Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.

The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police’s role and its typology and function.The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
"Penelitian ini bermaksud mengetahui profil kognisi mengenai polisi dari sudut kanak-kanak yang terbagi dalam tiga tahapan perkembangan usia. Dengan mengetahui perbedaan dan perbandingan struktur kognisi tersebut terhadap sosok polisi dan peran polisi, dihipotesakan bahwa kognisi dari kelompok kanak-kanak dengantingkat usia yang semakin tinggi akan menampilkan struktur yang lebih lengkap dan kompleks tentang obyek polisi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran struktur tersebut memang memperlihatkan pemerkayaan pada kelompok yang lebih tinggi.

The aim of this research is to investigate cognitive profile on police based on the view of children from three different developmental stages. It is hypothesized that the more older children are the more knowledgeable they are in relation to the police?s role and its typology and function. The result shows that the elder group of students indicate better knowledge and more understanding in terms of the police and what they normally do."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Christiani R.
"Remaja Putri adalah pasar potensial untuk produk kosmetika dan perawatan tubuh. Di akhir tahun 1992 PT. Mustika Ratu mengeluarkan seri kosmetika yang khusus ditujukan bagi remaja putri, dan diposisikan sebagai kosmetika alami yang sesuai dengan kondisi kulit remaja. Dalam memperkenalkan produknya, iklan yang bersifat multi media, yang ditampilkan di radio, televisi, dan juga di majalah Gadis, Anita Cemerlang, Puteri memanfaatkan Mode, dan Aneka ria. Iklan dibuat dalam suasana keremajaan agar sesuai dengan karakteristik khalayak yang ingin dituju, dan dapat menangkap perhatian khalayak dan memberikan informasi tentang keberadaan produk. Penelitian ini mencoba untuk melihat sampai sejauh mana kognisi atau pengetahuan khalayak tentang iklan Futeri, meliputi tingkat perhatian dan interpretasi khalayak. Penelitian mengenai kognisi khalayak tentang iklan Futeri bersifat deskriptif-analltis dan dilakukan dengan metode survei. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 100 orang siswi kelas 2 SMA yang dipilih secara random.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Tingkat pengenaan responden terhadap media dapat dikatakan tinggi, rata-rata mengkonsumsi lebih dari satu majalah, termasuk Gadis dan Pnita Cemerlang, dan juga radio dan televisi. Ini membuka peluang bagi responden untuk terkena iklan. Pengenaan responden terhadap iklan-iklan di kedua majalah juga tinggi. Responden cukup sering melihat iklaniklan yang ditampilkan di kedua majalah tersebut, terlihat dari jawaban responden dalam menyebutkan jenis-jenis produk dari iklan yang aaa di kedua majalah itu. Perhatian responden terhadap iklan Puteri cukup baik, terlihat dari terpilihnya iklan tersebut sebagai iklan kosmetika yang paling sering dilihat c!i kedua majalah di atas. Perhatian responden terhadap iklan Puteri juga diikuti oleh pemberian makna yang relatif sesuai dengan maksud pengiklan. Responden dengan tepat menginterpretasikan jenis produk yang diiklankan Puteri dan juga dapat menyebutkan maksud dari keseluruhan penampilan iklan tersebut. Tingkat kognisi atau pengetahuan responden tentang judul, naskah, dan ilustrasi iklan cukup baik. Sebagian besar responden dapat menyebutkan unsur-unsur iklan tersebut. Ini didukung oleh tingginya frekuensi responden melihat iklan tersebut di kedua majalah. Hanya saja pengetahuan responden tentang slogan tidak begitu baik, karena lebih dari separuh responden tidak dapat menyebutkan slogan iklan Puteri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Widinarsih
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena fenomena penggunaan peron oleh pedagang kaki lima (selanjutnya disingkat PKL) mencerminkan terabaikannya hak-hak atas fasilitas kota yang baik dari para pengguna jasa kereta rel listrik (selanjutnya disingkat KRL) Jabotabek kelas ekonomi. Mengapa hal tersebut masih saja dibiarkan terjadi oleh para pengguna jasa tersebut sebagai pihak yang berhak atas penggunaan peron sebagai teritori untuk alctivitas menunggu, naik, dan turun dari KRL Jabotabek kelas ekonomi
