Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Bambang Pamudji; Del Ahmisar
"ABSTRAK
pertamina merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik
negara yang dipercayai untuk menyediakan kebutuhan pelumas
dalam negeri untuk itu disamping memproduksi sendiri juga
melaksanakan impor berbagai merek pelumas yang klasifikasinya
belum dapat dipenuhi. Dalam pengelolaan produk pelumas meng
gunakan anggaran yang terpisah dengan anggaran BBM, dalam hal
ini pertamina senantiasa dituntut di satu pihak melaksanakan
usaha secara profesional bussiness, namun di pihak lain juga
harus mengemban misi politis.
Produk pelumas dibagi menjadi 4 linï produk yakni pelu
mas Lokal, ABRI, Impor serta Penerbangan, dan dikemas baik
dalam drum maupun kaleng. Produk ini dipasarkan dengan meng
gunakan strategi pemasaran sebagai berikut :
1. Strategi harga
Harga jual merupakan keputusan pemerintah atas usulan
dari Pertamina. Penjualan kepada dealer dirangsang
dengan sistem rabat/bonus.
2. Strategi Distribusi
Dalam mendistribusikan produk digunakan 8 unit pema
saran yang tersebar diseluruh Indonesia. Dan setiap
unit tersebut didistribusikan ke cabang , agen maupun
dealer. Pendistrjbusjan ini perusahaan ditutt untuk
memenuhi kebutuhan procluk pelurnas ke seluruh wilayah
Indonesia tanpa keculai.
3. Strategi Promosi.
Berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang
strategi ini adalah Iklan, Sales promotion, Personal
selling, dan Publisjtas. Dan ke empat bauran pro
mosi tersebut pertamina lebih inemprioritaskan pada
sales promotion.
4. Strategi Produk
Produk pelumas diklasifikasikan menjadi 4 lini pro
duk, dan dilekatkan pula bauran produk yang meliputi
atribut, merek serta label.
Sehubungan dengan realisasi penjualan produk pelumas
merupakan turunan dan omset penjualan BEM yakni berkisar 1.5
hingga 2 prosen, naka besarnya anggaran biaya promosi Juga
banyak mengacu pada besarnya hasil penjualan kenaikan BBM.
Pada hal kenyataannya lajunya kenaikan penjualan produk
pelumas tidak sebanding dengan kenaikan realisasi penjualan
BBM. Berbagai skenanio yang menimbulkan kondisi tersebut
adalah efektivitas dan strategi pemasaran yang ada saat ini.
Guna mencapai target penjualan produk pelumas sesuai
dengan perencanaannya diperlukan berbagai penyempurnaan/
perbaikan atas implementasi strategi pemasaran tentang :
- Peninjauan ulang sistem rabat/bonus yang diperlakukan
saat ini.
- Perlu diadakan evaluasi yang kritis terhadap pengguna
an dana promo meliputi efektivitas komposisi
bauran promosi yang ada.
- Meningkatkan ketahanan daya saing (kompetisi) baik
dari segi mutu maupun effisiensi internal termasuk
memerangi kehadiran produk pelumas illegal.
Karena prospek akan pasar produk ini masih terbuka cukup
Lebar, selain harus menghadapi berbagai pasaing produk impor
yang diatas kertas lebih unggul dalam mutu produk, maka
strategi concentric diversification adalah jauh lebih tepat
sebagai pokok strategi induk perusahaan.
"
1993
T5337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kentjana A. Kontutodjeng
"Karya akhir ini membahas mangenai strategi pemasaran produk alat ukur merk Precision buatan Jepang yang dipasarkan di Indonesia melalui PT Presisi indonesia (PT.PI) sebagai Distributor Tunggal dibawah area penjualan Asia Pacific yang berkantor di Singapura sebagai Principal.
Dalam pembahasan mengenai strategi pemasaran suatu perusahaan menyangkut peranan berbagai faktor yang saling mempengaruhi secara dinamis dalam pencapaian tujuan perusahaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan usaha dimana perusahaan tersebut berada yang umumnya tidak berada dalam kendali perusahaan, terdiri dari remote environment yang meliputi faktor ekonomi, teknologi, ekologi, sosial dan politik; industry envíronmnet meliputi faktor hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, adanya substitusi ,persaingan; sertaoperating environment meliputi faktor pesaing, kreditur, pelanggan, pemasok dan tenaga kerja. Sedangkan fakior internal adalah sumberdaya, manajemen dan teknologi yang dimiliki yang umumnya masih dibawah kendali perusahaan.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal, beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian berikut ini. Keberhasilan pemasaran produk alat ukur di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan sektor industri dalam negeri baik yang berupa PMA maupun PMDN/ Indikator sumbangan sektor industri pada PDB makin lama makin besar peranannya yaitu 22% pada tahun 1991 yang berarti Indonesia telah memasuki era negara industri dengan Laju pertumbuhan pada 3 tahun terakhir ini berkisar antara 11-12 % pertahun atau kurang lebih 2 kali tingkat pertumbuhan ekonomi periode 1989 - 1991. Walupun dari segi impor produk alat ukur berdasarkan klasifikasi HS dan SITC berdasarkan data BPS terlihat adanya penurunan jumlah secara bertahap untuk beberapa tahun terakhir ini namun bila dibandingkan dengan jumlah penjualan PT PI sendiri ternyata malah bertambah sekitar 30 s/d 50 % pertahun sejak 1990, hal ini berarti terjadi kenaikan pangsa pasar PT PI dan 3.3 % ditahun 1990 menjadi 10.2 % ditahun 1992.
