Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Kurnia Rahim
"Tobacco consumption is still a burden for many countries worldwide, due to many causes attributable to smoking. Tobacco use is one of the leading global
helath risks for human mortality. Further, it also responses for generating the other health risks relating with chronic diseases. The number of tobacco use has
grown gradually in low-and middle-income countries. Indonesia has the highest prevalence of smoking behavior among Southeast Asian countries. This study
aimed to determine predictors of smoking behavior between rural and urban areas. Data were taken from The Global Adult Tobacco Survey (GATS). This
study used cross-sectional analytical study and multiple logistic regression analysis. Samples were 8,305 Indonesian adults aged ³ 15 years. The study
showed that smokers in rural area were higher than in urban area, respectively 36.8% and 31.9%. Significant predictors of smoking behavior in rural and urban
areas were occupation, sex, education level, economic status as well as smoking rule inside home. In urban area, age was also significant predictor, and
otherwise in rural area. The strongest predictor was smoking rule inside home and sex for smoking behavior, either in rural or in urban area.
Konsumsi tembakau masih menjadi beban bagi banyak negara di seluruh dunia, karena banyak penyebab disebabkan oleh rokok. Penggunaan tembakau
merupakan salah satu risiko bagi kesehatan global yang dapat menyebabkan kematian manusia. Selanjutnya, hal ini juga dapat berakibat terhadap risiko kesehatan
lain yang berkaitan dengan penyakit kronis. Jumlah penggunaan tembakau telah berkembang secara bertahapdi negera-negara rendah dan menengah.
Indonesia memiliki prevalensi perilaku merokok tertinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor
terhadap perilaku merokok antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Data diambil dari Global Adult Tobacco Survey. Penelitian menggunakan studi analitik
potong lintang dan analisis regresi logistik ganda. Sampel berjumlah 8.305 orang dewasa Indonesia berusia ³ 15 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa perokok
di wilayah pedesaan lebih tinggi dibandingkan di wilayah perkotaan, masing-masing 36,8% dan 31,9%. Prediktor signifikan terhadap perilaku merokok
di wilayah pedesaan dan perkotaan adalah pekerjaan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi serta aturan merokok di dalam rumah. Di wilayah
perkotaan, usia juga merupakan prediktor yang signifikan dan sebaliknya di wilayah pedesaan. Prediktor terkuat adalah aturan merokok di dalam rumah dan
jenis kelamin untuk perilaku merokok di wilayah pedesaan atau perkotaan."
Institute of health science kuningan, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maya Azkiyati
"ABSTRAK
Harga diri pada remaja dipengaruhi oleh hasil eksplorasi yang remaja lakukan,
diantaranya adalah mencoba perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang
merokok. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelatif. Pengambilan
sampel pada 94 remaja (usia rata-rata 16,28 tahun) di SMK Putra Bangsa pada
Mei 2012 dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian
menggunakan skala perilaku merokok dan skala harga diri Rosenberg (r tabel
reliabilitas: 0,711). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
merupakan bukan perokok harian, tipe perokok ringan, perilaku merokok tinggi,
dan harga diri positif. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara perilaku merokok dengan harga diri remaja laki-laki yang
merokok (p value = 0,025; α = 0,05). Disarankan agar institusi pendidikan, dinas
kesehatan, dan LSM anti rokok bekerja sama untuk melakukan tindakan
pencegahan dan penghentian perilaku merokok pada remaja.

