Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusnadi Purnomo; Agus Mugayad Shah
"ABSTRAK
Salah satu kegiatan utama sebuah bank adalah menyalur
kan dana ke masyarakat dalarn bentuk kredit. Proses pengambi
lan keputusan pemberian kredit terutama kredit investasi
perlu dilakukan secara tepat dan cepat. Untuk itu diperlukan
dukungan sistem informasi manajemen yang dapat mempermudah
dan memperlancar pengambilan keputusan pemberian kredit.
Pengambilan keputusan pemberian kredit pada Bank
International Indonesia (BII) melibatkan beberapa pihak yaitu
pemohon kredit, Account Officer, Team Leader, Kepala Cabang,
Kantor Pusat. Pemohon kredit mengajukan berkas permohonannya
kepada pihak BII yang diterima oleh Account Officer. Account
Officer kemudian melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen
dan kewajaran data?data yang tercantum dalam dokumen permoho
nan. Setelah dokumen lengkap dan telah dilakukan pemeriksaan
atas kewajaran data maka Account officer melakukan analisis
terhadap berkas permohonan yang hasilnya dituangkan kedalam
memorandum permohonan kredit. Selanjutnya memoramdum dan
berkas permohonan ini diserahkan kepada Team Leader yang akan
mereview dan melakukan approval. Team Leader kemudiari akan
meryampaikan ke Kepala Cabang untuk dilakukan analisis dan
approval dan sej.anjutnya bila lingkup kredit merupakan
lingkup Kantor Pusat maka selanjutnys dilakukan analiSiS dan
approval oleh Kantor Pusat.
Analisis terhadap pemrosesan permohonan kredit menun
Jukkan beberapa kelemahan sebagai berikut :
- Tidak adanya petuniuk tertulis tentang dokumen apa yang
harus diserahkafl sebagai berkas permohonan kredit. Hal ini
menyebabkan berkas dokurnen yang diajukan kadangkala tidak
lengkap yang berarti memperlambat pemrosesan permohonan
kredit.
- Account Officer sebagai Analis rnelakukan kontak langsung
dengan peniohon kredit sehingga dapat tercipta huburigan
psikologis yang dapat mempengaruhi analisis.
- Rantai pernrosesan pezuberian kredit bertambah panjang
dengan adanya Review dan Approval oleh Team Leader.
Sebenarnya fungsi ini dapat dihilangkan sehingga hasil
analisis Account Officer disampaikan langsung ke Kepala
Cabang.
- Untuk menganibil keputusan dalain bal pemberian kredit
digunakan data yang dimiliki oleh masing?masing level
manajemen secara terpisah dan belum ada keterpaduan data
- Apabila permohonan kredit disetujui maka pemohon kredit
dipanggil untuk menandatarigani perjanjian kredit tanpa
adanys Surat Persetujuan K.redit yang merupakan dasar bagi
pemohon kredit untuk melakukan perianjian kredit.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut diperlu
kan suatu alternatif disain yang dapat memperbaiki sistem
pengambilan keputusafl pemberian kredit.
Alternatif disain yang disarankan mengandung beberapa
hal sehagai berikut :
- perlu dibuat petunjuk tertulis tentang dokumen yang harus
ada dalam berkas permohonan kredit agar pemohon dapat
rnempersiapkan din untuk melengkapi dokumen.
- Fungsi Team Leader dalam review dan approval jhilangkan
agar rantai pemrosesan dapat dipersingkat.
Perlunya Penyidik Kredit yang memeriksa kelengkapan doku
men dan kewajaran data yang tertera dalam dokurnen sehingga
Account Officer hanya melakukan analisis dan tidak perlu
mengadakan kontak langsung dengan pemohon kredit.
Àpabila permohonan kredit disetujui maka perlu dibuat
Surat Persetujuan Kredit yang disampaikan kepada pemohon
kredit agar pemohon mengetahuí syarat-syarat dan ketentuan
kredit.
