Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Hariyani
"ABSTRAK
Konstipasi merupakan gangguan pada sistem pencernaan lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, pola diet, aktivitas fisik, lingkungan, masalah fisik dan psikologis. Konstipasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi, salah satunya dengan massase abdomen. Massase abdomen dengan prinsip tensegrity merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas massase abdomen dengan prinsip tensegrity dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia. Modifikasi intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity yang dilakukan 9 kali dalam 3 minggu selama 20 menit, peningkatan asupan cairan, latihan dasar otot pelvis dapat meningkatkan frekuensi defekasi, penurunan usaha mengejan, serta mengurangi nyeri saat defekasi. Terjadi perubahan Constipation Scoring System (CSS) yang signifikan pada lansia setelah diberikan intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity. Berdasarkan pada hasil intervensi ini, massase abdomen dengan prinsip tensegrity dapat dijadikan sebagai intervensi unggulan dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia.

ABSTRACT
Constipation was one of the most frequently diagnosed gastrointestinal disorders on older people. The Risk of constipation in elderly were age factor, diet pattern, physical activity, environment, physical and psychology problems. Constipation were not immediately addressed can cause various complications. There were several non-pharmacological management in overcome constipation, one with abdominal massage. Nursing intervention with abdominal massage tensegrity principle can be done to overcome constipation. The purpose of this intervention to knowed the effectiveness of abdominal mass with the principle of tensegrity in overcoming the problem of constipation in the elderly. Modification of abdominal mass intervention by tensegrity principle performed 9 times in 3 weeks for 20 minutes, increased fluid intake, pelvic floor exercises can increase the frequency of defecation, decreased effort, and reduce pain during defecation. There was a significant change in Constipation Scoring System (CSS) in the elderly after given abdominal masage tensegrity principle. Based on the results, abdominal massase with tensegrity principle can be used as a superior intervention in overcoming the problem of constipation in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Irsa Putri
"ABSTRAK
Konstipasi merupakan salah satu masalah pada sistem pencernaan yang sering terjadi pada lansia. Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya konstipasi pada lansia adalah faktor usia akibat proses penuaan, pola diet, aktivitas fisik, lingkungan, masalah fisik dan psikologis, serta efek medikasi. Konstipasi yang tidak diatasi berdampak pada masalah kesehatan fisik, penurunan produktivitas dan kualitas hidup lansia. Intervensi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas masase abdomen dengan prinsip tensegrity untuk mengatasi konstipasi pada lansia. Intervensi dilakukan selama 4 minggu melalui 12 kali intervensi dalam durasi 20 menit. Hasil intervensi masase abdomen dengan prinsip tensegrity yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan frekuensi defekasi, penurunan usaha mengejan, dan penurunan ketidaknyamanan akibat distensi abdomen. Oleh karena itu, teknik masase ini dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi konstipasi pada lansia dengan kombinasi intervensi lainnya seperti diet serat tinggi, peningkatan asupan cairan, dan aktivitas fisik.

ABSTRAK
Constipation is one of gastrointestinal problem that often occurs in the elderly. The risk factors that cause constipation in elderly are aging proccess, diet pattern, physical activity, environment, physical and psycological problem, as well as medication effect. Constipation also causes many physical problem, decrease productivity and quality of life. The aim of this study was to describe the effectiveness of massage abdomen with tensegrity principles to relieve constipation. The abdominal massage demonstrated in the duration of 20 minutes in 12 session over four week periods. The result showed that massage with tensegrity principle can increase bowel movement, decrease strains, and abdominal distention in client. Futhermore, nurses can perfom this technique followed by providing high fibers diet and motivating to perform physical activity in order to relieve constipation in aged-care institution."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hidayah Illahi
"Stroke menyebabkan hambatan mobilitas fisik sehingga aktivitas yang terbatas mampu menyebabkan masalah konstipasi. Konstipasi pada klien stroke beresiko tinggi meningkatkan tekanan intra kranial karena akan terjadi valsava maneuver. Massase abdomen dengan teknik Swedish dapat mencegah terjadinya konstipasi pada klien stroke. Tujuan studi kasus ini adalah mengevaluasi penerapan massase abdomen dengan teknik Swedish untuk pencegahan konstipasi pada klien dengan stroke iskemik. Metode yang digunakan adalah massase abdomen menggunakan teknik Swedish dengan minyak zaitun dan menerapkan gerakan petrissage, effleurage, kneeding, friction, percussion di mana masing-masing gerakan dilakukan 10 kali, dan di akhiri dengan minum air putih hangat. Massase abdomen dilakukan selama 15-20 menit, dua kali dalam sehari pagi dan sore, 1 jam sebelum sarapan dan makan malam selama 7 hari. Frekuensi pola defekasi klien dievaluasi dengan menggunakan checklist terjadwal setiap hari. Hasil study kasus ini menunjukkan adanya peningkatan pola defekasi menjadi teratur. Massase abdomen pada klien stroke iskemik aman dilakukan baik di fase akut-subakut dan mampu meningkatkan frekuensi defekasi lebih teratur. Perawat dapat menerapkan massase abdomen ini pada klien secara mandiri dan mengajarkannya pada keluarga klien stroke. 

