Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steffi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perbedaan antara Hak Cipta karya seni terapan dengan desain industri dalam kaitannya dengan kostum. Fokus bahasan dari skripsi ini adalah dalam ranah hak cipta, dengan sedikit membahas mengenai desain indsutri. Kostum adalah salah satu jenis pakaian, yang mana memiliki fungsi praktis untuk menghangatkan serta mendekorasi tubuh manusia. Dengan memiliki fungsi praktis tersebut, apakah kostum dapat dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta sebagai sebuah karya seni terapan ataukah lebih tepat dikategorikan sebagai sebuah produk industri yang dilindungi oleh Undang-Undang Desain Industri? Mungkinkah bagi sebuah kostum untuk dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta? Skripsi ini akan diawali dengan analisa mengenai perbedaan antara karya seni terapan dan desain industri, kemudian dilanjutkan dengan mengaitkannya dengan kostum. Lebih lanjut juga akan dibahas mengenai kostum untuk kegiatan yang spesifik, yaitu costume play, yang mana akan dibahas mengenai perlindungan hukum untuk sang pencipta gambar sekaligus perlindungan hukum untuk pencipta kostum.

ABSTRACT
This thesis discuss regarding the differences between copyrighted applied art and industrial design in relation to costume. The focus of discussion in this thesis would be in copyright point of view with slightly discussing about industrial design. A costume is a type of clothing, which has practical function to warm and decorate human body. With having utilitarian aspects, are costumes copyrightable as a work of applied art or it is more suitable to be protected as an industrial product Writer will start the thesis with the analysis of the differences of a work of applied art and industrial design then continue with relating them to specific costumes, namely costumes for cosplay. The last discussion of this thesis will also discuss regarding the legal protection for the author of a drawing and legal protection for costume maker. "
2017
S65920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Ardini
"Penggunaan media sosial dan munculnya kegiatan eating out telah menjadi penanda berkembangnya gaya hidup masyarakat. Perkembangan gaya hidup tersebut berkaitan dengan berkembangnya industri restoran dan kafe, sebagai contoh tempat eating out, khususnya dari segi desain. Hal itu menjadikan keduanya kini tidak lagi hanya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun juga menjadi setting untuk merepresentasikan sesuatu melalui perilaku berpose. Desain ruang yang mengarah kepada elemen dan prinsip desain membentuk kualitas visual tertentu. Desain pada ruang menjadi pendukung serta batasan dalam perilaku berpose. Semua itu terekam dalam foto instagram yang dikategorikan menjadi foto yang berorientasi subjek dan/atau objek.

The use of social media and the rise of eating out activity have become symbol of people's lifestyle. Development of lifestyle is associated with the development of restaurant and cafe industry, as eating out places, especially in terms of design. Restaurant and cafe nowadays are not just places to fulfill the needs of food, but also settings to represent something through posing behavior. Space design leads to the elements and principles of design has created a certain visual quality. The designs support but yet restrict the posing behavior. These posings are captured on instagram photos which can be categorized into photos which have subject and/or object oriented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Pradana
"ABSTRAK
Salah satu hal yang sangat penting berkenaan dengan upaya memberikan penghargaan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah perlindungan hukum terhadap desain industri. Melalui perangkat hukum dan mekanisme perlindungan yang memadai inilah desain industri akan mendapatkan tempat yang layak sebagai satu bentuk hak yang memiliki nilai ekonomis. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (UUDI) bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum terhadap desain industri agar tidak dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain yang tidak berhak. Perlindungan hukum terhadap desain industri hanya diberikan terhadap desain industri yang baru, yaitu pada tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan sebelumnya. Tulisan ini membahas tentang ketentuan hukum perlindungan desain industri di negara-negara maju (Inggris, Amerika Serikat dan Benelux) dan Indonesia, untuk selanjutnya dilakukan perbandingan substansi hukumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran apakah implementasi UUDI sudah cukup baik dalam memberikan perlindungan terhadap desain industri. Selanjutnya dibahas pula mengenai beberapa contoh kasus sengketa desain industri di Indonesia yang disebabkan oleh adanya kekurangan dan kelemahan substansi hukum UUDI. Adapun proses penyusunan tesis ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatannya berupa pendekatan Undang-undang dan pendekatan kasus, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu logika yang memperhatikan penalaran yang bersifat deduktif dan kualitatif. Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui penerapan ketentuan hukum perlindungan desain industri di negara-negara maju dan juga di Indonesia sekaligus menganalisis kasus-kasus sengketa desain industri yang terjadi di Indonesia sebagai akibat dari adanya kelemahan substansi hukum UUDI. Dengan demikian diharapkan, dikemudian hari dapat tercipta perlindungan dan kepastian hukum yang lebih baik, terutama dalam bidang desain industri di Indonesia.

