Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukitarini
"Instrumen derivatif yang terus berkembang pesat menyebabkan portofolio semakin kompleks Nilai portofolia tersebut sangat tergantung pada variabel pasar seperti suku bunga dan nilai tukar.
Instrumen derivatif selain digunakan untuk meng-offset (hedging) risiko dapat digunakan juga untuk berspekulasi mencari keuntungan. Pada kenyataannya banyak perusahaan merugi karena praktek tersebut. Hal ini mendorong timbulnya kebutuhan akan pengukuran kuantitatif risiko pasar dan suatu portfolio. Salah satu teknik pengukuran yang tersedia adalah Value at Risk (VaR).
VaR merangkum seluruh risiko pasar yang ada pada portofolio dalam I (satu) bilangan. VaR menyatakan jumlah uang yang mungkin hilang akibat perubahan harga di pasar pada tingkat kepercayaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam karya akhir ini, dikaji aspek-aspek praktis perhitungan VaR dengan Metode Simulasi Monte Carlo yang diterapkan pada portofolio FX Forward USD/IDR jangka waktu 1 bulan.
Prinsip dari Simulasi Monte Carlo adalah melakukan simulasi berulang ulang untuk menghasilkan berbagai kemungkinan harga portofolio yang membentuk distribusi simulasi. Dari distribusi simulasi tersebut, VaR dapat ditentukan.
Hasil perhitungan VaR diuji dengan backtesting untuk mengetahui validitasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahini TJ., Author
"Untuk mengetahui jumlah resiko yang mungkin terjadi pada sualu portofolio, diperlukan suatu niIai yang merupakan kuantifikasi dari resiko tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi resiko adalah Metoda Value at Risk . Value at Risk merupakan suatu nilai yang merupakan ringkasan atau niai resiko kerugian yang mungkin terjadi pada suatu portfolio, pada saat tertentu, dengan jangka waktu/ periode pengamatan (holding period,) tertentu serta dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba menerapkan salah satu metoda Value at Risk yaitu Metoda Simulasi Historis pada single instrumen serta multiple instrumen. Instrumen yang digunakan dalam karya akhir ini adalah instrumen forward buying USD.
Pada perhitungan VaR dengan menggunakan Simulasi Historis terlebih dulu dilakukan dekomposisi portfolio menjadi gabungan beberapa portfolio baru yang disebut posisi standar, yang perubahannya diestimasi berdasarkan perubahan faktor resiko pasar historis. Selanjutnya proJìi dan losses yang dihasilkan dan perubahan nilai portfolio díurutkan berdasarkan nilainya dan Val? dipilih dan ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan yang dipilih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Daru Kurniawan
"ABSTRAK
Dalam manajemen risiko, pengukuran risiko suatu portofolio dapat dilakukan
dengan mengkuantifikasi risiko portofolio tersebut. Salah satu penerapan kuantifikasi
risiko adalah dengan melakukan estimasi Value at Risk (VAR) dari risiko suatu portfolio.
FAR merangkurn risiko suatu portfolio dalam satu bilangan yang pada periode serta
selang kepercayaan tertentu merupakan kemungkinan kerugian terbesar.
Pada Karya Akhir ini dipaparkan implementasi salah satu metode estimasi VAR,
yaitu metode varian-kovarian, yang diterapkan pada portofolio aset tunggal FX forward
USD/IDR satu bulan, dimana portofolio ini merupakan portofolio derivatif linier.
VAR pada dasarnya adalah volatilitas perubahan nilai portfolio. Pada metode
varian-kovarian ini VAR dihitung dengan terlebih dahulu melakukan dekomposisi
portfolio menjadi gabungan beberapa portfolio baru disebut posisi standar, yang
volatilitasnya langsung dapat diestimasi dengan menggunakan data historis yang tersedia.