Berdasarkan temuan tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan dan ukuran pasar produk alat ukur PT PI masih akan cenderung makin bertambah ditahun-tahun mendatang. Disamping itu pasaran produk alat ukur di Indonesia ternyata cukup banyak variasi produknya dengan kata lain deferensiasi produknya cukup beragam tergantung dari fungsi serta spesifikasi yang dibutuhkan pembeli. Disamping dari segi produk, temyata segi harga juga memegang peranan penting karena sifatnya yang cukup sensitif dalam arti kata pelanggan dapat secara cepat berganti merk lain bila harga penawaran tidak kompetitive.
Kedua hal tersebut diatas tentunya membuat persaingan dipasaran akan makin seru dengan intensitas pesaing yang makin tinggi serta beberapa pesaing mulai mengkonsentrasikan diri khusus untuk golongan sub produk tertentu saja.
Posisi supplier atau principal masih memegang peranan penting terutama dari segi kendala delivery time untuk barang-barang yang sifatnya agak specific (major item/non stock item) melalui indent order dari Indonesia.
Beberapa faktor lain ternyata saling bertentangan antara tingkat laba industri ini yang masih tinggi dengan ancaman naiknya secara drastis nilai tukar Yen terhadap rupiah sebesar 18 % unluk semester 1 tahun 1993 ini saja. Situasi agak tertolong dengan diberlakukannya deregulasi sektor perbankan dan sektor nilai baru-baru ini terutama untuk industri otomotif yang merupakan salah satu segmen pasar PT PI yang cukup potensial.
Dukungan R & D yang kuat sangat menguntungkan posisi produk Precision dan disampìng itu penerapan beberapa sertifikat terhadap produk yang ingin diperdagangkan di pasar internasional seperti ISO-9000 merupakan peluang bagi PT PI dari segi potensi pasar yang lebih terbuka terutama untuk industri exportir.
Setelah diadakan evaluasi internal Perusahan, langkah berikutnya adalah melakukan analisis SWOT serta analisa GE nine cell untuk menentukan grand strategy atau garis besar strategy yang sebaiknya diambil oleh PT PI, yaitu selective invest for growth strategy. Hal ini diartikan agar ditetapkan sub product range yang merupakan produk utama PT Pl yaitu common item yang merupakan 65 % dari total penjualan dengan pemilihan segmen pasar yang lebih terarah dan terkonsentrasi.
Dengan berpedoman pada grand strategy yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan strategi fungsional dalam hal ini strategi pemasaran yang meliputi : Pemilihan strategi segmentasi pasar dengan concentrated marketing pada segmen pasar sasaran dengan penekanan terhadap pemakai langsung (end user), dengan pasar sasaran yang dituju yaitu industri Otomotive produsen sparepart mobil & motor, industri Mould & Dice, industri Electronik serta pabrik-pabrik yang baru didirikan.
Penenipatan posisi produk Precision dimata pelanggan yang memerlukan alat dengan fungsi yang dapat diandalkan kwalìatasnya, jaringan yang luas serta dukungan purna jual. Selanjutnya marketing program atau bauran pemasaran yang dapat ditetapkan mulai dan strategi harga yang baru ditetapkan yaitu penetapan harga jual yang lebih fleksible dan Selamanya mengacu kepada situasi pasar, dibandingkan dengan strategi terdahulu yang penetapan harganya sangat kaku dalam arti price range yang dapat dimainkan oleh para manager pemasaran sangat terbatas.
Kemudian disamping kwalitas produk termasuk salah satu terbaik dipasaran, perlu diperhatikan dari segi seleksi item barang yang akan dibeli dan Principal agar tidak terjadi over stock yang mengakibatkan turnover inventory yang rendah.
