Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tulus Satriasih
"ABSTRAK
Latar Belakang: Antikoagulan warfarin dipakai seumur hidup pada pasien pascabedah katup jantung mekanik karena memiliki risiko tromboemboli. Dosis warfarin berlebih nilai international normalized ratio/INR di atas rentang target optimum menimbulkan efek samping perdarahan, sedangkan dosis warfarin kurang nilai INR di bawah rentang target optimum menimbulkan tromboemboli. Nilai INR optimum berbagai ras dan suku berbeda-beda. Di RS JPDHK belum pernah dilakukan studi mengenai penggunaan warfarin dan target INR optimum, padahal jumlah pasien pascabedah katup jantung mekanik semakin meningkat dari 411 pasien pada tahun 2011 menjadi 685 pasien pada tahun 2016. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi efek samping perdarahan dan tromboemboli pada pasien tersebut, nilai INR optimum dan kemungkinan adanya interaksi warfarin dengan obat lain.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang diambil dari rekam medik RS JPDHK. Data frekuensi perdarahan dan tromboemboli diambil dari semua pasien yang mendapatkan terapi warfarin pascabedah katup jantung mekanik tahun 2011. Nilai INR, dosis warfarin dan kemungkinan interaksi warfarin dievaluasi pada 30 pasien perdarahan, 30 pasien tromboemboli dan 30 pasien yang tidak mengalami komplikasi melalui data rekam medik pasien bedah katup jantung mekanik sebelum tahun 2017.Hasil: Jumlah pasien yang menjalani bedah katup jantung mekanik tahun 2011 adalah 43 dan didapatkan frekuensi perdarahan mayor 11 pasien 25,6 , perdarahan minor 5 pasien 11,6 serta tromboemboli 10 pasien 23,3 . Terdapat perbedaan bermakna p.

ABSTRACT
Background Anticoagulant warfarin is used for a lifetime in patients after mechanical valve replacement procedure because of tromboembolic risks. Warfarin should be used carefully since it has a narrow therapeutic window. Warfarin overdose INR above the target range is associated with bleeding, while underdose INR below the target range may lead to among thromboembolic complications. The optimum INR value may be different races and ethnicity. The INR value recomended by the American Heart Association AHA American College of Cardiology ACC 2017 is 2.5 3.0. In National Cardiac Center ldquo Harapan Kita rdquo Hospital no study has been carried out on the use of warfarin and the optimum INR value. Mean while, the number of patients with prosthetic mechanical valves is increasing from 450 patients in 2011 to 685 patients in 2016. This study aimed to find out the frequency of bleeding and thromboembolic complications in these patients, the optimum INR value and the possibility of interaction between warfarin and other drugs. Method In this retrospective study, the data of frequency of bleeding and thromboembolic was obtained from the medical records of patients given warfarin after mechanical heart valve replacement in 2011. The data of INR value, warfarin dose, and the possibility of interaction between warfarin and other drugs used concomittantly were evaluated in 30 patients with bleeding, 30 patients with thromboembolic and 30 patients without complication, who had mechanical heart valve replacement procedure prior to 2017.Results Out of 43 patients with mechanical heart valve replacement in 2011, the frequency of major bleeding was 11 patients 25,6 , minor bleeding was 5 patients 11,6 , and thromboembolic was 10 patients 23,3 . The INR mean level in bleeding patients group 6,32, CI95 5.2 7.7 was significantly different p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrya Lidayya
"Pemberian konseling oleh apoteker dapat memperbaiki pengetahuan dan persepsi pasien yang mendapatkan terapi warfarin sehingga target nilai INR berhasil tercapai dan pasien dapat terhindar dari kejadian ESO warfarin. Warfarin adalah obat yang digunakan secara luas di dunia untuk terapi gangguan fungsi kardiovaskular. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita merupakan rumah sakit rujukan nasional kardiovaskular. Penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen pre- dan post-test design dengan membandingkan penurunan nilai INR dan kemunculan Efek Samping Obat (ESO) pada pasien di kelompok uji yang memperoleh konseling disertai leaflet dan kelompok kontrol yang memperoleh leaflet saja. Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh konseling dan pemberian leaflet terhadap nilai INR dan adanya ESO pada pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di poliklinik umum RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita periode April-Oktober 2019. Sebesar 28 pasien kelompok kontrol dan 31 pasien kelompok uji dari hasil penelitian menunjukan pemberian leaflet dan konseling tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK. Hasil analisis bivariat menggunakan uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK dengan nilai P sebesar 0,016 (p < 0,05).

