Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karhi Nisjar Sardjudin
"ABSTRAK
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sejak
Pelita I sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Sampai menjelang Pelita V, dana pembangunan
yang berasal dari sektor minyak dan gas bumi masih
menunjukkan sumber penerimaan negara yang terpenting dalam
pembangunan.
Pada saat ini Industri Minyak ditandai oleh lingkungan usaha
yang penuh ketidak-pastian _ dan perkembangan usaha yang
bergejolak naik-turun dengan perubahan yang cepat.
Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan
ekonomi, politik, sosial dan teknologi di dunia yang
datangnya bertubi-tubi akhir-akhir ini.
Pemerintah selama ini telah mempercayakan Lemigas untuk
menangani bidang penelitian dan pengembangan teknologi minyak
dan gas bumi Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya,
Lemigas semula dibiayai oleh negara untuk sebagian besar
kebutuhan anggarannya. Namun karena keterbatasan anggaran
negara pada saat ini Lemigas terpaksa harus mampu membiayai
kebutuhan sendiri secara swadaya. Dalam situasi yang
mengharuskan badan ini untuk beroperasi secara mandiri
tersebut, timbullah berbagai masalah yang menjadi kendala
dalam proses pelaksanaannya. Masalah tersebut terletak pada
keterkaitan Lemigas pada prosedur penganggaran yang tidak
menunjang perkembangan kebutuhan yang harus mengikuti
dinamika industri perminyakan dewasa ini.
Pembahasan masalah ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan komparatif, yaitu dengan cara membandingkan teori
dengan pelaksanaan berdasarkan pengalaman nyata yang terjadi
pada Lemigas. Fokus pembahasan diletakkan pada bidang
penganggaran , khususnya yang menyangkut segi-segi hambatan
dan beban biaya yang diakibatkan.
Sebagai hasil dari analisa komparatif tersebut di atas,
diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1. Penanganan penelitian dan pengembangan teknologi, minyak
dan gas bumi di Indonesia yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah, industri dan lembaga pendidikan, masih belum
terlaksana s.ecara ef.ektif dan terpadu.
2. Cara pembiayaan Lemigas yang harus dijalankan atas dasar
swadaya dengan dana dari hasil kegiatan sendiri,
bertentangan dengan ketentuan peraturan negara (ICW dan
Keppres 29/1984).
3. Dalam rangkaian program kegiatan yang telah direncanakan
untuk Lemigas, belum ada kriteria yang jelas untuk
menentukan tingkat prioritas kegiatan pokok badan ini
untuk mengalokasikan dananya.
4. Pola penganggaran yang sekarang ternyata tidak sesuai
dengan kebutuhan dan sifat-sifat kegiatan Lemigas.
Dari temuan tersebut di atas dapat dibuktikan bahwa prosedur
anggaran tahunan Lemigas, yang sangat terikat pada birokrasi
pemerintah tidak memperhitungkan dimensi waktu dan biaya,
sehingga mengakibatkan sejumlah kerugian. Kerugian-kerugian
tersebut berupa:
1. Kerugian yang dapat dihitung dengan pasti, yaitu:
a. Biaya dana (Cost of Money)
b. Denda keterlambatan.
c. Turunnya daya-beli uang atau inflasi.
d. Hilangnya peluang penerimaan dari proyek.
e. Kerugian beban biaya tetap.
2. Kerugian yang tidak dapat dihitung dengan pasti, yaitu:
a. Kehilangan pasar, karena pelanggan pindah ke pesaing.
b. Rusaknya citra, sehingga kepercayaan hilang.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas, diusulkan
beberapa saran perbaikan:
1. Agar industri perminyakan dan gas bumi ditempatkan di
barisan paling depan sebagai sumber dana untuk bidang
penelitiGn dan pengembangan teknologi. Peran pemerintah
lebih diutamakan untuk fungsi yang bersifat koordinasi,
sedangkan lembaga penelitian dan pendidikan diarahkan
untuk mengembangkan bidang penelitiannya.
2. Pemerintah agar memikirkan tentang sumber pembiayaan
Lemigas yang dapat lebih menjamin kelancaran tugas
operasionalnya. Untuk itu diusulkan agar anggarannya
dibebankan kepada hasil produksi industri perminyakan dan
gas bumi.
3. Dalam penyusunan program program kriteria urutan prioritas
kegiatan harus ditentukan secara jelas dalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan
melaksanakannya.
4. Agar pola penyusunan anggaran setidak-tidaknya disusun
memenuhi kepentingan dua pihak: a. Kepentingan Pemerintah,
yaitu agar anggaran memenuhi peraturan keuangan negara.
b. Kepentingan Lemigas, yaitu agar anggaran sifatnya luwes
dan tidak menjeratkan kedalam jalur-jalur birokrasi, demi
kelancaran operasi Lemigas.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Rais
"Implementasi kebijakan keuangan dalam mengejawantahkan Visi dan Misi Kota Depok merupakan suatu fenomena yang tidak hanya menjadi cermin kebijakan publik tetapi sekaligus juga menjadi cermin pelaksanaan fungsi anggaran dalam proses pelaksanaan rencana pembangunan sebagaimana yang tersusun dalam Rencana Strategis Kota Depok.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membahas alokasi anggaran pembangunan dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kota Depok; serta faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat implementasi kebijakan keuangan daerah dalam perencanaan pembangunan Kota Depok.
