangan anemia yang selama ini telah dilakukan pemerintah adalah
penyuluhan gizi untuk meningkatkan kesadaran konsumsi gizi seimbang sesuai
dengan kebutuhan setiap individu/ kelompok sasaran dan suplementasi zat besi
berupa pemberian Tablet Besi-Folat atau Tablet Tambah Darah bagi kelompok
sasaran yang paling rentan yaitu ibu hamil. Berdasarkan data RISKESDAS tahun
2010 di Provinsi Sulawesi Selatan Persentase ibu hamil yang minum Tablet Besi-
Folat selama minimal 90 hari sebesar 5,3%, dan yang tidak pernah minum tablet
Besi-Folat sebesar 15,0%. Untuk Kabupaten Toraja Utara cakupan pendistribusian
tablet Besi-Folat yaitu: Fe1 68,19 % dan Fe3 54,86 % dan Puskesmas Sa’dan
Malimbong adalah Puskesmas dengan cakupan pendistribusian tablet Besi-Folat
terendah untuk tahun 2010 dengan cakupan Fe1 69,94 % dan Fe3 57,74 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet tambah darah (Fe).
Desain penelitian menggunakan metode Cross-Sectional. Sampel penelitian ini
adalah ibu hamil dengan umur kehamilan trimester 2 dan 3 yang sudah pernah
ANC sekurang-kurangnya 30 hari yang lalu dan mendapat tablet tambah darah.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang bermakna secara statistik (Prevalence
Ratio/ PR > 1) ialah tingkat pendidikan ibu, pekerjaan, umur kehamilan, paritas,
pengetahuan, sikap, dan penyuluhan tenaga kesehatan. Sebagai saran untuk
Puskesmas Kecamatan Sa’dan Malimbong untuk lebih meningkatkan penyuluhan
tentang anemia dan tablet tambah darah (Fe) agar pengetahuan dan kepatuhan ibu
hamil minum tablet tambah darah meningkat.

ABSTRACT
Based on Indonesian Health Demographic Survey (SDKI), maternal
mortality rate (AKI) at year 2007 was 228 per 100,000 KH. Although decreasing
for its number, but still settles highest rank in South-East Asia. AKI can not be
separated from nutrient problem of community and generally this problem started
from poor knowledge and family behavior. Ferrous Nutrition Anemia (AGB) is
still urgent and important nutrient problem in Indonesia especially for susceptible
group such as women of child-bearing age (WUS) pregnant women included.
RISKESDAS 2007 result showed that still there was 20 provinces which had
bigger anemia prevalence than national prevalence and South Sulawesi Province
included one of provinces with rate 16.2%.
Potency of anemia danger fully realized by Health Department. Some
efforts to overcome anemia which had been implemented are enhance balance
nutrient consumption in accordance with target of individual/group needs and
supplementation of ferrous in form of giving ferrous sulphate tablet for pregnant
women as very susceptible focus group. Based on RISKESDAS data year 2010 in
South Sulawesi Province, percentage number of pregnant women consuming
ferrous-sulphate tablet in 90 days for minimum are 5.3% and 15.0% for not
consuming. In Regency of North Toraja, distribution coverage of ferrous-sulphate
tablet are Fe1 68.19% and Fe3 54.86% and Puskesmas Sa’dan Malimbong was
lowest distribution coverage of ferrous-sulphate tablet at year 2010, with coverage
percentage are Fe1 69.94% and Fe3 57.74%.
This aim of this study is to analyze the factors related to pregnant women
compliance in consuming ferrous sulphate tablet (Fe). Study design using Cross-
Sectional Method. Study samples are gestation age of trimester 2 and 3 who have
been ANC at least in last 30 days and received ferrous sulphate tablet. Study
result shows statistically meaning variables (Prevalence Ratio/PR > 1) such as
mom’s education, occupation, gestation age, parity, knowledge, behavior, and
counseling officer. It is suggested that Puskesmas Sub-district of Sa’dan
Malimbong to more increases counseling about anemia and Ferrous Sulphate
Tablet (Fe) in order that knowledge and pregnant women compliance in
consuming ferrous sulphate tablet (Fe) could be increased."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Voni Silvia
"Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi. Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40% penyebab kematian adalah perdarahan, dan diketahui bahwa anemia menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan. Peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat pada saat kehamilan, untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil sehingga apabila kebutuhan zat besi pada ibu hamil tidak terpenuhi akan menyebabkan terjadinya anemia gizi besi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah di Wilayah Puskesmas Muaralembu Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau Tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain cross Sectional dengan cara pengambilan sampel secara total populasi dan jumlah sampel dalam penelitin ini sebanyak 95 orang ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan tiga variabel yang terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah yaitu pekerjaan dengan nilai p= 0,035 (< 0,05) dan nilai OR = 3,83, pengetahuan gizi dengan nilai p= 0,00 (< 0,05) dan nilai OR=5,844, dan frekuensi ANC dengan nilai p= 0,030 (< 0,05) dan nilai OR= 7,39.

