Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Sutarso
"Tujuan. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh aktivitas ko-kreasi mahasiswa SCA terhadap kepuasan mahasiswa pada dosen SA dan dampaknya terhadap loyalitas mahasiswa pada program studi LA , dengan melihat peran mediasi nilai ko-kreasi CCV dan kepercayaan pada dosen TOL , serta peran moderasi sifat kepribadian dan gender terhadap hubungan pengaruh tersebut.Metode penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuntitatif melalui survei, di mana mengambil konteks jasa pendidikan tinggi program Magister Manajemen. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur melalui kuesioner mandiri, di mana melibatkan 508 responden dari 890 yang disebarkan respon rate 66 pada 18 perguruan tinggi, yang berasal dari sepuluh kota di Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah model persamaan struktural dengan pendekatan variance-based SEM SEM-PLS .Temuan. Temuan penting penelitian ini adalah adanya pengaruh aktivitas ko-kreasi terhadap kepuasan mahasiswa pada dosen, serta dampaknya pada loyalitas mahasiswa pada program studi. Nilai ko-kreasi yang diterima mahasiswa dan kepercayaan pada dosen ditemukan menjadi faktor mediasi parsial dari hubungan tersebut. Selain itu, sifat kepribadian mahasiswa tidak menjadi faktor yang memoderasi hubungan tersebut, namun demikian gender menjadi faktor moderasi hubungan aktivitas ko-kreasi mahasiswa dan kepercayaan pada dosen.Implikasi manajerial. Temuan penelitian ini berimplikasi terhadap praktek pemasaran pendidikan tinggi dalam kontek penelitian ini, yang antara lain perlunya beberapa stratagi pemasaran berupa antara lain : mendorong aktivitas ko-kreasi mahasiswa, menawarkan preposisi nilai mahasiswa, menjamin kepercayaan mahasiswa, dan perlunya adaptasi aktivitas ko-kreasi terhadap gender.

Objectives. The main objectives of this study are to analyze the influence of student co creation activities SCA to student satisfaction on lecturers SA , and its impact on student loyalty on study program LA , by looking at the mediating role of co creation value CCV and trust on lecturers TOL , as well as the moderating role of personality traits and gender to the relationship.Research methods. This study uses quantitative surveys, which involve higher education services i.e. on Magister of Management Program as the context of study. Sampling technique used is two stage sampling, i.e. in the first stage of sampling was at study program level using probability sampling and the next stage was at respondent level using judgment sampling. There were 18 universities from 10 cities in Indonesia involved in this study. The survey comprised 590 responses from 890 distributions of which, 72 contained large amounts of missing data and confusing, therefore, they were removed from further data analysis. The analytical method used in the study is the structural equation model with variance based approach to SEM SEM PLS .Findings. The important finding of this study was the effect of co creation activity to student satisfaction, as well as its impact on student loyalty on study program. Co creation value and trust on lecturers were found as mediating variable of the effects. Additionally, gender was found as moderating veriable on the relationship between co creation activities and trust however, student 39 s personality traits was not as moderating factor on the effect.Managerial implications. The findings have implications on the marketing practices of higher education, including Encouraging student co creation activities, offering value proposition on students, ensuring student trust, and adapting co creation activities with gender."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2339
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handyanto Widjojo
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh interaksi multi aktor dari perspektif komunitas usaha kecil menengah (UKM) yang membangun platform ko-kreasi nilai untuk inovasi pemasaran. Platform ko-kreasi nilai dibangun melalui interaksi di luar (collaborative networks) dan di dalam komunitas (dynamic interaction) yang menghasilkan integrasi sumberdaya kolektif. Integrasi sumberdaya meningkatkan kapasitas aktor dalam komunitas UKM untuk menghasilkan inovasi pemasaran.
Interaksi multi aktor pada komunitas UKM menghadirkan kebaruan pemahaman dalam ko-kreasi nilai, karena aktor menunjukkan multi peran dalam interaksinya dengan aktor lain. Hal ini berbeda dengan ko-kreasi nilai yang terjadi di perusahaan besar dimana aktor berperan spesifik dalam berinteraksi dengan aktor lainnya. Penelitian sebelumnya banyak dilakukan di perusahaan besar, komunitas brand atau komunitas konsumen, sedangkan penelitian ini menawarkan platform ko-kreasi nilai dan dimensi inovasi pemasaran dalam komunitas UKM.
