Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wardatul Hasanah
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan bagaimana sekolah yang berada pada komunitas miskin dan mayoritas siswanya berasal dari status sosial ekonomi rendah di perdesaan dapat memperoleh capaian akademis yang bagus. Belum banyak studi yang membahas pencapain sekolah miskin dalam bidang akademis. Studi sebelumnya lebih fokus pada faktor fisik sekolah dan latar belakang ekonomi keluarga terhadap pencapaian akademis. Artikel ini fokus pada peran modal sosial dalam pembangunan kualitas siswa melalui sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dengan modal sosial yang tinggi akan memperoleh prestasi akademis yang bagus pada siswanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus pada dua sekolah dasar di Kecamatan Panti dengan melakukan perbandingan pada dua sekolah tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap pihak sekolah,keluarga dan komunitas. Peneliti juga menggunakan data pendukung dari hasil penelitian sebelumnya dan studi lain yang relevan
ABSTRACT
This research explain how schools in a poor communities which students are likely come from a low socioeconomic status in rural areas can achieve a good academic achievment. Studies that explain about the good echievements of poor students from rurals is still less. The previous studies are more focusing in a physical factors of school and the family socio economic factors. This research focus on the role of social capital on the increasing student quality through school. The result of this research is that a school which has a high social capital will earn a good academic achievements. This research uses qualitative methods, a study case by comparing two elementary schools in Kecamatan Panti. Researcher takes primary data by interviewing school, families, and community. Researcher also uses the supporting data from earlier research and other relevant studies."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Carmenita Riswana Saputri
"Selama perkuliahan, mahasiswa menghadapi tekanan untuk meraih prestasi akademis tinggi, terlibat dalam organisasi, dan mempersiapkan karir masa depan. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang pada akhirnya menurunkan prestasi akademis mereka. Disisi lain, persepsi dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan prestasi akademis Penelitian ini akan mengkaji peran kecemasan dan persepsi dukungan sosial terhadap prestasi akademis mahasiswa dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil yang ditemukan adalah terdapat peran kecemasan dan persepsi dukungan sosial terhadap prestasi akademis mahasiswa (R² = 0,017, p<0,05). Penelitian ini menyarankan kepada orang tua dan teman untuk menciptakan lingkungan yang membantu mahasiswa.

During university, students face pressure to achieve high academic performance, get involved in organisations, and prepare for a future career. This can lead to stress and anxiety that ultimately reduce their academic performance. On the other hand, good social support perceptions can improve academic achievement. This study will examine the role of anxiety and perceived social support on student academic achievement using multiple regression analysis. The results found that there is a role of anxiety and perceived social support on student academic achievement (R² = 0.017, p<0.05). This study suggests to parents and friends to create an environment that helps students"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alijon Adit
"Belanja desa belum mengarah pada pemenuhan potensi investasi yang lebih besar dan strategis sejak Dana Desa diluncurkan. Salah satu potensi investasi adalah industri perdesaan yang mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan di desa, di mana kedua hal tersebut adalah masalah yang dihadapi di perdesaan. Di luar masalah tersebut kebiasaan gotong royong sebagai modal sosial masih dipertahankan di perdesaan. Belanja pembangunan desa dan belanja pemberdayaan masyarakat memiliki porsi yang cukup besar dalam belanja desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara belanja desa dan modal sosial dengan industri perdesaan. Temuan dari penelitian ini antara lain: 1) belanja pembangunan, belanja pemberdayaan masyarakat, dan modal sosial memiliki hubungan positif dengan industri perdesaan; dan 2) jumlah industri perdesaan lebih banyak berada di desa yang mengalokasikan belanja pembangunan atau belanja pemberdayaan untuk keperluan industri perdesaan. Untuk memajukan industri perdesaan perlu penyesuaian terhadap belanja pembangunan, efisiensi belanja, dan alokasi belanja untuk keperluan industri. Pemerintah desa perlu berkolaborasi dengan pelaku usaha dalam membangun dan memberdayakan industri desa serta berperan akitf dalam pemeliharaan gotong royong dan pengembangan koperasi di wilayahnya. Kajian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jumlah atau rasio belanja pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang digunakan untuk kepentingan industri perdesaan.