Penelitian ini mengkaji permasalahan trsebut dengan menggunakan konsep teritorialitas dan teori keseimbangan/P-0-X Heider melalui metode gabungan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah skala interaksi antara pengguna jasa KRL .Jabotabek kelas ekonomi dengan PKL dalam hal penggunaan peron stasiun pemberhentian (selanjutnya disingkat SP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibiarkannya terjadi
penggunaan peron SP sebagai tempat dagang para PKL berkaitan dengan dialaminya keadaan psikologis yang seimbang dalam kognisi kebanyakan pengguna jasa KRL Jabotabek kelas ekonomi yang menjadi subyek penelitian ini.
Keadaan seimbang yang terjadi itu mayoritas berupa kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - -, Yaitu kombinasi dimana hubungan P-O berupa hubungan sentimen positif hubungan O-X berupa hubungan unit negatif, dan hubungan P-X berupa hubungan sentimen negatif Artinya, kebanyakansubyek penelitian ini kadang-kadang menyukai/membutuhkan PKL di peron tapi menilai sebenarnya
PKL tidak berhak menggunakan peron sebagai tempat berdagang sehingga para subyek tersebut sebenamya keberatan bila keberadaan dan situasi kondisi peron ketika digunakan sebagai tempat berdagang sampai menganggu aktivitasnya menunggu, naik dan turun dari KRL.
Dengan keadaan psikologis yang seimbang tersebut maka kognisi para pengguna jasa KRL berada dalam kognisi yang konsisten, yang tidak menimbulkan tekanan/dorongan untuk mengubah struktur kognisi dalam hubungannya dengan PKL dan peron SP yang digunakan sebagai tempat berdagang PKL. Komponen hubungan unit dan sentimen pada kognisi Pengguna jasa KRL, berhubungan satu sama lain secara harmonis dan tidak ada tekanan untuk berubah.
Namun secara teoritis, kombinasi hubungan P-O-X dengan konfigurasi + - - meski menimbulkan keadaan seimbang bukanlah yang ideal- Kombinasi ideal yang menimbulkan keadaan konsisten dalam kognisi sehingga menghasilkan keadaan psikologis yang lebih menyenangkan adalah kombinasi hubungan P-0-X dengan konfigurasi + + +. Untuk mencapai hal itu maka ada upaya yang bisa dilakukan sebagai saran teoritik. Upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah pengaturan dan penataan peron sena pemasangan tanda (prompt) agar peron dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga baik pengguna jasa KRL maupun PKL dapat berhubungan dengan lebih baik, tidak saling mengabaikan hak dan kewajiban."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rini Hastuti Ramelan
"ABSTRAK
Studi korelasional ini bertujuan untuk mengemukakan peran berpikir deduktif dan berpikir induktif sebagai fungsi kognitif dalam pemahaman teks ekspositori pada siswa sekolah menengah atas (SMA) dan untuk menguji bagaimana korelasi kemampuan berpikir deduktif dan berpikir induktif pada pemahaman teks ekspositori. Penelitian ini telah memperluas kajian dan pengetahuan kita tentang bahasa dan pikiran karena berbeda dari studi penelitian sebelumnya tentang pemahaman teks yang umumnya melibatkan siswa sekolah dasar. Subjek penelitian adalah 91 siswa kelas II yang secara kognitif telah sampai pada taraf perkembangan berpikir konseptual dan hipotetis yang merupakan kapasitas mental untuk dapat menangkap esensi makna dan memahami teks ekspositori. Mereka terdiri atas 32 laki-laki dan 59 perempuan, 54 di antaranya dari jurusan IPA dan 37 dari jurusan IPS yang dipilih secara acak bertingkat. Mereka diminta untuk menyelesaikan kuesioner yang mengukur pemahaman teks ekspositori, berpikir deduktif, dan berpikir induktif. Temuan utama dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara pemahaman teks ekspositori, terutama teks ekspositori tipe A dengan gagasan utama di awal teks, dan kemampuan berpikir deduktif. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis, mengaitkan sejumlah elemen, dan menarik simpulan logis telah mendukung proses pemahaman teks ekspositori dalam tingkatan abstraksi. Juga, ada perbedaan signifikan dalam pemahaman teks ekspositori dan berpikir deduktif antara kelompok siswa jurusan IPA dan siswa jurusan IPS, dengan kelompok IPA lebih tinggi daripada kelompok IPS. Latar belakang dan proses belajar turut berperan di dalamnya. Di sisi lain, berpikir induktif tida berhubungan secara signifikan dengan pemahaman teks ekspositori, baik dengan gagasan utama di awal teks maupun di akhir teks. Perbedaan yang signifikan dalam variabel ini ditemukan pada kelompok siswa laki¬laki dan siswa perempuan, dengan rerata kelompok perempuan lebih tinggi daripada kelompok laki-laki. Selain itu, variabel nonpenelitian lain seperti sikap subjek terhadap teks, minat dan latar belakang pengetahuan yang dimiliki subjek, dalam penelitian ini, tidak berhubungan secara signifikan dengan pemahaman teks ekspositori."
2007
T37328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Hastarini
"Tingginya tingkat penetrasi terhadap ide Multi Level Marketing (MLM) yang ditandai dengan be-gitu banyak nya orang yang mendaftarkan diri menjadi distributor menunjukkan adanya respon yang luar biasa sebagai efek Komunikasi atas ide MLM tersebut. Hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai respon dari Para distributor terhadap ide MLM; khususnya kognisi dan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadapnya, Dalam hal ini dilakukan penelitian survey terhadap distributor perusahaan MLM PT Amway Indonesia Teknik penarikan sampel yang digunakan adaiah Sampel Purposive (sengaja) dengan menetapkan jatah (kuota) berdasarkan status kedistributorannya yakni: 50 distributor Peringkat dan 50 distributor Non Peringkat. Status kedistributoran merupakan jenjang yang ditetapkan perusahaan berdasarkan penjualan pribadi; penjualan kelompok dan konsistensi usaha dari bulan ke bulan. Dalam hal ini masing-masing kelompok; baik peringkat maupun non peringkat; dilihat sebagai suatu sub populasi walaupun kelompok non peringkat jumlahnya jauh lebih banyak daripada kelompok Peringkat. Pada kelompok Non Peringkat tingkat kognisinya cenderung sedang (72%) dan kelompok Peringkat; tingkat kognisinya mutlak tinggi (100%). Dari kedua kelompok tersebut; variabel Terpaan Media Internal terbukti signifikan terhadap tingkat kognisi responden. Terdapat indikasi bahwa distributor yang tingkat kognisinya tinggi adalah mereka yang terpaan media internalnya juga tinggi. Ia memanfaatkan media internal secara maksimal untuk memperluas wawasannya tentang MLM. Sebaliknya; sebagian Distributor non peringkat cenderung tidak memanfaatkan media internal secara maksimal; bahkan banyak diantara mereka yang tidak tahu mengenai media internal itu sendiri atau mereka tahu tapi belum pernah terterpa oleh media internal tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1995
S4142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ramelan
"This correlational study is to show the role of deductive and inductive reasoning
abilities as aspects of cognitive development on expository text comprehension
among high school students who already have a capacity to think in conceptual
and hyphotetical ways and to examine how they correlate and influence the text
comprehension process. This study has broaden our knowledge of language
and thinking, as it is different from other previous studies that focused on
comprehension process among elementary students, narrative, reading
strategies, and comprehension difficulties. It is found that deductive reasoning
is more significantly correlated to expository text comprehension than inductive
reasoning. There is other significant differences between natural sciences and social
sciences students in expository text comprehension and deductive reasoning,
where the average scores of the natural sciences students on both variables are
higher than those of social sciences students. It shows that the ability to analisesyntesise,
to relate some basic elements of a text, and to draw a conclusion or
main idea of the text support the process of expository text comprehension,
and can be taught and developed by learning process. Meanwhile, inductive
reasoning ability is significantly different between male and female students,
and it does not correlate to expository text comprehension."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soesmalijah Soewondo
"

