Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erma Rumadja, Author
"Pasar modal saat ini cukup diminati oleh masyarakat untuk tempat melakukan investasi selain melakukan investasi yang biasa seperti menyimpan dana di bank atau menyimpan dana dalam bentuk aset & properti. Selain itu Pasar modal juga merupakan tempat bagi perusahaan atau emiten untuk memperoleh sumber dana murah untuk pengembangan usaha ke depan atau untuk membayar hutang-hutang perusahaan, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Banyak tindakan korporasi (corporate action) yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Salah satu tindakan yang belakangan ini banyak diambil oleh emiten adalah pelaksanaan stock splits yaitu memecahkan nilai nominal saham dengan menambah jumlah saham beredar secara proporsional. Secara fundamental perusahaan tidak ada yang berubah dengan tindakan ini. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah terdapat reaksi pasar terhadap tindakan ini yang ditandai dengan teijadinya perubahan harga secara signifikan, yaitu dengan didapatnya abnormal return secara signifikan oleh pelaku pasar.
Pada pasar yang efisien, setiap tindakan akan segera tercermin pada harga saham tersebut sebagai reaksi investor. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif yang akan ditanggapi dengan reaksi berupa kenaikan harga saham maupun negatif yang ditandai dengan penurunan harga saham.
Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian berkaitan dengan informasi yang tersedia dan mencerminkan tingkat efisiensi pasar modal. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang dicari oleh investor untuk mengamankan investasinya. Tetapi ternyata pada kenyataannya informasi publik yang beredar di Bursa Efek Jakarta tidak menyebar secara merata bahkan sebagian besar tidak relevan dengan kondisi yang ada.
Menurut teori Efficient Market Hypothesis ( EMH), Fama (1991), suatu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) apabila harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia. Berdasarkan pengertian tersebut dua unsur pokok yang merupakan ciri utama pasar modal diatas adalah tersedianya informasi yang relevan dan harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru. Untuk menguji Efficient Market Hypothesis (EMH) beberapa peneliti menggunakan metodologi penelitian yang disebut dengan event study.
Event study merupakan suatu metode penelitian mengenai pergerakan harga saham di pasar modal yang dipakai untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat adanya tindakan. Pada penelitian ini peristiwa yang diuji adalah pelaksanaan stock splits di Bursa Efek Jakarta.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa peristiwa pengumuman dilaksanakannya stock splits tidak terlalu mempengaruhi kinerja saham yang dapat dilihat dari return harlan yang dihasilkan oleh masing-masing saham. Kebanyakan tingkat abnormal return yang didapat berkisar di normal return, dengan tingkat signifikansi rendah. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa pelaksanaan stock splits mempengaruhi kinerja saham dengan timbulnya reaksi yang berlebihan dari para pelaku pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Azarine Wisyanda
"Informasi merupakan hal yang penting dalam keuangan, sebagaimana informasi tersebut tercermin dalam harga. Agar informasi dapat terbentuk dalam harga, perhatian (attention) yang cukup pada aset sangat diperlukan. Namun sebagaimana manusia yang memiliki keterbatasan mengolah informasi dalam waktu tertentu, investor memiliki keterbatasan dalam memberikan perhatian dan akan selektif dalam memproses informasi yang mereka dapat. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa perhatian investor (investor attention) memiliki peran penting dalam pasar sekuritas. Banyaknya pilihan bagi investor dalam memilih perusahaan dan mencari informasi terkait, membuat investor lebih mengandalkan suatu event yang terjadi pada saham tertentu. Salah satu event yang dilakukan oleh perusahaan adalah stock split. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi apakah stock split betul memiliki pengaruh terhadap investor attention di Indonesia. Dengan menggunakan Google Search Volume Index (GSVI) sebagai proksi investor attention, dilakukan pengambilan data terhadap 105 perusahaan yang melakukan stock split dari tahun 2010 hingga 2018. Model regresi dengan dummy dilakukan dan didapatkan hasil bahwa stock split betul mempengaruhi investor attention di Indonesia.