Providing counseling by pharmacists can improve the knowledge andperceptions of patients who get warfarin therapy so that the target INR value is achieved and patients can avoid the warfarin adverse drug reaction (ADR). Warfarin is a drug that is widely used in the world for the treatment of cardiovascular disorders. Harapan Kita Cardiovascular Hospital is a national cardiovascular referral hospital. The research method used was pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the appearance of patients ADR in the test group who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The study used a quasi-experimental design pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the emergence of ADR in patients in the test group  who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The purpose of this study was to assess the effect of counseling and leaflets on the value of INR and the presence of ESO in outpatients using warfarin in the general polyclinic of Harapan Kita Cardiovascular Hospital period from April to October 2019. A total of 28 patients in the control group and 31 patients in the test group from the results of the study showed that giving leaflets and counseling had no effect statistically on the decrease in the INR value of outpatients warfarin users at RSJPDHK. The results of the bivariate analysis using the unpaired T-test showed that the level of education of patients had a  statistically significant effect on the decrease in the value of INR outpatients using warfarin in RSJPDHK with a P value of 0.016 (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T55035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sulistiowati
"ABSTRAK
Warfarin merupakan antikoagulan dengan indeks terapetik yang sempit. Tidak tercapainya target International Normalized Ratio INR pada pasien yang menggunakan warfarin menyebabkan komplikasi thrombus atau perdarahan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pencapaian target INR pada pasien rawat jalan yang menggunakan terapi warfarin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan non-probability sampling pada 90 pasien rawat jalan yang menggunakan obat warfarin di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Analisis data menggunakan uji T, Chi Square dan analisis multivariat dengan regresi logistic berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan tercapainya target INR meningkat 3,8 kali pada kelompok pasien yang patuh minum obat dibandingkan dengan kelompok yang tidak patuh minum obat setelah dikontrol komorbiditas. Tingkat pengetahuan mengenai warfarin pada pasien rawat jalan di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita rendah yaitu sebesar 74,4 . Oleh sebab itu perlu dilakukan edukasi dan motivasi bagi pasien untuk meningkatkan kepatuhan minum obat dan mengontrol komorbiditas agar aman dalam menggunakan warfarin.

ABSTRACT
Warfarin is an anticoagulant with a narrow therapeutic index. Not reaching the target of International Normalized Ratio INR in patients using warfarin caused complications like a thrombus or bleeding. The purpose of the study is to identify the factors that influence the achievement of target INR in outpatients who use warfarin therapy. This study uses cross sectional design with non probability sampling at 90 outpatient who consume warfarin at RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Data analysis using T test, Chi Square, multiple logistic regretion. The results showed probability of achievement INR target in adherence group increased 3,8 times than non adherent group after controlled by comorbidity. Level of knowledge about warfarin in outpatients RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita are low at 74,4 . It's necessary to provide education related and motivation to improve patient compliance to medication and maintain of comorbidity control in order to secure the use of warfarin."
2017
T48297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki
"Latar belakang: Warfarin merupakan antikoagulan yang rutin diberikan dalam 90 hari pertama pascabedah katup jantung. Salah satu komplikasi yang dapat timbul selama pemberian warfarin adalah perdarahan saluran cerna. Persentase periode intraterapeutik (PIT) dan periode supraterapeutik (PST) warfarin dikaitkan dengan kejadian perdarahan pada populasi fibrilasi atrium non-valvular, namun pengaruhnya pada perdarahan saluran cerna pascabedah katup masih belum diketahui.
Tujuan: Mengidentifikasi pengaruh PIT dan PST warfarin pada kejadian perdarahan saluran cerna pascabedah katup jantung.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada subjek yang telah menjalani bedah katup jantung di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita. Subjek diikuti dalam 90 hari pertama untuk mengevaluasi insiden perdarahan saluran cerna. Pemeriksaan International Normalized Ratio (INR) yang dilakukan setelah tujuh hari setelah inisiasi warfarin hingga terjadi luaran klinis atau akhir masa pengamatan dicatat untuk perhitungan PIT dan PST.
