Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessy Wirani
"Metode komunikasi kolaboratif untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recomendation). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan SBAR terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan perawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang tahun 2016. Jenis penelitian quasi eksperimental dengan desain one group pretest-posttest dilanjutkan pendekatan kualitatif (Mixed Research). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pengetahuan dan keterampilan perawat sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi SBAR dan perawat memiliki reaksi baik sesudah pelatihan. Pelatihan komunikasi SBAR efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat. Saran untuk rumah sakit untuk membentuk unit diklat, membuat post training action plan secara konsisten dan program inhouse training lanjutan.

Collaborative communication methods to improve patient safety is communication SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation). This study aims to determine the effectiveness of training SBAR to knowledge, attitudes, and skills of nurses at Pelabuhan Hospital Palembang in 2016. Type quasi experimental design with one group pretest-posttest followed a qualitative approach (Mixed Research). The results showed significant differences in the knowledge and skills of nurses before and after training SBAR communication and nurses have a good reaction after training. SBAR communication training effectively improve knowledge and skills of nurses. Suggestions for the hospital to restructurisation a unit training, evaluate a post training action plan consistently and advanced in-house training
program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini
"Timbang terima adalah salah satu bentuk komunikasi antar profesi dan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan perawat untuk menyampaikan informasi tentang kondisi pasien. Komunikasi dengan alur Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR) adalah salah satu metode komunikasi efektif yang jelas, fokus, dan terstruktur.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan kemampuan perawat setelah pelatihan, desain penelitian dengan pre-eksperiment dengan pre-post tanpa kelompok kontrol, sampel penelitian seluruh Perawat Primer dan Penanggung Jawab shift (n= 17), analisis data dengan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon.
Ada perbedaan yang bermakna rerata pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan (p value < 0,001), ada perbedaan yang bermakna rerata kemampuan perawat sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi SBAR dalam timbang terima pasien antar shift (p value < 0,001). Efektifitas pelaksanaan komunikasi SBAR perlu dukungan dari pihak manajerial dan komitment perawat, dengan adanya pedoman komunikasi efektif dengan metode SBAR, motivasi, mentoring, dan supervisi, serta pengembangan pendidikan yang berkelanjutan.

Handover is a form of communication among the professions as routine activities carried out by the nurses to give information about the patient's condition. Communication with the groove Situation, Background, Assessment, Recommendation (SBAR) is one of the effective clear, focused and structured communication method.
The objective of this research is to identify differences in the knowledge and ability of nurses after training, research design with preexperiment with pre-post without a control group, the study sample whole Nurses Primary and responsible shift (n = 17), data analysis with paired t test and Wilcoxon test.
There is a significant difference in the average nurse's knowledge before and after training (p value <0.001), and there is a significant difference means the ability of nurses before and after training SBAR communication in shifts handover (p value <0.001). Effective implementation of the SBAR communication needs of the managerial support and commitment of nurses, with the guidance effective methods SBAR communication, motivation, mentoring, and supervision, as well as the development of continuing education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Djubaidah
"ABSTRAK
Kejadian tidak diharapkan terjadi di rumah sakit 65 % adalah komunikasi. Upaya meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan petugas kesehatan terutama melalui komunikasi. Komunikasi Situation, Background, Assesment, dan Recommendation (SBAR) merupakan komunikasi yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh pelatihan komunikasi SBAR terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat pelaksana dalam melakukan komunikasi SBAR.
Desain penelitian pretest-posttest without control group dilakukan pada 50 perawat ruang intensif yang dilatih dan diobservasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan terhadap komunikasi SBAR setelah dilakukan pelatihan komunikasi SBAR (pvalue 0.000). Komitmen komunikasi dengan SBAR harus disepakati oleh semua petugas kesehatan yang ada melalui kebijakan dan prosedur.

