Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fiel Kautsar
"ABSTRAK
Program corporate social responsibility CSR pada industri ekstraktif di Indonesia, yang praktiknya menjamur pada era pasca-Orde Baru, dapat bermakna sebagai salah satu sarana pembangunan komunitas lokal. Namun, programnya selama ini yang cenderung unilateral mengarah problematik. Sebab sering kali kurang mewakili harapan dan kebutuhan komunitas lokal. Studi-studi sebelumnya tentang CSR pada industri ekstraktif yang unilateral, dalam studi ini, dikategorikan menjadi dua berdasarkan substansinya, yaitu CSR sebagai bentuk karitatif dan mandataris. Studi ini menolak keduanya karena belum maksimal turut mengupayakan pembangunan komunitas lokal. Studi ini berargumen bahwa mencapai makna keadilan program CSR pada industri ekstraktif, sebagai salah satu sarana pembangunan komunitas lokal, adalah melalui kapabilitas relasional dan komitmen. Studi ini menggunakan paradigma konstruktivisme, pendekatan kualitatif, dan studi kasus pada program CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd. CGS.

ABSTRAK
Corporate Social Responsibility CSR programme in extractive industry in Indonesia, which grows rapidly on post New Order era, can be seen as a mean to develop local community. However, the programme so far tends to be unilateral and leads to problematic because it is oftenly not representing the expectations and needs of local community. The previous studies about unilateral CSR in extractive industry, in this study, are categorized into two types according to their substances. They are CSR as a form of charity and CSR as a form of mandatory. This study rejects both categories because they have not been maximal in the development of local community. This study argues that the meaning of justice in CSR programme in extractive industry, as a mean to develop local community, can be achieved through relational capability and commitment. This study uses constructivism paradigm, qualitative approach, and case study on the CSR programme of Chevron Geothermal Salak, Ltd. CGS."
[, ]: 2017
S68671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Abdul Hakim
"ABSTRAK
Pengusahaan potensi panas bumi Indonesia baru termanfaatkan 1.403,5 MegaWatt dari 28.910 MW pada 312 lokasi dalam 67 WKP, faktualnya dimana area potensi panas bumi terdeteksi disitu terdapat beberapa kepentingan yang menyimpan potensi konflik, namun Chevron Geothermal Salak, Ltd satu investor yang berani investasi dan berhasil mengelola panas bumi Gunung Salak dengan aman. Penelitian kualitatif ini untuk mendiskripsikan keberhasilan CGS tanpa konflik dengan berbagai kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan CGS melaksanakan upaya pendekatan kepada Pemerintah dan masyarakat sesuai aturan, serta melaksanakan faktor-faktor kewajibannya juga aktif melaksanakan Community Social Responsibility (CSR) sebagai investasi sehingga berpengaruh terhadap kondisi perekonomian daerah.

ABSTRACT
Exploitation of geothermal potential new Indonesia exploited 1.403,5 megawatts from 28.910 MW of the 312 locations in 67 WKP, the main constraint where geothermal potential is detected, there are several potential conflicts of interest resulting store, but Chevron Geothermal Salak, Ltd one investor who dared investments and successfully manage Gunung Salak geothermal safely. This qualitative study was to describe the success of CGS without conflict with various interests. The results showed CGS implement approaches to the Government and the public according to the rules, and to implement its obligations factors are also actively implementing Community Social Responsibility (CSR) as an investment and therefore contributes to regional economic conditions.
"
2016
T46031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Agung Hanafi
"Pemasangan katup horisontal yang tidak ergonomis bisa menimbulkan gangguan muskoskeletal yang akan menyebabkan turunnya produktifitas operator. Oleh karena itu pemilihan ketinggian pemasangan katup horisontal harus didasarkan dengan postur operator. Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis ketinggian pemasangan valve horizontal dengan diameter handwheel 13 inch dalam lingkungan virtual. Gerakan dibuat, disimulasikan dan dianalisis menggunakan software Jack 6.1.