Penelitian ini memberikan kebaruan pada teori utama SDL yang merupakan dasar bagi pembangunan model penelitian. SDL digunakan untuk menyusun konstruk ko-kreasi nilai dan Consumer Culture Theory (CCT) untuk menjelaskan peranan komunitas UKM melalui market-mediated networks, sedangkan dimensi inovasi pemasaran diturunkan dari definisi yang dipublikasikan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Penelitian ini menggunakan beberapa metode riset kualitatif dan kuantitatif melalui studi eksploratori konfirmatif, observasi, dan survey kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive non-probability sampling yang menghasilkan 200 set data yang berasal dari anggota Komunitas Organik Indonesia dan
Komunitas Tangan Di Atas. Responden adalah pemilik, manajer puncak, atau pengambil keputusan dalam UKM yang melakukan multi peran dalam berinteraksi dalam ekosistem komunitas UKM tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif timbal balik antara interaksi eksternal (collaborative networks) dan interaksi internal (dynamic interaction) dan pengaruh positif kedua interaksi tersebut terhadap integrasi sumberdaya yang menghasilkan inovasi pemasaran.
Penelitian ini memberikan kontribusi akademik dengan menghasilkan model penelitian bagi konsep ko-kreasi nilai dan dimensi inovasi pemasaran pada komunitas UKM. Platform ko-kreasi nilai tersebut dapat digunakan untuk pengukuran performa bisnis dan dapat diterapkan pada berbagai topik penelitian multi-displin ilmu. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan para pengambil kebijakan sebagai strategi alternatif pengembangan dan inovasi UKM melalui komunitas yang dapat membangun ketahanan ekonomi.

This study aims to analyze multi-actor interactions from the perspective of small-medium enterprise (SME) community. It offers a platform of value co-creation for marketing innovation. Value co-creation platform is formed by interactions outside and within community to integrate collective resources. It increases the capacity of actors in SME community to perform marketing innovation.
Multi-actor interactions in SME community present novel understanding in value co-creation, since an actor can act multi roles. It differs from that in big company where an actor acts specific role in the interaction with others. The previous studies are mostly dominated by research on individual or large company, brand community, or consumer community while this study offers a new framework for value co-creation and dimensions of marketing innovation in SME community.
This study extends Service-Dominant Logic (SDL) as a main theory from which the research model is constructed. SDL justifies the concept of value co-creation and Consumer Culture Theory (CCT) supports it by explaining the roles of SME community through market-mediated networks. The construct of marketing innovation is derived from Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Mix methods were applied in this research by conducting confirmative exploratory, observation, and quantitative survey. The units of observation were chosen by purposive non-probability sampling technique involving 200 respondents. The respondents are members of Komunitas Organik Indonesia and Komunitas Tangan Di Atas, including the owner, top management, decision maker, or business head of the enterprises who act multi roles in the service ecosystem of the community.
The research findings demonstrate the interaction between the members of small-medium enterprise (SME) community with external actors through collaborative networks and with other actors inside community through dynamic interaction. Those interactions show reciprocal influence and lead to resource integration that produces marketing innovation in SME community ecosystem.