ABSTRACT
65 % of adverse event in the hospital is communication. The efforts to improve patient safety, especially health care workers need to be done through communication. Situation, Background, Assessment and Recommendation (SBAR) communication program is effective to improve patient safety. This study is aimed to identify the effect of SBAR communication training to Nursing Staff’s knowledge and obedience. Pretest and post test study de Commitment to the SBAR communication must be agreed upon by all the existing health workers through policies and procedures. Commitment to the SBAR communication must be agreed upon by all the existing health workers through policies and procedures.signs without control group was performed in 50 intensive care nurses who were trained and observed. The results showed that nursing staff’s knowledge increased after the SBAR communication training program (p value 0.000). "
2013
T34603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ayu My Lestari
"Penerapan komunikasi SBAR perawat diruangan saat serah terima belum optimal, kurang lengkapnya informasi saat operan dapat menyebabkan terjadinya miskomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam menerapkan komunikasi SBAR saat serah terima diruangan. Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap 161 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,006), lama kerja (p-value< 0,037), sikap (p-value 0,002) dan lingkungan fisik (p-value 0,007) terhadap penerapan komunikasi SBAR diruangan. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan faktor usia, lama kerja, sikap, dan lingkungan fisik dengan penerapan komunikasi SBAR. Tidak terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan dan dukungan pepimpin dengan penerapan komunikasi SBAR. Sikap positif perawat merupakan faktor yang paling dominan dan paling berkontribusi dalam menerapkan komunikasi SBAR yang efektif (OR 2,916). Penelitian ini merekomendasikan pelaksanaan sosialisasi rutin mengenai format SBAR, peningkatan pengawasan dan supervisi ketua tim atau kepala ruangan terhadap perawat pelaksana saat serah terima pasien. Manajemen rumah sakit juga dapat memberikan reward atau penghargaan bagi perawat yang memiliki sikap positif terhadap penerapan komunikasi SBAR. Tersedianya format SBAR yang memadai sehingga mengurangi hambatan dalam pelaksanaan komunikasi.

The application of SBAR communication for nurses during handover is not optimal, incomplete information during passes can cause miscommunication. This study aims to determine the factors that influence nurses in implementing SBAR communication during handover. This cross-sectional study was conducted on 161 respondents with a sampling technique using purposive sampling. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between age (p-value 0.006), length of work (p-value 0.037), attitude (p-value 0.002) and physical environment (p-value 0.007) to the application of SBAR communication. The conclusion of the study is that there is a relationship between age, length of work, attitude, and physical environment with the application of SBAR communication. There is no relationship between education level and leadership support factors and the application of SBAR communication. The nurse's positive attitude is the most dominant and most contributing factor in implementing effective SBAR communication (OR 2.916). This study recommends the implementation of routine socialization regarding the SBAR format, increased supervision and supervision of the team leader or head of the room to the implementing nurse during patient handover. Hospital management can also provide rewards or rewards for nurses who have a positive attitude towards the implementation of SBAR communication. The availability of an adequate SBAR format so as to reduce obstacles in the implementation of communication."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Savitri
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan crosssectional yang dilakukan pada periode rawat 4-15 Maret 2013 pada 114 pasien sebagai responden. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap RSU Bhakti Yudha Depok.
Hasil penelitian menggambarkan 66,7% responden menilai komunikasi perawat efektif, analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menujukkan tidak ada hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, tipe kepribadian dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat. Hanya variabel motivasi yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat.
Dengan hasil penelitian ini disarankan kepada rumah sakit agar diadakan rencana pelatihan komunikasi terapeutik secara berkelanjutan bagi perawat. Selain itu, mengupayakan adanya penerapan komunikasi terapeutik perawat dengan optimal serta adanya pengawasan dari supervisor maupun kepala ruangan, dan pembinaan dari komite keperawatan bagi perawat.