Pendekatan yang digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis dari empat metode: Static Strength Prediction, Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, dan Rapid Upper Limb Assessment. Keunggulan dari metode ini adalah mampu menggabungkan keempat metode tersebut untuk mendapatkan konfigurasi yang paling ergonomis. Tujuannya adalah mengetahui ketinggian pemasangan yang ergonomis untuk operator Chevron Geothermal salak Ltd.
Hasil penelitian menyarankan rancangan konfigurasi dengan ketinggian katup horisontal 160 cm, 140 cm, 120 cm, atau 100 cm karena mempunyai nilai PEI yang relatif kecil dibanding dengan konfigurasi yang lain.

Horizontal valves that are not ergonomically installed can cause muscoskeletal disorder that will cause a decline in productivity of the operator. Therefore, the selection of horizontal valve installation height should be based with the operator posture. This study examines the ergonomic aspects of installation height of 13 inch handwheel-horizontal valve in a virtual environment. Tasks are created, simulated and analyzed using Jack software 6.1.
The approach used is Posture Evaluation Index (PEI), which integrates the analysis of four methods: Static Strength Prediction, Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, and Rapid Upper Limb Assessment. The advantages of this method is able to combine the four methods to get the most ergonomic configuration. The objective of this research is to determine ergonomic mounting height for Chevron Geothermal Salak Ltd. operators.
The results suggest the design of horizontal valve configuration with a height of 160 cm, 140 cm, 120 cm, or 100 cm PEI because they have a relatively smaller value than the other configurations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marisca Wulansari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Yayasan KEHATI dalam implementasi CSR SEGS, Ltd pada proyek CSR Prakarsa Lintasan Hijau Halimun Salak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Dari hasil penelitian didapati peran KEHATI dalam implementasi CSR adalah peran enabling dan coordinating. Hasil penelitian ini menunjukan ketika bentuk pengelolaan CSR adalah kolaborasi, Yayasan KEHATI memiliki otonomi yang memungkinkannya menjalankan beberapa peran diantaranya sebagai katalisator dalam kerja sama yakni dengan menyeimbangkan kepentingan perusahaan maupun taman nasional dalam kemitraan, menjadi mediator dengan menghubungkan perusahaan dengan NGO lokal yang mampu melakukan pekerjaan teknis restorasi, memfasilitasi kerja sama masyarakat dengan stakeholder terkait demi keberlanjutan proyek serta brokering capacity dalam meningkatkan kapasitas teknis masyarakat dan membangun kapasitas keuangan NGO lokal dan kelompok masyarakat sementara ketika pengorganisasian CSR dijalankan dalam bentuk donasi peran KEHATI hanya sebagai perantara (broker) saja oleh perusahaan. Perubahan peran ini menunjukan kenyataan bahwa kerja sama tidak terjadi dalam kondisi statis tetapi dalam lingkungan yang dinamis, akibatnya ketika orang berubah dan organisasi berubah maka peran NGO dalam implementasi CSR juga ikut berubah. Faktor pendukung KEHATI dalam kerja sama ini adalah pengalaman dan reputasi KEHATI dan linking social capital yang dimiliki KEHATI sedangkan faktor penghambat dalam kerja sama ini adalah perbedaan pandangan terkait pengelolaan proyek antara perusahaan dan KEHATI, belum memadainya pengelolaan sumber daya manusia di KEHATI dan adanya perubahan sistem administrasi dan keuangan di kedua organisasi. Pola relasi yang berubah di periode pertama dan kedua juga telah menyebabkan faktor yang menjadi pendukung di periode pertama malah menjadi faktor penghambat di periode kedua yaitu kepercayaan dan komunikasi.