Stroke impacts on client limited physical mobility induced on constipation problems. Constipation is high-risk factor of stroke client increasing intra-cranial pressure due to valsalva maneuvers. To prevent constipation, abdominal massase with Swedish technique is essential to prevent constipation. The aim of this case study is to evaluate the application of abdominal massase with Swedish technique to prevent constipation in client with ischemic stroke. The method used was massase of the abdominal area with olive oil and using the Swedish technique by performing movements of petrissage, effleurage, kneeding, friction, percussion that each movement was performed 10 times and ends with drinking warm water. Abdominal massase was carried out for 15-20 minutes, twice a day in the morning and evening, one hour before breakfast and dinner during 7 days. The frequency of client defecation patterns was evaluated by a daily schedule checklist. The result of the case study shows an increase in the defecation pattern of stroke client become regularly. The abdominal massase is safe for ischemic stroke client both in the acute and subacute phase, and increase the frequency of defecation more regular. Nurses are able to apply the abdominal massage for stroke clients independently and their family."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ade Putra
"Konstipasi merupakan gangguan pada sistem gastrointestinal lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, diet dan asupan cairan, aktivitas fisik, psikologis, serta konsumsi obat-obatan. Konstipasi yang tidak ditangani segera dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan mempengaruhi proses penyembuhan. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi salah satunya dengan abdominal massage. Abdominal massage dengan teknik effleurage merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas abdominal massage dengan teknik effleurage dalam mengatasi masalah konstipasi pada pasien lansia yang mengalami imobilisasi fisik dan konsumsi obat terapi suportif COVID-19. Intervensi dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari berturut-turut dengan durasi ± 15 menit. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukan peningkatan bising usus sebesar 2.67 kali pada intervensi pertama dan 3.33 kali pada intervensi kedua. Berdasarkan hasil tersebut abdominal massage teknik effleurage dapat menjadi pilihan dalam mengatasi konstipasi pada lansia khususnya yang sedang dalam perawatan ketat. Saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti seluruh indikator keberhasilan intervensi dalam mengatasi konstipasi pada lansia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Prahesti Amalia
"ABSTRAK
Masalah hambatan mobilitas fisik banyak dialami oleh lansia yang tinggal di area perkotaan. Hal tersebut dipengaruhi faktor usia dan riwayat trauma sebelumnya, termasuk lansia yang tinggal di insitusi perawatan jangka panjang. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi kompres hangat jahe dan latihan fisik yang dilakukan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik. Hasil intervensi menunjukan bahwa terjadi penurunan skala nyeri VAS dari nyeri berat menjadi ringan serta peningkatan aktivitas. Hal ini menunjukan bahwa kompres hangat jahe dan latihan fisik dapat menurunkan gejala nyeri dan meningkatkan mobilitas klien. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian kompres hangat jahe dan latihan fisik bagi lansia dengan hambatan mobilitas fisik di institusi perawatan jangka panjang.

ABSTRACT
Impaired physical mobility is experienced by older people living in urban areas. It is influenced by age and history of previous trauma, including older people who live in long-term care institutions. This case study aims to describe the results of warm ginger compress interventions and physical exercise performed on older peopl with impaired physical mobility. The results of the intervention showed that there was a decrease in the pain scale of VAS from severe pain to mild and increase in activity. The result showed us both interventions can reduce the symptoms of pain and increase in activity. This study suggests the application of warm ginger compresses and physical exercise for the older people with impaired physical mobility who lived in long-term care institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nauli, Cindi Fakta
"Konstipasi merupakan salah satu masalah umum yang dialami oleh lansia karena manifestasi dari perubahan fisiologis pada tubuh mereka. Konstipasi adalah kondisi saat lansia mengalami buang air besar yang jarang dan sulit dengan tinja yang keras serta sensasi buang air besar yang tidak tuntas atau mengejan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan yang sesuai bagi lansia dengan konstipasi dan mengevaluasi intervensi unggulan yang dapat diberikan. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi adalah masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond yang dilakukan selama lima hari berturut-turut pada lansia yang mengalami konstipasi. Hasil dari intervensi yang dilakukan menunjukkan bahwa masase abdomen dengan minyak aromaterapi lavender, jahe, dan almond efektif dalam menurunkan gejala ketidaknyamanan seperti kembung, kurangnya frekuensi BAB, tekanan pada rektum, nyeri pada rektum, ukuran feses yang kecil tapi keras dan merasa mulas namun kesulitan buang air besar. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa intervensi tersebut menurunkan skor Constipation Assessment Scale (CAS) pada lansia dengan konstipasi.