The study was a quantitative cross sectional study conducted during the periodMarch 4th to March 15th 2013 and covering 114 client. The aim of the study was to determine the factors associated with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing inpatient unit.
The result was found 66,7% respondents think nurses have effectiveness communication and with the logistic regression analysis showed there was no association between age, sex, education, personality traits with patient’s perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing. It also found that there was association between motivation with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing.
This study recommends to hospital for make therapeutic communication periodic training. Besides that, seek the implementation of therapeutic communication nursing and monitoring from supervisor and the head of the room, also coaching from nursing committee for nurses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Fatmawati Putri
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh komunikasi
interpersonal terhadap efektivitas tim pada karyawan di unit Corporate Human Resources (CHR) PT KLM. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, diketahui bahwa komunikasi interpersonal antar anggota tim pada unit CHR masih belum efektif, dimana hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat efektivitas tim belum dapat tercapai. Asumsi tersebut selanjutnya dibuktikan dengan mengukur pengaruh dari komunikasi interpersonal terhadap efektivitas tim, dengan menggunakan Parker’s Team Development Survey (Parker, 2008) dan Interpersonal Communication Questionnaire (DeVito, 1989) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Responden penelitian ini berjumlah 51
orang karyawan unit CHR yang memiliki jabatan sebagai Staff/Officer dan Supervisor/Superintendent. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal terbukti secara signifikan memiliki pengaruh terhadap efektivitas tim (r = 0.74; R2 = 0.55; p < 0.05). Hal tersebut berarti bahwa adanya peningkatan pada komunikasi interpersonal antar anggota tim akan dapat meningkatkan efektivitas tim. Intervensi untuk meningkatkan komunikasi interpersonal antar anggota tim dapat dilakukan melalui team training mengenai komunikasi interpersonal yang efektif di dalam tim (team communication training). Pada
penelitian ini, adanya dampak dari team communication training terhadap komunikasi interpersonal dan efektivitas tim masih belum dapat dibuktikan, karena intervensi team communication training yang tidak dapat diimplementasikan.;The aim of this study was to determine the effect of interpersonal communication on team effectiveness of employees in Corporate Human Resources (CHR) unit of PT KLM. The results of the problem identification showed that interpersonal
communication among the team members on this unit was still not effective, and it was considered as the factors that make the team effectiveness could not be achieved. This assumption then proven by measuring the impact of interpersonal communication on the team effectiveness using the adaptation of Parker’s Team Development Survey (Parker, 2008) and Interpersonal Communication Questionnaire (DeVito, 1989). A total of 51 employees from CHR unit were
participated as respondent in this study. The simple regression analysis result indicated that interpersonal communication has proven to significantly affect team effectiveness (r = 0.74; R2 = 0.55; p < 0.05). Therefore, the interventions to improve interpersonal communication between team members can be conducted through team training related to effective interpersonal communication within the
team (team communication training). Unfortunately, this study could not proved the impact of team communication training to interpersonal communication and team effectiveness, because the intervention could not be implemented., The aim of this study was to determine the effect of interpersonal communication
on team effectiveness of employees in Corporate Human Resources (CHR) unit of
PT KLM. The results of the problem identification showed that interpersonal
communication among the team members on this unit was still not effective, and
it was considered as the factors that make the team effectiveness could not be
achieved. This assumption then proven by measuring the impact of interpersonal
communication on the team effectiveness using the adaptation of Parker’s Team
Development Survey (Parker, 2008) and Interpersonal Communication
Questionnaire (DeVito, 1989). A total of 51 employees from CHR unit were
participated as respondent in this study. The simple regression analysis result
indicated that interpersonal communication has proven to significantly affect team
effectiveness (r = 0.74; R2 = 0.55; p < 0.05). Therefore, the interventions to
improve interpersonal communication between team members can be conducted
through team training related to effective interpersonal communication within the
team (team communication training). Unfortunately, this study could not proved
the impact of team communication training to interpersonal communication and
team effectiveness, because the intervention could not be implemented]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmah
"Keselamatan pasien harus dipenuhi oleh semua Rumah Sakit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi SBAR dalam timbang terima terhadap penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana di RSU Bunda Jakarta dan RSU Bunda Margonda. Penelitian ini berupa quasi eksperimen pre & post test nonequivalent control group desain. Teknik sampel adalah purposive sampling dengan total sampel sebanyak 84 perawat pelaksana. Kelompok intervensi mendapatkan pelatihan komunikasi SBAR, pendampingan, dan observasi. Keselamatan pasien diukur dengan kuisioner valid. Data dianalisis menggunakan t dependen test. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan penerapan keselamatan pasien yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana pada RSU Bunda Jakarta sebesar 8% setelah diterapkan komunikasi SBAR dalam timbang terima (α= 0.05; CI 95% 156.27-163.44). RS perlu membuat kebijakan berupa standar komunikasi SBAR sebagai komunikasi dalam kegiatan timbang terima sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien.

Patient safety is a standard for hospitals in Indonesia. Majority of patient safety incidents are caused by communication. This study aimed to determine the effect of SBAR communication during handover on patient safety in Bunda Jakarta Hospital and Bunda Margonda Hospital. This research was a quasi experiment with pre and post-test nonequivalent control group design. Purposive sampling technique was used to reqruit 84 nurses. SBAR training communication, internship, and observation were provided to the intervention group. Patient safety was measured using a validated quistionare. Dependent t test was used to analyze the data collected. It was found that after SBAR communication applied in Bunda Jakarta Hospital, nurses perception about patient safety increased by 8% (p= 0.001; α< 0.05; CI 95% 156.27-163.44). Hospital needs to establish policies to standardize the SBAR communication to improve patient safety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Mardiati Agustin
"ABSTRAK
Mahasiswa praktik klinik keperawatan merupakan bagian dari perawat profesional yang dituntut untuk berkomunikasi yang baik, efektif dan asertif baik pada perawat ruangan maupun dengan pasien.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh terapi Assertiveness trainng (AT) terhadap kemampuan komunikasi asertif mahasiswa praktik klinik kepada perawat ruang rawat inap. Sampel 60 responden dengan 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa yang mendapatkan AT meningkat sebesar 2,27 (4,54%) dengan p value < 0,05. Terapi ini direkomendasikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa. Praktik klinik Keperawatan.