This study aims to see the role of the KEHATI Foundation in the implementation of CSR SEGS, Ltd in the Halimun Salak Green Corridor Initiative CSR project. This research is a qualitative research with a case study research design. From the research results, it was found that KEHATI's role in CSR implementation is an enabling and coordinating role. The results of this study show that when the governance of CSR is collaboration, the KEHATI Foundation has autonomy which allows it to carry out several roles including as a catalyst in cooperation by balancing the interests of companies and national parks in partnerships, becoming a mediator by connecting companies with local NGOs capable that understand restoration technique, facilitating community cooperation with related stakeholders for the sake of project sustainability as well as brokering capacity in increasing the technical capacity of the community and building the financial capacity of local NGOs and community groups. Meanwhile when CSR governance is carried out in the form of donations, KEHATI's role is only as an intermediary (broker). This change in role shows the fact that cooperation does not occur in static conditions but in a dynamic environment. As a result, when people change and organizations change, the role of NGOs in implementing CSR also changes. The supporting factors for KEHATI in this collaboration are the experience and reputation of KEHATI and the social capital linking owned by KEHATI, while the inhibiting factor in this cooperation is the difference in views regarding project management between the company and KEHATI, the inadequate management of human resources in KEHATI and changes in the administrative system. and finance in both organizations. The changing relationship patterns in the first and second periods have also caused the supporting factors in the first period to become inhibiting factors in the second period, namely trust and communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irma Afdiyanti
"Nowadays, organizations have faces a lot of problems. The successful organization which is able to manage its human resources with balance and innovation. One of the strategies to survive is developing human resource function and managing culture organization. Chevron is the world's largest private producer of geothermal energy, generating more than 630 megawatts of clean, reliable and affordable energy in Indonesia now. Chevron Geothermal manages two geothermal projects in Indonesia ? Darajat and Salak, both on the island of Java. The Darajat project supplies geothermal steam, which generates 259 megawatts of electricity. Chevron Geothermal Indonesia realizes to be more productive, Chevron needs strong culture organizations. Chevron has The Chevron Way that explains who we are, what we do, what we believe and what we plan to accomplish. It establishes a common understanding not only for those of us who work here, but for all who interact with us. The objective of organizational culture is to aligning employee?s perception and behavior to achieve the company mission. Organizational culture and organizational character are make organization different from other. Based on the purpose of this research, the theory that used is corporate culture that the researcher from Stephen P. Robbins. Research question is about how employee?s perception Corporate Culture at Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. This research using quantitative approaches that has 1 variable, descriptive characteristic and catagorizad as cross sectional research. Collecting data technique was done by survey and bibliography research. Technique in taking sample is total sampling; those overall employees of Division Facilities Engineering are 30 respondents. Analysis in this research was done by using frequency distribution table, which a part of unvariate analysis and it made based on data that come within questioner. The result show that employee?s have positive perception toward corporate culture on Chevron Geothermal Indonesia, Ltd Division Facilities Engineering Jakarta. The corporate culture is quite good with strong culture. The management should be improved so that the employee can work optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Merlin
"Corporate social responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang bergerak dalam pengolahan sumber daya alam. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh program CSR PT. Chevron Geothermal Salak yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pengolahan panas bumi (geothermal) berpengaruh terhadap reputasi perusahaan. Program-program CSR PT. CGS meliputi program pendidikan, kesehatan, pertanian, UMKM, dan sosial budaya dengan subjek masyarakat yang berada di Kecamatan Kabandungan, Pamijahan dan Kalapanunggal. Hasil penelitian menunjukkan CSR sektor pendidikan memiliki hubungan pengaruh positif dan berkorelasi sedang dengan reputasi perusahaan, CSR sektor sosial budaya memiliki hubungan pengaruh positif dan berkorelasi sangat kuat dengan reputasi perusahaan dan CSR sektor prasarana memiliki hubungan positif dan berkorelasi sangat kuat terhadap reputasi perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, sebaiknya PT. Chevron Geothermal Salak terus melaksanakan dan meningkatkan program-program CSR di sektor pendidikan, sosial budaya, dan prasarana untuk membangun reputasi perusahaan lebih baik lagi di masa mendatang. Sosialisasi program CSR yang lebih efektif dan intensif diperlukan untuk membangun sinergi antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Selain itu hal ini sebagai wujud tanggung jawab sosial PT. Chevron Geothermal Salak terhadap masyarakat sekitar daerah operasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Astrin Indreswari Prastito
"Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk menjelaskan bahwa sebagai pemotong PPh Pasal 23 dan 4(2), Chevron Geothermal Salak (CGS) bertanggung untuk menentukan PPh terutang, memotong PPh, menyetor ke Kas Negara (KN), melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, dan menerbitkan bukti potong PPh untuk kepentingan perpajakan vendor. Tim Accounts Payable (AP) dan Pajak bekerjasama membantu CGS memenuhi tanggung jawabnya sebagai pemotong PPh. Selama periode Maret-April 2014, sebagian besar tagihan yang diterima tim AP merupakan objek pajak PPh Pasal 23 karena berkaitan dengan latar belakang dan skala usaha CGS yang besar serta banyaknya jenis penghasilan yang diatur dalam pasal ini. Hasil analisis menyimpulkan bahwa CGS sudah patuh pada regulasi perpajakan sebagai pemotong PPh. Namun demikian, masih perlu adanya perbaikan dengan ditemukannya beberapa area yang masih terpapar risiko kerugian.