Hasil: Dari 195 subjek penelitian, insiden perdarahan saluran cerna ditemukan pada 18 subjek. Median jumlah pemeriksaan INR adalah lima kali. Dalam periode pengamatan, 84% subjek tidak mencapai PIT >60%. Terdapat perbedaan bermakna untuk PST antara subjek dengan dan tanpa perdarahan p>18% (AUC 0,842; sensitivitas 72 dan spesifisitas 80%) dengan risiko relatif (RR) 14,2 (p<0,0001;IK 95% 4,06-49,71). Gangguan fungsi ginjal preoperatif merupakan faktor lainyang berhubungan dengan luaran klinis (p=0,007; RR 6,69 dengan IK 95% 1,67-2677).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara PIT dengan insiden perdarahan saluran cerna, namun PST .18% secara independen berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna pascabedah katup jantung pada pasien yang mendapat terapi warfarin.

Background: Warfarin is routinely given in the first 90 days after valvular surgery. One of the complications that may arise during warfarin administration is gastrointestinal bleeding. Time in Therapeutic Range (TTR) and Time Above Therapeutic Range (TATR) of warfarin is associated with bleeding occurrence in non-valvular atrial fibrillation populations, but its relationship with gastrointestinal GI bleeding on postoperative patients remains unknown.
Objective: To identify the role of warfarin's TTR and TATR in the incidence of GI bleeding post valvular surgery.
Methods: This is a retrospective cohort study on subjects who have undergone valvular surgery in National Cardiovascular Centre Harapan Kita and received warfarin. Subjects were followed in the first 90 days to evaluate the incidence of GI bleeding. All International Normalized Ratio (INR) examinations after seven days of initiation of warfarin until bleeding occurred or end of follow-up period were collected for TTR and TATR calculations.
Results: From 195 study subjects, the incidence of gastrointestinal bleeding were found in 18 subjects. The median amount of INR examination was five times. In the follow-up period, 84 of subjects did not achieve TTR> 60%. There was a significant difference for TATR values between subjects with and without bleeding (p<0.0001), but not for TTR (p=0.44). The incidence of GI bleeding was associated with TATR>18% (AUC 0.842, 72% sensitivity and 80% specificity) with relative risk (RR) 14.2 (p<0.0001; 95% CI 4.06-49.71). Preoperative renal insufficiency was another factor related with clinical outcome (p=0,007; RR 6,69 with 95% CI 1,67-26,77)
Conclusions: There were no association between TTR values and incidence of GI bleeding, however TATR>18% was independently associated with an increased risk of gastrointestinal bleeding after valvular surgery in patients receiving warfarin. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aron Husink
"Latar Belakang: Penyakit jantung katup merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, dan pembedahan adalah tatalaksana. Berbagai sistem skor telah dikembangkan untuk memprediksi mortalitas dan morbiditas pasca pembedahan, namun sebagian besar dibuat dari populasi dengan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan kondisi di Indonesia. Perlu dikembangkan sistem skor menggunakan populasi setempat.
Tujuan Penelitian: Membuat sistem skoring untuk memprediksi mortalitas dan morbiditas di rumah sakit pasca pembedahan katup jantung di rumah sakit jantung dan pembuluh darah Harapan Kita.
Metode: Studi prognostik, dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, pada pasien dewasa yang menjalani pembedahan katup jantung dengan maupun tanpa bedah pintas arteri koroner sejak Januari 2012 hingga Desember 2014. Data dikumpulkan secara retrospektif. Sistem skor dibuat model regresi logistik.
