Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasdiyanah
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan, yang dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan media. Media booklet dan diary dapat memberikan informasi kesehatan secara efektif. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary terhadap efikasi diri dan motivasi IRT dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan pre-post design with control group, dengan jumlah sampel adalah 66. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji independent t test, menunjukkan nilai pemaknaan efikasi diri p=0,002 dan motivasi p=0,000 , berarti terdapat perbedaan signifikan efikasi diri dan motivasi antara kelompok dengan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary dan kelompok tanpa menggunakan media pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat meningkatkan efikasi diri dan motivasi IRT. Disarankan agar pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat diterapkan di pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Hypertension is one of the most causes of death. Health education is one of the strategies of nursing intervention, its implementation requires media support. Booklet and diary can provide health information effectively. The objective of the study was to identify the influence of health education using booklet and diary toward the self efficacy and motivation of housewives with hypertension in Depok. The study used quasi experimental research design with pre post design with control group, total sample was 66. The sampling technique was non probability sampling with consecutive sampling method. The results of independent t test showed the meaning of self efficacy p 0,002 and motivation p 0,000 that there were significant differences in self efficacy and motivation between group with health education using booklet and diary and group without using health education media. Health education with booklet and diary could improve the self efficacy and motivation of housewives. It is suggested that health education with booklet and diary can be applied in health service"
2017
T48870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rosanty
"ABSTRAK
Lansia merupakan populasi rentan yang berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah hipertensi. Sebagian besar komplikasi dan kematian karena hipertensi disebabkan karena kurangnya manajemen perawatan diri. Beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen perawatan diri adalah efikasi diri dan motivasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi pengaruh coaching berkelompok manajemen perawatan diri terhadap efikasi dan motivasi pada lansia dengan hipertensi. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen semu quasi experiment dengan menggunakan quasi experiment pre test and post test design with control grup. Melalui tehnik cluster random sampling diperoleh 80 lansia yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kelompok non intervensi di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa. Data dianalisis dengan paired t test dan pooled t test. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna terhadap efikasi diri dan motivasi responden setelah diberikan coaching berkelompok manajemen perawatan diri pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok non-intervensi dengan hasil p = 0,001 p < 0,05 . Berdasarkan hasil penelitian tersebut, efikasi diri dan motivasi dapat ditingkatkan dengan cara coaching berkelompok sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan intervensi dalam upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan perawat dalam merubah perilaku lansia dengan hipertensi sesuai dengan teori Health Promotion Model HPM .Kata kunci: coaching berkelompok; efikasi diri; hipertensi; lansia; motivasi

ABSTRACT
Elderly is a vulnerable population so that the risk of having health problems one of them is hypertension. Most of the complications and deaths due to hypertension are due to the lack of self care management. Some of the factors that affect the management of self care are self efficacy and motivation. The objective of this study was to identify the effect of coaching on self management group on efficacy and motivation in elderly with hypertension. The research method used is a quasi experiment design using quasi experiment pre test and post test design with control group. Through cluster random sampling technique, 80 elderly were divided into groups of intervention and non intervention group in Sumbawa District, Sumbawa Regency. Data were analyzed by paired t test and pooled t test. The results stated that there was a significant effect on self efficacy and respondent motivation after coaching grouped in self care group in intervention group compared with non intervention group with p 0,001 p "
2018
T50931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Illona Elfani Kausar
"Tuberkulosis (TB) paru saat ini merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi, baik di Indonesia maupun di dunia, meskipun program pengendalian TB paru telah berjalan. Angka morbiditas, mortalitas dan prevalensi TB terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berbagai faktor terutama status kesehatan fisik klien, menyebabkan terjadinya perilaku keterlambatan dalam pengobatan dan penghentian pengobatan yang berakibat meningkatkan risiko penularan. Self efficacy klien dalam berperilaku sehat untuk mempertahankan status kesehatan fisik dan menuntaskan pengobatan menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap self efficacy dan status kesehatan fisik klien TB paru. Disain penelitian menggunakan kuasi eksperimen jenis pretest and posttest with control group, dengan masing-masing 38 responden pada kelompok intervensi dan kontrol yang diseleksi dengan cluster random sampling dan purposive sampling. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan pooled t-test. Intervensi diberikan sebanyak 4 sesi dalam 4 minggu selama 60-120 menit. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap self efficacy dan status kesehatan fisik klien TB paru (p=0,0001). Penelitian ini merekomendasikan pemberian intervensi keperawatan dalam bentuk edukasi kesehatan terstruktur pada klien TB paru yang menjalani pengobatan terintegrasi dengan program DOTS di puskesmas.