The purpose of this internship report is to explain that as an income tax withholder subject to article 23 And 4(2), Chevron Geothermal Salak (CGS) has obligations to determine income tax payable, to withhold, to pay to the State Treasury, to report Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, and to issue a withholding tax slip for business partner's tax consequences. Accounts Payable (AP) and Tax team coordinate their work to help CGS in accomplishing the obligation as an income tax withholder. In March-April 2014, most of the invoices received by AP team are objects to income tax articel 23 due to CGS's background and scale of business, also many kind of income are regulated in this article. The result shows that CGS complies the Indonesia tax regulation as an income tax withholder, although there are some risk-exposed areas which still need improvement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anisa Febrianti
"CSR merupakan kewajiban sosial yang harus dijalankan oleh perusahaan yang berdiri di Indonesia berdasarkan berbagai undang-undang yang berlaku. Namun dalam pelaksanaannya program-program CSR yang diterapkan berbeda di tiap perusahaan, tergantung pada pemaknaan perusahaan terhadap konsep CSR. Penelitian ini, mencoba menunjukkan bahwa program sosial yang terimplementasi dengan baik, akan membentuk modal sosial perusahaan. Melalui modal sosial ini, perusahaan dapat memperoleh penerimaan dari masyarakat sekitar wilayah operasi korporasi dan pemerintah daerah, yang dapat membantu mempermudah jalannya bisnis perusahaan. Implementasi program CSR dalam kebanyakan penelitian dilihat berdasarkan sejauh mana tingkat keberhasilan program yang di capai oleh perusahaan, juga melihat berdasarkan tingkat ketergantungan stakeholder kepada perusahaan. Padahal melalui implementasi program CSR, dapat dilihat juga bahwa modal sosial ikut bermain dan terbentuk secara tidak disadari. Berdasarkan teori implementasi program yang di gunakan, tidak terdapat tahapan awal pendekatan yang penting dilakukan perusahaan dalam menarik perhatian stakeholder perusahaan, sehingga tulisan ini berusaha memberikan tambahan pendekatan sebagai salah satu dari tahapan awal yang harus dijalankan perusahaan. Tulisan ini juga memberikan pemahaman bahwa tahapan implementasi tidak hanya berhenti pada evaluasi, tetapi harus dilakukan perbaikan sebelum akhirnya diimplementasikan kembali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengeksplorasi keberhasilan implementasi program CSR dan melihat apakah modal sosial sudah terbangun dengan baik, tidak hanya berdasarkan pandangan perusahaan, tetapi juga berdasarkan pandangan masyarakat sekitar daerah operasi dan pemerintah daerah.

CSR is a social obligation that must be run by a company established in Indonesia based on various laws and regulations. However, in practice CSR programs are implemented differently by each company, depend on the meaning of the concept of CSR companies. This study, trying to show if the CSR programs implemented well, it will form well social capital too for the company. Through this social capital, company can gain acceptance from communities around the area of corporate operations and local governments, which can help simplify the way business enterprises. Implementation of CSR programs in earlier study shows is based on the extent of the program's success achieved by the company, is also viewed by the level of dependence of stakeholders to the company. In fact, through the implementation of CSR programs can be seen also that social capital is formed unconsciously. Based on the used theory of implementation program, there are no initial stage approach for companies in attracting the attention of stakeholders of the company. So that this paper tries to provide an additional approach as one of the initial stages of the company should be run. This paper also gives an understanding that the implementation programs stage does not just stop on the evaluation, but must be improved before it is re-implemented. This study used qualitative methods to explore process of the successful implementation CSR programs and see whether social capital has been developed well, not only based on the views of the company, but also by society's views about regional and local government operations."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makmur Rozi
"ABSTRAK
Relasi sosial dalam bentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait
maraknya konflik sosial sebagai implikasi dari kegiatan operasi perusahaan ekstraktif.