ABSTRACT
The adolescent?s self esteem is likely affected by explorative experience, such as
the desire to try smoking. The aim this study was to explore the relationship of
the smoking behavior with the self esteem of male adolescent smoker. A
descriptive correlative design was used. The sample were 94 male adolescence
(mean age 16,28 years old) at SMK Putra Bangsa on Mei 2012. The instrumen
used smoking behavior?s scale and Rosenberg?s self esteem (r table reliability:
0,711). The result of this study revealed that the most respondents were not daily
smokers, classified as mild smokers, had high smoking behavior, and had a
positive self esteem. The result of this study showed that there was a meaning
correlation between the smoking behavior and the male adolescent?s self esteem
(p value = 0,025; α = 0,05). It is suggested to education institution, health
departement, and social organization for anti-smoking, to work together to stop
and prevent smoking behavior on adolescent."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Bagus Aprilianto
"Perilaku merokok saat pandemi COVID-19 merupakan salah satu masalah kesehatan utama karena meningkatkan risiko perokok terjangkit COVID-19 stadium kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang dampak perilaku merokok terhadap COVID-19, sikap keluarga dan teman terkait perilaku merokok, persepsi terhadap keterpaparan iklan rokok dan keterpaparan edukasi bahaya rokok dengan perubahan perilaku merokok penduduk dengan usia di atas 10 tahun dalam masa pandemi COVID-19 di Kota Bogor. Desain studi dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi (variabel kovariat: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan adiksi). Populasi penelitian adalah perokok aktif seminimalnya tiga bulan sebelum pandemi COVID-19 atau tiga bulan sebelum mengisi kuesioner daring dengan usia di atas 10 tahun di Kota Bogor. Hasil penelitian mengemukakan 77% responden tidak mengalami perubahan perilaku merokok. Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tinggi tentang dampak perilaku merokok terhadap COVID-19 (PR=1,38;95%CI=0,795-2,39;p=0,32), dorongan berhenti merokok dari keluarga (PR=1,15;95%CI=0,69-1,92;p=0,72) dan dari teman (PR=1,16;95%CI=0,68-1,99;p=0,72),  persepsi negatif terhadap merokok setelah terpapar iklan rokok (PR=0,61;95%CI=0,36-1,05;p=0,13), dan keterpaparan edukasi bahaya rokok tingkat “Tinggi” (PR=1,59;95% CI=0,95-2,67;p=0,12) dengan perubahan perilaku merokok penduduk di Kota Bogor. Pemasifan edukasi berbasis konseling dan keluarga, serta larangan iklan rokok di dunia maya dapat meningkatkan kemungkinan penurunan perokok.

Smoking behaviour during COVID-19 pandemic is major health problem because smoking can increase risk of smokers contracting COVID-19 critical. This study aims to determine relationship between knowledge level about COVID-19 smoking impacts, family and friends’ attitudes toward smoking, perception toward cigarette advertisements exposure, and education about smoking dangers exposure level with changes in smoking of residents aged over 10 years during COVID-19 in Bogor City. This study design is cross sectional with bivariate and stratification analysis (covariate variable: age, gender, educational level, and addiction). The study population is active smokers at least smoke three months before COVID-19 pandemic begins in Indonesia or three months before filling online questionnaire, aged over 10 years in Bogor City. This study found that 77% respondents smoke with same amount before and after COVID-19 pandemic. This study hasn’t able to show significant relationship between “high” knowledge level about COVID-19 smoking impacts (PR=1,38;95%CI=0,795-2,39;p=0,32), quit smoking encouragement from family (PR=1,15;95%CI=0,69-1,92;p=0,72) and friends (PR=1,16;95%CI=0,68-1,99;p=0,72), negative perception on smoking after cigarette advertisements exposure (PR=0,61;95%CI=0,36-1,05;p=0,13), and high exposure level of education about smoking danger (PR=1,59;95%CI=0,95-2,67;p=0,12) with changes in smoking of residents in Bogor City. Optimization counselling and family-based education, also establishing cyberspace’s cigarette advertisement ban regulation to reduce smokers’ number. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nova Nurhayati
"ABSTRAK
Prevalensi perokok pada remaja mengalami peningkatan. Mortalitas serta
morbiditas yang berkaitan dengan rokok juga terus meningkat. Tujuannya
diketahuinya proporsi perilaku merokok dan faktor – faktor yang berhubungan
pada siswa/i remaja Paket B atau setara SMP di PKBM Bina Insan Mandiri, Kota
Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang merokok ada 35.3
% dengan usia 10 – 20 tahun dan faktor – faktor yang berhubungan secara
signifikan dengan perilaku merokok adalah jenis kelamin, sikap terhadap rokok,
persepsi responden terhadap kemudahan untuk mendapatkan rokok, persepsi
responden terhadap kemampuan untuk membeli rokok yang diinginkannya dan
perilaku teman yang merokok. Saran untuk peningkatan promosi kesehatan
tentang efek merugikan dari rokok dan perokok pasif, pembentukan teman sebaya
untuk mengingatkan remaja dalam hal merokok, pembuatan kebijakan tentang
kawasan tanpa rokok di Yayasan Bina Insan Mandiri

ABSTRACT
Prevalence of smoking in adolescents is increasing. Both mortality and morbidity
associated with smoking also increased. The aim of this study was to assess the
proportion of smoking behavior and factors related to students smoking behavior