Iron nutrient anemia in pregnant women is still one public health problem in Indonesia where maternal mortality is quite high. Data from the health directorate families showed that 40% the cause of death was bleeding. And it is known that anemia is a risk factor for bleeding increased need for iron nearly three-fold during pregnancy, for fetal growth and the needs of pregnant women so that when the need for iron in pregnant women are not met will result in iron anemia.
Purpose of the research to find a picture of blood plus tablet consumption during pregnancy and factors associated with compliance of pregnant women consume tablets to gain more blood in the Clinic Muaralembu Riau Province Kuantan Singingi District in 2012.
This study uses cross-sectional design by sampling the total population and the number of samples in this study as many as 95 people pregnant results showed that three variables are statistically proven to have a meaningful relationship with the compliance of pregnant women consume tablets that work with blood added p-value = 0.035 (<0.05) and the value of OR = 3.83, knowledge of nutrition to the value ofp = 0, 00 (<0.05) and the value of OR = 5.844, and the frequency of ANC with p-value = 0.030 (<0.05) and OR = 7.39 value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Agustiani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imtinan Marsa Sancaya
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi anemia ibu hamil yang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain. Padahal anemia pada ibu hamil menyumbang 40% penyebab kematian ibu yang tinggi di Indonesia, selain itu juga berdampak pada pertumbuhan janin yang terhambat, meningkatkan risiko BBLR dan bayi lahir prematur, serta mengakari stunting dan anemia dini. Salah satu cara yang direkomendasikan oleh WHO untuk mencegah anemia pada ibu hamil adalah melakukan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) oral setiap hari sebagai bagian dari perawatan antenatal pada ibu hamil. Kemenkes (2015) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebagai bentuk pencegahan anemia. Berdasarkan survei SDKI 2017, provinsi dengan tingkat konsumsi TTD terendah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (14%) disusul dengan Provinsi Sumatera Utara (15%). Pada hasil riset SDKI 2012 sebelumnya Provinsi Sumatera Utara juga berada di posisi 4 terendah konsumsi TTD ibu hamil sesuai anjuran, dengan persentase 8,7%. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data yang diambil adalah data sekunder SDKI 2017 di Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 464 orang. Variabel dalam penelitian adalah: umur, pekerjaan, pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, jarak antar kelahiran, frekuensi ANC, jenis tenaga dan tempat pemeriksaan kehamilan, dan ketersediaan TTD di rumah. Hasil analisis univariat adalah ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan bahwa lebih banyak persentase ibu yang masuk dalam kelompok umur berisiko, memiliki pendidikan rendah dan menengah, dengan status bekerja, tinggal di perkotaan, memiliki riwayat paritas multipara, memiliki jarak antar kelahiran ≥24 bulan, frekuensi ANC ix Universitas Indonesia sesuai, nakes sebagai tenaga ANC, faskes sebagai tempat ANC dan memiliki ketersediaan TTD di rumah. Hasil dari penelitian bivariat menunjukkan tiga variabel terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu mengonsumsi TTD yakni pendidikan (p=0,002, OR=2,153), paritas (p=0,020, OR=3,544) dan frekuensi ANC (p=0,001, OR=2,419). Sedangkan variabel yang tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara lain umur (p=0,444), pekerjaan (p=0,236), wilayah tempat tinggal (p=0,523), jarak antar kelahiran (p=0,968), tenaga ANC (p=0,517), tempat ANC (p=1,000) dan ketersediaan TTD di rumah (tidak dapat dianalisis). Saran bagi instansi terkait dapat melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi rendahnya tingkat pendidikan wanita di Sumatera Utara, menggencarkan promosi dan informasi TTD di sosial media, menggencarkan penyuluhan dan edukasi mengenai KB, membuat program layanan tambahan mengenai TTD untuk ibu hamil dengan pendidikan rendah. Selain itu bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari segi pengujian data, metode dan sumber data.

