Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriati
"The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) aims to provide a broad perspective for
evaluating and improving education. This assessment also ranks the participant countries based on their performance
and makes inferences about factors affecting achievement and learning. However, the study may not function as it was
expected because of differences in curricular, cultural, or language settings among countries. Consequently, this
challenges assumptions about measurement equivalency. The present study aims to assess the equivalency of
mathematics items on the TIMSS (2007) study across Australian and Indonesia. Students’ responses were subjected to
Rasch analysis to determine DIF items. The results revealed that many items of mathematics tests are problematic
because they showed significant bias. The study also found that Australian students performed better and found
mathematics items on the test easier than their Indonesian counterparts did. Several factors such as curricular
differences, methods used to solve mathematics problems, availability of textbooks and teachers’ quality might explain
the existence of DIF between the countries. These findings indicate that serious limitations of using TIMSS results in
comparing the performance of students across countries. Thus, further empirical evidence is needed before TIMSS 2007
results can be meaningfully used in research.
The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bertujuan menyediakan perspektif yang luas
dalam mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan. TIMSS juga merangking negara-negara peserta studi
berdasarkan kemampuan serta membuat prediksi tentang faktor-faktor yang memengaruhi capaian belajar siswa
mereka. Akan tetapi, karena perbedaan kurikulum, budaya atau bahasa dari negara-negara tersebut, TIMSS ini tidak
berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, kondisi ini menantang asumsi-asumsi tentang pengukuran yang
ekuivalen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keekuivalenan soal-soal matematika dari studi TIMSS 2007 dengan
menggunakan jawaban siswa Australia dan Indonesia. Rasch analisis digunakan untuk menemukan soal-soal yang bias.
Hasil analisis menujukkan bahwa banyak soal matematika dalam studi TIMSS 2007 bermasalah karena soal tersebut
memperlihatkan bias yang signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan siswa Australia lebih baik dari
siswa Indonesia. Soal matematika terlihat lebih mudah bagi siswa Australia dibandingkan bagi siswa Indonesia.
Perbedaan kurikulum sekolah, metode dalam pemecahan masalah dan ketersediaan buku dan kualitas guru diduga
sebagai faktor penyebab munculnya DIF item. Temuan-temuan dalam penelitian ini mengindikasikan adanya
keterbatasan yang serius dalam menggunakan hasil studi TIMSS untuk membandingkan negara-negara peserta studi.
Oleh karena itu, bukti-bukti empiris lainnya sangat diperlukan sebelum hasil studi TIMSS 2007 dapat digunakan
dengan bermakna sebagai dasar penelitian."
STKIP Bina Bangsa Getsempena. Mathematics Department, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriati
"The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bertujuan menyediakan perspektif yang luas dalam mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan. TIMSS juga merangking negara-negara peserta studi berdasarkan kemampuan serta membuat prediksi tentang faktor-faktor yang memengaruhi capaian belajar siswa mereka. Akan tetapi, karena perbedaan kurikulum, budaya atau bahasa dari negara-negara tersebut, TIMSS ini tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, kondisi ini menantang asumsi-asumsi tentang pengukuran yang ekuivalen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keekuivalenan soal-soal matematika dari studi TIMSS 2007 dengan menggunakan jawaban siswa Australia dan Indonesia. Rasch analisis digunakan untuk menemukan soal-soal yang bias. Hasil analisis menujukkan bahwa banyak soal matematika dalam studi TIMSS 2007 bermasalah karena soal tersebut memperlihatkan bias yang signifikan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kemampuan siswa Australia lebih baik dari siswa Indonesia. Soal matematika terlihat lebih mudah bagi siswa Australia dibandingkan bagi siswa Indonesia. Perbedaan kurikulum sekolah, metode dalam pemecahan masalah dan ketersediaan buku dan kualitas guru diduga sebagai faktor penyebab munculnya DIF item. Temuan-temuan dalam penelitian ini mengindikasikan adanya keterbatasan yang serius dalam menggunakan hasil studi TIMSS untuk membandingkan negara-negara peserta studi. Oleh karena itu, bukti-bukti empiris lainnya sangat diperlukan sebelum hasil studi TIMSS 2007 dapat digunakan dengan bermakna sebagai dasar penelitian.

The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) aims to provide a broad perspective for evaluating and improving education. This assessment also ranks the participant countries based on their performance and makes inferences about factors affecting achievement and learning. However, the study may not function as it was expected because of differences in curricular, cultural, or language settings among countries. Consequently, this challenges assumptions about measurement equivalency. The present study aims to assess the equivalency of mathematics items on the TIMSS (2007) study across Australian and Indonesia. Students? responses were subjected to Rasch analysis to determine DIF items. The results revealed that many items of mathematics tests are problematic because they showed significant bias. The study also found that Australian students performed better and found mathematics items on the test easier than their Indonesian counterparts did. Several factors such as curricular differences, methods used to solve mathematics problems, availability of textbooks and teachers? quality might explain the existence of DIF between the countries. These findings indicate that serious limitations of using TIMSS results in comparing the performance of students across countries. Thus, further empirical evidence is needed before TIMSS 2007 results can be meaningfully used in research."