in the above school. This study was a cross sectional survey. The results showed
35.3 % of the students, aged 10 -20 years smoked. The following variables i.e sex,
attitudes toward smoking, perceptions of both accesibility and abbility to purchase
cigarettes and friends who smoked correlated significantly with smoking behavior
among students. It is sugessted to intensify of health promotion about the
detrimental effects of smoking and passive smoking the establishment of peers to
support no smoking behavior and making policy of free smoking area in the
institusion."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku merokok pada perempuan Indonesia cenderung meningkat. Penelitian ini
memfokuskan kajian pembahasan pada perempuan dewasa awal yang diwakili oleh
mahasiswi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi determinan perilaku
merokok pada mahasiswi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang dengan melibatkan sampel
sejumlah 105 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis univariat untuk masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan, tingkat sires, pengaruh agama, pengaruh iklan, pengaruh keluarga, dan
pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok mahasiswi (bermakna pada a =
0,05). Faktor usia diketahui tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku
merokok. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk pembuatan program
berhenti merokok pada perempuan khususnya perempuan dewasa awal serta
diperlukan penelitian lanjutan yang melibatkan jumlah sample dan desain yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5735
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Sondang
"Remaja merokok bukanlah hal yang mengagetkan lagi, berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 prevalensi umur pertama kali merokok penduduk provinsi Riau (umur 15-19 tahun) sebesar 49.5 % lebih tinggi dari prevalensi nasional yaitu 43.3 %, dengan peningkatan jumlah perokok tersebut akan sangat membahayakan status kesehatan masyarakat dimasa depan.
Penelitian ini membahas tentang perilaku merokok pada siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok di Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku merokok pada siswasiswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 150 orang siswa dan siswi dengan pengambilan sampel proportional stratified random sampling.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, sikap, keterjangkauan terhadap rokok, keterpaparan iklan promosi rokok, perilaku merokok anggota keluarga dan perilaku merokok teman terhadap perilaku merokok responden. Berdasarkan hasil penelitian untuk melindungi remaja disarankan untuk memasukkan kurikulum bahaya merokok pada pelajaran bimbingan konseling, mengoptimalkan Usaha Kesehatan Sekolah dan kegiatan Palang Merah remaja serta mengoptimalkan peraturan kawasan bebas asap rokok dilingkungan sekolah dengan memberikan sanksi jika peraturan dilanggar.

Adolescent smoking is not a surprise anymore, based on data Riskesdas in 2010 the prevalence of smoking population ages the first time the province of Riau (age 15-19 years ) was 49.5% higher than the national prevalence is 43.3%, with an increasing number of smokers would be very dangerous to the future health status.
This study discusses the behavior of smoking in junior secondary school students in Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok Bangkinang barat, Kampar district, the purpose of this study was to determine the picture of smoking behavior in students of Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok, and the factors associated with it. This study uses quantitative methods with cross-sectional study design (cross sectional) with a sample of 150 were male and female students.
The results of this study found that there is a relationship between gender, attitude, affordability of cigarettes, cigarette promotional advertising exposure, smoking behavior of family members and friends smoking behavior of smoking behavior of respondents. Based on the results of research in order to protect teenagers are advised to include the dangers of smoking in the subject curriculum counseling, optimizing School Health Efforts and Red Cross youth activities and to optimize the regulatory environment smoke-free area schools with sanctions if rules are violated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Nur Indahsari
"Remaja merupakan populasi yang rentan terhadap perilaku kesehatan cenderung berisiko karena karakteristik remaja seperti tingginya keinginan untuk mencoba hal baru dan adanya tekanan kelompok sebaya. Perilaku merokok merupakan salah satu perilaku berisiko yang banyak terjadi pada remaja di perkotaan. Upaya berhenti merokok sejak remaja memiliki dua tujuan utama yaitu mencegah remaja menjadi perokok harian dan mengurangi angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan dari penggunaan tembakau. Metode ask, assess, advise, assist, dan arrange 5A digunakan sebagai intervensi berhenti merokok pada remaja dengan pendekatan keperawatan keluarga. Hasil intervensi menunjukkan adanya keberhasilan remaja tidak merokok selama dua minggu dengan adanya dukungan penghargaan, namun remaja tidak melaporkan adanya perubahan yang signifikan pada tubuhnya setelah berhenti merokok. Rekomendasi untuk pelaksanaan intervensi berhenti merokok pada remaja sebaiknya menyertai dengan aktivitas fisik terjadwal.