Compared to other developing countries, Indonesia is one of the high prevalence countries with anemia among pregnant women. Whereas anemia in pregnant women causes 40% of high maternal mortality in Indonesia, it also impact on retarding fetal growth, increasing the risk of low birth weight and premature birth, as well as rooting stunting and early anemia. WHO recommends to prevent anemia in pregnant women by iron supplementation every day as part of antenatal care. Kemenkes RI (2015) recommends pregnant women to consume a minimum 90 tablets of iron supplement during pregnancy as a form of anemia prevention. Based on the IDHS 2017 survey, the province with the lowest level of iron consumption was Southeast Sulawesi (14%) followed by North Sumatra (15%). In the previous 2012 IDHS research results, North Sumatra was also in the 4th lowest position in the consumption of iron for pregnant women with 8.7%. Thus, the purpose of this study was to determine what factors influence the adherence to Iron Supplement consumption. This can be seen from several factors such as age, occupation, education, area of residence, parity, distance between births, frequency of ANC, type ANC workers, ANC place, and availability of iron tablets at home. This study uses a cross sectional design and using secondary data from the IDHS 2017 in North Sumatra with a sample of 464 people. The results of univariate analysis were pregnant women in North Sumatra showed that there was a higher percentage of mothers who belonged to the risk age group, had low and secondary education, working, lived in urban areas, multiparity parity, had a birth interval of 24 months, the frequency of ANC appropriate, health workers as ANC personnel, health facilities as ANC places and have the availability of iron tablets at home. The results of bivariat analysis showed that three variables were statistically proven to have a significant relationship with adherence of taking iron tablets among pregnant women, such as education (p=0.002, OR=2.153), parity (p=0.020, OR=3.544) and frequency of ANC (p=0.001, OR =2.419). xi Universitas Indonesia While the variables that did not show a significant relationship were age (p=0.444), occupation (p=0.236), area of residence (p=0.523), distance between births (p=0.968), ANC personnel (0.517), ANC location (p=1,000) and availability of iron at home (can not be analyzed). From this study there is some suggestions for the government can collaborate across sectors to overcome the low level of women's education in North Sumatra, intensify promotion and information on iron tablets on social media, intensify counseling and education about family planning, create additional service programs regarding iron tablets for pregnant women with low education. In addition, other researchers can do better research in terms of testing data, methods and data sources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
"Anemia gizi ibu hamil yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa secara nasional 50,9 % ibu hamil menderita anemia. Mengingat dampak anemia terhadap tingginya angka kematian ibu maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan sejak tahun 1975 melakukan upaya penanggulangan dengan pemberian suplementasi tablet besi yang didistribusikan melalui Puskesmas dan Posyandu.
Berdasarkan Survey Cepat Anemia Gizi Ibu Hamil Tahun 2001 di Kota Palembang Sumatera Selatan, prevalensi anemia ibu hamil di Kecamatan Sako sebesar 25,42% sedangkan cakupan pendistribusian sangat tinggi yaitu Fe1 102% dan Fe3 101%.Hal ini menunjukkan bahwa belum semua ibu hamil yang mendapatkan tablet besi Bari puskesmas dan posyandu secara patuh meminumnya secara teratur setiap hari
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dan faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Sako dan Puskesmas Multi Wahana Kecamatan Sako Palembang tahun 2004. Unit analisisnya adalah ibu-ibu hamil trimester II dan III yang telah mendapatkan tablet besi, penelitian dilaksanakan pada bulan April 2004.
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan rancangan desain Cross Sectional. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan di ke dua Puskesmas Bari seluruh responden 64,44% patuh dan 35,56% yang tidak patuh. Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi sedangkan variabel penyuluhan tidak bermakna.
Dari hasil uji analisis multivariat dengan menggunakan metode Logistic Regression menunjukkan bahwa dari enam variabel bebas hanya empat variabel saja yang masuk sebagai kandidat model multivariat yaitu umur,pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga. Setelah dianalisis ternyata variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan adalah tingkat pendidikan OR 5,969 artinya responden yang berpendidikan tinggi cenderung untuk patuh mengkonsumsi tablet besi 5,969 kali dibandingkan responden yang berpendidikan rendah.