The pulmonary TB patient experiences physical, psychological, social, and spiritual changes that affect self-efficacy. Patients of pulmonary TB with low self-efficacy are more likely to stop treatment and consequently be agents of transmission. This study aims to identify the effects of structured-health education on the self-efficacy of pulmonary TB patients. A pre-post quasi-experimental design with a control group was used in this study at two primary health care service in Murung Raya Regency. The totals of respondents were 76 people divided into two groups and recruited using purposive sampling. Structured-health education is given for four sessions in four weeks for 60-120 minutes each session. Data collected using a self-efficacy questionnaire and analyzed using paired t-test and pooled t-test. The results showed that self-efficacy in the intervention group increased significantly (MD = 16.42; p = 0.0001) compared to the control group, and there was a significant effect of structured-health education on improving self-efficacy (MD = 15.89; p = 0,0001). Structured-health education interventions can be applied as an innovative alternative nursing intervention in improving the self-efficacy of pulmonary TB patients. Structured-health education is expected to be given to TB patients at the early of their treatment so that patients have good self-efficacy and undergo complete TB treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Prakoso Wibowo
"PPDB sistem zonasi Jakarta bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan sejak 2017, namun masih menimbulkan kontroversi karena menyebabkan siswa memilih sekolah yang tidak sesuai dengan karakteristik mereka. Ketidaksesuaian ini bisa memengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara efikasi diri dan motivasi akademik siswa SMA Negeri yang terdampak PPDB sistem zonasi Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dan pengambilan sampel dengan teknik convenience sampling. Sebanyak 881 siswa dengan rentang usia 14-19 tahun yang berdomisili di Jakarta menjadi partisipan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan statistik menggunakan teknik korelasi Pearson dengan alat ukur General Self Efficacy Scale Versi Indonesia dan Academic Motivation Scale - Short Indonesia Language Version menunjukkan hubungan signifikan (r = 0.247, p < 0.001) antara efikasi diri dan motivasi akademik siswa setelah PPDB sistem zonasi Jakarta. Implikasi penelitian adalah pentingnya untuk meningkatkan efikasi diri pada siswa agar motivasi akademik mereka tetap terjaga.

Jakarta's PPDB zoning system has aimed at equalizing access to education since 2017, but still causes controversy because it causes students to choose schools that do not suit their characteristics. This mismatch can affect student motivation in learning. This research explores the relationship between self-efficacy and academic motivation of state high school students affected by the Jakarta PPDB zoning system. This research uses a correlational method and sampling using convenience sampling techniques. A total of 881 students aged 14-19 years who live in Jakarta were participants in this research. The results of statistical calculations using the Pearson correlation technique with the General Self Efficacy Scale Indonesian Version and Academic Motivation Scale - Short Indonesian Language Version measurement tools show a significant relationship (r = 0.247, p < 0.001) between students' self-efficacy and academic motivation after the Jakarta zoning system PPDB. The implication of the research is that it is important to increase students' self-efficacy so that their academic motivation is maintained."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Robbi
"Entrepreneurial education sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan entrepreneurial mindset mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh entrepreneurial education terhadap entrepreneurial mindset mahasiswa dengan self-efficacy sebagai variabel mediasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei terhadap 300 mahasiswa di Universitas Indonesia. Data diolah dengan metode Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) menggunakan tools SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa entrepreneurial education berpengaruh positif terhadap entrepreneurial mindset mahasiswa, baik secara langsung maupun melalui mediasi self-efficacy. Selain itu, self- efficacy juga diketahui memberikan pengaruh yang positif terhadap entrepreneurial mindset mahasiswa.