STKIP Bina Bangsa Getsempena. Mathematics Department, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Rokhidin
"Hasil dari laporan studi kemampuan matematika Tahun 2003 yang dimuat dalam buletin Puspendik, Vol 2/No 11Juli 2005. Disebutkan hampir disemua negara, siswa laki-laki menunjukkan prestasi literasi matematika lebih baik daripada siswa perempuan.
Berdasarkan dari laporan tersebut sangat menarik untuk diteliti kebiasan butir-butir Tes Matematika Trends in International Mathematics and Sciens Study (TIMSS 2003). Studi kebiasan dari segi gender dilakukan pada 12 buku tes mata pelajaran matematika dengan bentuk soal pilihan ganda. Untuk mendeteksi kebiasan menggunakan metode Delta Plot, metode Manthel Haenzel, dan metode Rasch Model.
Pengolahan data menggunakan program Excel dan program QUEST. Deteksi kebiasan dengan metode Delta Plot, butir-butir soal yang digambarkan sebagai titik-titik pads sumbu XY. Apabila terdapat titik-titk yang memiliki jarak terjauh terhadap garis regresi, maka titik-titik tersebut dicurigai terdeteksi DIF.
Mendeteksi DIF dengan Metode Manthel-HaenszeI tingkat signifikansi yang digunakan adalah a = 1 %, df = 1 sehingga nilai kritis x2 0,01;1= 6,635. Nilai kritis itu dibandingkan dengan nilai MH,2, apabila pada suatu butir soal diperoleh MHx2 > x20,01;1 atau MHx > 6,635 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF, dan apabila pada suatu butir soal diperoleh MHz2 < 72 0,01;1 atau MHx2 < 6,635 maka butir soal tersebut tidak terdeteksi DIF. Jadi untuk menentukan suatu butir soal terdeteksi atau tidak terdeteksi DIF, nilai MHx2 pada butir soal tersebut dibandingkan dengan nilai x2 0,01;1.
Dapat juga dilakukan untuk mendeteksi jenis DIF pada Metode Manthel Haenszel ini menggunakan nilai MH Alpha (aMH), apabila pada suatu butir soal diperoleh aMH > 1 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF yang menguntungkan kelompok acuan. Dan sebaliknya apabila pada suatu butir soal diperoleh ccMH < -1 maka butir soal tersebut terdeteksi DIF yang menguntungkan kelompok focus.
Metode Rasch Model menggunakan Kriteria untuk menentukan butir soal terindikasi DIF ditinjau dari tingkat kesukaran soal, tingkat kesukaran soal kelompok laki-laki (di ), tingkat kesukaran soal kelompok perempuan (d2) dari dua kelompok peserta tes, apabila d1 - d2 ≥ 0,50 atau dl - d2 < -0,50 dan Xhitung > X2 tabel atau X2hitung > 6,635 untuk α = 0,01 dengan df = 1.
Hasil analisis dari ketiga metode yang digunakan diperoleh metode yang paling sensitif mendeteksi DIF yaitu, pertama Metode Delta Plot, kedua Metode Rasch Model, dan ketiga Metode Manthel Haenzel
Hasil alisis butir-butir soal yang terdeteksi DIF sekaligus oleh ketiga metode tersebut yaitu dari Buku 01 sebanyak 2 soal, Buku 04 sebanyak 1 soal, dari Buku 05 sebanyak 1 soal, dari Buku 06 sebanyak 2 soal, dan dari Buku II sebanyak 1 soal.
Butir-butir soal yang terdeteksi DIF sekaligus oleh ketiga metode, maka soal-soal tersebut dicurigai sangat potensial mengandung DIF."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Maria Gani
"Tujuan penelitian ini : 1) memeriksa nilai reliabilitas; 2) memeriksa urutan item berdasarkan tingkat kesukaran; 3) membandingkan data tingkat kesukaran pada saat mengadaptasi alat ukur dengan data yang digunakan sekarang; 4) meningkatkan validitas; 5) memeriksa Item Characteristic Curve (ICC) setiap item dan Test lnjbrmation Function (TIF) setiap subtes; 6) membandingkan tlngkat kesukaran (threshold) antara data politomos dan data politomos (Partial Credit Model) yang didikotomoskan; 7)memeriksa item-item yang tidak fit; 8) mcndctcksi DIF pada alat ukur Wecshler Intelligence Scale for Children Revised (WISC-R). Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis tes klasik dan analisis tes modem, serta dilengkapi dengan pengecekan asumsi-asumsi pada tes modem yaitu unidimensional (dengan analisis faktor), invarian pada parameter tingkat kesukatan.