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan konseling mengenai anemia gizi dan tablet besi terutama pada kelompok ibu hamil berisiko yaitu umur <20 th dan >35 th, serta mengadakan supervisi dan monitoring untuk melihat apakah tablet besi betul-betul diminum oleh ibu hamil.

Factors Related to Compliance of Pregnant Women Consumed Iron Tablet at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in the Sub-district of Sako, the City of Palembang Year 2004.Nutrition anemia of pregnant women which caused of iron deficient is one of main nutrition problems in Indonesia. Household Health Survey (SKRT) in 1995 indicated that nationally 50.9% of pregnant women suffered anemia. Considering anemia impact to the high maternal mortality, the government of Indonesia through the Minister of Health since 1975 has been striving to overcome with providing iron tablets supplement that distributed through Puskesmas and Posyandu.
According to Rapid Survey of Nutrition Anemia in Pregnancy in 2001 in the City of Palembang, South Sumatra, the prevalence of pregnant women in Sub-district of Sako was equal to 25.42% while the coverage of distribution was very high, Fe 1 (102%) and Fe3 (101%), respectively. It indicated that not yet all pregnant women which got iron tablets from Puskesmas and Posyandu obediently taking them regularly every day.
This study aimed to obtain the description of Ievel of compliance of pregnant women who consumed iron tablets and its related factors at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in Sub-district of Sako, Palembang in 2004. Unit of analysis in this study were 2nd and 3`d trimester pregnant women which had got iron tablets. It conducted during April 2004.
The study was survey research using cross sectional design. Data analysis included univariate, bivariate, and multivariate analysis. This study resulted that level of compliance in both of Puskesmas showed 64.44% of respondents were compliant and the rest (35.56%) were not compliant. Bivariate analysis showed that age, education, family support as well as knowledge had significant relation with the compliance of pregnant women. In the other hand, counseling did not have significant relation statistically.
Multivariate analysis using Logistic Regression Method indicated only 4 out of 6 variables that become as candidate of multivariate model. They were age, education, family support, and knowledge. The most dominant variable related to the level of compliance was education (OR 5,969). It meant that respondent whose higher education tended to be obedient in taking iron tablets 5,969 times compared to those whose lower education.
It is suggested to the health officer to provide counseling about nutrition anemia and iron tablet, especially for risky pregnant women groups e.g. <20 years old and >35 years old, and also to perform monitoring and supervision to make sure that iron tablets are really taken by pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Satryana Devy Pamungkas
"Anemia defisiensi zat besi atau kekurangan zat besi pada ibu hamil dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah < 11gr%. Kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan pada tahun 2019 adalah 12,15% dimana angka tersebut diatas 5% sehingga menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil dan hubungan junlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2020. Metodologi penelitian ini menggunakan potong lintang dengan jumlah populas 1038 ibu hamil dan sample 774 ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang memiliki hubungan secara statistik dengan anemia pada ibu hamil adalah umur, paritas, jarak kehamilan, tablet tambah darah, pendidikan, dan pekerjaan. analisis hubungan jumlah pemberian tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan uji Chi Square menunujukkan nilai p = 0,000 dengan nilai OR = 2,969 dengan 95% CI antara 1,9 – 4,5. Analisis multivariat diperoleh hasil dalam penelitian ini tidak didapatkan variabel konfonding. Secara statistik dapat dijelaskan dari nilai OR ibu hamil dengan umur yang resiko rendah dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 1,7 kali lebih beresiko menderita anemia, sedangan ibu hamil dengan umur yang resiko tinggi dan kurang mendapatkan tablet tambah darah 4,8 kali lebih beresiko menderita anemia selama masa kehamilan.