As information is crucial in the financial world, it needs to be incorporated in the price. Information which formed on price means that it needs enough attention on the asset. But investors have a limited capacity of giving attention and will be selective in processing the information. Previous researchs found that investor attention does have a significant role in security markets scientifically and economically. As to choose form a broad amount of choices, investors tend to rely on events regarding certain stocks. This study investigates the effects from a corporate event called stock split to investor attention in Indonesia. Using Google Search Volume Index (GSVI) as the proxy of investor attention, an analysis is done with 105 firms that did stock split within year 2010 to 2018. The dummy regression is done and found that stock split does influence the investor attention in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad Irfan
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga properti terhadap indeks harga saham di Indonesia pada periode 2007 hingga 2011. Penelitian ini dilakukan karena pada penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya menghasilkan bahwa harga properti di Hong Kong maupun di Singapura berpengaruh terhadap indeks harga saham masing-masing negara tersebut, serta perkembangan bisnis properti di Indonesia yang dinilai menjanjikan dan terus meningkat. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan model Fama- Gibbons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga properti mempengaruhi perubahan pada IHSG. Di sisi lain, tingkat laju inflasi sebagai variabel kontrol diketahui tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan IHSG.

The objective of this study is to analyze the impact of property prices on stock prices indices in Indonesia within the period of 2007 until 2011. The research was conducted based on prior researches resulted that property prices in Hong Kong and Singapore affected to its stock price indices, as well as the development of the property business in Indonesia is promising and rising. The methodology for this study is the Fama-Gibbons model. The result indicated that the property prices have an impact to the change of Jakarta Composite Index (JCI). On the other hand, the inflation rate as the control variable has no impact to the change of JCI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Bambang Rijanto
"Stock Split is one of popular corporate action in capital market. Stock Split is the split of a company's existing stock into more shares. Each stockholder would receive an additional share for each share formerly held depend on the ratio of the split. The implication of the stock split is the pace of the stock becomes cheaper than before, this is something worth for the investors. Furthermore, the demand for the stock will be higher, and the price of the stock will up to certain level which means profitable for the investors. Liquidity is the most mainly listed companies's motivation within stock split, since liquidity is the central theme in the secondary market.
This research will examines some problems within stock split are :
1. Does stock split influences the stock price changes?
2. Does composite stock price indices influences the stock price changes?
3. Does earning per share influences the stock price changes?
Regarding those problems mentioned above, the objective of this research are :
1. Analyzing the influence of stock split to the stock price changes.
2. Analyzing the influence of composite stock split indices to the stock price changes.
3. Analyzing the influence of earning per share to the stock price changes.
The period of the stock split study started from January 1 until December 31 on the year 2000. The samples which is used in the study are the stock listed in the Jakarta Stock Exchange minimum 7.5 months before the effective date of the stock split. The study period in this research from July 1 1999 until April 30, 2001. The study period started 7.5 months before the first listed company announce the stock split in the year 2000 and 4.5 months after the last listed company announce the stock split in the year 2000.
The Signaling Hypothesis Theory is the foundation of the research, which indicate the stock split announcement intended to rise a positive signal to the investors. A good prospect of the company is something managements objective of the announcement of stock split. In this scheme, stock split will increase the value of the company.
Based on the test and analysis of the statistical result, founded some conclusions which are :
1. Stock split during the year 2000 has no positive response from investors. It indicates investors judge the stock split has no influence to company's growth profitability signal for the future.
2. During study period, earning per share and earning per share changes significantly correlate to the changes of stock price. This result support the previous research such as Benston (1966), Ball & Brown (1988), and Beaver (1968), where earning per share (EPS) as an accounting profit measurement has a significant influence to the changes of stock price.
3. Composite stock price indices (IHSG) variable has no significant influence to the relative stock price changes, nevertheless the changes of composite stock price indices's variable has a significant influence to the relative stock price changes.
4. All of the independent variables those are earning per share, composite stock price indices, and stock split together have a significant influence to the relative stock price changes.
Based on the conclusion above, researcher gives any suggestions or recommendations to the party related the stock split concern to the investment activity at Jakarta Stock Exchange, those are :
1. Timing is a determinant factor for the successful of stock split. Successful timing will determined the liquidity of the stock after stock split. For certain level, bearish market will not support the liquidity of the stock after stock split. That's why maintaining the market psychology for the company is relevant.