Village expenditure has not led to the fulfillment of a larger and strategic investment potential since the Village Fund was launched. One of the potential investments is rural industries that can absorb labors and reduce poverty in the village, both of which are problems in rural areas. Besides these problems, the habit of mutual assistance as social capital is still maintained in rural areas. Village development expenditures and community empowerment expenditures have a sizeable portion of village expenditures. This study aims to determine the relationship between village expenditure and social capital with rural industries. The findings of this study include: 1) development expenditures, community empowerment expenditures, and social capital have a positive relationship with rural industries; and 2) the number of rural industries is mostly in villages that allocate expenditures for rural industries needs. It is necessary to adjust the development expenditures, expenditure efficiency, and expenditures allocations for industrial purposes. The village government needs to collaborate with business actors to develop and empower village industries and actively maintain mutual assistance and develop cooperatives in the village. Further studies are recommended to use the amount or ratio of development and community empowerment expenditures that used for rural industries purposes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Adriani Ariyantoputri
"Hustle culture pada mahasiswa dapat memengarui tingkat kesejahteraan mereka. Secara khusus, mahasiswa berkewajiban menyelesaikan studi dengan baik dan membutuhkan ketersediaan dukungan sosial yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis terhadap kepuasan hidup mahasiswa. Keseluruhan partisipan berjumlah 130 orang yang berusia 18–25 tahun (M = 21,03, SD = 1,034) dan merupakan mahasiswa aktif Universitas Indonesia. Variabel pada penelitian ini diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis secara bersama-sama berperan signifikan terhadap kepuasan hidup (R2 = 0,288, F(2, 127) = 25,624, p = 0,000). Perguruan tinggi diharapkan dapat membuat program yang memfasilitasi dukungan sosial sekaligus meningkatkan prestasi akademis mahasiswa.

Hustle culture among college students can influence their level of well-being. Specifically, college students must complete their studies well and they need adequate social support. This study aims to examine the role of perceived social support and academic achievement on students' life satisfaction. There are a total of 130 participants aged 18–25 (M = 21,03, SD = 1,034) who are active students at the University of Indonesia. Variables in this study were measured using Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Grade Point Average (GPA). The results of the study indicate that perceived social support and academic achievement simultaneously contribute to life satisfaction (R2 = 0.288, F(2, 127) = 25.624, p = 0.000). Universities are encouraged to develop programs that facilitate students' social support while also enhancing their academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audita Zahra
"Transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi dan metode pembelajaran yang kerap berubah akibat pandemi berpotensi memengaruhi prestasi mahasiswa tahun pertama.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran penyesuaian diri sebagai mediator pada hubungan antara persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Teknik analisis korelasi dan mediasi digunakan dalam penelitian ini dan hasil analisis menunjukkan bahwa penyesuaian diri dapat memediasi secara penuh (full or complete mediation) hubungan persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis. Pihak universitas diharapkan dapat memfasilitasi dukungan yang membantu peningkatan penyesuaian diri dan prestasi akademis.