Posisi-posisi standar itu ditentukan sedemikian sehingga gabungan dari semua posisi
standar mempunyai risiko yang sama dengan risiko portfolio asal. VAR pada metode ini
adalah penjumlahan volatilitas dan semua posisi-posisi standar (tentu saja dengan
memperhatikan juga korelasi antar posisi standar) setelah dikalikan dengan kuantil
distribusi normal sesuai selang kepercayaan yang dipilih.
Estimasi volatilitas posisi standar, selain dilakukan dengan estimator sederhana,
juga dilakukan dengan estimator EWMA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
forecasting volatilitas posisi standar berpengaruh terhadap validitas VAR yang dihasilkan.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kastawa Yudiaatmaja
"Tesis ini membahas komparasi model Value-at-Risk khususnya Age-Weighted Bootstrapped Historical Simulation (HS) dengan Monte Carlo Simulation (MCS) terhadap eksposur FX Options USD/IDR. Dengan melakukan simulasi sebanyak 300 juta kali dan dari hasil backtest menggunakan Kupiec Test, Conditinal Coverage Test dan Mixed Kupiec Test serta komparasi menggunakan metode Blanco-Ihle Quadratic Score dan Sign Test diperoleh hasil bahwa metode MCS lebih akurat dibandingkan dengan metode HS. Hanya backtest menggunakan Basel Zone saja memberikan hasil model HS lebih baik daripada model MCS. Akan tetapi secara rata-rata metode MCS memerlukan waktu 245% lebih lama dibandingkan dengan HS. Juga secara rata-rata, nilai HS VaR lebih tinggi 18% dibandingkan dengan nilai MCS VaR. Nilai relative percentage-nya berada pada kisaran -51% sampai dengan 105%.
The focus of this study is to analyze and to compare Value-at-Risk method especially between Age-Weighted Bootstrapped Historical Simulation (HS) and Monte Carlo Simulation (MCS) for FX Options USD/IDR exposures. With 300 millions simulations and based on backtest result using Kupiec Test, Conditinal Coverage Test and Mixed Kupiec Test and also based on comparison result using Blanco-Ihle Quadratic Score and Sign Test, MCS estimate is more accurate than HS. Only backtest using Basel Zone gives better results for HS model. However, on average MCS takes 245% longer to complete compared to HS. Relative percentage of HS VaR compared to MCS VaR is between -51% and 105%, whereas on average HS VaR is 18% higher than MCS VaR."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32249
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani Wijayanti
"Tugas akhir ini bertujuan menjelaskan cara menghitung VaR untuk opsi call Eropa atas saham tertentu dengan metode simulasi Monte Carlo. Nilai opsi call Eropa atas saham tertentu dipengaruhi oleh faktor-faktor risikonya, yaitu harga exercise, harga saham (underlying asset), suku bunga bebas risiko, dan volatilitas harga saham. Nilai VaR dengan metode simulasi Monte Carlo untuk opsi call Eropa dapat diperoleh dengan mensimulasikan pergerakan dari faktor-faktor risikonya. Akan tetapi, karena faktor-faktor risikonya selain harga saham besarnya konstan, maka hanya pergerakan harga saham saja yang disimulasikan.
Dalam skripsi ini pergerakan harga saham (yang menjadi underlying asset) dari opsi call Eropa diasumsikan mengikuti gerak Brown geometrik. Berdasarkan implementasi numerik penghitungan VaR dengan metode simulasi Monte Carlo, diperoleh kesimpulan bahwa makin tinggi harga saham maka makin tinggi harga opsi call Eropanya, sebaliknya makin tinggi harga exercise maka makin rendah harga opsi call Eropanya, dan makin tinggi tingkat kepercayaan yang dipilih maka makin tinggi nilai VaRnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S27625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Eksposur resiko menjadi perhatian penting pada sebuah investasi. Khususnya pada bankbank milik Negara, karena banyak pelaku terlibat.bermain disana. PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia perlu mengetahui seberapa besar risiko kerugian yang dapat dialami karena memiliki portfolio investasi 3 saham tersebut. Dalam karya akhir ini akan dihitung besarnya nilai VaR dengan metode monte carlo dan simulasi historis selama 2 tahun lalu dites aktualnya pada tahun ketiga dengan hasil perhitungan 2 tahun sebelumnya. Didapati bahwa pada tinglat Alpha Historis smulasi 5% terdapat 10 kali penyimpangan sedangkan monte carlo ada 11 kali penyimpangan. Hal ini dapat menjadi dasar penggunaaan metode apa yang tepat untuk mengukur sebuah resiko.