2. Since investing in the common stock related to the prospect of the company, management must consider and managing the fundamental of the company before making a planning of stock split. Prospective fundamental will support the effectiveness and successfull of the stock split.
3. Regarding the decrease of the volume of stock trading, management must aware the the decreasing the value of the stock price, which means management must maintain the appropriate level due to the company's performance. Periodic evaluation of the stock price changes must be scheduled.
4. During the study period, researcher find an anomaly due to Signaling Hypothesis Theory. For that reason, based on the theory of Efficient Capital Market, stock split should be implemented for the atmosphere of efficient market On that, stock price reflected the real market reaction under stock split.
5. Stock split still remain a puzzling phenomenon to financial analyst and also researchers. That's why, next researchers which cover wider data and period including bullish and bearish market are highly importment to discover the phenomenon of stock split."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Maria Lusiana
"Harga saham dapat mencerminkan kinerja (performance) suatu pernsahaan. Saham-saham perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai nilai yang relatif tinggi (berharga tinggi). Hal ini disebabkan karena saham tersebut diminati oleh banyak investor yang membuat permintaan akan saham tersebut melebihi penawarannya sehingga berdampak pada kenaikan harga saham tersebut. Sebaliknya, buruknya kinerja suatu pernsahaan dapat mengakibatkan jatuhnya harga saham tersebut.
Penelitian ini ditujukan pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya masuk dalam daftar Bursa Efek Jakarta periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2001 dengan periode penelitian selama 3 tahun. Sampel yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu data rata-rata dan data kwartal yang untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model cross-sectional regression dan pooled regression.
Multikrisis yang menerpa kondisi domestik Indonesia cukup telak memukul perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena aneka krisis tersebut mengakibatkan transaksi saham di BEJ yang selama bertahun-tahun didominasi investor asing menjadi semakin sepi. Menghadapi hal tersebut, Bursa Efek Jakarta tampaknya tak dapat mentolerir kondisi para anggota bursa yang kinerjanya terns terpurnk sehingga melakukan pelelangan saham terhadap anggota bursa yang kinerjanya terus menurun.
Berkaitan dengan seluruh kondisi di atas, penulis menemukan bahwa sektor industri barang konsumsi mernpakan salah satu sektor industri yang masih terns bertahan menghadapi berbagai guncangan akibat krisis ekonomi di Indonesia. Hal ini terjadi terntama didukung oleh kekuatan industri rokok dan industri makanan yang secara relatif tidak secara signifikan terpengaruh oleh kemerosotan kondisi ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 dan ini terlihat pada minat investor terhadap saham perusahaan go public sektor industri barang konsumsi yang memiliki harga saham yang atraktif di mata para investor.
Menggunakan alat analisis statistik yaitu model regresi tinier berganda (metode enter), peneliti menemukan bahwa dalam rata-rata (cross-sectional regression), variabel Earning per Share, Price Earning Ratio, Price to Book Value dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi variasi harga saham baik secara simultan maupun parsial pada tingkat signifikansi 5 persen. Sedangkan pada data kwartal (pooled regression) baik secara simultan maupun parsial diperoleh bahwa disamping keempat rasio keuangan tersebut, variabel Return on Equity juga berpengaruh secara signifikan terhadap variasi harga saham pada tingkat signifikansi 5 persen.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian empiris sebelumnya adalah : jenis data yang digunakan, jumlah data sampel yang diambil serta kondisi ekonomi pada pasca krisis ekonomi nasional selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Harto
"Karya akhir ini melakukan pembahasan mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Ide awal dari penulisan karya tulis ini adalah dengan melihat perkembangan pasar saham di Indonesia. Investasi yang dilakukan oleh para investor baik dalam dan luar negeri menimbulkan sebuah ide yaitu informasi apakah yang dipakai para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi ke suatu saham. Apakah informasi yang berasal dari data akuntansi atau informasi lainnya yang diperoleh oleh para investor. Dari ide awal inilah kemudian berkembang pada pengujian rasio keuangan (sebagai data akuntansi) dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Penelitian ini melihat pengaruh pengumuman rasio keuangan pada JSX Quarterly Index terhadap pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. Metode penelitian karya akhir ini menggunakan metode panel data, karena data pengujian dibagi dua yaitu cross-section (banyak perusahaan) dan time series (tahun pengujian lebih dari satu tahun).