Entrepreneurial education plays a crucial role in fostering entrepreneurial mindset among students. This study aims to examine the impact of entrepreneurial education on students' entrepreneurial mindset, with self-efficacy serving as a mediating variable. Employing a quantitative approach, the research surveyed 300 students at University of Indonesia and applied Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) using SmartPLS 4 software for data analysis. The findings reveal that entrepreneurial education positively influences students' entrepreneurial mindset, both directly and indirectly through the mediation of self-efficacy. Furthermore, self-efficacy is identified as exerting a positive influence on students' entrepreneurial mindset."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Sadad Shidqi
"Individu yang memasuki masa dewasa awal akan mengalami transisi kehidupan yang intens di mana mereka perlu untuk beradaptasi pada kehidupan baru sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Proses adaptasi yang dijalani oleh mahasiswa dapat cukup memberatkan bagi kesejahteraan mental mahasiswa sehingga menimbulkan persepsi stres, yaitu persepsi individu ketika tuntutan lingkungan membebani kapasitas adaptif yang dimilikinya. Welas diri sebagai kemampuan untuk menyadari dan merespon penderitaan diri sendiri dengan sikap penuh kasih dapat membantu dalam meringankan persepsi stres mahasiswa dengan menerima penderitaan yang sedang dialami, serta berusaha untuk meredakan penderitaan tersebut dengan sikap penuh kasih terhadap diri sendiri. Pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dapat dijelaskan melalui efikasi diri, yaitu kepercayaan diri individu terhadap kemampuan dirinya di mana welas diri dapat membantu untuk memunculkan penerimaan positif terhadap kelebihan dan kelemahan individu, baik ketika ia berhasil maupun gagal sehingga dapat menjadi sumber kepercayaan dirinya dalam menangani peristiwa sulit agar tidak menimbulkan persepsi stres yang berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dengan dimediasi oleh efikasi diri pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui teknik stratified random sampling pada 214 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner online selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Analisis data secara univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi setiap variabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran nilai persepsi stres mahasiswa terdistribusi pada nilai rerata, sedangkan persebaran nilai welas diri dan efikasi diri mahasiswa cenderung terdistribusi pada nilai terendah. Kemudian, analisis bivariat dan mediasi dilakukan melalui teknik regresi linier. Pada analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,15; P > 0,05). Analisis mediasi turut menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,08; P > 0,05). Selain itu, efikasi diri turut tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,10; P > 0,05). Tidak adanya pengaruh langsung, baik dari variabel welas diri dan efikasi diri menunjukan bahwa jalur mediasi tidak terjadi pada pengaruh welas diri terhadap persepsi stres melalui efikasi diri. Kedua variabel tersebut dapat menjelaskan 13% varians yang berpengaruh terhadap persepsi stres mahasiswa. Namun, analisis bivariat menunjukan bahwa welas diri berpengaruh signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0,001). Hal yang sama turut terjadi pada analisis mediasi di mana welas diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0, 01). Variabel welas diri dapat menjelaskan 68,9% varians yang berpengaruh terhadap efikasi diri mahasiswa. Tidak adanya pengaruh welas diri dan efikasi diri terhadap persepsi stres mahasiswa dapat terjadi karena kapasitas welas diri dan efikasi diri mahasiswa belum begitu kuat sehingga tidak dapat membantu dalam menurunkan persepsi stres mahasiswa selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Intervensi oleh perguruan tinggi dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas welas diri mahasiswa sebagai sumber daya koping dalam menangani persepsi stres mahasiswa, sekaligus meningkatkan kapasitas efikasi diri mahasiswa dalam menjalani berbagai aktivitas di perguruan tinggi.