Dari segi distribusi penekanan ditujukan kepada armada Sales force yang sasaran utamanya pemakai langsung atau end user baik memakai tenaga sendiri maupun melalui tenaga dan Group perusahaan. Sedangkan komunikasi pemasaran sebenarnya tidak harus terlalu ditekankan mengingat produk ini sudah dikenal luas oleh pemakai produk alat ukur, sehingga sasarannya lebih kepada pelanggan baru yang belum pernah memakai prooduk ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Hamid
"PT-X Metal Industry sebaga perusahaan anak dari PT XX Group (holding company) adalah salah Satu perusahaan yang berkecimpung di bidang industri baja konstruksi, dengan spesiaisasi pembentukan baja corrugated yang berlapis bahan anti karat. Beroperasi sejak tahun 1981, perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, dan selanjutnya perusahaan melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan membuka operasi manufaktur peti kemas pada tahun 1990. Kegiatan usaha peti kemas ini ternyata merugi, sehìngga harus ditutup pada tahun 1992. Beban bunga pinjaman dan pokok pinjaman membuat perusahaan secara keseluruhan goyah karena terus menerus rugi. Holding company PT XX Group merencanakan akan menutup seluruh operasi perusahaan. PT X-Metal Industry masih mempunyai produk-produk unggulan seperti E-1001M-Plate, guardrail dan jasa galvanizing.
Pertumbuhan ekonomi yang baik (6%-7% per tahun), khususnya pertumbuhan sektor manufaktur, transportasi/komunikasi dan perdagangan/hotel/restoran (7.57%-l 0.82% per tahun, proyeksi FE-UI) memberi peluang bagi industri baja untuk tumbuh, Melihat hal-hal ini, maka holding company memberii kesempatan bagi PT X-Metal Industry untuk tetap melanjutkan bisnisnya, sambil mengevaluasi berbagai kemungkinan untuk mernulihkan kondisi perusahaan.
Prospek masa depan PT X-Metal Industry dievaluasi Penelitian dilakukan untuk mengerti kompleksitas bisnis baja konstruksi, sehingga bisa menjetaskan peluang pasar yang ada, mengenal faktor-faktor yang niempengaruhi persaingan dan posisi bersaing bagi pcrusnhann dan menyusun alternatif trategi dan rekomendaiì mengenai strategì pemasnran yang cocok.
Penelitian kepustakaan menunjukkan bahwa masalah bisa didekati dengan analisis manajemen strategis. Penelitian lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data Iangsung dari perusahaan yang dibahas, seperti laporan keuangan, proses produksi, struktur organisasi dan wawancara staff perusahaan. Metode (Analytic Hierarchy Process)/Expert Choice program digunakan untuk mengkuantifikasi prioritas terhadap faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.
Hasil analisis memberi gambaran mengenai SWOT (peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan) perusahaan di dalam lingkungan bisnis yang bergejolak saat ini. Studi menunjukkan bahwa kelemahan utama perusahaan adalah di bidang pemasaran, sehingga volume penjualan terus turun. Dengan peluang pasar yang cerah dan keunggulan produk yang dimiliki, strategi utama bisnis perusahaan dirumuskan, lalu díterjemahkan dalam strategi dan rencana operasional pemasaran.
Dengan target pasar proyek-proyek pemerintah (75%) dan pihak swasta (25%), perusahaan harus melakukan market development dan market peneration. Dengan strategi the lowest cosi producer disemua fungsi manajemen operasional, perusahaan harus membangun jaringan distribusi regional dengan skema insentif yang menarik buat para distributor. Dalam mengelola divisi pemasarannya, perusahaan harus memberi perhatian khusus pada masalah SDM, membangun sistem informasi pasar, dan mencakup ke empat dimensi pemasaran meriurut fungsinya, geografinya, produknya dan segmen pasarnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mully Mulyati
"ABSTRAK
Iklim globalisasi dunia usaha yang semakin kompetitif senantiasa
memacu adanya inovasi-inovasi baru. Dalam marketing channel inovasi ini
berupa pemotongan mata rantai distribusi sekaligus pemanasaran biaya iklan,
melalui konsep pemasaran yang dikenal dengan nama Multi-Level Marketing.
Sistem MLM ini diperuntukkan bagi mereka yang menginginkan untuk dapat
berusaha sendiri dengan keterbatasan dana, keterampilan dan waktu.
Karenanya sistem ini dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin dengan
cepat meningkatkan penghasilannya.
Dewasa ini perkembangan jumlah perusahaan yang menerapkan MLM
sistem semakin banyak. Dengan penerapan sistem MLM ini, perusahaan
mengharapkan dapat meningkatkan tingkat penjualannya karena sistem ini
memiliki kelebihan dalam hal marketing channelnya (memotong sebagian
mata-rantai distribusinya) yang memungkinkan perusahaan secara langsung
mendatangi konsumennya (melalui para distributornya).