The transition from high school to college and the frequent changes in learning methods due to pandemic have the potential to affect academic achievement of first-year students. This study aims to examine the role of self-adjustment as a mediator in the relationship between perceived social support and academic achievement. The participants of this study were first-year University of Indonesia students. Pearson correlation and mediation analysis techniques were used in this study and the results showed that self-adjustment completely mediates the relationship between perceived social support and academic achievement. University is expected to facilitate support that helps improve students’ adjustment and academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ashari Naser
"Skripsi ini membahas konsep dan praktik para relawan di sekolah non formal yang terdapat di wilayah DKI Jakarta dalam upaya memberdayakan anak-anak dari keluarga miskin dan persepsi peserta didik terhadap proses belajar di sekolah non formal itu. Pada skripsi ini, dipaparkan mengenai kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam sekolah non formal dimana terdapat anak-anak sebagai murid dan para relawan yang menjalankan fungsi sebagai guru. Penelitian ini berfokus pada suatu proses bagaimana guru mempraktikkan cara belajar kepada murid-muridnya sesuai dengan makna dan hakikat dari nilai-nilai yang melekat pada nama sekolah tersebut. Penelitian ini, menggunakan metode etnografi, dimana selain meneliti, peneliti juga melakukan proses wawancara mendalam terhadap beberapa relawan pengajar dan anak-anak yang merupakan murid di sekolah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relawan yang menjalankan fungsi sebagai guru sekolah bukan sebatas memberikan pengetahuan saja, tetapi juga berupaya mempraktikkan nilai-nilai mendidik tanpa harus melakukan kekerasan, tanpa diskriminasi dan berusaha mengayomi murid-muridnya tanpa putus asa. Anak-anak peserta sekolah merasa para relawan mampu mengimplementasikan nilai-nilai pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan siswa belajar. Selain itu yang terpenting adalah bagaimana sang guru berhasil mentransmisikan sebuah pengetahuan hingga akhirnya sang siswa mampu berprestasi dalam mata pelajaran yang terdapat dalam ruang lingkup sekolah formal. Relawan yang berfungsi sebagai guru kerap menghadapi berbagai tantangan, seperti siswa yang sulit diatur, siswa yang kesulitan dalam memahami materi pembelajaran, serta para siswa yang ramai dan sulit diatur ketika sesi pembelajaran berlangsung. Walaupun begitu, para guru tidak menyerah dan berputus asa untuk mendidik dan mentransmisikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. Para guru mempunyai metode pembelajaran tersendiri agar murid-muridnya memahami pelajaran yang diberikan. Di sekolah non formal tersebut, dalam kegiatan pembelajarannya, tidak ada hukuman oleh para guru ketika murid-muridnya mengalami kesulitan dalam memahami suatu mata pelajaran. Terkait dengan persepsi sekolah non formal, suasana belajar sangat menyenangkan, karena menurut mereka, gurunya sangat baik, ramah, dan pengertian terhadap para muridnya. Ketika para murid mampu menyelesaikan kewajibannya untuk mengerjakan soal dari suatu mata pelajaran maka sebagai bentuk apresiasi, para murid diberikan hadiah oleh gurunya berupa makanan dan minuman ringan. Satu hal yang paling penting dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana anak-anak dapat dengan nyaman melakukan sesi pembelajaran yang pada akhirnya membuat sekolah ini terus berdiri dan dibutuhkan oleh anak-anak. Dengan keberadaan sekolah ini, anak-anak mampu bersikap lebih baik dan dapat memahami materi pelajaran yang diberikan di sekolah formalnya dengan lebih baik lagi, sehingga mampu berprestasi dan bersaing dengan anak-anak lain yang lebih beruntung dibanding mereka. Hal ini sesuai dengan makna dari tema sekolah non formal tersebut, yaitu mendidik para muridnya agar bermental juara.