Penelitian ini adalah tentang hubungan zat besi dengan kognisi. Kognisi adalah aktivitas mental mengenal dan mengetahui tentang dunia yang mencakup mendapatkan, mengolah, menyimpan dan mengeluarkan informasi. Proses-proses mental yang terlibat diantaranya adalah persepsi, perhatian, belajar konsep, memecahkan masalah, inteligensi dan lain-lain.

Akhir-akhir ini kegiatan kognitif dipelajari sebagai suatu aktivitas memproses informasi yang dapat dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan, dimulai dengan masuknya rangsangan dari lingkungan, rangsangan diberi perhatian dan diteruskan ke ingatan jangka pendek, diolah, diproses diteruskan ke ingatan jangka panjang. Informasi kemudian melalui proses elaborasi, kategorisasi, pembentukan konsep disimpan dalam ingatan jangka panjang untuk kemudian digunakan dan dikeluarkan.

Salah satu hambatan pemrosesan informasi ini adalah defisiensi zat besi. Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat esensial dalam tubuh, zat besi diperlukan untuk pembentukan butir-butir darah merah dalam bentuk hemoglobin dan sebagai ko-faktor bekerjanya enzim-enzim tertentu. Hemoglobin sebagai pengangkut oksigen diperlukan dalam setiap sel dalam tubuh termasuk sel-sel dari jaringan otak.

Yang ingin diketahui adalah apakah defisiensi zat besi mempengaruhi fungsi kognitif secara negatif. Dan apakah perlakuan zat besi dapat memperbaiki fungsi kognitif.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut dilakukan dua studi. Pertama suatu penelitian eks post fakto yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh status defisiensi zat besi tanpa anemi dan anemi defisiensi zat besi terhadap kognisi khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep. Kedua suatu penelitian eksperimental "double blind iron supplementation", yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh perlakuan zat besi terhadap kognisi, khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep.

Sampel adalah 176 anak prasekolah dari ibu-ibu pemetik teh yang bertempat tinggal di perkebunan teh di daerah Pengalengan Kabupaten Bandung. 176 anak-anak prasekolah ini dibagi tiga kelompok yaitu :

1. Kelompok Sehat dengan kriteria Hemoglobin : Hb > = 11 g/dl, Transferrin Saturation: TS > = i6 %, Serum Ferritin : SF > = 12 ug/l, Free Erythrocyte Protoporphyrin: FEP < = 100 ug/dl RBC.
2. Kelompok Defisiensi zat besi tanpa anemi dengan kriteria Hb > = 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16%, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
3. Kelompok Anemi defisiensi zat besi dengan kriteria Hb < 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16 %, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
Tiga kelompok ini dibagi lagi atas kelompok yang diberi perlakuan zat besi dan placebo, sehingga semua menjadi 6 kelompok.

Perlakuan zat besi dilakukan selama 8 minggu, preparat besi yang diberikan berbentuk cairan sirop ferrosulfat sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 50 mg elemental besi setiap hari selama 6 hari satu minggu. Plasebo juga dalam bentuk cairan sirop yang serupa dengan warna yang sama tetapi tidak mengandung zat besi.

Sebelum dan sesudah perlakuan anak-anak ini diperiksa hematologi, antropometri dan diuji kognitif. Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan satu kali. Tes yang digunakan untuk uji kognitif adalah tes Kosakata Gambar Peabody yang mengukur inteligensi verbal, tes Belajar Diskriminasi untuk mengukur perhatian dan tes Belajar kejanggalan untuk mengukur belajar konsep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

Perlakuan zat besi dapat merubah dengan bermakna kadar hemoglobin, serum ferritin, transferrin saturation dan kadar free erythrocyte protoporphyrin pada anak-anak yang menderita defisiensi zat besi.

Ditemukan hubungan status besi dengan besarnya keluarga anak dan status besi dengan umur anak.

Status defisiensi zat besi tanpa anemi dan status anemi defisiensi zat besi tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Inteligensi verbal tidak terpengaruh secara negatif oleh defisiensi zat besi. Perlakuan zat besi juga tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Pada awal penelitian status defisiensi zat besi tanpa anemi tidak menunjukkan adanya hubungan dengan perhatian dan belajar konsep. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi pada kelompok defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak defisiensi zat besi tanpa anemi.

Anemi defisiensi zat besi mempengaruhi perhatian dan belajar konsep secara negatif. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak anemi defisiensi zat besi berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi kepada kelompok anemi defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep, tetapi tidak meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak sehat.

"
1991
D323
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati Darmojuwono
Jakarta: UI-Press, 2014
PGB 0251
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Reed, Stephen K.
Jakarta: Salemba Humanika, 2011
153 STE ct (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>