In academic view, this research develop SDL theory by providing open platform of value co-creation and defining dimensions of marketing innovation in SME community. The framework offers not only a measurement of business performance, but also a compatible model for various research in multi-discipline areas. Practically, the framework can be adopted by policy makers to build alternative developing strategy for SME through community that also support economic resilience.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2671
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zilla Rehuel Lanterani
"Consumer-based brand equity (CBBE) merupakan instrumen brand paling bernilai dari instrumen brand lainnya. Salah satu strategi pemasaran yang mampu meningkatkan CBBE adalah dengan social media marketing activities (SMMA) yang dapat dirasakan pengikutnya, atau perceived SMMA. Shopee Indonesia merupakan salah satu e- commerce yang mempunyai media sosial Instagram untuk memberi informasi terbaru dan berhubungan dengan konsumennya, khususnya di Jakarta yang penduduknya mempunyai angka melek media sosial hingga 99%. Perceived SMMA dapat menciptakan brand experience konsumen, serta nantinya brand experience mampu meningkatkan CBBE. Selain itu, co-creation dapat berperan sebagai moderasi antara hubungan perceived SMMA dan brand experience. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perceived SMMA terhadap CBBE melalui brand experience serta co-creation behaviour sebagai moderasi pada pengikut Instagram Shopee Indonesia di Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik purposive sampling pada 211 responden yang diperoleh melalui online quiestionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived SMMA berpengaruh signifikan terhadap CBBE. Perceived SMMA juga berpengaruh signifikan terhadap brand experience. Selain itu, brand experience mempunyai pengaruh signifikan terhadap CBBE. Peran brand experience sebagai mediasi antara perceived SMMA dan CBBE mempunyai pengaruh signifikan. Namun, tidak ada pengaruh signifkan pada co- creation behaviour sebagai moderasi antara perceived SMMA dan CBBE.

Consumer-based brand equity (CBBE) is the most valuable brand instrument among the other brand instruments. One of the marketing strategies that can increase CBBE is social media marketing activities (SMMA) that can be perceived by its followers, or perceived SMMA. Shopee Indonesia is one of the e-commerce sites that has Instagram to provide the latest information and connect with its consumers, especially in Jakarta where the population has a social media literacy rate of up to 99%. Perceived SMMA can affect consumer’s brand experience, and also brand experience can increase CBBE. In addition, co-creation can be a moderator between the relationship between perceived SMMA and brand experience. This study aims to analyze the effect of perceived SMMA on CBBE through brand experience and co-creation behavior as a moderator from Shopee Indonesia's Instagram followers in Jakarta. The research method uses quantitative approach with purposive sampling technique on 211 respondents obtained through online questionnaires. The results showed that perceived SMMA had a significant effect on CBBE. Perceived SMMA also has a significant effect on brand experience. Futhermore, brand experience has a significant influence on CBBE. The role of brand experience as a mediation between perceived SMMA and CBBE has a significant effect. However, there is no significant effect on co-creation behavior as a moderator between perceived SMMA and CBBE."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Firdaus
"Co-creation experience masih belum banyak dieskplorasi dalam literatur meskipun perannya penting dalam menentukan kualitas hubungan dengan brand dalam value co-creation. Literatur lebih banyak membahas anteseden co-creation experience yang bersumber dari eksternal sementara stimulus yang berasal dari dalam individu itu sendiri kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran stimulus yang berasal dari internal individu (enriching the self, enabling the self dan gratifying the self) dan stimulus lingkungan (content/information quality, visual appeal, dan social interaction) terhadap terbentuknya pengalaman co-creation yang positif dan memotivasi terbentuknya perilaku brand relational. Metode online survey dilakukan dengan melibatkan 967 responden. PLS SEM digunakan untuk mengindentifikasi pengaruh dan besaran efek variabel-variabel pada model penelitian. Hasil menunjukkan gratifying the self dan social interaction merupakan elemen yang paling besar dan kuat mempengaruhi terbentuknya pengalaman co-creation yang positif. Unsur personal trait (propensity to interact online) juga terbukti berpengaruh terhadap pengalaman co-creation dan mengkonfirmasi peran co-creation experience dalam membentuk continuance intention dan E-WOM. Kontribusi penelitian ini terhadap literatur dengan menunjukkan peran stimulus internal dalam co-creation experience melalui self-determination theory. Implikasi manajerial studi ini menggarisbawahi pentingnya fokus oleh manajer virtual service ecosystem dalam mendesain platform yang memenuhi inner needs dan mengakomodasi karakter personal pengguna, serta memfasilitasi terciptanya interaksi yang lebih bermakna.