Hasil penelitian: Sebanyak 1040 pasien disertakan dalam analisis. Terdapat 68 (6.5%) mortalitas, dan 410 (39.4%) morbiditas. Faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas adalah kelas fungsional, hipertensi, riwayat operasi jantung, gangguan ginjal, disfungsi ventrikel kanan, operasi emergensi, operasi katup serta bedah pintas arteri koroner, dan operasi katup trikuspid. Jenis kelamin laki-laki dan pembedahan katup ganda juga berkaitan dengan morbiditas. Sistem skor mortalitas yang dihasilkan memiliki H-L test p = 0.212; AUC = 0.813 (CI 95% = 0.758 ? 0.867); dan memiliki titik potong bernilai 5, memprediksi mortalitas 14% (sensitifitas 72,1%, spesifisitas 75.3%). Sedangkan sistem skor morbiditas memiliki H-L test p = 0.113; AUC = 0.713 (CI 95% = 0.681 ? 0.746); dan memiliki titik potong bernilai 5, memprediksi morbiditas 48% (sensitifitas 69,5% dan spesifisitas 60,5%).
Kesimpulan: Telah dibuat sistem skor prediksi mortalitas dan morbiditas pasca pembedahan katup jantung dengan atau tanpa BPAK. Sistem skor mortalitas memiliki daya kalibrasi dan diskriminasi yang baik. Sistem skor morbiditas memiliki daya kalibrasi yang baik, dan memiliki daya diskriminasi sedang.

Background: Valvular heart disease remains a significant health problem in Indonesia, and surgery remains as the treatment of choice. Various scoring system available to predict post-operative mortality and morbidity, but most were developed from different population characteristics compare to the condition in Indonesia. A scoring system based on local population is required.
Objective: To develop a scoring system for the prediction of in-hospital mortality and morbidity after heart valve surgery at Heart and Vascular Center Harapan Kita Hospital.
Methods: This is a prognostic study performed at Heart and Vascular Center Hospital Harapan Kita, toward patients who underwent heart valve surgery with or without coronary artery bypass since January 2012 to December 2014. Data were collected retrospectively. Scoring systems were developed using logistic regression models.
Result: 1040 patients were acquired. Mortality and morbidity rate was 68 (6.5%), and 410 (39.4%) respectively. Factors associated with mortality were functional class, history of hypertension, previous open heart surgery, impaired renal function, right ventricular dysfunction, emergent operation, combined heart valve and coronary artery bypass surgery, and tricuspid valve surgery. Male sex and double valves surgery were also associated with morbidity. The mortality risk score has H-L test P value = 0.212; AUC = 0.813 (CI 95% = 0.758 ? 0.867); and cut-off point of 5, predicting 14% risk of death (sensitivity 72.1%, specificity 75.3%). The morbidity risk score has H-L test p = 0.113; AUC = 0.713 (CI 95% = 0.681 ? 0.746); and cut-off point of 5, predicting 48% risk of morbidity (sensitivity 69.5%, specificity 60.5%).
Conclusion: Scoring system predicting mortality and morbidity after heart valve surgery with or without coronary artery bypass graft have been made. Mortality risk score was well calibrated, with good discriminatory power. Morbidity risk score was well calibrated, with moderate discriminatory power.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Munawar
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari variabel prognostik terhadap kematian penderita yang dilakukan beda katup mitral. Penelitian bersifat retrospektif terhadap semua penderita yang dilakukan bedah katup mitral dengan atau tanpa bedah ikutan trikuspid di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta amtara bulan September 1985 sampai tanggal 31 Desember 1988 (n=162). Sembilan puluh orang dengan stenosis mitral (MS) dominan, 72 orang dengan insufisiensi mitral (MI), terdiri dari 56 orang laki-laki dan 106 orang wanita, berumur antara 7-64 (rata-rata 30,1 + 12,9) tahun. Bedah perbaikan katup dilakukan pada 87 orang, sedang oenggantian katup pada 75 orang. Seratus empat puluh sembilan orang dapat diamati (92%) dengan mengirim surat, telepon, pengamatan 16 bulan (antara 0-40 bulan), dengan jumlah pengamatan kumulatif 2607,4 bulan. Enam belas variabel prabedah dan 4 variabel intrabedah telah diuji untuk mendapatkan variabel prognostik terhadap kematian (bedah serta