Banyaknya jumlah perusahaan yang menerapkan sistem MLM, dan
banyaknya distributor yang telah tergabung didalanmya dapat dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan sistem ini. Untuk penulisan ini,
dilakukan observasi terhadap beberapa perusahaan yang menerapkan sistem
MLM dalam strategi pemasarannya. Terhadap hasil observasi, dilakukan
analisis ke-empat faktor bauran pemasarannya yang mana akan dapat di
identifíkasi salah satu faktor tersebut yang dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan strategi pemasaran MLM yang diterapkan oleb perusahaan. Dari
hasil analisis tersebut akan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang
mendukung kesuksesan sistem MLM ini di Jndonesia ( dengan mengambil
sampel observasi dari beberapa perusahaan MLM).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kurniawan
"Televisi saat ini bukan lagi sebuah barang mewah, hal tersebut sudah cukup lama terjadi dalam masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan sebesar
7% pertahunnya dan GNP yang berada pada kisaran US$ 12.000 pertahun menimbulkan pola konsumsi masyarakat indonesia cenderung meningkat. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia yang diawali pada pertengahan tahun 1997 lalu menyebabkan banyak perubahan terhadap perekonomian Indonesia serta kesejahteraan rakyat Salah satu produk dektronìka,yang terkena dampak langsung dan pengaruh krìsis ekonomi sejak tahun 1997 di Indonesia adalah televisi.
Produksi televisi selama masa krisis mengalami penurunan yang sangat tajam karena lonjakkan harga jual televisi di dalam negeri sebagai dampak dari merosotnya nilai tukar rupiab. Produksi pesawat televisi selama tahun 1993 hingga 1997 tumbuh cukup pesat, rata-rata 16,9 persen per tahun. Angka produksi pesawat televisi pada tahun 1993 mencapai 1,22 juta unit, meningkat menjadi 2,0 Juta unit pada tahun 1996. Suatu hal yang bertolak belakang pada tahun 1997, meskipun kñsis ekonorni telah mulai meneipa Indonesia produksi televisi masjh meningkat selcitar 10 persen menjadi 2,26 juta unit. Tahun 1998 produksi televisi mengalami penurunan tajam yaitu minus 69,8 persen. Sedangkan pada untuk tahun 1999 permintaan akan televisi, khususnya dan ekspor, mengalamj peningkatan yang terutama terjadi selama kwartal tej-akhir tahun 1999.
Perkembangan yang terjadi pada saat sekarang adalah menjamurnya televisi dari China yang masuk ke pasar Indonesia, dimana televisi China ditawarkan dengan harga
yang murah. Sebagai perbandingan, tclevisi ukuran 21 Inchi merk Panasonic ditawarkan dengan harga sebesar Rp. 2.100.000,- sedangkan tdevisi Cina dengan merk Hitachi
Fujian dilepas dengan harga Rp. 1300.000,-. Selisih harga yang besar ini mengakibatkan persaingan dalam industri televisi semakin tinggi.
Panasonic sebagai salah satu merk yang sudah lama bermain di pasar produk pesawat televisi ¡ni perlu untuk mewaspadai ancaman dart produk-produk televisi Cina. Terdorong hal tersebut diatas, penulis merasa tertazik untuk meneIii Strateg PT National Panasonic Gobel Menghadapi Produk Pesawat Televisi Cina Di Pasar Indonesia, dimana PT National Panasonic Gobel selaku agen tunggal pemegang merk televisi Panasonic. Tujuan diadakannya penilitian ini adalah:
1. Untuk mengkaji strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh PT. National Panasonic Gobel untuk menghadapi produk-produk televisi Cina di masa yang
alcan datang.
2. tlntuk menganalisa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh PT. National Panasonic Gobel untuk mempertahankan dan meningkatkan market share yang dimiliki dalam persaingan di masa yang akan datang.
Penelitian dilakukan dengan mengolah data primer dan data sekundu yang didapaikan dan hasil studi pustaka, wawancara, observasi serta penyebaran kuisioner.
Beberapa penemuan yang didapat dari hasil penelitian ini
. Strategi yang diambil dengan dasar Matrik Daur Kehidupan Industri adalah perusahaan sebaiknya menerapkan strategi yang agresif dan oplimis memandang pasar
. Segment bagi produk Panasonic adaiah berdasar manfaat sedang segment produk china adalab berdasar demografis dan geografis. Kedua produk tersebut memiliki
segment yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Indah
"ABSTRAK
Di antara sejumlah perusahaan yang memasarkan minyak pelumas impor dengan
kandungan sintetis, salah satunya adalah ExxonMobil Singapore yang merupakan bagian dari
perusahaan global ExxonMobil Oil Inc. telah memasarkan minyak pelumas Mobil 1 di
Indonesia dalam bentuk kemasan sejak tahun 1998. Selama ini pelumas Mobil 1 dimasukkan
dalam kategori pelumas premium karena harganya yang lebih mahal dibandingkan pelumas
lokal seperti pelumas andalan Pertamina yaitu Mesran dan pelumas lain seperti Top 1 serta
memiliki pasar yang khusus (niche market). Di pasar khusus inipun Mobil 1 harus bersaing
dengan pelumas impor Iainnya yang juga memiliki kandungan sintetik seperti Havoline yang
di produksi oleh Caltex, Helix Ultra yang di produksi oleh Shell, Visco dan British Petroleum
(BP), Image dan Adnoc dan First keluaran FINA. Ke enam merek pelumas ini merupakan
kompetitor utama dari Mobil 1 terutama merek Havoline yang di produksi oleh Caltex.