Penelitian menggunakan Teori Anggaran dari Syamsi, Suparmoko, Mardiasmo, Salomo, dan Schick; Teori Anggaran Belanja Daerah dan Muluk, Bird dan Jantscher, Musgrave & Musgrave, Sukirno; Teori Perencanaan Anggaran Belanja dari Abe, teori prencanaan Pembangunan Daerah dari Sitanggang, Meyer, Sigian, Tjokrowinoto Bryan &. White, Miranda, dan Arsyad.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan analisis data sekunder yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah tersaji, maka diperoleh pokok-pokok kesimpulan sebagai berikut:
Alokasi anggaran pembangunan dalann pelaksanaan Rencana Strategis Kota Depok kurang optimal untuk merealisasikan Visi dan Misi Kota Depok, yaitu Kota Depok sebagai Kota Pendidikan, Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Yang Religius Dan Berwawasan Lingkungan. Alokasi untuk sektor pendidikan masih dibawah 5 persen, alokasi untuk sektor permukiman sekitar 3 persen dan alokasi untuk sektor perindustrian dan perdagangan belum dapat mendapat pnioritas yang maksimal.
Faktor pendukung implementasi kebijakan keuangan daerah dalam perencanaan pembangunan Kota Depok antara lain kondisi demografis, letak geografis, kondisi dinamis perekonomian masyarakat, sumber daya aparatur, kebijakan keuangan Pemerintah Pusat serta situasi perekonomian nasional.
Faktor penghambat implementasi kebijakan keuangan daerah dalam perencanaan pembangunan Kota Depok antara lain faktor budaya kerja birokrasi yang inefisien dan sarat KKN, faktor kepentingan politik dan kepentingan bisnis yang kurang memperhatikan tuntutan moral dan etika, serta faktor keterbatasan sumber daya alam.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak yang diteliti adalah sebagai berikut :
Pemerintah Kota Depok perlu membentuk Tim Asistensi Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Anggaran dengan meiibatkan kalangan akademisi dan konsultan profesional.
Pemerintah Kota Depok bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok perlu segera merumuskan dan kebijakan yang kondusif menyangkut regulasi di bidang pembiayaan daerah, terutama alokasi anggaran pembangunan yang terarah untuk meningkatkan produktivitas daerah.
Alokasi anggaran pembangunan untuk merealisasikan nisi dan mini Kota Depok, yaitu sektor pendidikan, permukiman, perdagangan dan jasa perlu menjadi prioritas dalam kebijakan anggaran pembiayaan Daerah Kota Depok di masa mendatang tanpa mengesampingkan sektor-sektor yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warda Alaydrus
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ari Setyowibowo
"ABSTRAK
Policy of budget management of the State General Treasurer of Others Expenditure Budget (BA 999.08) is one of the policies that taken by the Minister of Finance of Indonesia as fiscals manager to execute one of the State Treasurer function in the management of the state budget as the purpose of provisions in the Package of Act on Finance State along with the operational regulations. Because of the characteristics that are different from the general state budget management, Minister of Finance has given the authority to regulate further discretionarie policy related to budget management of the State General Treasurer of Others Expenditure Budget. The implementation of policy in the management of the General Treasurer of Others Expenditure Budget needs to be done according to the rules of the legislation and adhere to the General Principles of Good Governance (AUPB) also the principles of public finance management in order to meet the state budget management aspects of effective and efficient, transparent, fair, professional, and also accountable in the corridors of state law."
Jakarta: Direktorat Pelaksanaan Anggaran, 2018
336 ITR 3:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Nofianti
"Tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah merupakan salah satu daya tarik publik untuk menyimpan dana dalam produk bank syariah, tetapi di tingkat bagi hasil, bank syariah juga masih mengacu pada bank konvensional. Kama masih mengacu pada suku bunga bank konvensional membuat orang masih berpikir bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan dan tingkat bunga dengan tingkat bagi hasil deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan seluruh bank syariah di Indonesia 2011-2013. Pemilihan sampel yang diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, 6 bank syariah yang dipilih. Pada penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 19,0. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), BOPO, Suku Bunga, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel independen, dan Nngkat bagi hasil deposito mudharabah berbagi sebagai variabel dependen Sebagian hasil menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) dan Financing to Deposit Ratio (FDR)."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2015
650 ESENSI 5:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adesta Munas Latief
"Keberadaan pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang. Fungsi dari pasar tersebut sangat penting bagi berbagai kalangan mulai dari investor, perusahaan, dan pemerintah. Situasi yang ada di pasar modal sangat erat kaitannya dengan Hipotesis Pasar Efesien dan penerapan strategi investasi untuk membuktikan keberadaan dari Hipotesis Pasar Efesien itu sendiri. Strategi yang muncul adalah penerapan strategi momentum untuk mendapatkan profitabilitas momentum. Telah banyak penelitian-penelitian mengenai topik profitabilitas momentum ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi profitabilitas momentum di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan periode waktu yang sangat singkat 5, 10 dan 20 hari. Tulisan ini juga menginvestigasi penerapan strategi price-size momentum (size) dan price-B/M momentum (book to market ratio) untuk mendapatkan nilai profitabilitas momentum yang lebih besar lagi.