Data yang terebar pada Account Officer Kepala Cabang,
Kantor Pusab sebaiknya dipadukan agar tersedia suatu bank
data yang lengkap dan Departemen Teknologi dapat menangani
keterpaduari data ini untuk selanjutnya dibentuk suatu
database dalai» sistein informasi yang berhasis komputer.
Alternatif disain yang disarankan masih perlu pengujiari lebih larijut dalam tahap implementasi."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kisanto Saputra
"PT. Jaya Harflex Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan-bahan bangunan dari asbes semen seperti pipa air minum, eternit dan atap rumah serta perlengkapan atap lainnya. Saat ini perusahaan sedang mengembangkan suatu produk baru yaitu Arcon Panel, yang akan merubah secara revolusioner cara tukang dalam membuat dinding. Walaupun turnover perusahaan saat ini cukup tinggi (+/- Rp.16 milyar setahun) namun perusahaan menghadapi persaingan yang sangat hebat dari perusahaan sejenis seperti Jabesman dan Semen Gresik. Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan berusaha mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. Pertumbuhan perusahaan mengakibatkan peningkatan dalam pengumpulin, pengolahan dan distribusi informasi. Manajemen semakin merasakan pentingnya peranan informasi untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, operasional dan pengendalian perusahaan.
Pimpinan mengendalikan perusahaan dengan teknik management by exception and motivation. Dalam perusahaan diciptakan suatu keadaan dimana personal dikendalikan oleh peraturan, target dan motivasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen memperketat kendali perencanaan dalam usaha menciptakan kreativitas dan dinamika serta pengawasan yang wajar agar terdapat dialog secara vertical maupun horizontal dalam organisasi perusahaan.
Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mengevaluasi kegunaan sistem informasi manajemen sebagai fungsi pembantu dalam pengambilan keputusan perencanaan, operasional dan pengendal ian. Selain itu untuk mencoba mencari penyebab dari hambatan-hambatan yang dihadapi manajemen perusahaan dalam melaksanakan teknik management by exception and motivation serta menyarankan alternatif pemecahan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Metode analisa yang digunakan untuk membahas masalah sistem informasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan, operasional dan pengendalian adalah dengan pendekatan menurut fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan (pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan) dan pendekatan aktivitas manajemen (strategic planning, management control dan opera.sional control). Pendekatan masalah mengikuti framework for management information system yang dikemukakan oleh Anthony Garry dan Scott Morton.
Hasil temuan masalah mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut :
- mengambil keputusan berarti memecahkan masalah
- ketidak terlibatan personal karena tidak ada pertukaran informasi
- kemampuan pengambilan keputusan tidak dikembangkan
- resiko yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan faktor lingkungan belum disiapkan untuk menerima akibat dari keputusan yang diambil.
Berdasarkan temuan masalah tersebut, penulis mengajukan alternatif pemecahan masalah informasi dengan sistem informasi manajemen disamping manajemen yang baik (SIM tidak menggantikan fungsi manajemen). Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan menurut fungsi-fungsi organisasi dan pendekatan menurut tingkatan manajernen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayat
"ABSTRAK
Banyak sekali perusahaan yang masih melihat aplikasi Kom puter sebagaì perwujudan Sistem Informasi Manajernen dan seba liknya menganggap bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) ber arti komputerisasi. Cakupan MIS lebih luas dari komputenisasi karena manajemen membuat keputusan berdasarkan informasi yang diterimanya; padahal komputer hanya memberikan sebagian dari informasi tersebut, sedangkan sebagian informasi lainnya didapat dari sumber lain yang non-komputer.