Iron deficiency anemia or iron deficiency in pregnant women is happen when the haemoglobin (Hb) level in the blood is <11gr%. The incidence of anemia in pregnant women in the work area of the Pesanggrahan District Health Center in 2019 was 12.15%, where the figure is above 5% so that it is become one of the public health problems. This study aims to see the prevalence of anemia in pregnant women and the correlation between giving blood-supplemented tablets and the incidence of anemia in pregnant women at the Pesanggrahan District Health Center in 2020. The research methodology used a cross-sectional study with a population of 1038 pregnant women and a sample of 774 pregnant women. The results of this study indicate that the variables that have a statistical relationship with anemia in pregnant women are age, parity, pregnancy, blood supplement tablets, education, and occupation. Analysis of the relationship between the number of tablets offering added blood with the incidence of anemia in pregnant women based on the Chi Square test showed a value of p = 0.000 with an OR = 2.969 with a 95% CI between 1.9 - 4.5. Multivariate analysis showed that the results of the study were not confounding variables. Statistically, it can be explained from the OR value of pregnant women with a low risk age and less getting a blood supplement tablet 1.7 times more likely to suffer from anemia, while pregnant women with a high risk age and less getting a blood supplement tablet are 4.8 times more likely to suffer from anemia during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Marthaulina Ginting
"Latar belakang masalah: Prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Indonesia cukup tinggi, yaitu 63,5% (SKRT 1992). Tingginya prevalensi anemia disebabkan kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan sewaktu melahirkan. Kekurangan zat besi dapat ditanggulangi dengan minum tablet besi secara teratur setiap hari selama tiga bulan. Tablet besi telah tersedia di posyandu. Diduga ketidakpatuhan ibu hamil minum tablet besi menjadi salah satu penyebab anemia.
Tujuan dan manfaat penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor intrinsik (umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pengalaman minum pil KB, sikap ibu) dan faktor ekstrinsik (pengaruh kelompok "peer", penampilan kerja petugas, ketersediaan fasilitas) dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengelola program kesehatan ibu dan anak dalam upaya meningkatkan penyuluhan manfaat tablet besi bagi ibu hamil.
Metodologi penelitian: Rancangan penelitian adalah "Cross sectional" dengan pengambilan data di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Unit analisis adalah ibu hamil trimester II dan III sebanyak 131 orang. Responden dapat dilacak sesudah wawancara pertama berjumlah 40 orang. Analisis dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif univariat untuk melihat gambaran frekwensi responden menurut berbagai karakteristik. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Untuk membuktikan hipotesa digunakan uji statistik nonparametrik dengan mempergunakan Chi-Square Test. Analisis kualitatif dilakukan dengan Cara pendekatan Focus Groups Discussion dengan 2 kelompok, kelompok patuh dan kelompok tidak patuh minum tablet besi.
Hasil penelitian: Ditemukan secara konseptual dengan pendekatan FGD, ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, walaupun dari uji statistik tidak terbukti. Tablet besi tersedia bagi ibu hamil dengan harga murah dan terjangkau. Responden belum tahu persis manfaat tablet besi. Temuan dari Focus Groups Discussion, responden ibu hamil tidak patuh minum tablet besi karena lupa.
Kesimpulan dan saran: Kemungkinan penyebab terjadinya hubungan tidak bermakna adalah jumlah sampel kecil. Walaupun analisis kuantitatif menunjukkan hubungan tidak bermakna, tetapi secara konseptual, sama dengan hamil analisis kualitatif dengan cara pendekatan FGD, ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menanggulangi defisiensi anemia ibu hamil, perlu ditingkatkan penyuluhan secara terus menerus mengenai manfaat tablet besi kepada ibu hamil. Ibu hamil yang sering lupa minum tablet besi perlu dimotivasi. Petugas kesehatan terutama pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak perlu pelatihan berjenjang bertahap. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sadiq
"Anemia gizi merupakan masalah defisiensi gizi yang terbanyak dan merupakan penyebab anemia terbesar pada kchamilan. Di Indonesia anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah gizi utama yaitu sebesar 40,1 % (SKRT 2001). Tczjadinya anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, yaitu rendahnya asupan besi, gangguan absorpsi dan kehilangan besi akibat perdarahan menahun, disamping status penyakit yang diderita ibu hamil seperti malaria, infeksi casing, HIV/AIDS dan penyakit genetik (thalassemia).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prevalensi anemia gizi ibu hamil serta mengidentifikasi faktor - faktor yang berhubungan dengan kcjadian ibu hamil Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008. Penelitian ini mengglmakan' pendekatan kuantitatif dcngan desain: ,wtcng !in!ang. Sampel adalah ibu hamil trimester I, II dan III yang terpilih melalui prosedur pemilihan sampel dengan metode random sampling.