Selama ini perusahaan telah melakukan sosialisasi image Mobil 1 ke target konsumen
sebagai minyak pelumas sintetis dengan kualitas prima melalui program promosi seperti
melaui iklan di media cetak, melalui pemasangan banner di bengkel-bengkel dan dealer yang
mempunyai hubungan kerjasama dengan Mobil 1 dan lain-lain, Melalui program promosi ini
diharapkan Mobil 1 dapat memperbesar marker share-nya di pasar. Karena selama ini pasar
untuk pelumas sintetis impor terbatas dan juga harus harus bersaing dengan beberapa
kompetitor yang turut bermain di pasar yang sama.
Untuk melihat apakah strategi promosi dari Mobil 1 ini telah sesuai dan efektif dengan
fitur produk maka dilakukan analisa terhadap brand image dari pelumas Mobil 1 ini. Analisa
brand image untuk pemakai Mobil 1 perlu dilakukan untuk mengetahui persepsi konsumen
tentang Mobil 1 sehingga bisa di rancang strategi prornosi yang Iebih efektif dan tepat sasaran.
Untuk memperkuat penelitian ini, maka telah dilakukan beberapa tahapan
pengumpulan data baik dari studi pustaka, riset pemasaran berupa penyebaran kuesioner
kepada konsumen pemakai pelumas Mobil 1 atau konsumen yang juga memakai pelumas yang
berada di pasar yang sama dengan Mobil 1 serta melakukan observasi maupun wawancara
dengan pihak perusahaan dalam hal ini adalah ExxonMobil Singapore.
Dari hasil analisa riset pemasaran yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
SPSS versi 9.0 diperoleh beberapa temuan penting. Bahwa image yang diinginkan oleh
perusahaan telah tercapai yaitu minyak pelumas sintetis berkualitas tinggi dengan harga yang
agak mahal untuk golongan ekonomi kelas menengah ke atas. Strategi promosi yang tepat
untuk segmentasi ini adalah melalui media yang sesuai dan melakukan program hubungan
yang lebih erat dengan pelanggan.
Rekomendasi riset pemasaran dalam karya akhir ini ditujukan untuk pihak-pihak yang
berkepentingan baik produsen maupun distributor pelumas Mobil 1 agar didapatkan gambaran
¡mage konsumen serta menjadi masukan untuk implementasi strategi promosi di masa yang
akan datang.
Riset ini memiliki kelemahan terbatasnya jumlah responden serta metode sampling
yang bersifat non probabilitas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dilakukan riset
sejenis dengan metode pemilihan sampling secara random atau yang bersifat probabilitas dan
dengan jumlah responden yang lebih besar lagi.
"
2002
T3214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjo Nugroho
"Tesis ini menganalisa tentang Strategi Pemasaran Usaha Risoles Bunda Bogor. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Risoles Bunda Bogor denganmelakukan Strategi Perluasan Pasar. Rencana perluasan pasar sebagai langkahdalam mengembangkan usaha dilakukan dalam 2 (Dua) tahap. PengembanganTahap Pertama direncanakan pada Nopember 2009 di Lokasi Plaza Jambu Dua,Bogor dan Pengembangan Tahap Kedua direncanakan pada Mei 2010 di LokasiSKI Tajur, Bogor. Langkah ? langkah dalam perluasan pasar ini diawali denganmelakukan kegiatan segmentasi pasar, target pasar dan memposisikannya agarproduk yang ditawarkan diterima oleh konsumen.Meskipun termasuk kategori Usaha Mikro, Risoles Bunda membutuhkanrencana usaha yang meliputi kegiatan sebagai berikut : membuat ringkasaneksekutif, menyusun diskripsi perusahaan, menetapkan target pasar, kompetisi, menyusun rencana pemasaran dan penjualan, operasional, struktur manajemen,perkembangan masa depan dan keuangan. Setelah penyusunan rencana usahamaka hasil dari analisa kelayakan usaha tersebut adalah sebagai dasarpengembangan usaha dimasa akan datang. Kesimpulan dari analisa tersebutmerupakan tolok ukur atas keberhasilan usaha.