Banyak perusahaan yang tidak puas dengan SIM yang dikembangkannya dan selalu mengganti komputer dan mengganti/merubah software aplikasinya. Kerugian karena perubahan ini sering kali berakibat biaya, dan yang terburuk adalah kalah bersaing dan gulung tikar. Beberapa sebab dan ketidak-puasan tersebut adalah aritara lain :
a. Tidak dilakukan perencanaan yang matang dalam arti tidak dipelajari kebutuhan informasi secara komprehensif dan perusahaan, melainkan dilihat hanya kebutuhan bagian fungsional tertentu saja tanpa melihat kaitannya dengan kebutuhan bagian lain.
b. Kebutuhan sistem informasi tidak didefinisikan dengan jelas karena ketìadaan keahlìan yang menghubungkan pemakai dengan perancang dan pembuat sistem. Sistem yang dibuat atau dibeli akhirnya tidak mencerinkan dan memenuhi kebutuhan user.
c. Strateji pengembangan sistem yang keliru yaitu mekanisasi sistem sekarang sehingga yang didapat hanya percepatan proses saja. Seharusnya dilakukan penelitian mendalam tentang bagaimana memaksimalkan sarana teknologj untuk mendukung keunggulan kompetitif; kalau perlu merubah prosedur dan arus kerja sekarang.
d. Kurangnya komitmen Pimpinan perusahaan terhadap kegiatan perencanaan Pengembang dan implementasi SIM dan tanggung jawab pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada divisi pengolahan data. Keterbatasan wewenang divisi membatasi keleluasaan gerakannya dalam komunikasi antar divisi, sehingga hasil jadi keseluruhan tidak memuaskan.
e. Kekurangan sumber daya, baik kekurangan hardware/software maupun sarana telekomunjkasi, ataupun kekurangan personil yang ahli dalam segenap aspek sistem informasi yang diperlukan.
Didalam karya akhir ini ada dua hal pokok yang ingin dibahas. Yang pertama adalah dengan cara bagaimana perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kerugian-kerugian karena kegagalan dan kesalahan pengembangan SIM dengan bantuan komputer. Strateji Sistem Informasi Dalam Lingkungan Kompetitif dirnaksud kan sebagai kerangka kerja untuk mengarahkan pengembangan dan pemanfaatan sistem-sistem iriformasi dalam perusahaan dalam menunjang usaha mencapai sasaran?sasaran strategis perusahaan, dengan memperhatikan unsur pesaing, lingkungan serta peluang usaha dan teknologi, serta unsur regulasi oleh pemerintah dan institusi berwenang lainnya.
Fokus perhatian yang kedua adalah memberikan umpan untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan teknologi informasi untuk keuntungan srategis perusahaan. Sistem Informasi Kompetitif merupakan alat strategis Pimpinan Perusahaan dalam mencapai sasaran usaha, terutama dalam mengolah dan menyajikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen pada semua tingkat.
Kerangka Analisa Strateji Sistem Inforniasi dapat diusulkan sebagai berikut :
(1) Analisa Sasaran Perusahaan
Disini dipelajari sasaran perusahaan atau Corporate Missions seperti yang umumnya dituangkan dalam Corporate Plan dan rencana/strateji untuk welaksanakan mission tersebut. Dipelajari juga apa saia yang merupakan SWOT perusahaan dan key/strategic success factors dan cara mencapainya.
(2) Analisa Dunia Usaha dan Kompetisi
Sasaran utama dari analisa ini sebetulnya adalah analisa SWOT yang merupakan langkah awal dalam menetapkan strateji usaha dalam situasi bersaing. Disini dilakukan analisa mengenai business trends dan pengaruh-pengaruh makro yang dominan terhadap kelangsurigan usaha. Juga dipelajari customer values, yaitu siapa saja para pelanggan perusahaan untuk produk-produk yang dipasarkan; unsur apa saja yang dihargai para pelanggan perusahaan pada produk atau pelayanan perusahaan, serta bagaiinana performance perusahaan dalam memenuhi sistem nilai pelanggan tersebut. Juga dipelajari apakah product innovation sudah dilakukan secara maksimal. Dalam hal kompetisi, dipelajari siapa saja para pesaing untuk produk-produk yang dipasarkan; status dan tingkat peranan mereka dalam persaingan dan bagaimana strateji perusahaan dalam menghadapi para pesaing tersebut.