Hasil yang didapat dari penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas momentum terjadi di Bursa Efek Indonesia periode 2008 - 2012 dengan menggunakan periode waktu yang sangat singkat.

The existence of capital market in Indonesia is growing. Function of the market is very important for all walks of life ranging from investors, companies, and governments. The situation in the capital market is very closely related to the Efficient Market Hypothesis and the implementation of an investment strategy to prove the existence of the Efficient Market Hypothesis itself. Emerging strategy is the implementation of a strategy momentum to gain profitability of momentum. There have been many studies on the topic of this momentum profit.
This study aims to analyze the profitability of momentum existence in Indonesia Stock Exchange using a very short period of time 5, 10 and 20 days. This paper also investigates the application of price-size momentum strategies (size) and price-B / M momentum (book to market ratio) to generate a higher momentum profit.
The results of this study demonstrate that the profitability of momentum going on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 - 2012 using a very short period of time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. N. Azmy Achir
Jakarta: Dinna, 1976
336 AZM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahatmyastuti Nuranindita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun alokasi anggaran yang dibutuhkan dalam
menghasilkan output layanan KPPN dengan menerapkan sistem Activity-Based
Budgeting yang berlandaskan pada model Time-Driven Activity-Based Costing,
serta untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dalam Rencana Kerja Anggaran
yang akan dihasilkan dengan menerapkan sistem ini. Penelitian dilakukan dengan
studi kasus pada KPPN Bandung I sebagai unit instansi vertikal Ditjen
Perbendaharaan di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
mengumpulkan data-data primer dan sekunder melalui wawancara dan observasi
langsung pada objek penelitian, serta diperoleh dari database sistem informasi
maupun pertinggal dokumen yang ada di KPPN Bandung I. Data-data yang
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan studi literatur mengenai
penerapan Activity-Based Budgeting System, khususnya di instansi pemerintah
yang menjalankan kegiatan pelayanan kepada publik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan jumlah
pegawai dalam menjalankan serangkaian aktivitas utama untuk menghasilkan
output layanan sesuai dengan standar prosedur operasi yang telah ditetapkan dan
volume output yang ditargetkan pada tahun 2014. Hal ini menyebabkan jumlah
anggaran yang dibutuhkan pada tahun mendatang meningkat jumlahnya sebesar
13,47% dari jumlah anggaran pada tahun 2013. Meskipun terdapat peningkatan
anggaran, namun Rencana Kerja Anggaran KPPN Bandung I tahun 2014 telah
cukup efektif karena telah mencakup sebagian besar sasaran strategis yang
ditetapkan untuk KPPN dalam Peta Strategi dan Balanced Scorecard. Anggaran
ini juga akan lebih efisien, karena jumlah biaya yang dianggarkan benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas sumber daya dalam menjalankan
aktivitas pelayanan kepada publik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPPN.

ABSTRACT
The purpose of this study is to develop the required budget allocation in
generating output of services of the State Treasury Office (STO) by implementing
Activity-Based Budgeting System based on the model of Time-Driven Activity-
Based Costing, as well as to determine the effectiveness and efficiency of the
Budget Work Plan that will be generated by applying this system. The study was
carried out by conducting a case study on Bandung I STOs as a vertical institution
of Directorate General of Treasury in West Java region.
The method used in this study is a qualitative method by collecting primary and
secondary data through interviews and direct observation on the research object,
as well as retrieved from the information system?s database and documents
archives at Bandung I STOs. The data obtained were then processed and analyzed
in accordance with the study of literature on the implementation of Activity-Based
Budgeting System, especially in the government institutions running public
service activities.
The results of this study indicate that there is still a shortage of skilled employees
to run a series of major activities in generating output of services, in accordance
with the standard operating precedures defined and targeted output volume in
2014. This shortage will cause the total budget needed in coming year increased in
number by 13,47% compared to the total budget in 2013. Although there is an
increase in budget, but the 2014 Budget Work Plan of Bandung I STOs have been
quite effective, because it has already included most of the strategic objectives set
for the STO in the Strategy Map and Balanced Scorecard. This budget will also be
more efficient, because the amount of budgeted costs completely customized to
the needs of resource capacity in carrying out activities of service to the public, in
accordance with the duties and functions of the State Treasury Office."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T55434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>