Kedudukan komunitas lokal yang didalamnya melekat bentuk sense of localism atas
rasa memiliki sumber daya alam yang berada di lingkungannya yang kemudian
memicu tumbuhnya kesadaran kolektif atas hak dan kekuasan untuk menuntut keadilan
dalam hal perolehan manfaat. Beberapa studi telah membahas terkait praktik tanggung
jawab sosial perusahaan dapat membentuk integrasi yang kuat melalui pemenuhan
harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh tingkat performa
program tanggung jawab sosial terhadap tingkat relasi antara Star Energy Geothermal
(Wayang Windu) Limited dengan komunitas lokal. Untuk mengukur kinerja
(performance) program CSR/CD SEG WWL, maka dalam penelitian ini menggunakan
enam dimensi, antara lain dimensi manfaat, kesesuaian, keberlanjutan, dampak,
partisipasi serta pengembangan kapasitas masyarakat. Keenam dimensi tersebut
kemudian akan diterapkan pada lima bidang program yang menjadi fokus program
CSR/CD perusahaan, yaitu program ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan
lingkungan. Sedangkan pada variabel dependen, untuk mengukur tingkat relasi sosial
menggunakan beberapa indikator, antara lain kontak (interaksi) dan komunikasi,
keterlibatan komunitas, kepercayaan, keinginan untuk kerjasama, dukungan, kesan
terhadap sikap dan proteksi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan melakukan survey kepada 449 responden yang ditarik secara acak dengan
menggunakan teknik penarikan stratified proportional sampling di enam desa yang
masuk ring 1 di Kec. Pengalengan. Kab. Bandung. Hasil penelitian ini mengungkapkan
hubungan antara tingkat performa CSR/CD sebagai variabel independen dengan
tingkat relasi sosial sebagai variabel dependen memiliki kekuatan hubungan yang
cukup kuat (moderat). Tingkat performa program tanggung jawab sosial
menyumbangkan kontribusi sekitar 47% dalam kaitanya relasi yang terbentuk dengan
komunitas lokal. Sementara, faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat relasi antara
perusahaan dengan komunitas salah satunya adalah keadilan prosedural (procedural
fairness).

ABSTRACT
Social relations in the form of integration with local communities is a solution related
to the rise of social conflict as an implication of extractive company operations. The
position of the local community in which the form of sense of localism inherent in the
sense of possessing natural resources in the environment which then trigger the growth
of collective awareness of the right and power to demand justice in terms of the
acquisition of benefits. Several studies have discussed related corporate social
responsibility practices to establish strong integration through the fulfillment of social
expectations. this study was conducted to see the relationship between the level of CSR
performance and the level of social relations which case study Star Energy Geothermal
(Wayang Windu) Limited and local communities. To measure the level of CSR
performance, in this study using six dimensions, including the dimensions of
affectivity, relevance, sustainability, impact, participation and capacity building. The
six dimensions will be applied to the five program areas that are the focus of the
company's CSR / CD program, namely economic, health, education, infrastructure and
environment programs.While on the dependent variable, to measure the level of social
relations use several indicators, such as contact (interaction) and communication,
community involvement, trust, desire for cooperation, support, impression of attitude
and protection (community based security). This study uses quantitative research
methods by conducting a survey to 449 respondents who were drawn randomly by
using the technique of stratified proportional sampling in six villages that entered ring
1 in District Pengalengan. The results of this study reveal the relationship between the
level of CSR / CD performance as an independent variable with the level of social
relations as the dependent variable has a strong enough (moderate) relationship
strength. The level of CSR performance contributes about 47% in establishing
relationships with local communities. Meanwhile, other factors that influence the level
of relationship between the company and the community one of them is procedural
fairness."
2017
T48571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>