Metodologi yang dlgunakan untuk pendeteksi DIF adalah metode Mantel-Hacnszei. Rasch Model dan Item Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). Hasil yang diperoleh : 1) nilai reliabilitas baik; 2) urutan tingkat kesukaran perlu dipcrbaiki;3) syarat unidimensional dan asumsi invarian terpenuhi; 4) ada beberapa itcm yang tidak lit dengan model; 5) perlu dilakukan perbaikan untuk item-item yang terdeteksi mengandung DIF yaitu berturut-turut 7, 5, 5, 11, dan 6 item dari subtes Information, Similarities, Arithmetic, Vocabuiary dan Comprehension. lmplikasi dan keterbatasan dalam pcnelitian ini dapat digunakan untuk penelititan di masa yang akan datang.

The current study highlights several components on Weschler's Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R), including : 1) its reliability scores; 2) its item-ordering based on diliiculty level; 3) comparing the level of item difficulty before and aner the adaptation; 4) improving its validity; 5) looking at Test Infomation Function (TIF) on each subtest; 6) comparing the threshold between the original polytomous data and the modified polytomous data into dichotomous data (Partial Credit Model); 7) whether each item is fit or not; and 8) detecting its Differential Item Functioning (DIF). The analyses were conducted using the classical and modem test approaches, along with each approach assumptions such as unidimensionality (factor analysis) and invariant on the parameter ofthe difliculty levels.
The methodologies used to detect DIP were Mantel-Haenszel, Rasch Model and ltem Response Theory Likelihood Ratio (IRT LR). The results were: 1) acceptable degree of reliability; 2) the item-ordering based on difficulty levels needs re-ordering; 3) assumptions on unidimcnsional and invariant were lil; 4) several individual items were not fit; 5) serious consideration needed to modify the items containing severe DIF, including 7, 5, 5, 11, 6 number of items on Information, Similarities, Arithmetic, Vocabulary, and Comprehension, respectively. Limitations and implications of the study are discussed along with recommendations for future research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fawziana Ratna Mustika
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin afriza
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendeteksian Differential Item Functioning (DIF) pada tes personality berdasarkan jenis Kelamin dan tingkat pendidikan pada siswa di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Cara awal untuk mengetahui ada tidaknya bias item pada suatu tes adalah dengan melakukan analisis DIF atau dikenal dengan keberbedaan fungsi butir. DIF adalah perbedaan probabilitas sukses/kategori tertentu dalam merespon butir dari dua kelompok yang berbeda setelah mengontrol tingkat kemampuan/trait. Oleh karena itu agar sebuah alat ukur tidak menguntungkan satu kelompok tertentu perlu dilakukan pendeteksian DIF.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 di sekolah atlet Ragunan Jakarta dengan teknik pengambilan sampel nonprobability accidental dan diperoleh total responden sebanyak 202 siswa, dimana 136 siswa terdiri dari siswa laki-laki dan 66 orang siswa perempuan, dengan tingkat pendidikan 146 Siswa merupakan siswa SMA serta 56 siswa SMP.
Metode pertama dalam pendeteksian DIF pada penelitian ini didasarkan pada Partial Credit Model (PCM) dan dibantu dengan menggunakan sofware QUEST untuk mengestimasi delta dari hasil respon. Metode kedua adalah dengan menggunakan metode Mantel Haenszel (MH) yang kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS.
Hasil dari deteksi DIF yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode yang paling banyak mendeteksi DIF adalah metode berdasarkan PCM. Melalui PCM dapat disimpulkan berdasarkan jenis kelamin dimana ditemukan terdapat 37 Item dari 90 item yang terdeteksi DIF. Metode yang paling sedikit mendeteksi DIF adalah metode MH berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebanyak 3 item dari 90 item.

This study aims to determine how the detection of Differential Item Functioning (DIF) on personality tests by gender and level of education to students in the School Athletes Ragunan , Jakarta . how early to determine whether there is bias on a test item is to perform analysis of DIF or known as Differential Item Functioning . DIF is the difference in the probability of success to take grain from two different groups after controlling for ability level/trait. Therefore, for a measuring instrument is not favorable to one group needs to be done DIF detection.
The study was conducted in April to June 2014in the School Athletes Ragunan taken nonprobability accidental engineering and obtained a total of 202 respondents, which consisted of 136 male students and 66 female students, by level of education 146 high school students and 56 junior high school students.
First method for Detection DIF in this study is using Partial Credit Model (PCM) and assisted by using software QUEST to estimate the delta of the results of the response. Second method is using Mantel Haenszel (MH) which is then processed using SPSS.