This thesis analyzes the Business Marketing Strategy of Risoles Bunda Bogor by doing a market spreading strategy. Plan market spreading as a step in developing the business done in 2 (two) stage. Development Stage One is planned for November 2009 on the Location Plaza Jambu Dua, Bogor and the plannedSecond Phase Development in May 2010 on Location SKI Tajur, Bogor. This market spreading begins with conducting market segmentation, target market and positioning it to offer products accepted by consumers. Although the category of this business is micro, Risoles Bunda needs a business plan which includes the following activities: create an executive summary, company description set, set the target market, competition, marketing plans and sales, operations, management structure, future development and finance. The business plan is the result of the business feasibility analysis is the basis of business development in the future. The conclusion of this analysis is a measure of business success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28230
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Pansa; Darus Kurniadi
"ABSTRAK
Strategi pemasaran merupakan rencana pemasaran yang
berorientasi ke depan, dengan mengintegrasikan sasaran
organisasi yang diterjernahkan melalui konsep?konsep pemasaran
dan kegiatan pemasaran. Kemudian melalui taktik pemasaran
dilakukan implementasi dalam mencapai peningkatan penjualan
dan akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan secara kese
luruhan.
Analisis strategi pemasaran dilakukan melalui pengem
bangan strategi pemasaran dan manajemen penjualan. Pengem
bangan strategi pemasaran adalah merumuskan tujuan pemasaran
dengan melihat total potensi pasar yang dikelompokkan dan
ditentukan pasar sasaran yang akan dilayani. Untuk menjamin
tercapainya tujuan pemasaran maka diperlukan bauran
pemasaran.
Manajemen penjualan adalah perencanaan penjualan melalui
pengembangan wiraniaga, penetapan anggaran, sasaran dan wila
yah penjualan untuk pelaksanaan pencapaian sasaran pemasaran.
Metode penelitian mencakup penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan mengenai strategi pemasaran. Pene
litian lapangan adalah menghubungkan teori strategi pemasaran
dengan praktik yang dilakukan perusahaan.
Sebagai bahan penelitian, penulis mengambil objek peneli
tian PT. Moya Zamzami Utama. PT. Moya Zamzami Utama bergerak
dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek
dagang ?Moya Band?. Pembahasan strategi pemasaran dimulai
dengan memahami lingkungan eksternal perusahaan, memahami
lingkungan internal perusahaan, menentukan pengembangan
strategi pemasaran, menentukan manajemen penjualan dan meru
muskan strategi guna keunggulan bersaing.
Pembahasan lingkungan eksternal mencakup dua faktor
lingkungan yang saling terkait yaitu: lingkungan makro dan
lingkungan industri. Lingkungan rnakro terdiri dari sosial
budaya, ekonomi, kebijakan pemerintah, teknologi dan ekologi.
Lingkungan industri terdiri dari ancaman pendatang baru,
persaingan antar industri, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli
dan produk pengganti.
Peïnbahasan lingkungan industri terdiri atas ancaman
pendatang baru, persaingan antar industri, kekuatan pemasok,
kekuatan pembeli dan produk pengganti.
Pembahasan lingkungan manajerial mencakup analisis mana
jerial perusahaan, analisis manajerial distributor dan kemam
puan produksi.
Pembahasan strategi pernasaran melakukan perumusan tujuan
pasar, penempatan posisi produk dan
pemasaran. pengembangan bauran pemasaran.
Pembahasan manajemen penjualan meliputi perencanaan
penjualan, manajenen wiraniaga, analisis penjualan kemudian
dilanjutkan dengan mengembangkan keunggulan daya saing pasar
domestik."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Herawaty
"PT. "X" adalah salah satu Produsen vaksin hewan Indonesia yang menganut pola manajemen yang sederhana dan kekeluargaan. Produk yang dihasilkan adaìah vaksin untuk unggas, anjing dan hewan besar seperti sapi dan sebagainya. Adapun pemagaran produk PT. "X" adalah untuk konsumsi dalam negeri. Masih yang dihadapi oleh PT. "X" adaiah bagaimana pangsa pasar di dalam negeri dalam menghadapi persaingan yang tajam dengan produk-produk impor. Untuk mengatasi masalah yang ada harus segera dibentuk pola manajemen yang profesional.
PT. "X" dari sejak berdiri masih sangat tergantung pada pihak penyalur dana yaitu pihak perbankan dalam operasionalnya., berhubung dari hasil operasional belum dapat mengembalikan semua hutang-hutangnya, malah hutangnya bertambah terus. Perusahaan ini merencanakan program penyehatan perusahaan sekaligus dengan program peningkatan aktivitas pemasaran agar volume penjualan dapat meningkat dan mencapai tingkat di mana dengan laba yang diperoleh dapat membayar hutang-hutang, sehingga break even point dapat lekas tercapai.