Exposure to risk is important concern at an investment. Especially at the state-owned banks, because there are many actors involved.. PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia and PT Bank Rakyat Indonesia needs to know how much the risk of loss can be experienced as it has an investment portfolio of three stocks. In this final paper will count the value of VaR to the monte carlo method and historical simulation over 2 years ago actually tested in the third year with the calculated two years earlier. Found that the Historical Simulation at Alpha 5% deviation whereas there were 10 times 11 times monte carlo any irregularities. This can be the basis of what is appropriate use of methods to measure a risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzur Rahman
"Penerapan langsung Market Risk Capital Charges terhadap permodalan perbankan berdampak langsung terhadap turunnya Capital Adequacy Ratio (CAR) pada masing-masing bank. Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah menunjang pertumbuhan ekonomi melalui kemampuannya untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat. Penurunan CAR akibat perhitungan market risk capital charges, akan mengakibatkan penurunan kemampuan ekspansi perbankan nasional secara tidak langsung. Risiko nilai tukar (Excange rate risk) merupakan salah satu komponen dari market risk.
Perhitungan market risk capital charges dengan menggunakan model internal akan menghasilkan nilai yang relatif rendah dibandingkan dengan penggunaan model standar. Hal tersebut dikarenakan, dalam model internal sudah memperhitungkan efek volatilitas dan korelasi antar faktor risiko. Model internal yang banyak digunakan sekarang adalah Value at Risk (VaR). Perhitungan market risk capital charges yang efisien dengan menggunakan VaR akan berdampak langsung terhadap capital adequacy yang efisien pula. Penelitian ini menghitung market risk capital charges untuk risiko nilai tukar (exchange rate risk) dengan menggunakan VaR Monte Carlo Simulation.
Penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa (1) perbankan syariah dapat menggunakan metode Value at Risk pendekatan Monte Carlo Simulation untuk perhitungan capital charges risiko nilai tukar; dan (2) pengukuran capital charge risiko nilai tukar dengan VaR Monte Carlo Simulation valid untuk digunakan dalam pengukuran risiko nilai tukar pada Bank Syariah XYZ.

Direct application of Market Risk Capital Charges on banking capital directly impact the decline in Capital Adequacy Ratio (CAR) in each bank. One of the main function of banks is to support economic growth through its ability to lend to the public. Decrease in CAR due to the calculation of market risk capital charges, will result in decreased ability of the national banking expansion indirectly. Exchange rate risk (Excange rate risk) is one component of market risk.
Calculation of market risk capital charges using internal models will produce a relatively low value compared with the use of the standard model. That is because, in the internal model taking into account the effects of volatility and correlation between risk factors. Internal models are widely used today is the Value at Risk (VaR). Calculation of market risk capital charges are efficiently by using VaR will directly affect an efficient capital adequacy as well. This study calculates market risk capital charges for the exchange rate risk (exchange rate risk) by using the VaR Monte Carlo Simulation.