The results of the detection of DIF have shown that the method most widely detected DIF is a PCM, through the method based on PCM can be concluded by Gender where it was found there were 37 item of 90 items were affected by DIF. Method for at least detecting DIF is MH method based on education level were found 3 irem of 90 items.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T51664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Istiani
"Differential Item Functioning (DIF) berdasarkan gender menjadi topik utama dalam penelitian terhadap tes baterai multibakat Differential Aptitude Test (DAT). Dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974) disebutkan terdapat perbedaan penormaan terhadap kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan, terutama pada subtes penalaran mekanik. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel siswa SMU swasta di Yogyakarta. Sampel diambil dari kelas 1 dan kelas 2. Diantara 5 SMU tersebut terdapat 3 sekolah khusus yaitu satu khusus siswa laki-laki pada kelas 1 dan 2 khusus siswa perempuan pada kelas 2. Analisa karakteristik psikometrik secara umum dilakukan dengan Item and Test Analysis (ITEMAN). Analisa keberadaan DIF berdasarkan gender menggunakan metode Item Response Theory (IRT) dengan menghitung nilai chi-Square dan area antara dua item karakteristik survei item yang sama dari kelompok yang berbeda. Software yang digunakan adalah BILOG untuk memperoleh item parameter.
Analisa terhadap keberadaan DIF berdasarkan gender memberikan hasil positif. Indikasi paling kuat terdapat pada subtes penalaran mekanik. Hasil ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam buku manual DAT edisi ke-5, (1974). Hasil pengolahan data menunjukkan juga item-item tidak fit terhadap data, dan item-item yang mengandung DIF. Sejauh ini pengaruh dari kelompok sekolah khusus tersebut terhadap kelompok masing-masing cukup besar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yudhistira
"Tesis ini meneliti pengaruh dari faktor sosial yaitu social norms dan perceived critical mass dan faktor-faktor individu yang terdapat pada proses penerimaan suatu mobile game dengan intensi terhadap pembelian digital item yang disediakan oleh mobile game tersebut. Tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis dilakukan untuk meneliti hubungan pengaruh tersebut, data pada penelitian ini didapat dari penyebaran kuesioner terhadap 257 responden yang pernah menggunakan game dan belum pernah membeli digital item pada game yang diteliti yaitu Line: Get Rich. Populasi yang di tuju yaitu yang berada di wilayah Jabodetabek, dengan melakukan pendekatan snowball sampling dan convenience sampling, dan kemudian dilakukan analisis terhadap data yang didapat dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh dari faktor sosial baik itu dari social norms dan perceived critical mass, keduanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi pembelian digital items pada mobile game. Faktor sosial tersebut juga telah diteliti bahwa tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada attitude pengguna. Oleh karena itu jika pengembang game ingin memfokuskan pendapatan pada penjualan digital items maka perlu untuk menambahkan fitur seperti share pada media sosial ketika pengguna telah melakukan penggunaan digital items atau telah melakukan pembelian digital items. Pengembang game dan pemasarnya juga tidak perlu ragu-ragu dalam memberikan pengaruh sosial dengan alasan pengguna akan terganggu pada notifikasi pada media sosial karena berdasarkan data dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial pada sikap pengguna terhadap game itu tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Dilihat dari pengaruh faktor-faktor individu seperti perceived enjoyment, perceived ease of use, dan perceived usefulness, kesemuanya memberikan pengaruh yang signifikan pada attitude pengguna. Dengan begitu dalam meningkatkan sikap positif pengguna terhadap game yang dikembangkan maka pengembang perlu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

This thesis examines the influence on social factors, namely social norms and perceived critical mass, and individual factors on mobile games acceptance process against purchase intention on digital items in mobile game. Literature review and hypothesis formulation was conducted to investigate the effect of the relationship. The data in this study gathered from distributing questionnaires to 257 respondents who had used the game and had never bought digital items on the game that is being studied, which is Line: Get Rich. Population targeted on this study located on Jabodetabek area, snowball sampling and convenience sampling method is used to gather the data and then by using Structural Equation Model (SEM) analysis was performed from the data obtained.
The result showed that the influence of social factors, either from social norms and perceived critical mass, both of them have significant impact on digital items purchase intention on mobile games. Social factors have also been studied that does not have significant effect on the attitude of users. Therefore, if the game developer want to focus their revenue on digital items sales, then it is necessary to add features such as share to social media when the user has made use or have made a purchase of digital items. Game developers and its marketers also do not need to hesitate in giving social influence to the user by reason of users would be disturbed by the notification on social media, because based on the data provided in this study indicate that users of social influences does not have a significant influence on attitudes toward the game. Viewed from the effect of individual factors such as perceived enjoyment, perceived ease of use, and perceived usefulness, all of them had a significant influence on the attitude of user toward mobile game. Thus, in increasing positive attitude on the users toward the developed game, developers need to consider those factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>