ABSTRACT
One of the most important things in regard to the efforts of giving recognition towards Intellectual Property Rights (IPR) is legal protection on industrial design. Through adequate legal instruments and protection mechanism, industrial design shall be recognized as one of the rights which have economical value. Law No. 31 Year 2000 on Industrial Design (UUDI) is aimed to provide legal protection towards industrial design so that it is not utilized or used by any unauthorized parties. Legal protection towards industrial design is only granted to new industrial design, which is at the date of its acceptance, such industrial design is not the same with the previous disclosure. This paper shall discuss about the legal regulation on the protection of industrial design in developing countries (United Kingdom, United States of America and Benelux) and Indonesia, which is further compared on its legal substances, so that we could find a general picture on whether the implementation of UUDI is sufficient in providing protection towards industrial design. Then we will discuss several industrial design dispute cases in Indonesia which is caused by the limitations and flaws of the legal substances of UUDI. This paper is composed using normative legal research method with Law and case law approaches which is then analyzed by deductive and qualitative logic. This paper’s purpose is to find out the implementation of the legal regulation on industrial design in the developed countries and Indonesia also to analyze the industrial design dispute cases in Indonesia as a result on the limitations of the legal substance of UUDI. Thus it is expected, there will be a better legal protection and legal certainty, especially in industrial design in Indonesia."
2013
T32686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Nagib
"Kecelakaan pada anak di bangunan publik merupakan hal yang sering terjadi beberapa waktu belakangan ini di Indonesia. Setidaknya sudah terjadi 5 kecelakaan yang melibatkan anak pada bulan Mei 2007 hingga Mei 2008 yang sempat diberitakan oleh berbagai media. Hal ini dikarenakan masih belum siapnya anak dalam menjaga keselamatan dirinya sendiri. Mereka cenderung mencoba segala sesuatu di sekelilingnya tanpa mengetahui bahaya yang mungkin terjadi ketika mereka melakukannya. Elemen transisi pada bangunan merupakan salah satu elemen yang banyak menyebabkan kecelakaan pada anak. Hal ini terjadi karena banyaknya elemen transisi yang masih belum sesuai dengan fisik dan kemungkinan perilaku anak. Oleh karena itu perhatian terhadap keberadaan anak harus selalu disertakan ketika perancang mendesain berbagai bangunan public yang ada di masyarakat.
Untuk memahami hal tersebut maka penulis melakukan beberapa studi literatur, penelusuran beberapa kasus kecelakaan yang pernah terjadi di Indonesia, serta pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada 3 bangunan mall sebagai bangunan publik yang sering dikunjungi oleh keluarga beserta anak-anak untuk melihat seberapa jauh bangunan publik di Jakarta memperhatikan aspek keamanan pada elemen-elemen transisi bangunannya. Dari studi kasus tersebut ditemukan bahwa sebagian bangunan sudah sangat memperhatikan keberadaan anak pada desain elemen transisi dalam bangunannya. Namun pada bangunan lainnya masih dijumpai kurangnya perhatian terhadap keberadaan anak yang dapat kita lihat dari desain elemen transisi yang masih sangat memungkinkan untuk menyebabkan kecelakaan pada anak di sana.

Child accident in public building often happened in Indonesia in a last couple of years. At least 5 accidents happened in May 2007 till May 2008 which has been reported by various media. These things happened because children not yet ready to protect their self. They tend to explore everything around them without knowing the danger possibility when they do those things. Transition element of a building is one of the elements that often cause accident to a child, because there are still many transition elements which still not appropriate according to physical and possibility of child behavior. Therefore child existence has to be reckoned when we designing various public building that exist in society.
To understand this matter, I did some research from literatures, observed some accident cases which have been happened in Indonesia, and did some direct observation to the mall building. The direct observation done at 3 mall buildings as a public building which often visited by family and their children to see how good the public building in Jakarta pay their attention to the security aspect of transition element in their building. From the case study and observation, have been found that some buildings have pay their attention to child existence at their design of transition element in the building. But, at other building, attention to child existence at the design of transition element are still lacked and able to cause accident to children at that place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Anindya
"Hampir semua orang tahu Barbie, sebuah boneka yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan konsep kecantikan wanita. Bagaimanapun, Barbie hanya merepresetasikan satu budaya yang spesifik, yakni budaya kebaratan. Berbeda dengan budaya kebaratan, budaya ketimuran juga membutuhkan sebuah boneka yang dapat merepresentasikan budayanya. Kemudian muncullah Fulla sebagai representasi kecantikan budaya ketimuran. Fulla menunjukkan nilai-nilai budaya ketimuran serta konsep kecantikan baru yang berbeda dengan Barbie. Kemunculan Fulla memang dapat mempertegas perbedaan yang ada antara budaya kebaratan dan ketimuran, namun ia dapat memberi pilihan lain untuk membentuk pola pikir masyarakat mengenai adanya kecantikan budaya ketimuran. Dengan menggunakan teori Orientalisme Said penulis berharap dapat terbantu untuk mendukung argumen-argumen mengenai budaya ketimuran yang dapat menjadi kompetitor yang sama kuat dengan budaya kebaratan di masa sekarang ini.