Research carried out concluded that (1) Islamic banking can use the method of Value at Risk Monte Carlo Simulation approach to calculating capital charges exchange rate risk, and (2) the measurement of capital charge exchange rate risk with VaR Monte Carlo Simulation valid for use in risk measurement value exchange at Bank Syariah XYZ.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29657
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jap Harry Wijaya
"Investasi merupakan salah satu cara untuk menghindari inflasi dan menumbuh-kembangkan kekayaan yang kita miliki_ Saat ini banyak sekall instrumen investasi yang dapat digunakan baik oleh individu maupun perusahaan. Salah satunya adaJah saham. Instrumen ini banyak disukai investor karena saham begitu mudah diperjualbelikan dan saham mampu memberikan tingkat pengembalian yang cukup tinggi. Satu atau sekumpulan sabam yang dibeli investor untuk berinvestasi disebut portofolio. Untuk dapat rnemaksimalkan tingkat pendapatan portofolio dengan tingkat resiko yang tetapdapat dipergunakan metode Mean"Variance, dimana rnetode ini mernakai tingkat pengembalian (pendapatan) atau tingkat resik:o (standar deviasi) saham lalu metode ini akan mengeiuarkan sek:umpulan set portofolio yang akan membentuk sebuah kurva yang disebut efficient frontier. Untuk mernillh portofotio yang optimal dipergunakan Sharpe Ratio terbesar, yaitu rasio tingkat pengembalian terhadap tingkat resiko terbesar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat saham apa saja yang Iayak digunakan sebagai sarana berinvestasi. Untuk itu pencJitian ini akan memakai sanam - saham yang tercatat pada LQ-45 pada Bursa Efuk Jakarta dengan memakai data historis selama tiga tahun (Februari :;?.003 ~ Januari 2005). Simulasi Monte Carlo dipergunakan untuk 2 hal yaitu untuk memprediksi kinerja saham di ma.<;a datang dengan mengeluarkan nilal tingkat pcngembalian harlan setiap saham secara acal4 namun masih sesuai dengan poia distribusi tingkat pengembalian saham di masa lalu; dan untuk melihat pola dlstribusi tingkat pengembaJian dan tingkat resiko portofolio yang sudah dibentuk sebagai bentuk evaluasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan 3 set portofolio optimal berdasarkan Sharpe Ratio. yang dibentuk berdasarkan data historis satu tahun, dna tahun, dan tiga tahun terakhir. Diluar 3 set tersebut, penelitian ini menernukan 3 saham superior, yang sela1u digunakan untuk mmbcntuk 3 set portofolio tersebuL

Investments is one of many metllnds, can be used to minimize the effect of inflation. It can also be used to accumulate your wealth. Nowadays, there are so many instruments for an individual or corporate to invest their riches ia One of them is stock Stock is preffered by many investor because of ifs liquidity and capability to generate much return. One or more stocks purchased by investor is called a portfolio. To generate maximal return for a certain risk of a portfolio, one can use mean-variance method. This method use stock return and standard deviation as an input,. and than generate a set of feasible portfolio as an output. That set of portfolio can be plotted to build a efficient frontier curve. For choosing one of many portfolio generated, Sharpe ratio is used. This research is conducted to select the most feasible stocks for investor to put their money in. Based on stocks listed on LQ-45 in Bursa Efek Jakarta) and using last three years time series data, this research is done. Monte Carlo Simulation is also used here for two purpose, which is for predicting the stock and portfolio performance in the future. For this reason monte carlo simulation will generate random expected return for each stock, based on that stock hilitorical return. Another purpose is for evaluating portfolio's expected return and standard deviation distribution pattern. Result of the research shows 3 sets of optimal portfolio~ based on Sharpe Ratio, constructed using one year, t\vo yearsl three years historical data. This research a)so show 3 superior stocks. which is alyways used in constructing the 3 sets of portfolio above."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Wiryarahadi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai estimasi Value at Risk VaR dengan metode simulasi Monte Carlo, dimana distribusi bersama yang digunakan untuk memodelkan return portofolio dibentuk melalui fungsi copula. Data yang digunakan sebagai ilustrasi model adalah return harian Indeks Papan Pengembangan dan return harian Indeks Papan Utama, dengan periode 4 Januari 2010-30 Desember 2016. Metode validasi yang dilakukan untuk memeriksa estimasi VaR yang dihasilkan adalah Haas rsquo; mixed Kupiec test TBF . Berdasarkan uji TBF, diketahui bahwa estimasi VaR dengan metode simulasi Monte Carlo-copula secara statistik tidak cocok diterapkan untuk mengestimasi VaR dari portofolio yang berisi Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan. Walaupun secara statistik metode simulasi Monte Carlo-copula dianggap tidak cocok diterapkan pada data ilustrasi, dari aspek manajerial, metode simulasi Monte Carlo-copula dapat dijadikan suatu pilihan dalam mengestimasi VaR.