Junlah sampel seluruhnya adalah 228 ibu hamil. Cara pengambilan sampel menggunakan metode multisrage. Sebagai kluster adalah desa yang diambil sebanyak 30 desa dari 206 deca yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin. Desa dipilih secara acak proposional. Variabel dependen penelitian ini adalah kadar Hb ibu hamil yang diukur dengan metode sahli, sedangkan variabel independen terdiri dari umur ibu, LILA, paritas, pekerjaan, jarak kehamilan, riwayat penggunaan alat kontrasepsi, asupan zat besi, makanan sumber heme dan non heme, makanan peningkat dan penghambat absorpsi zat besi, TTD, pengetahuan tentang anemia, iingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia gizi ibu hamil di Kabupaten Musi Banyuasin sebesar 42,5 %. Berdasarkan usia kchamilan, prevalensi anemia gizi lebih tinggi pada ibu hamil trimester I (63,7 %) dibandingkan dengan trimester 1] (39,1 %) dan trimester IH 39,1 %). Sebagian besar responden berada pada umur yang tidak berisiko untuk hamil (20 - 35 tahun), tidak berisiko dalam paritas dan LILA. Seluruh ibu hamil (100%) telah melakukan ANC dengan jumlah yang bervariasi di tiap trimester. Terdapat 21,9 % responden yang belum pemah mendapatkan TTD, yang sebagian besar dialami oleh ibu hamil trimester I. Sebanyak 56,2 % mengonsumsi zat besi < 90 % AKG, jarang mengonsumsi makanan sumber heme (54,8 %) dan non heme (58,3 %), tetapi sering mengonsumsi makanan peningkat absorpsi Fe (51,3 %).
Hasil uji bivariat dengan Chi-Square, terdapat hubungan yang bexmakna antara umur ibu (nilai p = 0,008, OR ; 2,485), umur kehamilan (nilai p = 0.047, OR : 0,372), jarak kelahiran (nilai p = 0,019, OR : 0,5 12), tingkat pengetahuan (nilai p = 0,024, OR : I ,l43) dengan anemia gizi ibu hamil di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008.
Hasil akhir analisis multivariat mendapatkan vaxiabel umur ibu merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya anemia gizi ibu hamil Dengan nilai p 0,024, OR : 2,3 (95% CI 1,128 - 4,61 1), sehingga dapat disimpulkan responden dengan umur kehamilan berisiko (<20 dan >35 tahun) berpeluang untuk menderita anemia gizi sebesar 2,3 kali dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok umur aman untuk kehamilan (20 - 35 tahun) setelah dikontrol variabel umur kehamilan, jarak kelahiran, tingkat pendidikan dan pengetahun ibu.
Saran yang diajukan dalam penelitian adalah meningkatkan KIE ibu hamil terutama mengenai anemia gizi, sumber malcanan heme, non heme, peningkat dan penghambat absorpsi F e rnelalui penyuluhan seeara rutin di posyandu dan puskcsmas. serta peningkatan cakupan suplementasi TTD. Terhadap temuan hasil penelitian ini, perlu dilakukan screening anemia pada remaja putri dan wanita sebelum hamil. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan terutama dalam pemeriksaan kehamilan.

Anemia is the most nutrition deficiency problem and as the biggest anemia cause in pregnancy. In Indonesia, it still becomes the main nutrient problem (40,1% SKRT 2001). The nutrient anemia ofthe pregnant mother is caused by many factors, example : lack of calcium ,absorption hindrance and lost of calcium caused of chronic bleeding, besides the illness status suffered by pregnant mother such as malaria, wonn infection, HIV/AIDS and genetically illness ( thalasscmia ).
This aim of this research in to have prevalantion of pregnant mother iron deficiency anemia and also to identify some factors related to pregnant woman’s case in Musi Banyuasin regency in 2008. This research uses quantitative rapprochement by cross sectional. The sample is at the first, second and third three semester of pregnant mother selected by stratiication sample of choosing procedures. The totally sample is 228 pregnant mothers.
Sample withdrawal way uses the stratification multistage method. As the cluster is taken 30 villages from 206 which is in Musi Banyuasin Regency. It has taken in a cluster as proportional randomly. Dependent variable of the research is Hb value of pregnant woman measured by sahli method, and independent variable contents of motl1er’s age, mid arm circumstances, parity, job, pregnancy space, calcium consumption, heme and non heme food sources, barrier food of calcium absorption, iron tablets supplementation, anemia knowledge, mothers’ education level and economic level.