(3) Analisa Sistem Yang Ada
Disini diteliti seberapa efektif Sistem Informasi yang ada saat ini sudah menunjang sasaran dan arah strategis perusahaan. Apa kekuatan dan kekurangannya dalam hal berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan akan informasi
b. Organisasi Divisi Sistem Inforrnasi
c. Daya saing teknologi yang dipakai
d. Fungsi?fungsi perusahaan mana (Operasional, Staf, Corporate) saja yang dibantu
e. Tingkat manajemen mana yang dibantu (Sratejik, Menengah, Operasional)
Juga dibandingkan seberapa jauh para pesaing terdekat sudah memanfaatkan teknologi sistem informasi.
(4) Peluang Teknologi Informatika
Disini dipelajari peluang-peluang yang tersedia untuk dimanfaatkan baik teknologi komputer/hardware, teknologi komunikasi, maupun teknologi software
(5) Strategi Sistem Informasi
Bagian ini merupakan inti pokok dan rencana strategi perusahaan dalam pemanfaatan teknologi sistem informasi berdasarkan hasil analisa pada langkah diatas.
Disini diuraikan strategi untuk :
a. Hardware; Koinuriikasi dan Software
b. Data dan Data Base Management System
c. Organisasi MIS, termasuk pendidikan dan skill yang perlu
d. Aplikasi Furigsional, diuraikan secara global mengenai sasaran dan manfaat masing?masing aplikasi
(6) Rencana Implementasi
Disini diuraikan lanqkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengembangkan sistem, jadwal waktu dan perkiraan biaya yang diperlukan. Disini juga akan dilihat kemungkinan penggunaan in?house ataupun software packages. Termasuk disini pengadaan prasarana dan sarana yang dibutuhkan, serta rekruting dan kebutuhan pelatihan untuk para personil.
Strateji Sistem Infonmasi ini disusun dengari tujuan untuk menyesuaikan arah strategi perusahaan (Corporate Plan) yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perubahan yang terjadi dan kemudahan yang tersedia dilingkungan dunia usaha."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta : Erlangga , 1995
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta: Erlangga, 1997
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta : Erlangga , 1993
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dachrul Dachlan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sabari
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam kondisi lingkungan eksternal yang terus berubah dengan cepat dan dinamis, kemampuan
mengelola sumberdaya keuangan yang terbatas secara efisien dan efektif telah menjadi tantangan
tidak saja bagi sektor swasta tetapi juga bagi sektor pemerintahan. Perubahan-perubahan yang
terjadi belakangan mi dalam kebijaksanaan pembangunan daerah telah mengisyaratkan bahwa
daerah tingkat II akan memainkan peranan yang semakin penting.
Lingkungan yang berubah dengan cepat menciptakan ketidak-pastian yang tinggi. Salah satu
usaha untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini adalah melalui penyajian informasi bagi
manajemen. Untuk melakukan hal tesebut dibutuhkan suatu sistem informasi manajemen (SIM)
yang efektif.
Pemerintah kotamadya merupakan organisasi nirlaba yang memiliki berbagai ciri khusus seperti
tidak adanya ukuran laba, kurangnya ketergantungan sumberdana pada pelanggan, serta adanya
tujuan yang sulit diukur dan bersifat majemuk. Dengan kendala-kendala tersebut di atas,
pemerintah kotamadya harus menjalankan berbagai fungsi dalam rangka desentralisasi urusan
pemerintahan seperti fungsi penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, pembangunan, perwalian,
koordinasi dan perencanaan. Menghadapi tugas yang berat dengan berbagai kendala yang ada,
pemerintah kotamadya membutuhkan suatu SIM yang efektif, khususnya dalam manajemen
keuangan.
Manajemen keuangan pemerintah kotamadya merupakan proses yang mencakup berbagai sikius
seperti perencanaan keuangan, manajemen biaya, dan pengendalian akuntansi. Salah satu ciri
utama dari manajemen keuangan pemenintah kotamadya yang membedakannya dari sektor
swasta adalah adanya pengeluaran investasi dan operasional yang benjalan terus menerus secara
bersamaan. Ciri lainnya, khususnya pada pemerintah kotamadya di Indonesia, adalah adanya
sumber dana yang beragam dengan ketergantungan yang tinggi pada pemerintah pusat.