Individuals entering early adulthood often experience an intense life transition, requiring them to adapt to a new life as college students. The adaptation process can significantly burden students' mental well-being, leading to perceived stress defined as individual's perception that environmental demands exceed their adaptive capacity. Self-compassion, defined as the ability to recognize and respond to one's own suffering with kindness and care, can play a pivotal role in alleviating perceived stress. Self-compassion enables students to mitigate the burden of persepsi stres by fostering an attitude of acceptance towards one's struggles and addressing them with a compassionate mindset. The influence of self-compassion on perceived stress can be explained through self-efficacy, which refers to an individual's confidence in their ability to handle challenges, as self-compassion fosters positive acceptance of an individual's strengths and weaknesses, whether in success or failure, thereby building confidence to handle challenging situations without experiencing excessive perceived stress. The aim of this study is to analyze the influence of self-compassion on perceived stress mediated by self-efficacy among students of the Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia. The research method employed is quantitative, using stratified random sampling with 214 respondents collected through an online questionnaire during the end of even semester 2023/2024 academic year. Univariate data analysis was conducted to describe the condition of each variable. The results showed that the distribution of perceived stress scores among students was around the mean, while the distribution of self-compassion and self-efficacy scores tended to be concentrated at the lower end. Bivariate and mediation analyses were conducted using linear regression techniques. Bivariate analysis results show that self-compassion does not have a significant direct effect on students' perceived stress (β = 0.15; P > 0.05). Similarly, mediation analysis confirms that self-compassion does not significantly influence perceived stress through self-efficacy (β = 0,08; P > 0,05). Additionally, self-efficacy itself does not exhibit a significant direct effect on perceived stress (β = 0,10; P > 0,05). The absence of direct effects from both self-compassion and self-efficacy indicates that a mediation pathway does not exist between self-compassion and perceived stress through self-efficacy. Together, these variables account for 13% of the variance in perceived stress. However, bivariate analysis showed that self-compassion significantly influences self-efficacy (β = 0.54; P < 0.001). A similar finding was observed in the mediation analysis, where self-compassion demonstrated a significant effect on self-efficacy (β = 0.54; P < 0.01). Self-compassion was found to explain 68.9% of the variance in students' self-efficacy. The lack of significant effects from self-compassion and self-efficacy on perceived stress may be attributed to the insufficient development of these capacities among students, rendering them less effective in mitigating perceived stress during the late semester period of the 2023/2024 academic year. Institutional intervention is essential to enhance students' self-compassion as a coping resource for managing perceived stress while simultaneously strengthening their self-efficacy to navigate various academic activities. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Katris Lamira Abadi
"ABSTRAK
Makin majunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, gaya hidup
pun mulai berubah. Sekarang ini ada kecenderungan di masyarakat terutama di
kota-kota besar untuk meninggalkan cara hidup tradisional dan mulai beralih ke cara
kehidupan barat. Salah satu jenis penyakit yang sekarang paling sering ditemui
akibat dari semakin banyak orang mengadopsi cara kehidupan barat dan
peningkatan sosio-ekonomi dari kelas menengah dalam masyarakat yaitu penyakit
kencing manis atau istilah lainnya diabetes melitus.
Diabetes melitus atau diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh
kadar gula yang lebih tinggi dari batas normal. Penyakit ini kini berkembang sebagai
suatu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Waspadji dalam
Soegondo, 1995) dan berimplikasi pada beragam masalah kesehatan dan
menyebabkan secara tidak langsung sekitar 100.000 kematian tiap tahun (Sarafino,
1998).
Selalu menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menjawab pertanyaan
bagaimana penderita diabetes dapat melakukan modifikasi perilaku agar terhindar
dari komplikasi penyakit yang lebih buruk. Gagasan-gagasan bahwa penyakit
diabetes berkaitan dengan gaya hidup menyoroti perawatan kesehatan dengan
pendekatan kognitif dimana penekanan pada peran aktif individu dalam
mendapatkan dan menafsirkan informasi (Mervielde dalam Smet, 1994). Orangorang
berpikir tentang resiko secara mendetil, menilai kerentanan dirinya untuk
terkena suatu penyakit dan menaksir kemungkinan akan menjadi sakit parah untuk
menentukan apakah dia akan mengambil langkah sehat atau tidak. Dengan
demikian, keyakinan-keyakinan seseorang mengenai kesehatan (health beliefs)
berpengaruh besar dalam mengadopsi perilaku sehat.
HBM merupakan salah satu pendekatan psikososial yang paling banyak
digunakan untuk menerangkan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Dengan memfokuskan pada keyakinan atau penilaian individu tentang
kesehatannya (health beliefs), teori ini mengorganisasikan informasi mengenai
pandangan individu mengenai kesehatannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
individu dalam mengubah tingkah laku sehat (Lancaster dalam DiMatteo, 1991).