Constipation is a common problem experienced by the elderly because it is a manifestation of physiological changes in their bodies. Constipation is a condition when elderly people experience infrequent and difficult defecation with hard stools and the sensation of incomplete defecation or straining. The aim of this paper is to identify appropriate nursing care for elderly people with constipation and evaluate superior interventions that can be provided. One of the nursing interventions that can be carried out to treat constipation is abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil which is carried out for five consecutive days for elderly people who experience constipation. The results of the intervention carried out showed that abdominal massage with lavender, ginger, and almond aromatherapy oil was effective in reducing symptoms of discomfort such as bloating, lack of frequency of defecation, pressure in the rectum, pain in the rectum, small but hard stools and feeling heartburn but having difficulty defecating. The evaluation results also showed that the intervention reduced Constipation Assessment Scale (CAS) scores in elderly people with constipation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Puji Sulistyani
"Lansia akan mengalami berbagai perubahan, baik aspek fisiologis maupun psikologis. Salah satu perubahan fisiologis pada lansia ialah sistem muskuloskeletal. Perubahan sistem muskuloskeletal serta faktor risiko lain pada lansia dapat mengakibatkan masalah hambatan mobilitas fisik. Latihan mobilitas dan kebugaran merupakan salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik. Tujuan penulisan ini untuk memaparkan analisis praktik asuhan keperawatan pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik. Hasil evaluasi menunjukkan hasil positif, yaitu adanya peningkatan nilai Berg Balance Scale (BBS) dari 36 menjadi 39, nilai Elderly Mobility Scale (EMS) dari 13 menjadi 18, hasil Timed Up and Go (TUG) dari 28 detik menjadi 17 detik, serta peningkatan kekuatan otot pada kedua ekstremitas atas dan ektremitas kanan bawah. Perawat dapat memberikan latihan fisik berupa latihan mobilitas dan kebugaran secara teratur dan bertahap untuk meningkatkan/ mempertahankan tingkat mobilitas lansia.

Older person undergo numerous changes, both physiological and psychological aspects. One of the physiological changes is the musculoskeletal system. Changes in the musculoskeletal system as well as other risk factors in older person can lead to problems of impaired physical mobility. Fitness and mobility exercise is one of the physical exercises that can be done to overcome barriers to physical mobility. The purpose of this study to give an overview of the analysis of nursing care for impaired physical mobility in older person. The evaluation showed positive results which an increase score Berg Balance Scale (BBS) 36 to 39, Elderly Mobility Scale (EMS) 13 to 18, Timed Up and Go (TUG) test 28 to 17 second, and an increase muscle strength both of upper extremity and right below extremity. Nurses can provide fitness and mobility exercise regularly and gradually to increase/maintain the level of mobility of the older person."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Aini
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah risiko jatuh yang cukup tinggi pada lansia. Kejadian jatuh pada lansia akan berdampak pada kondisi fisik dan fisiologi dari lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh pada lansia dapat diukur melalui beberapa tes, meliputi Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA dan One Leg Stance Test OLTS . Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia adalah program latihan berdiri dan keseimbangan. Hasil yang didapat yaitu adanya peningkatan yang cukup signifikan yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan POMA dari skor 21 menjadi 24 dan OLTS dari 1,99 detik menjadi 7,55 detik. Program latihan berdiri dan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisir risiko jatuh yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high risk of falls problem. The incident of falls on older people will have an impact on the physical and phychological condition of older people. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with risk of falls. Risk of falls in older people can be measurred by using some tests, which are Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA and One Leg Stance Test OLTS . One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is standing and balance training program. The obtained result shows quite significant increase in MFES score, which enhanced from 5,71 to 10. Moreover, there is also an increasing result in POMA and OLTS score. POMA score increases from 21 to 24 and OLTS score increases from 1,99 seconds to 7,55 seconds. Standing and balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize risk of falls on older people.Keywords musculoskeletal change older people risk of falls standing and balance exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
La Saudi
"Malnutrisi (underweight) merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat mengakibatkan defisit energi, protein, atau mikronutrien. Status gizi yang buruk akan memiliki toleransi perawatan yang buruk selama pengobatan dan selama anak hidup. Gizi buruk selalu identik dengan penurunan berat badan, hal ini merupakan tanda buruk pada pasien yang menunjukkan perkembangan penyakit. Tujuan penulisan Karya Ilmia Akhir Spesialis ini untuk memberikan gambaran penerapan model konservasi menurut Levine dalam asuhan keperawatan pada anak dengan kanker yang memiliki masalah nutrisi. Model konservasi yang dikembangkan Levine dapat diterapkan dalam asuhan keperawatan pada anak kanker yang memiliki masalah nutrisi. Penerapakan model teori konservasi yang memandang bahwa lingkungan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan adaptasi individu, dan akan terus berupaya untuk mempertahankan keutuhan mereka. Empat domain yang menjadi fokus dalam melakukan asuhan keperawatan menurut teori konservasi Levine. Empat konservasi tersebut adalah konservasi energi, integritas struktural, integritas personal, integritas sosial. Konsep adaptasi dan empat domain konservasi sangat relevan konservasi energi sangat penting untuk penyembuhan anak dengan kanker yang memiliki masalah nutrisi. Hasil pelaksanaan evidence based nursing practice validasi SCAN versi Indonesia pada anak dengan kanker yang memilki masalah nutrisi menunjukkan bahwa instrumen SCAN ini valid dan bisa digunakan untuk menilai status nutrisi anak dengan kanker