Most people know Barbie, a doll that conveys some values about culture and about the concept of women?s beauty. However, Barbie only represents one specific culture, which is Western culture. Different with Western culture, Eastern culture needs a doll who can represent their values. Then, Fulla appears as the representative of Eastern beauty. Fulla conveys some values about Eastern culture and about the new concept of women?s beauty which are different from Barbie. Fulla?s appearance here is thought can emphasize the cultural differences among the society, but it can give another choice to shape people?s new thought about the beauty of Eastern culture. Using Said?s orientalism will help the writer to support the arguments about Eastern culture that can be an equal competitor to Western culture nowadays.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Natasya Ridzikita
"Tracing adalah salah satu cara untuk melakukan penggandaan ciptaan, yang dilakukan dengan cara menggambar langsung di atas gambar atau foto yang menjadi contohnya. Timbul permasalahan ketika tracing dilakukan di atas gambar atau foto milik orang lain tanpa izin, yang menghasilkan gambar baru yang mirip atau bahkan sama persis dengan gambar atau foto contohnya. Penelitian ini bersifat preskriptif dan kualitatif yaitu dengan meneliti berbagai teori tentang hak cipta baik dari peraturan perundang-undangan maupun doktrin dan yurisprudensi. Bahan-bahan pustaka yang digunakan adalah data-data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, literatur, jurnal, makalah, dan artikel. Penelitian juga menggunakan data primer sebagai bahan penunjang dalam bahan pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tracing terhadap gambar dan foto tergolong ke dalam penggandaan ciptaan, dan jika dilakukan tanpa izin maka secara otomatis melanggar hak cipta. Untuk melihat apakah hasil tracing tersebut melanggar hukum, perlu dipelajari per kasus dengan mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan doktrin tentang hak cipta, termasuk ketentuan fair use dan doktrin de minimis. Untuk menilai perbandingan antara gambar hasil tracing dengan contohnya, faktor substiantiality dalam fair use dan doktrin de minimis harus digunakan secara maksimal untuk melindungi pelaku tracing yang beritikad baik.
Tracing dapat dianggap melanggar hukum jika dilakukan tanpa izin dan menghasilkan gambar yang sama persis dengan gambar atau foto contohnya. Terdapat kekurangan dalam peraturan perundang-undangan tentang hak cipta yang berlaku di Indonesia terkait penggandaan ciptaan. Untuk menyempurnakan undang-undang yang akan datang, perlu mengadopsi unsur fair use sepenuhnya dan mengadopsi doktrin de minimis serta memasukkan definisi atas istilah-istilah yang belum diterjemahkan dalam teks.

Tracing is one of the techniques to reproduce a work, which is done by drawing right on the top of a picture or photograph as the example. Issues arise when tracing is done on the top of a picture or photograph belongs to anyone else without consent, which tracing results a new drawing similar with or even completely the same thing with the example. This research is a prescriptive and qualitative one, by exploring some theories regarding copyrights, not only from the prevailing regulations but also from the legal doctrines and jurisprudences. The materials are secondary datas such as regulations, literatures, journals, essays, and articles. This research is also made from primary datas as supporting materials.
The result of this research shows that the result of tracing pictures and photographs is included in art reproduction, and once it is implied without consent then it is undoubtedly a violation against copyright. To see whether a tracing result breaks the law, it is necessary to study each case by using regulations and doctrines regarding copyright as the basis, including regulations of fair use and doctrine of de minimis. To judge a comparison between tracing result and its example, substantiality factor of fair use and doctrine of de minimis is necessary to be materials of consideration.
Tracing could be deemed as a violation against the law once it is done without consent and is resulting a similar drawing compared with the example. The prevailing regulations of copyright in Indonesia is lacking of rules regarding art reproduction. To maximize the upcoming regulations, it needs to adopt fair use completely, not only one or two factors out of four, and also it needs to adopt doctrine of de minimis, not to mention it needs most to define some important terms in the text.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T54615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aufar Advani
"ABSTRACT
This paper covers the design and analysis for gluten drying section of the wheat bio-refinery plant. Details include process flowsheet development, utility requirements, environmental emissions, engineering design, capital expenditure estimates and drawings. AREA200 processes 110.4 tpd of gluten extraction product and converts it to gluten powder produced at a rate of 14.8 tpd, which utilizes 964 tpd of air for drying purposes with additional utilities requirement of 45 tpd of superheated steam and 200 kW power requirement from the combined unit operations. A key consideration in gluten drying is not to devitalize gluten by minimizing exposure to high temperatures, as devitalized gluten is valued much lower in the market.