Adolescent is the most vulnerable population for risk prone health behavior since their characterized by desire to explore new things and existence of peer pressure. Smoking behavior is one of risk behaviors that much happening in adolescents in urban areas. The smoking cessation effort since adolescence has two main goals include prevent teens become daily smokers and decreasing morbidity and mortality that caused by tobacco use. Ask, assess, advise, assist, and arrange 5A rsquo s method used as a smoking cessation intervention in adolescent based on family nursing approach. The intervention rsquo s results showed that adolescents able to quit smoking during two weeks with reward support, but they didn rsquo t report any significant health related changes after stop smoking. Further recommendations in providing smoking cessation intervention for adolescent is by involving scheduled physical activity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Meidina
"Prevalensi perokok yang berhasil berhenti merokok di Indonesia diketahui menunjukkan angka yang rendah. Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang mengonsumsi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh smoking abstinence self-efficacy (SASE) dan frekuensi perilaku merokok terhadap perilaku sehat mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki keinginan berhenti merokok. Perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini meliputi sarapan, kudapan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, dan menimbang berat badan. Penelitian korelasional ini melibatkan 153 partisipan yang terdiri dari 102 laki-laki, dan 51 perempuan dengan usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SASE adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan frekuensi perilaku merokok. Pengukuran yang lebih mendalam terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku sehat pada perokok yang ingin berhenti dapat dieksplor lebih jauh.

Prevalence of smokers who succeed in their quit attempt in Indonesia is decreasing. Undergraduate students are a group of people who consume cigarettes. This study aims to investigate the effect of smoking abstinence self-efficacy (SASE) and cigarette smoking frequency on health behavior among undergraduate students of Universitas Indonesia who willing to quit smoking. The aspect of health behavior that are measured in this study are breakfast, snacking, physical activity, consumption of alcohol, consumption of cigarettes, and keep in healthy weight. The correlational study took a participants totally 153 students, 102 male, and 51 female in 18-25 years old. Results indicated that SASE was the strongest predictor of health behavior rather than cigarette smoking frequency. Further measurements related to factors that can influence health behavior in smokers who willing to quit can be explored further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Haryati
"Percobaan merokok pemula yang dilakukan remaja terjadi pergeseran lebih muda usianya < 15 tahun. Perokok pemula pernah mencoba merokok di sekolah menengah pertama, sebagian lainnya pernah mencoba merokok di sekolah dasar. Remaja merokok karena bujukan teman dan ketertarikan untuk mencoba merokok. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui efektivitas Model KERIKO dalam meningkatkan kontrol diri, status kesehatan sehingga perilaku merokok remaja dapat dikendalikan. Perilaku merokok dapat diatasi dengan Model intervensi Keperawatan Kendali Perilaku Merokok (KERIKO). Penelitian ini menggunakan desain riset operasional melalui 3 tahap penelitian yaitu: Tahap I: identifikasi pengalaman merokok remaja, persepsi dan upaya yang dilakukan remaja dalam mengendalikan rokok; Tahap II: pengembangan Model KERIKO; Tahap III uji coba Model KERIKO di sekolah menengah pertama di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Intervensi Keperawatan KERIKO efektif dalam meningkatkan kontrol diri, status kesehatan sehingga perilaku merokok remaja dapat dikendalikan pada 3 dan 6 bulan sesudah intervensi. Simpulan: Model KERIKO efektif meningkatkan kontrol diri, status kesehatan dan pengendalian perilaku merokok. Model ini dapat dijadikan salah satu model intervensi untuk pengendalian perilaku merokok sesuai program pemerintah tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Adolescent smoking trials revealed a shift in smokers younger than 15 years old. Beginner smokers began smoking in junior high school, while others began smoking in elementary school. Teenagers smoke as a result of peer pressure and a desire to begin smoking. The goal of this study was to determine the effectiveness of the KERIKO Model in developing self-control and health status in order to manage teenage smoking behavior. The Smoking Behavior Control Nursing Intervention Model (KERIKO) can help people quit smoking. This study employed an operational research design across three research phases: Phase I: identification of adolescent smoking experiences, perceptions, and efforts made by adolescents to control smoking; In phase II of the KERIKO Model's development and phase III trials of the KERIKO Model in Banda Aceh City junior high school at 3 and 6 months of intervention, the results demonstrated that the KERIKO Nursing Intervention Model was helpful in boosting self-control and health status, allowing adolescent smoking behavior to be controlled. Conclusion: The KERIKO model improves sel-control, health status, and smoking bahavior control. According to the government's Smoking Free Areas initiative, this model can be utilized as an intervention model to control smoking behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Amiruddin
"Perilaku Merokok Anak Jalanan di Kota Makassar 2013. Anak jalanan merupakan kelompok yang rentan akan berbagai perilaku berisiko, salah satunya adalah perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merokok anak jalanan di Kota Makassar serta hubungannya dengan status sekolah, tinggal bersama orang tua, riwayat keluarga yang merokok, pengaruh teman sebaya, dan tingkat religiusitas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Dari populasi sebanyak 990 anak jalanan di Makassar, jumlah sampel studi ini adalah 277 anak jalanan. Teknik penarikan sampel menggunakan accidental sampling dengan kriteria inklusi responden berusia 10-19 tahun dan beragama Islam. Analisis data menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 48% anak jalanan pernah merokok dan 37,2% dari anak jalanan masih merokok. Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan adanya hubungan antara variabel tinggal bersama orang tua (p=0,002) dan tingkat religiusitas (p=0,023). Namun, status sekolah (p=0,613), riwayat keluarga (p=0,874), dan pengaruh teman sebaya (p=0,157) tidak berhubungan dengan perilaku merokok anak jalanan. Penelitian ini menyarankan adanya edukasi mengenai bahaya rokok untuk anak jalanan dan membekali nilai-nilai keagamaan di dalamnya serta melibatkan anak jalanan dalam kegiatan sosial keagamaan. Selain itu perlu dilakukan juga pemberdayaan keluarga melalui pendekatan kepada orangtua agar dapat membimbing anak mereka untuk tidak merokok dan perlunya mengoptimalkan fungsi LSM atau rumah singgah untuk anak jalanan.;Street children are vulnerable groups of risky behavior like smoking behavior. This study aims to describe smoking and relation with education, living with parents, family, peer influence, and religiosity. Study design was cross sectional study. The population was 990 street children with the sample of 277 street children. Sample selection in accidental sampling with criteria of respondents aged 10-19 years and Muslims. Data were analyzed with chi square test with confidence interval of 95% (α=0.05). Results show that 48% of street children have ever smoked and 37.2% of street children were still smoking in the last 30 days. Then, there is a relationship between living with parents (p=0.002) and levels of religiosity (p=0.023). However, there was no relationship with school status (p=0613), family history (p=0.874), and peer influence (p=0.157) with the smoking behavior of street children. This research suggests to give education about the dangers of smoking, provide religious values for them and involve them in religious social activities, family empowerment approach to parents to guide their children not to smoke, and optimize function of NGOs or shelters for street children.

Street children are vulnerable groups of risky behavior like smoking behavior. This study aims to describe smoking and relation with education, living with parents, family, peer influence, and religiosity. Study design was cross sectional study. The population was 990 street children with the sample of 277 street children. Sample selection in accidental sampling with criteria of respondents aged 10-19 years and Muslims. Data were analyzed with chi square test with confidence interval of 95% (α=0.05). Results show that 48% of street children have ever smoked and 37.2% of street children were still smoking in the last 30 days. Then, there is a relationship between living with parents (p=0.002) and levels of religiosity (p=0.023). However, there was no relationship with school status (p=0613), family history (p=0.874), and peer influence (p=0.157) with the smoking behavior of street children. This research suggests to give education about the dangers of smoking, provide religious values for them and involve them in religious social activities, family empowerment approach to parents to guide their children not to smoke, and optimize function of NGOs or shelters for street children."
[Faculty of Public Health UNHAS;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health;Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health, Universitas Hasanuddin. Faculty of Public Health], 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>