ABSTRACT
Students of nursing clinical practice is part of a professional nurse who is required to communicate well, effectively and assertively both when they are in the room and when they are talking to clients or patients. The goal of this research is to gain an overview of the influence of Assertiveness training (AT) therapy to the assertive communication skills for nursing clinical practice students to the nurses in inpatient ward. The samples consist of 60 respondents with 30 respondents in intervention group and 30 respondents in control group. The results show that students with assertive communication skills increased the AT significantly by 2.27 (4,54%) with a p value <0.05. This therapy is recommended to increase assertive communications for nursing clinical practice students"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Romaully
"Tingkat pengetahuan dan sikap Perawat dalam komunikasi terapeutik sangatlah pentinguntuk menunjang keberhasilan pemberian asuhan keperawatan. Bertujuan untukmengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam melakukankomunikasi terapeutik. Penelitian ini meggunakan desain cross sectional, sample sebanyak92 orang perawat, teknik pengambilan data secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkatpengetahuan dan sikap dalam berkomunikasi terapeutik pada perawat di RS FatmawatiJakarta tahun 2016 p value =0,248.
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahanpertimbangan agar perawat diberikan pelatihan komunikasi dan sikap dalam berkomunikasiterapeutik, serta penelitian selanjutnya bisa meneliti apa yang belum diteliti dalam halkomunikasi terapeutik.

The level of knowledge and attitude of Nurse in therapeutic communication is veryimportant to support the success of nursing care. Aims to determine the relationshipbetween the level of knowledge and attitude of nurses in conducting therapeuticcommunication. This research used cross sectional design, 92 samples of nurses, andsimple random sampling technique.
The results showed that there was no significant relationship between the level of knowledge and attitude in communicatingtherapeutic at nurses at Fatmawati Hospital Jakarta 2016 p value 0,248.
Theresults of the study are expected to be considered for nurses to be givencommunication training and attitude in therapeutic communication, and furtherresearch can examine what has not been investigated in terms of therapeuticcommunication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida Yahya
"Dalam pelayananasuhan keperawatan, komunikasi terapeutik memegang peranan penting untuk membantu klien memecahkan masalahnya. Untuk mewujudkan terlaksananya komunikasi terapeutik secara efektif diperlukan adanya kemauan dan kesadaran diri yang tinggi dari perawat. Perawat harus mampu menciptakan kondisi (keterpercayaan) yang dapat menimbulkan adanya rasa percaya klien terhadap perawat, klien merasa diperhatikan: diterima, merasa aman, nyaman (deskripsi) merasa diikutsertakan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan untuknya (orientasi masalah) pelayanan yang diberikan perawat dirasakan tulus, tidak dengan paksaan (spontanitas) informasi yang dibutuhkan klien harus jelas (kejelasan) klien merasa perawat dapat membantu mengurangi hal-hal yang mengganggu pikirannya dalam menghadapi penyakitnya dan tanpa memandang siapa klien tersebut (persamaan) sehingga klien merasa puas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal baik dengan efektifitas komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap rumah sakit Sumber Waras. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 sampel yaitu 139 perawat pelaksana dan 248 klien yang dirawat. Data yang diperoleh dianalisis dengan mempergunakan koefisien korelasi Product Moment, untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Untuk mengetahui prediksi yang paling berhubungan antara variabel dependen dan independen digunakan regeresi liner ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel independen, lima variabel independen yang berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen yaitu deskripsi, orientasi masalah, kejelasan, keterpercayaan dan kesinambungan & konsistensi. Sedangkan tiga variabel yang tidak berhubungan adalah spontanitas, persamaan dan provisionalisme.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat-klien di ruang rawat inap RS Sumber Waras sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta sikap perawat pelaksana dalam berkomunikasi dengan klien, Mengingat masih adanya keluhan-keluhan dari klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan di RS Sumber Waras."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>