tertunda). Angka ketahanan hidup dihitung menurut Kaplan-Meier. Analisis univariat dengan uji logrank. Angka kematian bedah dan angka kematian tertunda seluruh penderita masing-masing 6,8% dan 2,8 per 100 oang-tahun, untuk penderita MS masing-masing 8,9% dan 1,5 per 100 orang-tahun, sedang untuk penderita MI 4,2% dan 4,6 per 100 rang-tahun. Satu-satunya variabel prognostik independen penderita MS adalah jenis operasi (perbaikan atau penggantian katup). Angka ketahanan hidup 3 tahun penderita MS dengan bedah perbaikan katup adalah 94,8 +- 2,9%, sedang untuk penderita MS dengan bedah penggantian katup 78,0 +- 5,7% (p=0,0174). Tetapi penderita MS dengan bedah penggantian katup mempunyai umur lebih tua, kelas fungsional lebih buruk, lebih banyak yang dalam irama fibrilasi atrium, rasio kardiotoraks lebih besar dan indeks curah jantung lebih rendah dan bermakna bila dibandingkan dengan bedah perbaikan katup. Untuk penderita MI, hanya variabel fraksi ejeksi (EF) yang merupakan variabel prognostik independen. Angka ketahanan hidup 3 tahun penderita MI dengan EF < 50% adalah 74,2 +- 7,2% sedang untuk penderita MI dengan EF > 50% adalah 97,5 +- 2,4% (p=0,0229). sebagai kesimpulan operasi katup mitral mungkin akan lebih bermanfaat bila dilakukan dalam keadaan yang dini. Suatu penelitian jangka panjang mengenai variabel prognostik terhadap kematian dan/atau kualitas hidup penderita bedah katup mitral masih sangat relevan dimasa yang akan datang untuk mendapatkan masukan yang lebih akurat.

The purpose of this study was to find prognostic variables for mortality in patients undergoing mitral valve surgery. This was a retrospective study of all patients undergoing mitral valve surgery with or without tricuspid concomitant surgery at Harapan Kita Heart Hospital, Jakarta between September 1985 and December 31, 1988 (n=162). Ninety patients with dominant mitral stenosis (MS), 72 patients with mitral insufficiency (MI), consisting of 56 men and 106 women, aged between 7-64 (mean 30.1 + 12.9) years. Valve repair surgery was performed on 87 patients, while valve replacement was performed on 75 patients. One hundred and forty-nine patients could be observed (92%) by sending letters, telephone, 16-month observation (between 0-40 months), with a cumulative observation of 2607.4 months. Sixteen preoperative variables and 4 intraoperative variables were tested to obtain prognostic variables for death (surgical and delayed). Survival rates were calculated according to Kaplan-Meier. Univariate analysis with logrank test. Surgical mortality and delayed mortality rates for all patients were 6.8% and 2.8 per 100 person-years, respectively, for MS patients 8.9% and 1.5 per 100 person-years, while for MI patients 4.2% and 4.6 per 100 person-years. The only independent prognostic variable for MS patients was the type of surgery (valve repair or replacement). The 3-year survival rate for MS patients with valve repair surgery was 94.8 +- 2.9%, while for MS patients with valve replacement surgery it was 78.0 +- 5.7% (p = 0.0174). However, MS patients with valve replacement surgery were older, had worse functional class, more were in atrial fibrillation rhythm, had a higher cardiothoracic ratio and a lower cardiac output index and was significant when compared with valve repair surgery. For MI patients, only the ejection fraction (EF) variable is an independent prognostic variable. The 3-year survival rate for MI patients with EF < 50% is 74.2 +- 7.2% while for MI patients with EF > 50% is 97.5 +- 2.4% (p = 0.0229). In conclusion, mitral valve surgery may be more beneficial if performed in an early state. A long-term study of prognostic variables on mortality and/or quality of life in mitral valve surgery patients is still very relevant in the future to obtain more accurate input.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyana
"Latar belakang: Model prediksi risiko operasi memiliki peranan penting pada tindakan operasi katup jantung. Perubahan karakter pasien dan fasilitas pembedahan dalam waktu tertentu dapat mempengaruhi nilai prediksi skor risiko operasi.
Tujuan: Mengetahui perbandingan validasi EuroSCORE II, skor Ambler dan skor Harapan Kita dalam memprediksi mortalitas di rumah sakit pasca operasi katup jantung.