Health beliefs berkaitan erat dengan self efficacy. Untuk mengambil langkah
sehat diperlukan keyakinan bahwa individu mampu menampilkan perilaku sehat
tertentu. Individu yang mempercayai bahwa ia mampu menguasai dan mematuhi pola kebiasaan yang sehat cenderung akan mengerahkan usaha yang diperlukan
agar berhasil.
Subyek dalam penelitian ini adalah penderita diabetes tipe II yang sedang
dalam perawatan jalan di rumah sakit. Mengingat sebagian besar pasien diabetes
melitus adalah kelompok diabetes melitus tipe II dimana kemunculannya 80 % dari
seluruh kasus, maka penelitian ini penting dilakukan terutama pada kelompok
tersebut. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada salah satu rumah sakit
terbesar di Jakarta, yaitu: rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang terletak
di Salemba, Jakarta Pusat yang melibatkan 40 subyek penelitian. Dalam penelitian
ini teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah melalui teknik
incidental sampling.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara self efficacy dengan health beliefs. Hal ini berarti semakin yakin individu atas
kemampuannya dalam menampilkan perilaku sehat, maka individu semakin
melakukan penilaian terhadap ancaman yang terjadi akibat masalah kesehatan yang
mungkin berkembang dan mempertimbangkan tentang keuntungan dan kerugian
dalam menampilkan perilaku sehat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
subyek dalam penelitian ini merasa yakin dapat menjalankan kontrol kadar gula
darah secara teratur sesuai anjuran dokter, tetapi sebaliknya subyek merasa tidak
yakin dapat berolahraga secara teratur sesuai anjuran dokter. Selain itu, subyek
mempersepsikan dirinya memiliki kerentanan yang tinggi terhadap komplikasi
penyakit diabetes mellitus dan menjalankan perilaku sehat yang direkomendasikan
dokter membawa kerugian lebih sedikit daripada keuntungan yang dipersepsikan
individu.
Penelitian ini untuk selanjutnya perlu diadakan dengan melibatkan sampel
yang lebih besar, perbaikan item-item kuesioner dan Mencari lebih banyak literatur
mengenai teori health specrfic self efficacy dan health belief model."
2004
S3422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah El Qadriani
"Banyaknya tuntutan akademis mahasiswa dapat memunculkan rasa malas untuk segera memulai mengerjakan maupun menyelesaikannya. Menunda untuk segera mengerjakan tugas akademis disebut dengan prokrastinasi akademis. Dari berbagai faktor penyebab, penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh faktor kepribadian Big Fivedan self-efficacy for self-regulated learning SESRL terhadap perilaku prokrastinasi akademis pada mahasiswa Universitas Indonesia. Instrumen yang akan digunakan adalah Academic Procrastination Scale APS oleh McCloskey dan Scielzo 2015 untuk mengukur prokrastinasi akademis, Mini International Personality Item Pool ndash; Five Factor Model Mini-IPIP oleh Donnellan, Oswald, Baird, dan Lucas 2006 untuk mengukur faktor kepribadian Big Five, dan Self-Efficacy for Self-Regulated Learning Scale SESRLC oleh Gredler dan Schwartz 1997 untuk mengukur SESRL. Partisipan penelitian berjumlah 400 mahasiswa Universitas Indonesia 310 perempuan, 90 laki-laki: M= 20.14.
Melalui teknik statistik multiple regression, diketahui bahwa faktor kepribadian conscientiousness, extraversion, opennessto experience dan SESRL berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademis R2= 0.339, F 1,400 = 35.178, p< 0.05 . Di sisi lain, faktor kepribadian neuroticism dan agreeableness ditemukan tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki disiplin diri yang tinggi dan yakin untuk mampu melakukan regulasi diri memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan prokrastinasi akademis, sedangkan individu yang mudah terdistraksi oleh kegiatan bersosialisasi atau mudah terdistraksi untuk melakukan kegiatan yang baru ditemukan mudah menunda tugas akademisnya. Hasil penelitian memperkuat argumentasi pentingnya mahasiswa untuk beradaptasi dengan kehidupan akademis sesuai dengan kepribadiannya dan yakin akan kemampuannya untuk dapat melakukan regulasi diri dalam proses pembelajaran agar menghindari dari perilaku prokrastinasi akademis.