Hasil pengujian diharapkan lebih akurat dengan menggunakan metode ini dan uji model menggunakan random effect model (alasan pemilihan bab 3). Dari hasil pengujian didapatkan hasil rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh sigifikan terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian bahwa para investor dalam keputusan investasi pada suatu saham, menggunakan informasi rasio keuangan seperti earning per share, return on equity, dan price to book value. Sedangkan informasi rasio keuangan seperti price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak menjadi dasar informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 23836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Josua Ganda Pandapotan
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pergerakan tingkat inflasi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan signifikansinya pada negara-negara di ASEAN-5. Pada awalnya dilakukan uji stasioneritas pada data tingkat inflasi dan return IHSG negara-negara ASEAN-5 dengan periode 15 tahun, yaitu dari tahun 2003 hingga tahun 2017. Setelah itu, uji regresi dilakukan dengan menggunakan metode ARDL untuk melihat pengaruh dari pergerakan tingkat inflasi terhadap pergerakan IHSG negara-negara ASEAN-5. Setelah mendapatkan pengaruhnya, dilakukan pengujian signifikansi dari inflasi dalam mempengaruhi pergerakan IHSG dengan menggunakan Wald Test. Setelah penelitian ini dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dari pergerakan tingkat inflasi terhadap pergerakan IHSG di negara Indonesia, Singapura, dan Thailand. Sementara itu, terdappat pengaruh positif dari pergerakan tingkat inflasi terhadap pergerakan IHSG di negara Malaysia dan Filipina. Semua model yang diuji signifikansinya mendapatkan hasil bahwa variabel tingkat inflasi signifikan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG di negara Indonesia, Singapura, Thailand, dan Malaysia. Sementara itu, di Filipina, tingkat inflasi tidak signifikan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG.

This study was conducted to see the influence of inflation rate movement on the movement of Composite Stock Price Index and its significance in countries in ASEAN 5. Initially, stationary test was conducted on inflation rate data and return of IHSG of ASEAN 5 countries with a period of 15 years, ie from 2003 to 2017. After that, regression test was done by using ARDL method to see the effect of inflation rate movement on the movement of IHSG of ASEAN 5 countries. After getting the influence, do the significance test of inflation in influencing the movement of IHSG by using Wald Test. After this research is done, it is found that there is a negative influence of the movement of inflation rate on Composte Stock Price Indexs movement in Indonesia, Singapore and Thailand. Meanwhile, there is a positive influence of the inflation rates movement on Composite Stock Price Indexs movement in Malaysia and the Philippines. All the models tested for its significance to obtain the result that the variable rate of inflation is significant in influencing the movement of Composite Stock Price Index in the countries of Indonesia, Singapore, Thailand, and Malaysia. Meanwhile, in the Philippines, the inflation rate is not significant in affecting the movement of Composite Stock Price Index. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadli Sani
"Industri pertambangan batubara adalah jenis industri yang membutuhkan modal besar dan memiliki risiko tinggi, sehingga penting untuk memperhatikan keberlangsungan pengusahaan sektor ini terutama dalam sarana permodalan usaha. Salah satu cara mendapatkan permodalan bagi keberlangsungan perusahaan tambang batu bara adalah melalui pasar modal. Minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor tambang batu bara sangat ditentukan naik turunya harga saham sektor tambang batu bara. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh harga batubara terhadap harga saham sektor pertambangan batubara. Dengan menggunakan data sekunder runtun waktu dari periode Januari 2012 hingga Desember 2022 dan menerapkan metode Vector Error Correction Model (VECM),  penelitian ini menunjukkan bahwa harga batubara berpengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan Batubara di Indonesia.  Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh harga batubara memberikan kontribusi terbesar terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan Batubara yaitu sebesar 27,56%. Sementara kontribusi pengaruh suku bunga, kurs, dan inflasi terhadap harga saham masing-masing adalah sebesar 22,09%, 21,65%, dan 17,97%.