ABSTRAK
Makalah ini membahas desain dan analisis untuk bagian pengeringan gluten dari pabrik bio-refinery gandum. Rinciannya meliputi pengembangan alur proses, persyaratan utilitas, emisi lingkungan, desain teknik, perkiraan dan gambar pengeluaran modal. AREA200 memproses 110,4 tpd produk ekstraksi gluten dan mengubahnya menjadi gluten powder yang diproduksi pada kecepatan 14,8 tpd, yang memanfaatkan 964 tpd udara untuk tujuan pengeringan dengan kebutuhan utilitas tambahan 45 tpd uap panas berlebih dan kebutuhan daya 200 kW dari unit gabungan operasi. Pertimbangan utama dalam pengeringan gluten adalah tidak melemahkan gluten dengan meminimalkan paparan suhu tinggi, karena gluten yang devitalisasi memiliki nilai jauh lebih rendah di pasar."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Pretty Ariantika Sabidi
"ABSTRAK
Sebagai Air Asam Tambang (AAT) diakui sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius di industri pertambangan. Dampak lingkungan, bagaimanapun, dapat diminimalkan pada tiga tingkatan dasar: melalui pencegahan primer dari proses asam-pembangkit; kontrol sekunder, yang melibatkan penyebaran langkah-langkah pencegahan migrasi drainase asam; dan kontrol tersier, atau pengumpulan dan pengolahan limbah. Di masa kini, pengolahan AAT sering membutuhkan lebih dari satu bahan kimia atau sistem dalam rangka untuk menemukan metode biaya yang paling efektif, dan juga untuk memenuhi batas limbah lebih ketat. Untuk mengatasi itu, elektrokoagulasi (EC) dapat menjadi jawaban potensi masalah lingkungan yang berhubungan dengan AAT.
Skripsi ini meneliti hubungan antara parameter operasi, seperti pH, konsentrasi awal, durasi pengobatan, rapat arus, dan konduktivitas pada drainase tambang asam sintetis dalam proses batch elektrokoagulasi. EC reaktor dioperasikan pada berbagai tegangan (38, 25 dan 15 V) dan 3 mm jarak antar elektrode. Untuk solusi dengan 1000 mg / L sulfat, penghapusan polutan yang tinggi (99,5% selama 30 detik waktu kontak dan 99.8% untuk 60 detik waktu kontak) tercapai. pH awal adalah 2,6 dengan pH akhir 3,6, dan konduktivitas berkisar 928-1174 mikro semen.
Selama proses EC kondisi ini, studi tentang pemisahan logam berat seperti besi (Fe) dan aluminium (Al) dilakukan dengan konsentrasi awal yang berbeda di kisaran 250, 500 dan 1000 mg / L konsentrasi sulfat dan 200 mg / L untuk konsentrasi aluminium. Dari kondisi operasi itu ditemukan bahwa tingkat penghapusan berkisar antara 57% sampai 99%. Itu juga menemukan bahwa pH adalah parameter kunci dalam mekanisme koagulasi dalam elektrokoagulasi.