Malnutrition (underweight) is a condition of imbalance between intake and nutritional needs which can result in energy, protein or micronutrient deficits. The poor nutritional status will have to tolerate bad treatment during treatment and the childs life. Malnutrition is always identical with weight loss that is a bad sign for patients who show the development of the disease. The purpose is to provide an overview of the Application of Levine's conservation models in nursing care to children with cancer who had nutritional disorders. The conservation model developed by Levine can be applied in nursing care for cancer children who had nutritional problems. The application of a conservation theory model that views the environment as one of the factors that influence changes in individual adaptation, and will continue to strive to maintain their integrity. Four domains are the focus of nursing care according to Levines conservation theory. The four conservation areas are energy conservation, structural integrity, personal integrity, social integrity. The concept of adaptation and the four conservation domains are very relevant for energy conservation is very important for healing children with cancer who had nutritional problems. The results of the implementation of the evidence-based nursing practice validation of the Indonesian version of SCAN in children with cancer who had the Nursi disorders indicate that the SCAN instrument is valid and can be used to assess the nutritional status of children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Des Anggraeni Runiasiwi
"Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari proses penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia adalah xerosis atau kulit kering. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, jenis kelamin perempuan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis perlu mendapatkan intervensi perawatan kulit untuk mengatasai kulit kering dan mencegah perburukan lebih lanjut. Skin cleansing dan emollient therapy adalah penerapan dari intervensi keperawatan perawatan kulit menggunakan agen topikal. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi skin cleansing dan emollient therapy dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 10 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 1 (ringan). Kesimpulannya, intervensi skin cleansing dan emollient therapy dapat menjadi salah satu perawatan dasar untuk gangguan integritas kulit terutama dalam mengatasi masalah xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan.

Impaired skin integrity is a common problem among the elderly caused by the aging process that leads to the declines of physiological functions. One of the common skin problems experienced by the elderly is xerosis or dry skin. The risk factors associated with xerosis in the elderly are age, female gender, fluid intake, and environmental factors, such as temperature, humidity, and sun damage. Elderly with xerosis symptoms need to get skin care interventions to overcome dry skin and prevent further worsening. Skin cleansing and emollient therapy are the implementation of nursing interventions for skin care using topical treatments. This case study aims to explain the implementation of skin cleansing and emollient therapy interventions to overcome the problem of impaired skin integrity among the elderly with xerosis. The result of the analysis shows that after the intervention for 10 days there was a decrease in the Overall Dry Skin Score (ODSS) from 3 (severe) to 1 (mild). In conclusion, the intervention of skin cleansing and emollient therapy can be one of the basic treatments for impaired skin integrity, especially in overcoming xerosis in the elderly. This intervention can be better optimized if implemented consistently for every consecutive day and done along with adequate fluid intake, avoiding sun exposure, using sunscreen, and environmental modification."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>