ABSTRACT
Abstract This thesis uses Monte Carlo simulation with copula function as joint distribution to estimate Value at Risk VAR of a portfolio. Data used in this thesis are daily returns of IDX Main Board Index and IDX Development Board Index for period January 2010 December 2016. As for the VaR backtest, Haas 39 Mixed Kupiec Test TBF was used. Based on TBF test, Monte Carlo copula model was found not suitable statistically to estimate VaR of a portfolio consisting IDX Main Board Index and IDX Development Board Index. Although being rejected statistically, Monte Carlo copula model is still suitable for estimating VaR in managerial perspective. Key words copula, value at risk, Monte Carlo simulation, stock indexes"
2018
T49989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Chalik
"Latar belakang penulisan karya akhir ini beranjak dari adanya rekapitalisasi perbankan yang dilakukan pemerintah dan adanya amandemen Basel Capital Accord 1998 pada tahun 1996 yang memasukkan unsur risiko pasar sebagai dasar perhitungan kebutuhan modal minimum. Dengan selesainya rekapitalisasi, portofolio aset yang dimiliki bank yang direkapitalisasi sebagian besar berupa obligasi pemerintah. Mengingat instrumen surat berharga obligasi sangat berkaitan dengan risiko pasar terutama faktor risiko suku bunga, dampaknya apabila faktor risiko pasar tersebut tidak dikelola secara baik akan membawa dampak kerugian yang cukup signifikan bagi kelangsungan operasonal bank.
Permasalahan yang timbul adalah untuk menghitung besamya risiko pasar, selama ini yang dilakukan perbankan masih mertggunakan pendekatan tradisional (non statistik) sehingga masih diragukan keakuratannya. Sedangkan pengukuran risiko dengan pendekatan advance approach (value at risk) masih belum banyak diterapkan oleh bankbank di Indonesia termasuk pada bank tempat kami melakukan penelitian.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana menghitung besarnya risiko pasar dari portofolio obligasi dalam rangka memenuhi perhitungan kebutuhan modal baru dengan menggunakan teknik-teknik : Perhitungan Value at Risk (VaR) dengan pendekatan variance-covariance dengan estimasi volatilitas menggunakan model Exponentially Weighted Moving Average (EWMA), melakukan uji validasi permodelan dengan teknik Back Testing dan Kupiec Testing serta menghitung capital charge yang hams disediak:an untuk mengcover risiko pasar dari portofolio obligasi yang dimiliki bank.
Sebelum sampai pada perhitungan VaR portofolio obligasi, penetapan spesifikasi model yang digunakan sebagai acuan pengolahan data sebagai berikut :
- Perhitungan V aR porto folio obligasi menggunakan portofolio trading yang dimiliki bank posisi tanggal 30 Juni 2003 sebesat Rp. 1.824.127.000.000
- Pembentukan yield curve menggunakan Bradley Crane Model. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya data harianyield curve.
- Confidence Level (CL) yang digunakan 95% dan 99% (one tailed).
- Holdingperiode ditetapkan selama 1 (satu) hari.
- Forecast yield volatility menggunakan EWMA, dengan penetapan decay factor (A.) sebesar 0.94 dan penetapan nilai decay factor yang besamya ditetapkan berdasarkan perolehan mean squared error (MSE) yang terkecil.