Kebijakan uang ketat yang dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak tahun 1991 juga berpengaruh terhadap aektor peternakan. Akibatnya secara tidak langsung volume penjualan PT."X" juga ikut terpengaruh. Hal ini menjadi hambatan bagi pihak pemasaran untuk mendapatkan hal yang lebih balk. Berarti PT. "X" harus memiliki strategi bersaing yang unggul untuk menghadapi pesalng-pesaIngnya. Tekad untuk meningkatkan penjualan produk harus diimbangi dengan perbaikan di segala hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Ada beberapa metode analisis guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing dalam menghadapi pesaing. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis lingkungan remut, analisis industri, analisis internal perusahaan, analisis SWOT, analisis matriks BCG.
Dari analisis industri terlihat bahwa dari 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yang terutama berperanan besar terhadap PT.?X? adalah : persaingan antar perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman pendatang baru. Persaingan antar perusahaan dalam industri, terutama dari perusahaan vaksin impor yang jumlahnya cukup banyak dan masing-masing mempunyai strategi pemasaran yang cukup berhasil merebut pangsa pasar tertentu.
Kekuatan tawar menawar pembeli dan golongan pembeli menengah ke atas
adalah cukup besar mengingat bahwa:
  • Produk vaksin merupakan produk yang termasuk relatif standar (diferensiasi tidak terlalu nyata).
  • Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil (kecuall bila terjadi wabah).
  • Pembeli seri gkali termasuk dalam suatu kelompok peruasahaan yang melakukan integresi vertikal, sehingga ada keterbataaan dalam memilih.
  • Produk yang akan digunakan, biasanya Iebih mengutamakan untuk memakai produk dari perusahaan yang termasuk kelompok sendiri. Integrasi vertikal dapat terdiri dari usaha peternakan, usaha pakan ternak, usaha impor dan distribusi obat hewan, termasuk vaksin.
    Ancaman pendatang baru perlu diantisipasi mengingat barrier to entry yang kecil dan kelompok perusahaan di Indonesia untuk melakukan integrasi vertikai maupun horizontal. dengan melihat bahwa persaingan dalam industri adalah cukup tajam dan dengan meflhat sifat?sifat produksi maka pilihan strategi generik bagi PT. "X" adalah strategi biaya rendah-pasar luas.
    Dari hasil analisis SWOT terlihat bahwasanya sekalipun PT. "X" menghadapi ancaman lingkungan yang tidak kecil, tapi peluangnya adalah cukup besar, sedangkan PT.?X? sendiri belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang yang ada berhubung dengan kelemahan internalnya yang perlu ditangani segera. Dengan demikian strategi yang sesuai adalah strategi turn around, yaitu dengan fokus perbaikan fungsional internal secara terkonsolidasi.
    Dari hasil analisis BCG dapat diambil kesimpulan bahwasanya PT."X" sebagai SBU harus berhati-hati, karena dilihat dari pertumbuhan pasar vaksin (yang relatif tumbuh rata-rata 15 %/tahun) dan pangsa pasar relatif PT.?X? terhadap para pesaingnya (rendah), waka PT. "X" dapat dikategorikan sebagai SBU question mark. SBU seperti ini mempunyai dua kemungkinan, yaltu tumbuh menjadi SBU star atau turun menjadi SBU dog. Bila PT.?X? berhasil membenahi kekuatan ínternalnya, dan perekonomlan Indonesia terus membaik, maka pertumbuhan pasar akan Ieblh dari 10 %, ini memberikan kesempatan kepada PT. "X" untuk tumbuh menjadi star.
    Dari segi pemasaran PT. "X" perlu memiliki strategi pemasaran yang kompetitif baik dalam menghadapl produk-produk impor maupun Lokal. Untuk menghadapi produk impor, PT. "X" pentu memperbaiki kualitas Produk-produknya baik dalam hal efektivitas maupun kenyamanan Pemakaiannya (misalnya : setelah vaksinasi tidak terjadi pembengkakarn di tempat penyuntikan). Selain itu yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah harga. PT. "X" harus dapat mencapai skala ekonomi dalam Produksinya, sehingga dari segi harga dapat Iebih kompetitif lagi. Hal ini mengingat akhir-akhir ini produk pesaing dapat menurunkan harganya hingga dapat menurunkan harga produk PT. "X", bahkan ada yang lebih murah dari harga PT. "X". Untuk menumbuhkan brand awareness dan brand image yang balk, promosi yang tepat guna sangat diperlukan. Dengan brand image yang baik akan mempermudah PT "X" dalam usaha memperbesar jumlah permintaan melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Sedangkan distribusi yang perlu diperhatikan adalah Indonesia bagian timur yang belum dicover dengan intensif. Jadi strategi pemasaran kompetitif yang dapat dijalankan antara lain : strategi mutu, efisiensi manufaktur, armada penjual yang agresif, promosi penjualan yang optimal dan efektif, distribusi yang Iuas. Strategi tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Juliandra Nurtjahjo
    "ABSTRACT
    Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda
    perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, mempengaruhi semua aspek
    kehidupan bangsa serta mempererat hubungan antar bangsa
    Pentingnya fungsi transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan
    jasa angkutan bagi mobilitas orang serta hareng dañ dan ke selunih pelosok tanah air. Disamping itu
    transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan daerah
    yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya peningkatan dan pemerataan
    pembangunan.