The result of this research finds the nutrient anemia of pregnant mother in Musi Banyuasin Regency is totally 42,5%. Based on the pregnancy ages, iron deficiency anemia prevalantion is higher in the first semester of pregnant mother ( 63,7% ) than the second three semester 9 39,l% ) and the third three semester (39,l%). Most of respondents are in save ages of pregnancy ( 20-35 years old ) and has lower risks parity and mid ann circumtances.
Bivariat test result with Chi-square, found significant relationship between mother’s ages (p:0,008, OR 2,485), pregnancy ages (p:0.047, OR 0,372), pregnancy space (p:0,019, OR 0,5l2), knowledge level (p:0,024 OR l,l43) with anemia of pregnant mother in Musi Banyuasin in 2008.
The final result of mothers’ age analysis totally OR = 2,3 with 95% CI 1,128 - 4,661 1, so it can concluded that respondent with risk of pregnancy ages (<20 and >35 years old) have chance to suffer iron deficiency anemia for 2,3 times higher than others respondents who are in save old of pregnancy (20-35 years old) afier being controlled by pregnancy ages variable, pregnancy space, education level and mothers’ knowledge.
The suggestion is improvement of pregnant mothers BIC, specifically about nutrient anemia, heme and non heme food sources, increasing and barrier of iron pills supplement. For this research result, it needs to have anemia screening to girls and woman before being pregnant. Services Quality improvement is also needed especially in pregnancy checking up, motivate and controlling the pregnant mother to have iron pills supplement regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34578
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venni Vernissa
"Menurut WHO, prevalensi anemia pada ibu hamil adalah 41,8%. Penanggulangan masalah anemia pada ibu hamil yaitu dengan pemberian tablet tambah darah sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Kurangnya tenaga apoteker di puskesmas, menyebabkan konseling tidak dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh pemberian konseling dan leaflet terhadap peningkatan kepatuhan dan kadar hemoglobin ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Cibungbulang dan Puskesmas Cileungsi Kabupaten Bogor tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Jumlah sampel 158 ibu hamil dengan anemia. Pengukuran kepatuhan dilakukan menggunakan kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale) dan kadar Hb dengan alat STAT-Site MHgb. Pengukuran pada kelompok konseling di Puskesmas Cibungbulang dan kelompok leaflet di Puskesmas Cileungsi Kabupaten Bogor. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, uji Wilcoxon dan analisis regresi logistic bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian konseling pada ibu hamil dengan anemia meningkatkan kepatuhan minum tablet tambah darah (p<0,05) dan kadar Hb (p<0,05). Pemberian leaflet pada ibu hamil dengan anemia meningkatkan kepatuhan minum tablet tambah darah (p<0,05) dan kadar Hb (p<0,05). Ibu hamil dengan anemia yang patuh minum tablet tambah darah kadar Hbnya meningkat sebesar 3,24 kali dibandingkan ibu yang tidak patuh minum tablet tambah darah. Ibu hamil dengan anemia yang makan makanan sumber heme setiap hari meningkatkan kadar Hb sebesar 2,31 kali dibandingkan yang tidak setiap hari makan makanan sumber heme.

According to WHO, the prevalence of anemia in pregnant mothers is 41,8%. The treatment of anemia in pregnant mothers namely by giving iron tablet of 90 tablet during the pregnancy. The lack of pharmacists in primary care, resulting in the counseling can not be carried out. This research has a purpose to assess the effect of counseling and leaflet giving have influence to improve adherence and hemoglobin rate of pregnant mothers in primary care Cibungbulang and Cileungsi Bogor Regency in 2013. Research design applied is quasi experiment. Number of samples 158 pregnant mothers with anemia. The measurement of adherence was conducted by using MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale) questionnaires and Hb rate with STAT-Site MHgb equipment. The measurements in group counseling at primary care Cibungbulang and group leaflet at primary care Cileungsi Bogor Regency. Data analysis was carried out with Chi-square test, Wilcoxon test and bivariate logistic regression analysis.
Results of this research suggest that influence of counseling giving to pregnant mothers with anemia increases adherence to take iron tablets (p<0,05) and Hb rate (p<0,05). Influence of leaflet giving to pregnant mothers with anemia increases adherence to take iron tablets (p<0,05) and Hb rate (p<0,05). Pregnant mothers with anemia who adhere to take iron tablet have their Hb rate improved 3,24 times compared to those who do not adhere to take iron tablet. Pregnant mothers with anemia who eat food source of heme every day have their Hb rate improved 2,31 times compared to those who do not eat food source of heme every day.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>