Metode: Dilakukan studi kohort retrospektif terhadap 416 pasien yang menjalani operasi katup jantung pada periode November 2018 hingga Desember 2019. Data berasal dari rekam medis dengan metode sampling konsekutif. Didapatkan nilai kalibrasi dan diskriminasi EuroSCORE II, skor Ambler dan skor Harapan Kita.
Hasil: Angka kematian yang diobservasi sebesar 6,7%. EuroSCORE II, skor Ambler and skor Harapan Kita memiliki kalibrasi yang baik (uji Hosmer-Lemeshow p=0,065, p=0,233 and p=0,314). Kemampuan diskriminasi skor dalam memprediksi kematian di rumah sakit EuroSCORE II (AUC 0,763; 95% IK;0.660-0.867), diikuti skor Ambler (AUC 0.748; 95% IK; 0.655-0.841) dan skor Harapan Kita (AUC 0,694; 95% IK; 0.584-0.804)
Kesimpulan: EuroSCORE II, skor Ambler dan skor Harapan Kita memiliki validasi yang cukup baik. Kalibrasi ketiga skor baik dengan kalibrasi skor Harapan Kita relatif lebih baik dari dua skor lainnya, sedangkan nilai diskriminasi skor Harapan Kita di bawah EuroSCORE II dan skor Ambler.

Background: Preoperative risk prediction models have important role in cardiac valve surgical management. Changing in patient characteristics and surgical facilities over time, might affect the predicting value of those scoring system.
Objective: This study aimed to compare the validation of EuroSCORE II, Ambler score and Harapan Kita score in predicting in-hospital mortality at patients underwent heart valve surgery
Methods: Cohort restrospective study was performed at 416 patients who underwent heart valve surgery from November 2018 to December 2019. Data was taken from the medical records by consecutive sampling method. The calibration and discrimination value of EuroSCORE II, Ambler score and Harapan Kita score were obtained.
Results: Observed in-hospital mortality was 6,7%. EuroSCORE II, Ambler score and Harapan Kita score have good calibration (Hosmer-Lemeshow test p=0,065, p=0,233 and p=0,314). The discriminative value of these three scores in predicting in-hospital mortality for EuroScore II AUC 0,763 (95% CI; 0.660-0.867), Ambler score AUC 0.748 (95% CI; 0.655-0.841) and Harapan Kita score AUC 0,694 (95% CI; 0.584-0.804)
Conclusion: EuroSCORE II, Ambler score and Harapan Kita score have fairly good validation. Those scoring system have good calibration with Harapan Kita score calibration relatively better than EuroSCORE and Ambler score, meanwhile Harapan Kita score has less discrimination value than EuroScore II and Ambler score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Dwi Octavianie
"Skripsi ini menjelaskan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross-sectional dan data sekunder berasal dari rekam medis di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dari 224 responden yang diteliti, variabel penelitian berupa status obesitas, merokok, konsumsi alkohol, umur, pendidikan dan status pekerjaan ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyakit jantung koroner yang dialami pasien wanita di Rumah Sakit tersebut. Untuk aktivitas fisik tidak dapat diteliti karena data yang dibutuhkan tidak tersedia.

This thesis describes the factors that influence the incidence of coronary heart disease in women. This study uses a cross-sectional study design with secondary data derived from medical records at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. The number of samples studied was 224 inpatients in that hospital. The study found that there was not a significant relationship between variables (obesity, smoking, alcohol consumption, and sociodemographic) with the incidence of coronary heart disease in women. For physical activity can not be investigated because the required data was not available."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Rachmat
"Salah satu fokus perhatian dalam tatalaksana gagal jantung adalah manajemen perawatan mandiri (self care) yang dapat memberikan dampak bermakna dalam perbaikan gejala dan tanda gagal jantung, kapasitas fungsional, kualitas hidup, morbiditas dan prognosis. Sejalan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengembangkan suatu inovasi pemberian edukasi pasien gagal jantung melalui aplikasi mobile yang dapat dibuka melalui smartphone. Dengan metode ini yang penulis sebut aplikasi mobile EduCard, diharapkan pasien dapat lebih sering membaca dan melihat materi edukasi sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk melakukan perilaku self care. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh dari edukasi melalui aplikasi mobile EduCarrd terhadap kemampuan melakukan self care pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi experiment, pre and post test with control, dimana peneliti akan memberikan intervensi pada subyek penelitian, kemudian membandingkan efek sebelum dan sesudah intervensi terhadap kemampuan melakukan self care pada pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan nilai kemampuan melakukan self care pada kelompok intervensi setelah diberikan intervensi sebesar 3,5 poin. Namun hasil uji statistik tidak bermakna dengan nilai p > 0,05. Sedangkan bila dibandingkan kelompok kontrol maka kemampuan melakukan self care kelompok intervensi berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna dengan nilai p 0,001 pada α 0,05. Kesimpulan bahwa ada pengaruh dari pemberian edukasi melalui aplikasi mobile EduCard terhadap kemampuan melakukan selfcare pasien gagal jantung.