Berbagai peralatan manajemen keuangan pemerintah kotamadya sebenarnya merupakan yang
diadaptasi dari sektor swasta, khususnya dalam bidang penganggaran. Dengan makin
berkembangnya teknologi pengolahan data, maka terbuka berbagai SIM yang dapat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan'yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
Salah satu perkembangan yang pesat terjadi pada usaha untuk memberikan informasi untuk
proses pengambilan keputusan yang semi-terstruktur melalui sistem pendukung keputusan.
Pemenintah kotamadya merupakan salah satu bentuk dari pemerintah daerah tingkat U yang
merupakan bentuk pemerintahan di daerah perkotaan. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5
tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, penekanan otonomi daerah berada
pada pemerintah daerah tingkat II. Dewasa mi, dengan makin berkurangnya sumber pendapatan
pemerintah pusat dari sektor migas, maka pemerintah kotamadya dihadapkan pada tantangan
untuk Iebih mandiri, khususnya dalam pembiayaan investasi dan kegiatan di daerah. Tantangan tidak mudah karena sampai saat mi tingkat ketergantungan pada sumber dana pusat masih jauh di
atas rata-rata standar dunia.
Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah kotamadya masih memiliki organisasi manajemen
keuangan daerah yang tersebar pada berbagai unit kerja seperti Bappeda untuk perencanaan
investasi, Bagian Pembangunan untuk pengendaUan pengeluaran investasi, Dipenda untuk
perencanaan dan pengendaUan pendapatan, dan Bagian Keuangan untuk perencanaan dan
pengendalian pengeluaran operasional. Tidak adanya suatu unit organisasi yang bertanggungjawab
menyeluruh dalam manajemen keuangan menyebabkan hampir seuruh laporan keuangan
ditujukan kepada Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah selalu pimpinan puncak di daerah.
Dalam perencanaan keuangan, pemerintah kotamadya sudah memiliki rencana jangka panjang
dan rencana jangka menengah yang baku, melalui Pola Dasar dan Repelita Daerah. Meskipun
demikian, terdapat jurang pemisah antara rencana-rencana tersebut dengan anggaran tahunan karena belum adanya perangkat pemrograman dalam bentuk anggaran jangka menengah.
Besarnya tantangan yang dihadapi dan terbatasnya perangkat manajemen keuangan yang dimiliki
mengisyaratkan perlunya dikembangkan suatu SIM untuk manajemen keuangan. Pengembangan
SIM tersebut perlu dimulai dari sistem informasi akuntansi antara lain dengan menerapkan struktur
akuntansi yang berorientasi pada program. Struktur mi memerlukan perubahan mendasar pada
struktur pos rutin dan pendapatan yang selama mi lebih berorientasi pada unit organisasi dan jenis
pendapatan. Disamping sudah dirasakan perlunya pengembangan akuntansi biaya, mulai dan
bentuk yang sederhana dengan mengidentifikasi biaya dan pendapatan suatu program sampai
dengan analisis biaya secara ekonomis.
Akhirnya dibutuhkan adanya information sharing khususnya untuk mengkonsolidasikan data-data
perencanaan seperti statistik kebutuhan masyarakat, identifikasi prasarana yang tersedia, dan
tingkat pelayanan yang ada. Hal yang sama juga diperlukan untuk memadukan informasi
keuangan dengan informasi non-keuangan dalam suatu struktur SIM yang terpadu.
Keberhasilan suatu sistem akan sangat dipengaruhi oleh pengorganisasian dan kualitas pelaksana.
Berkaitan dengan hal mi, sudah dirasakan perlunya penyesuaian organisasi dengan pola
pelayanan yang diberikan serta peningkatan peranan manajemen keuangan dari fungsi
pembukuan (score-keeping) menjadi fungsi penasehat keuangan (attention directing). Perubahan membutuhkan peningkatan kualitas pegawai yang harus dicapai melalui pelatihan dalam tugas
yang efektif.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edhy Sutanta
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003
658.403 8 EDH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>