Coal mining is a type of industry that requires huge capital and carries high risks, so it is essential to pay attention to the sustainability of this sector, particularly the business capital. One way to obtain funding capital for the sustainability of coal mining companies is through the capital market. The ups and downs of stock prices determine the interest of investors in the coal mining sector. This study aims to analyze the effect of coal prices on stock prices in this sector. By using secondary data from January 2012 until December 2022 and applying the Vector Error Correction Model (VECM) method, this study shows that coal price has a significant positive correlation to stock prices for the coal mining sector in Indonesia. Furthermore, this study also shows that the effect of coal prices makes the largest contribution to the stock price of the coal mining sector, which is equal to 27.56%. Meanwhile, the contributions of interest rates, exchange rates, and inflation on stock prices were 22.09%, 21.65%, and 17.97%, respectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldi Yuri Artha
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh merger dan akuisisi terhadap tingkat pengembalian saham di sektor perbankan Indonesia. Merger dan Akuisisi dianggap sebagai salah satu strategi yang berguna untuk pertumbuhan dan perluasan bisnis. Strategi-strategi ini telah diadopsi secara luas di negara-negara maju namun masih sedikit dilakukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap perilaku harga saham sektor perbankan di Indonesia dengan menggunakan analisis event study selama periode 2006-2016. Metode Studi Pasar digunakan untuk menghitung abnormal returns dan cumulative abnormal returns untuk menganalisis efek pre dan post events dari fenomena pada harga saham.
Hasilnya menunjukkan observasi campuran dari aktivitas merger dan akuisisi pada kinerja harga saham. Temuan kami menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan mengalami nilai negatif sementara beberapa perusahaan telah menunjukkan hasil positif abnormal dan kumulatif abnormal setelah aktivitas. Hasil penelitian ini akan berguna dalam memberikan wawasan baru kepada investor dan manajemen dalam membuat keputusan terkait investasi mereka.

This study aims to examine the effect of merger and acquisition to the level of stock returns in banking sector Of Indonesia. Mergers and Acquisitions are considered as one of the useful strategies for growth and expansion of businesses. These strategies have widely been adopted in developed economies while are quite often practiced in developing countries like Indonesia.
This study aims to explore the effect of Mergers and Acquisitions on stock price behavior of banking sector in Indonesia by using event study analysis for the period of 2006 2016. Market Study Method was used to compute the abnormal and cumulative abnormal returns for analyzing pre and post events effect of the phenomenon on share prices.
The results reveal mixed observations of the activity of mergers and acquisitions on stock price performance. Our findings indicate that most of the firms experienced negative while some firms have shown positive abnormal and cumulative abnormal returns following the activity. The results would be useful in providing new insights to the investors and management in making their investment related decisions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Arista Dewi
"Mispricing harga saham merupakan salah satu dampak dari lemahnya bentuk efisiensi pasar modal Indonesia. Penelitian terdahulu yang menggunakan indeks sentimen pasar Baker dan Wurgler (2006) menunjukkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh sentimen investor. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, Twitter menjadi salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk mengukur sentimen investor yang akurat. Penelitian dengan 600 observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sentimen investor pada Twitter terhadap mispricing harga saham Indonesia tahun 2017. Dengan menggunakan Vector Autoregressive (VAR), mispricing harga saham dibagi menjadi dua komponen, yaitu earning mispricing dan required return mispricing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham Indonesia tahun 2017 mengalami undervalue sebesar 19,5% dan sentimen investor berhubungan negatif signifikan terhadap mispricing harga saham di Indonesia. Oleh karena itu, investor disarankan untuk memperhatikan kondisi pasar modal dan sentimen pada Twitter sebelum mengambil keputusan investasi.
Stock mispricing is one of the effects of the weak form of Indonesia's capital market efficiency. Previous research using market sentiment index by Baker and Wurgler (2006) shows that it was affected by investor sentiment. However, along with the development of technology, Twitter has become one of the social media that can be used to measure investor sentiment accurately. This study, using 600 observations, aims to analyze the impact of investor sentiment on Twitter on Indonesia’s stock mispricing in 2017. By using Vector Autoregressive (VAR), stock mispricing is divided into two components, earning mispricing and required return mispricing. The results show that Indonesia's stock price in 2017 experienced undervalue of 19,5% and investor sentiment had a significantly negative relationship with stock mispricing in Indonesia. Therefore, investors are advised to pay attention to capital market conditions and sentiment on Twitter before making investment decisions."
2019
T54144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>