ABSTRACT
As Acid mine drainage (AMD) is recognised as one of the more serious environmental problems in the mining industry. Its environmental impact, however, can be minimised at three basic levels: through primary prevention of the acid-generating process; secondary control, which involves deployment of acid drainage migration prevention measures; and tertiart control, or the collection and treatment of effluent. Today‟s AMD treatment situations often require more than one chemical or system in order to find the most cost effective method, and also to satisfy more stringent effluent limits. To overcome that, electrocoagulation (EC) may be a potential answer to these environmental problems dealing with AMD.
This thesis investigates the relation of the operating parameters, such as pH, initial concentration, duration of treatment, current density, and conductivity on a synthetic acid mine drainage in the batch electrocoagulation process. The EC reactor was operated at various voltages (38, 25 and 15 V) and 3 mm interelectrode distance. For solutions with 1000 mg/L sulphate, high pollutant removal (99.5% for 30 second contact time and 99.8% for 60 second contact time) were achieved. Initial pH was 2.6 with the final pH of 3.6, and conductivity ranged from 928 to 1174 μS.
During the EC process under these conditions, the study of the heavy metal separation such as iron (Fe) and aluminium (Al) were conducted with different initial concentrations in the range of 250, 500 and 1000 mg/L for sulphate concentration and 200 mg/L for aluminium concentration. From these operating conditions it is found that the removal rate ranges from 57% to 99%. It was also found that pH is a key parameter in coagulation mechanism in electrocoagulation."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marita Rizki Pangestu
"Tulisan ini memberikan sumbangan dalam kajian posfeminisme untuk menjelaskan posfeminisme yang terdapat pada video klip Britney Spears yang berjudul “Till the World Ends” berdasarkan latar, tarian, kostum, dan lirik. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan posfeminisme pada video klip Britney Spears. Video klip Britney Spears “Till the World Ends” adalah salah satu dari budaya populer yang memproduksi makna budaya. Di dalam kajian posfeminisme, wanita dapat membentuk identitas mereka masing-masing karena posfeminisme berlawanan dengan stereotip gender. Britney Spears dan penari wanita di dalam video klip ini digambarkan sebagai wanita posfeminis karena mereka memperoleh kekuatan mereka dengan menari dan memiliki kebebasan seksual. Keragaman ras dalam posfeminisme juga didiskusikan di dalam tulisan ini karena wanita dalam video klip ini berasal dari latar belakang warna kulit yang berbeda. Kesimpulan dari tulisan ini adalah adanya unsur-unsur posfeminisme pada video klip Britney Spears “Till the World Ends” berdasarkan latar, tarian, kostum, dan lirik karena wanita dalam video klip ini hanya ingin mendapatkan kepuasan. Selain itu, posfeminisme dalam video klip Britney Spears juga memberikan gagasan positif dari perspektif posfeminis. Video klip Britney Spears membawa pesan kepada para pembaca perempuan untuk memperoleh kekuatan wanita mereka.

This paper contributes to the study of postfeminism to explain postfeminism in Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” which is based on the setting, dance, costume, and lyrics. This paper uses qualitative method in order to explain postfeminism in Britney Spears’s video clip. Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” is one of the popular culture which produces cultural meaning. In the study of postfeminism, women can form their identities since postfeminism opposes the gender stereotypes. Britney Spears and her female dancers in this video clip are shown as postfeminist women since they gain their powers by dancing and having sexual freedom. The diversity of races in postfeminism is also discussed in this paper since the women in this video clip come from different backgrounds of colors. The conclusion of this paper is Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” contains the elements of postfeminism which are based on the setting, dance, costume, and lyrics since the women in the video clip only want to get satisfaction. Moreover, postfeminism in Britney Spears’s video clip can give positive ideas to women from postfeminist perspective. Britney Spears’s video clip conveys messages to female readers to gain women’s power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Perwita Sari
"Jepang merupakan negara yang berhasil mempertahankan kebudayaan tradisionalnya di era modern. Budaya tradisional tersebut adalah upacara minum teh yang penuh makna baik secara spiritual dan material. Chanoyu telah tertanam dalam budaya Jepang dan setiap aspek dalam upacara ini memiliki makna. Chaniwa dan chashitsu adalah elemen penting dalam chanoyu yang memiliki kekhasan pada seni tata ruangnya. Penataan taman, design ruangan dan ornamen yang sederhana mampu mencerminkan kebudayaan tradisional Jepang. Ruangan dengan segala perwujudan bentuk, fungsi dan maknanya senantiasa diatur sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesan sederhana, alami serta mengedepankan muatan spiritual dan estetika. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana penataan pola tata ruang pada chaniwa dan chashitsu.

Japan is a country that has successfully maintained its traditional culture amidst the current modernization. Its cultural tradition is the Japanese tea ceremony, which is both spiritually and materially significant. Chanoyu is embedded deep within the Japanese culture, and every aspect of this ceremony is meaningful. Chaniwa and chashitsu are important elements in chanoyu, where the designs of both elements have a specific uniqueness. The garden design, room design, and simple ornaments in chanoyu reflect the Japanese traditional culture. Its rooms, with all its forms, functions, and meanings are arranged in such a way to create a simple and natural ambience that highlights spiritual and aesthetical qualities. This research attempts to study the pattern of the interior and spatial designs of chaniwa and chashitsu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>