Despite its pivotal role in brand relationship quality within value co-creation, the co-creation experience remains underexplored in the literature. Existing research predominantly emphasizes external antecedents, neglecting stimuli originating from within the individual. This study aims to discern the impact of internal factors (enriching the self, enabling the self, and gratifying the self) and environmental stimuli (content/information quality, visual appeal, and social interaction) on positive co-creation experiences and the instigation of brand relational behaviors. Employing an online survey with 967 participants, Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS SEM) was used to gauge the variables' influence. Results highlight that gratifying the self and social interaction significantly influence positive co-creation experiences. Personal traits, like online interaction propensity, also shape co-creation experiences, affirming their role in determining continuance intention and electronic word-of-mouth (E-WOM). This research contributes by revealing the role of internal stimuli in co-creation experiences through the self-determination theory. Managerially, the study underscores the necessity for virtual service ecosystem managers to design platforms addressing inner needs, accommodating users' traits, and fostering more meaningful interactions, thus enhancing overall brand relationships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldine Dewarani
"Software sebagai produk digital terbukti meningkatkan kolektivitas dan efisiensi. Teknologi kecerdasan buatan menjadi solusi untuk berbagai masalah dalam bisnis, membuat produk software menjadi kebutuhan vital dalam kehidupan masyarakat. Salah satu produk yang menjadi inti bisnis banyak perusahaan adalah Software as a Service (SaaS). SaaS adalah aplikasi berbasis Internet dengan menggunakan sistem cloud. Produk aplikasi SaaS memiliki karakteristik yang unik, salah satunya adalah memiliki layanan kustomisasi untuk memenuhi kebutuhan unik setiap pelanggan. Oleh karena itu, SaaS menjadi solusi yang cocok untuk perusahaan dari semua jenis dan ukuran termasuk usaha kecil dan menengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa adakah pengaruh yang ditimbulkan dari proses customer involvement pada pengembangan aplikasi SaaS untuk masing masing pelanggan terhadap customer engagement, co-creation of service, satisfaction dan loyalty dengan dengan level of co-creation sebagai moderasi. Data dikumpulkan menggunakan questionnaire dari 200 pengguna aplikasi SaaS dan merupakan penentu keputusan dari provider SaaS yang dipilih kemudian dianalisis menggunakan structural equation modelling. Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukan proses customer involvement pada pengembangan aplikasi SaaS mempunyai hubungan signifikan terhadap co-creation of service, satisfaction dan loyalty.

The use of software as a digital product has been shown to improve collectivity and efficiency. Artificial intelligence technology facilitates a variety of facets in business, making software products a vital necessity in people's lives. One product that is the core business of many companies is Software as a Service (SaaS). Software as a service (or SaaS) is a way of delivering applications over the Internet—as a service by using a cloud computing system. SaaS application products have a unique characteristic, it has customization services to meet customer’s unique needs. Hence, SaaS becomes a solution that is suitable for companies of all types and sizes including small and medium enterprises. The purpose of this research is to find out and analyze an effect of the customer involvement process on the development of SaaS applications for each customer on customer engagement, co-creation of service, satisfaction and loyalty with level of co-creation as moderation. Data were collected using a questionnaire from 200 users of the SaaS application who were the decision makers of the selected SaaS provider and then analyzed using structural equation modeling. The results of the analysis conducted show that the process of customer involvement in the development of SaaS applications has a significant relationship to co-creation of service, satisfaction and loyalty. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Deka Sofia
"Atribusi kegagalan merupakan salah satu bentuk evaluasi penting yang dilakukan pelanggan pasca kegagalan layanan serta memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan emosi dan perilaku pelanggan. Independensi Mitra dan platform pada layanan SE menjadikan atribusi sumber penyebab kegagalan, menjadi signifikan perannya dalam pembentukan emosi dan perilaku keluhan pelanggan pasca kegagalan layanan berbasis sharing economy, selain atribusi keterkendalian dan severity of failure. Dimana ditemukan toleransi dan emosi positif yang berperan dalam bias positif evaluasi kegagalan layanan. Hingga kini belum banyak ditemukan penelitian yang mengulas kegagalan layanan pada layanan berbasis sharing economy, terutama terkait pembentukan emosi dan intensi perilaku pengajuan keluhan berbentuk negative word of mouth. Maka dengan menggunakan kerangka service dominant logic, teori cognitive appraisal dan teori atribusi, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh interaksi atribusi sumber penyebab dan keterkendalian serta severity of failure terhadap pembentukan empati sebagai emosi positif dan intensi pelanggan untuk memberikan rating buruk serta membentuk negative word of mouth. Penelitian ini juga akan menguji efektifitas empat alternatif upaya pemulihan layanan dalam menekan intensi pembentukan NWOM privat melalui mediasi persepsi keadilan dan kepuasan pasca co-recovery. Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen dengan mahasiswa sebagai partisipan.