- Melakukan validasi permodelan dengan teknik Back Testing dan Kupiec Testing terhadap data observasi (periode Januari 2003 s.d Juni 2003) dan data out of sample (periode Juli 2003 s.d Agustus 2003).
Dengan spesifikasi model diatas, perhitungan yield curve menggunakan Bradley Crane Model menghasilkan data time series yield curve sebanyak 121 titik untuk data observasi dan sebanyak 43 titik untuk data out of sampel untuk 19 jenis yield to maturity (YTM). Dari data tersebut kemudian dilakukan forecast yield volatility dengan permodelan EWMA.
Hasil perhitungan forecast dengan model EWMA (.A= 0,94) setelah dilakukan back testing untuk data observasi maupun data out of sample menghasilkan sejumlah failure. Sedangkan untuk model EWMA yang nilai decay factornya ditetapkan berdasarkan nilai MSE terkecil, secara keseluruhan dari 19 jenis YTM nilai MSE terkecilnya berada pada nilai A, = 0,99. Penetapan nilai tersebut diperoleh dari hasil forecast yang sabagian besar dipengaruhi oleh variance return pada hari yang bersangkutan dan sebagian kecil dari hasil forecast 1 (satu) hari sebelumnya. Setelah dilakukan proses back testing (data observasi maupun data out of sample), permodelan ini tidak menghasilkan failure.
Dari kedua model EWMA tersebut kemudian dilakukan validasi dengan Kupiec Testing, dan temyata secara statistik proportion of failures yang dihasilkan model dapat diterima (valid), sehinggaforecast yield volatility yang dihasilkan kedua model tersebut baik untuk CL 95% maupun CL 99% dapat digunakan untuk menghitung VaR.
Dalam penelitian ini perhitungan VaR dibedakan antara VaR Diversified yang memperhitungkan risk correlation dan VaR Undiversified yang tidak memperhitungkan risk correlation. Sesuai dengan teori membuktikan bahwa dengan memperhitungkan risk correlation menghasilkan nilai VaR yang lebih rendah karena adanya efek diversifikasi.
Dari hasil perhitungan VaR memperlihatkan bahwa permodelan EWMA (A.=0,94) menghasilkan nilai VaR yang lebih rendah dibanding permodelan EWMA (A=0,99), namun nilainya tidak jauh berbeda. Disamping itu, dari perhitungan VaR juga memperlihatkan bahwa dengan menggunakan CL 99% menghasilkan nilai V aR yang lebih besar dibanding CL 95%. Hal ini disebabkan dengan semaki.n besamya CL, nilai statistik (a.) yang digunakan untuk menghitungyield volatilitas juga semakin besar.
Dengan memperbitungkan risiko pasar kedalam perbitungan CAR maka peroleban CAR posisi 30 Juni 2003 sebesar 12,36% mengalami penurunan antara 0,06% s.d 0,09% untuk setiap permodelan ( dengan asumsi bukan hanya posisi obligasi trading pada tanggal 30 Juni 2003 yang dihitung dalam market risk). Secara ringkas basil perbitungan VaR, capital charge dan CAR sebagai berikut:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan babwa perbitungan VaR portofolio obligasi dengan pendekatan variance covariance yang forecast volatilitasnya menggunakan permodelan EWMA dapat digunakan bank dalam perbitungan risiko pasar. Sedangkan penetapan decay factor dalam perhitungan forecast, untuk kondisi di Indonesia pada saat ini yang paling cocok adalab sebesar 0,99. Hal ini telab dibuktikan bahwa permodelan EWMA (A. = 0.99) tidak menghasilkan failure, walaupun basil perbitungan VaR dan capital charge-nya sedikit lebib besar, namun basil akhir perbitungan CAR-nya tidakjauh berbeda dibanding permodelan EWMA (A.= 0,94)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>