The number of academic tasks can make students reluctant to immediately start working on and finish the tasks. The phenomenon of postponement of academic task is called academic procrastination. From various factors, this research aims to discover the effect of Big Five personality factors and self efficacy for self regulated learning SESRL on academic procrastination in University of Indonesia rsquo s student. The instruments used are the Academic Procrastination Scale APS by McCloskey and Scielzo 2015 to measure academic procrastination, Mini International Personality Item Pools Five Factor Models Mini IPIP by Donnellan, Oswald, Baird, and Lucas 2006 to measure Big Five personality factors, and Self Efficacy for Self Regulated Learning Scale SESRLC constructed by Gredler and Schwartz 1997 to measure SESRL. The study participants amounted to 400 students 310 women, 90 men M 20.14.
The statistical techniques multiple regression indicated that conscientiousness, extraversion, openness to experience and SESRL have a significant effect on academic procrastination R2 0.339, F 1,400 35.178, p 0.05 . On the other hand, neuroticism and agreeableness found to have no significant effect. Individuals who have high self discipline and are confident to be able to self regulate have a lower tendency to procrastinate their academic tasks, whereas individuals who are easily distracted by socializing or with new activities to perform will easily delay their academic assignment. This study strengthens the importance for students to adapt to academic life in accordance with their personality and to be confident of their ability to self regulate their learning process to avoid academic procrastination.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurul Aisha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the influence of self efficacy and occupational stress towards health behavior among nurses. Respondents counted 111 nurses who work at the hospital in Jabodetabek. Measurement of health behavior was using health behavior indicator by Sarafino and Smith 2011 , measurement of self efficacy was using The Health Behavior Spesific Behavior Self Efficacy Scale HSBSES which was adopted by Penney 2006 , and measurement of occupational stress was using Nurse Stress Scale by Gray Toft and Anderson 1981 . The results showed that the null hypothesis is rejected F 8,806, p 0,05 , which means there was a significant influence of self efficacy and occupational stress together on health behavior among nurses. The correlation of self efficacy and health behavior is positive which means, the higher the level of self efficacy, the higher the level of health behavior, while the correlation of occupational stress and health behavior is negative which means the higher the level of occupational stress, the lower the level of health behavior."
2016
S65919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Bawaeda
"Kanker merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian terbesar pada anak. Kemoterapi merupakan salah satu terapi modalitas kanker pada anak namun sifat sitostatik pada regimen kemoterapi memberi efek samping yang menyebabkan masalah kesehatan pada anak. Sehingga diperlukan optimalisasi discharge planning untuk meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri caregiver dalam melakukan tugas perawatan dan pengobatan dirumah. Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui efektifitas discharge planning terhadap tingkat pengetahuan dan efikasi diri caregiver. Penelitian ini menggunakan design pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-posttest design yang melibatkan 35 responden caregiver anak dengan kanker yang menjalani kemoterapi. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Tingkat pengetahuan dan efikasi diri diukur menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas reliabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa optimalisasi discharge planning efektif meningkatkan pengetahuan p value 0,007 dan efikasi diri p value 0,000 (α<0,05). Dengan demikian discharge planning dapat direkomendasikan untuk dilaksanakan dengan optimal oleh perawat di ruang rawat inap anak untuk meningkatkan kualitas dan mutu asuhan keperawatan.

Cancer is a chronic disease that is the biggest cause of death in children. Chemotherapy is one of the modalities of cancer therapy in children, but the cytostatic properties of chemotherapy regimens cause side effects that cause health problems in children. So it is necessary to optimize discharge planning to increase caregiver knowledge and self-efficacy in carrying out care and treatment tasks at home. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of discharge planning based on the level of knowledge and self-efficacy of caregivers. This study used a pre-experimental design with a one-group pre-posttest design approach involving 35 caregiver respondents of children with cancer undergoing chemotherapy. The sample was selected using a purposive sampling technique. The level of knowledge and self-efficacy is measured using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. The results showed that the optimization of discharge planning was effective in increasing knowledge (p value 0.007) and self-efficacy (p value 0.000) (0.05). Thus, discharge planning can be recommended to be carried out optimally by nurses in pediatric inpatient rooms to improve the quality of nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>