One of the focuse in the treatment of heart failure is self care management which can provide in improving sign and symptom of heart failure, functional capacity, quality of life, morbidity and prognosis. In line with this, the authors are interested in developing an innovation in providing education for heart failure patient through a mobile application that can be opened through smartphone. With this method that we called it EduCard, it is hoped that patients can read and view educational material more often so that it will increase the ability to perform self care behaviour. In this study the effect of education through mobile application EduCard will be seen on the ability of self care behaviour in heart failure patient. This study uses a quasi experimental quantitative research type pre and post test with control in which the researcher will provide intervention to the research subject and then compare the effects before and after intervention on the ability of self care behaviour in heart failure patients. The results of this study indicate an increasing of the ability to do self care among intervention group post test by 3,5 poin. But the statistical analysis showing not significant with p value > 0,05. When compared to the control group, the ability of self care behaviour in the intervention group by the statistical analysis show a significant difference with p value 0,0001, α 0,05. The conclusion is that there is a significant effect of providing education through mobile application EduCard on the ability of selfcare behaviour of heart failure patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apitri
"Seksualitas adalah kebutuhan dasar sepanjang hayat baik sehat maupun sakit Fungsi seksual yang baik menjadi indikator pencapaian kualitas hidupyang optimal. Penyakit gagal jantung mengubah fungsi seksual dan mempengaruhi kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah menggambarkan hubungan fungsi seksual denga kualitas hidup pasien gagal jantung. Sampel penelitian ini pasien gagal jantung di poliklinik gagal jantung Rs Jantung Harapan Kita, Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 444 responden.
Hasil penelitian dianalisa dengan uji spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung laki-laki. pada perempuan ditemukan bahwa fungsi seksual tidak memepngaruhi kualiatas hidup. Rerata fungsi seksual laki-laki 46.33 dengan standar deviasi 7,50 dalam rentang kepercayaan 95 45.42-47.23 dan rerata fungsi seksual perempuan didapat 24.66 dengan standar deviasi 2.12 dalam rentang kepercayaan 95 24.34-24.97. fungsi seksual behubungan kuat dengan domain psikologi r=0.65.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan keperawatan. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan studi kualitatif mengenai fungsi seksual dengan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Sexuality is basic need throughout life no matter healthy or sick. Good sexual function becomes an indicator of achievement of optimal quality of life. Heart failure disease alters sexual function and affects the optimal quality of life. The purpose of this quantitative study is to describe the relationship of sexual function premises quality of life of patients with heart failure. sample of this study is patient with heart failure in heart failure clinic Rs Jantung Harapan Kita, with cross sectional Design and consecutive sampling method that involving 444 respondents.
The results were analyzed by spearman test showed a significant relationship between sexual function with quality of life in men heart failure respondents. in women respondents it was found that sexual function does not affect the quality of life. The mean male sexual function was 46.33 with a standard deviation of 7.50 in the 95 confidence range 45.42 47.23 and the mean female sexual function was 24.66 with the standard deviation of 2.12 in the 95 confidence range 24.34 24.97. sexual function is strongly associated with the psychological domain r 0.65.
This study is expected to be useful for the development in nursing science. The next research is expected to conduct a qualitative study on the sexual function with the quality of life of patients with heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>