    Pertumbuhan ekonorni sebesar 7.3% pada Pelita VI ini mendorong pettumbuhan akan
    kebutuhan transportasi dalam negeri sebesar 6.9% pertahun untuk penumpang (orang) serta 8.8%
    pertahun untuk barang. Hal ini akan mengalcibatkan frekuensi penerbangan perusahaan-perusahaan
    penerbangan dalain negeti semakin meningkat yang kemudian dapat berdampak pada penambahan
    jumlah pesawat terbang yang akan dioperasikan untuk melayani jalur-jalur tersebut.
    Peningkatan frekuensi penerbangan dari para operator domestik yang sebagian besar
    menggunakan pesawat jenis B737 menyebabkan utilisasi pesawat-pesawat tersebut meningkat pula
    sehingga diperlukan frekuensi perawatan pesawat yang semakin sering (tinggi). Keberadaan
    perusahaan perbengkelan atau pusat perawatan pesawat di dalam negeri khususnya untuk pesawat
    jenis B737 sampai saat ini belum mampu atau dapat menampung dan mendukung pengoperasian
    perusahaan penerbangan tersebut.
    Belum mampunya perusahaan penerbangan domestik untuk merawat armadanya sendiri
    disebabkan untuk mendirikan suatu repair station (inhouse capability) untuk pesawat terbang
    dibutuhkan dana yang besar serta sumber daya manusa yang mempunyai kualifikasi tinggi. Kondisi
    tersebut memberikan peluang bagi GMF untuk mengembangkan kapabilitasnya serta meningkatkan
    utilisasi fasilitasnya terutama untuk pihak ketiga karena sampai saat ini kapasitas GMF yang terpakai
    baru sekitar 30%.
    Karya Akhir ini membahas dan menganalisa situasi baik dari eksternal maupun internal perusahaan (PT Garuda Indonesia & GMF) serta merencanakan suatu strategi pemasaran perawatan pesawat 13737 sehingga diharapkan dapat meraih potensi pasar perawatan B737 di domestik karena selama ini sebagian besar operator B737 domestik masih melakukan out sourcing perawatannya di pusat perawatan di luar negeri.
    Permasalahan internal perusahaan (GMF) yang ada sekarang timbul dimana pada awalnya GMF dirancang hanya untuk merawat pesawat-pesawat milik Garuda Indonesia dan tidak menerima pekerjaan dan pihak ketiga sehingga untuk mengantisipasi permintaan perawatan pesawat
    milik pihak ketiga, GMF perlu untuk merubah orientasinya yang semula product driven company menjadi customer/market driven company. Dalam menjabarkan salah satu strategi korporatnya, divisi teknik (GMF) telah menetapkan salah satu strategmya yaitu ?membudayakan orientasi kepada kepuasan pelanggan serta memasarkan GMF pada pasar domestik & regional? dalam hasil Raker 1996 Divisi Teknik.
    Untuk mewujudkan tujuan tersebut dan agar dapat menunjang strategi pemasaran GMF dalam rangka meraih potensi pass perawatan pesawat B737 di dalam negeri (domestik), perlu terlebih dahulu merubah kultur dan manajemen perusahaan ke arah service business sehingga karyawan menyadari pentingnya pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal tersebut dapat tercapai melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan parameter QCDSM (Quality, Cost, Deliveiy, Safety, Morale) dengan membangkitkan minat karyawan secara aktif sesuai dengan bidang tugasnya dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan perawatan pesawat, melibatkan karyawan di dalam merencanakan dan memutuskan persoalan sesuai dengan bidang tugasnya serta memberikan umpan baiik dan informasi sebagai bahan evaluasi berdasarkan pelaksanaan dan pelayanan perawatan pesawat. Selain itu menetapkan pola pendidikan yang selaiu mengikuti perkembangan teknologi pesawat terbang, meningkatkan kemampuan personil pemasar dan komitinen serta dukungan manajemen dalam kegatan pelayanan perawatan pesawat sehari-hari juga merupakan faktor penting penunjang keberhasilan strategi pemasaran dalam rangka meraih potensi
    pasar perawatan perawatan pesawat B737 di dalam negeri (domestik).
    "
    1996
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>