The independence of Partners and Platforms within sharing economy escalates the significance of attribution of failure in shaping emotions and complain behaviors of customers post failure in sharing economy-based services, apart severity of failure. Furthermore, tolerance and positive emotions have been identified as influential in creating a positive bias in evaluations of service failures. To date, there has not been much research discussing service failure in sharing economy-based services, especially concerning the formation of emotions and the intention of engaging in negative word-of-mouth. Therefore, using the service dominant logic framework, cognitive appraisal theory, and attribution theory, this research aims to examine the influence of the interaction between attribution of the source of failure and controllability as well as severity of failure on the formation of empathy as a positive emotion and customers' intention to provide poor ratings and engage in negative word-of-mouth. This research will also elaborate the effectiveness of four alternative service recovery efforts in suppressing the intention to form NWOM privately through the mediation of perceptions of justice and post co-recovery satisfaction. The study will use an experimental method with students as participants."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryani Primanti
"Reward-based crowdfunding offers an advantageous setting for co-creation, where many forms of interactions between backers and project initiators contribute to the success of crowdfunding campaigns. However, there is a lack of study on the impact of backer co-creation in the form of comments, on the performance of crowdfunding campaigns. This study examines the influence of co-creation comments from backers, in terms of co-ideation, co-evaluation, and co-design comments, on the performance of crowdfunding campaigns, using signaling theory as a framework. This study also investigates if the responses of the project initiators (measured by the reply length, reply speed, reply ratio, and reply sentiment) have an impact on the crowdfunding performance. We utilized a panel dataset consisting of 525 reward-based crowdfunding initiatives, encompassing a total of 16,240 observation days. The results show that backers' co-ideation and co-evaluation activity leads to a higher funding amount. The effect of co-ideation comments on the number of backers is greater when project initiators respond to co-ideation comments with positive sentiments. We also found that to increase the amount of pledges, project initiators should reply to co-evaluation comments quickly, concisely, and with positive sentiment.

Reward-based crowdfunding merupakan sebuah media yang sangat potensial untuk ko-kreasi, di mana berbagai bentuk interaksi antara penyumbang dana dan pemrakarsa proyek, berkontribusi terhadap keberhasilan kampanye crowdfunding. Namun, penelitian mengenai dampak ko-kreasi yang berbentuk komentar atau dialog antara penyumbang dana dan pemrakarsa proyek, terhadap kinerja kampanye crowdfunding masih kurang. Penelitian ini menguji pengaruh komentar ko-kreasi dari penyumbang dana, yang berbentuk komentar co-ideation, co-evaluation, dan co-design, terhadap kinerja kampanye crowdfunding, dengan menggunakan teori signaling sebagai kerangka kerjanya. Studi ini juga menyelidiki apakah tanggapan pemrakarsa proyek (diukur dari lamanya balasan, kecepatan balasan, rasio balasan, dan sentimen balasan) berdampak pada kinerja crowdfunding. Kami menggunakan data panel yang terdiri dari 525 kampanye crowdfunding, yang mencakup total 16.240 hari observasi. Hasil riset menunjukkan bahwa proyek yang menerima lebih banyak komentar co-ideation dan co-evaluation menghasilkan jumlah pendanaan yang lebih tinggi. Pengaruh komentar co-ideation terhadap jumlah penyumbang dana akan lebih besar ketika pemrakarsa proyek membalas komentar co-ideation dengan sentimen positif. Kami juga menemukan bahwa untuk meningkatkan jumlah dana terkumpul, pemrakarsa proyek harus membalas komentar co-evaluation dengan cepat, ringkas, dan dengan sentimen positif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Suryaputra
"Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh media sosial dalam mempromosikan gaya hidup hijau yang berkelanjutan di kalangan Generasi Z di Indonesia, dengan fokus pada peran influencer dan penciptaan nilai. Dengan memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok, studi ini bertujuan memahami fasilitasi perilaku berkelanjutan melalui data primer dari 263 responden yang dikumpulkan via kuesioner self-administered melalui Line, WhatsApp Group, dan Instagram. Analisis regresi menunjukkan bahwa media sosial berperan signifikan dalam membentuk kesadaran lingkungan dan niat pembelian ramah lingkungan di kalangan konsumen muda. Influencer memiliki peran kunci dalam penyebaran informasi keberlanjutan, sementara penciptaan nilai menumbuhkan rasa kebersamaan dan keterlibatan, yang meningkatkan komitmen terhadap gaya hidup berkelanjutan. Temuan ini memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan pemasar untuk memanfaatkan media sosial dalam promosi kelestarian lingkungan di Indonesia.

This research explores the influence of social media in promoting sustainable green lifestyles among Generation Z in Indonesia, focusing on the role of influencers and value creation. By leveraging social media platforms such as Instagram, YouTube and TikTok, this study aims to understand the facilitation of sustainable behaviour through primary data from 263 respondents collected via self-administered questionnaires via Line, WhatsApp Group and Instagram. Regression analysis showed that social media plays a significant role in shaping environmental awareness and green purchasing intentions among young consumers. Influencers play a key role in disseminating sustainability information, while value creation fosters a sense of community and engagement, which increases commitment to sustainable lifestyles. The findings provide insights for policy makers, educators and marketers to utilise social media in the promotion of environmental sustainability in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miharni Tjokrosaputro
"Maksud utama penelitian ini untuk meneliti etika pemasaran sebagai moderasi terhadap hubungan antara CSR, reputasi perusahaan dan implikasinya pada kinerja pemasaran perusahaan. Kinerja pemasaran diukur melalui kepuasan dan loyalitas pelanggan. Ranah penelitian ini termasuk dalam teori pemasaran sosial, dimana teori pertukaran sosial menjadi fondasinya. Selain itu, Resource based Theory digunakan untuk memperkuat penelitian ini guna menjelaskan kinerja pemasaran. Kesenjangan yang hendak dipecahkan adalah inkonsistensi pada sikap konsumen terhadap etika pemasaran dan CSR, inkonklusif pada hubungan CSR dan reputasi perusahaan, serta hubungan antara CSR dan kinerja pemasaran.
Adapun tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi reputasi perusahaan ?
2. Apakah reputasi perusahaan memediasi kaitan antara keyakinan konsumen terhadap CSR dan kinerja pemasaran perusahaan?
3. Apakah etika pemasaran memoderasi interaksi keyakinan konsumen terhadap CSR dan reputasi perusahaan?
4. Apakah etika pemasaran memoderasi interaksi reputasi dan kinerja pemasaran perusahaan?
5. Apakah keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan ?
Subyek penelitian ini adalah konsumen dari industri produk konsumen yang terdiri dari PT. Unilever Indonesia, Tbk., PT. Loreal Indonesia, PT. Procter and Gamble Indonesia, PT. Lion Wings Indonesia, dan PT. Kao Indonesia Chemicals. Penelitian berupa survei pada konsumen akhir dengan menggunakan metode analisis SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi reputasi perusahaan, etika pemasaran memoderasi interaksi keyakinan konsumen terhadap CSR dan reputasi perusahaan dengan pengaruh yang lebih besar pada kelompok dengan skor persepsi etika pemasaran dibawah rata-rata, dan persepsi konsumen terhadap etika pemasaran memoderasi interaksi reputasi dan kinerja pemasaran perusahaan terutama pada loyalitas pelanggan. Temuan ini menunjukkan bahwa etika pemasaran sebagai isu etis dapat mendorong peran CSR menjadi sumberdaya nirwujud yang memberi nilai strategis bagi perusahaan dengan membentuk reputasi sebagai aset perusahaan berbasis pasar (Market-based assets), yang akhirnya memberi pengaruh pada kinerja pemasaran perusahaan, dalam hal ini berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa efek moderasi etika pemasaran menguat pada kelompok dengan skor etika pemasaran dibawah rata-rata dibandingkan pada kelompok diatas rata-rata. Hal ini karena penelitian dilakukan pada produk konsumen yang memiliki harga relative murah dan perbedaan konteks penelitian karena penelitian sebelumnya tidak diadakan di Indonesia.
Kontribusi teoritis yang dicapai adalah sumbangan berupa pendalaman dan perluasan terhadap teori pertukaran sosial. Pendalaman terhadap teori pertukaran sosial berupa penggunaan persepsi konsumen terhadap etika pemasaran dan perluasan teori berupa pengukuran kinerja pemasaran. Sedangkan kontribusi dari konteks penelitian yang dilakukan berupa sumbangan pada penerapan pemasaran sosial dalam konteks bisnis di Indonesia.

The main purpose of this research is to study marketing ethics as moderator between CSR, firm’s reputation, and marketing performance. Marketing performance measured by consumer satisfaction and loyalty. The territory this research is social marketing theory and social exchange theory as the basis theory. In addition, Resource-based Theory is used to strengthen the research in order to explain the marketing performance. The lack of previous researches to be filled is the inconsistence relationship between marketing ethics and CSR upon the customer’s attitude, inconclusivity on the relationship of CSR and firm’s reputation, also the relationship between CSR and marketing performance.
The purpose of this research is to answer the research questions, which are:
1. How CSR beliefs affect firms’s reputations?
2. How firm’s reputation mediates CSR and firm’s marketing performance.
3. How marketing ethics moderates the relationship between CSR and firm’s reputation?
4. To show the moderation effect of marketing ethics in the relationship between firm’s reputation and firm’s marketing performance.
5. To show the influence of CSR to the firm’s marketing performance.
The subjects of this study were consumers of PT. Unilever Indonesia, Tbk., PT. L’Oreal Indonesia, PT. Procter and Gamble Indonesia, PT. Lion Wings Indonesia, and PT. Kao Indonesia Chemicals. This research utilizes survey method to collect data and were analyzed with SEM.
The results showed that consumer beliefs in CSR affect company reputation, marketing ethics moderate the relationship between consumer beliefs of CSR and firm’s reputation with a greater influence in the group with perception of marketing ethics score is below average, and marketing ethics moderate interaction between firm’s reputation and marketing performance especially in consumer loyalty. These findings suggest that marketing ethics can enhance the role of CSR as intangible resource that provides strategic value to the firm by establishing a reputation as market-based assets, which finally contributes on marketing performance, in this case a satisfaction and customer loyalty.
Furthermore, this study found that the moderating effects of marketing ethics is higher in below-average scores group than the above-average group. This phenomenon happened because this research conducted on consumer products that have a relatively low price and the difference in the context of the study, by which previous studies have not held in Indonesia.
Theoretical contribution of this research is ??in the form of deepening and widening to social exchange theory. The deepening of social exchange theory in the form of the use of consumer perceptions of marketing ethics and the expansion of the theory purports to measure marketing performance. Whilst the context contribution of the research was based on the contribution on the application of social marketing in the context of business in Indonesia
"
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Debbi Rezza
"ABSTRAK
Tidak ada yang ingin dilahirkan sebagai seorang pecandu. Namun, faktor-faktor yang menyebabkan adiksi sering kali berada di luar kontrol individu. Faktor tersebut beberapa diantaranya adalah kepribadian, pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil, dan tidak adanya tujuan dalam hidup. Belum adanya bukti empiris, khususnya di Indonesia, menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Sebanyak 68 pengguna narkoba berusia dewasa yang pernah mencoba sabu diminta mengisi DAST-20, BFI-44 atau BFI-10, ACE-10, PIL-T, dan data kontrol lainnya. Hasil uji logistic regression menemukan bahwa neuroticism, lama penggunaan, dan jenis zat yang paling sering digunakan dapat memprediksi kemungkinan seorang pengguna narkoba mengalami adiksi.

ABSTRACT
No one ever wanted to be born as a drug addict. Unfortunately, many of addiction predictors are out of individual ability to control. Some of the predictors are personality traits, adverse childhood experience, and purpose in life. The lack of empirical result towards this case in Indonesia became the urgency to do this research. There were 68 adult aged drug users whom ever used methamphetamine filled out the DAST 20, BFI 44 or BFI 10, ACE 10, PIL T, and other control data. Logistic regression analysis found out that neuroticism, length of usage, and most used substance type predict the increasing risk of drug users to be addicted."
2017
S67284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>