This thesis discusses the concepts and practices of volunteers in non-formal schools in the DKI Jakarta area in an effort to empower children from poor families and students' perceptions of the learning process in non-formal schools. In this thesis, it describes the learning activities contained in non-formal schools where there are children as students and volunteers who function as teachers. This study focuses on a process of how teachers practice learning methods for their students in accordance with the meaning and nature of the values ​​inherent in the name of the school. This study, using ethnographic methods, in addition to researching, the researcher also conducted in-depth interviews with several teaching volunteers and children who were students at the school. The results of this study indicate that volunteers who function as school teachers are not limited to providing knowledge, but also trying to practice educational values ​​without having to resort to violence, without discrimination and trying to protect their students without giving up. The children who participate in the school feel that the volunteers are able to implement learning values ​​that are oriented towards the needs of students in learning. Besides that, the most important thing is how the teacher succeeds in transmitting knowledge so that finally the student is able to excel in subjects that are within the scope of formal school. Volunteers who function as teachers often face various challenges, such as students who are difficult to manage, students who have difficulty understanding the learning material, and noisy students and difficult to manage during the learning session. Even so, the teachers did not give up and gave up hope to educate and transmit knowledge to their students. Teachers have their own learning methods so that their students understand the lessons given. In these non-formal schools, in their learning activities, there is no punishment by the teachers when their students have difficulty understanding a subject. Regarding the perception of non-formal schools, the learning atmosphere is very pleasant, because according to them, the teachers are very kind, friendly, and understanding towards their students. When students are able to complete their obligations to work on problems from a subject, so, as a token of appreciation, the students were given gifts by the teacher in the form of food and soft drinks. One of the most important things from this research is knowing how children can comfortably carry out learning sessions which in turn make this school stand and are needed by children. With the existence of this school, children are able to behave better and can better understand the subject matter provided in formal schools, so that they are able to excel and compete with other children who are more fortunate than them. This is in accordance with the meaning of the name of the non-formal school, which is to educate students to have a winning mentality"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Yamin
"Nuansa kebijakan pengentasan orang miskin selama ini terkesan menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dengan peran Negara yang sangat dominan. Meskipun tingkat kemiskinan menurun tapi tidak terlalu signifikan. Revitalisasi pengentasan orang miskin dengan mendorong faktor non ekonomi dan partisipasi masyarakat menjadi sangat penting. Penelitian sebelumnya seperti Narayan dan Pritchett (1997), Grootaert (1998), Krishna dan Uphoff (1999) mengkonfirmasi bahwa modal sosial dinilai sebagai jembatan yang memfasilitasi kerjasama lebih baik dalam penyediaan pelayanan serta memberikan keuntungan kepada semua anggota masyarakat dan komunitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran modal sosial terkait dengan bonding dan bridging dalam mendorong pengentasan orang miskin dan melindungi kerentanan kelompok miskin. Dengan menggunakan data BPS Susenas 2012 Modul Sosial Budaya dan Pendidikan dan dengan mengaplikasikan model ekonometrik persamaan simultan (untuk menghilangkan permasalahan endogeinity problem antar variable antara modal sosial dan kondisi kemiskinan) menunjukan bahwa modal sosial melalui dimensi bonding (jaringan pertemanan, saudara dan bertetangga) dan dimensi bridging (jaringan perkumpulan) terbukti secara empiris mempunyai peran penting dalam mengurangi kedalaman kemiskinan dan juga mampu mendorong orang miskin keluar dari kemiskinan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Woolcock dan Narayan (2000) bahwa rumah tangga miskin akan keluar dari garis kemiskinan bila memiliki peran sinergi yang tidak terpisahkan antara modal sosial bonding dan bridging yang tinggi. Mengingat masyarakat Indonesia mempunyai minat tinggi (82.3%) untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan (BPS, 2013). Maka pendekatan pengentasan orang miskin berbasis modal sosial sudah sepantasnya perlu diperhatikan oleh pembuat kebijakan.

The poverty alleviation program that formulated by government had focussed on economical approach, in which government took a dominant role. Poverty rate has been reduced, but not in significant way. Revitalization of poverty alleviation programs by promoting non-economic factors and participation of community becomes important. Previous studies, such as Narayan dan Pritchett (1997), Grootaert (1998), Krishna and Uphoff (1999) confirmed that social capital has taken role as a bridge which facilitate a better cooperation in providing service and give benefits for the community.
This study aims to analyze the role of social capital related to the bonding and bridging dimension in promoting poverty alleviation and protecting the poor from vulnerability. This study uses BPS Susenas 2012 data, Social Culture and Education Modul. Using the simultaneous equation model to facilitate the endogeneity problem between social capital and poverty variable, the bonding and bridging dimension has showed the significant effect to decrease the vulnerability and pulled out the poor from the poverty line.
This result is in line with Woolcock and Narayan (2000) that the poor would be able to leave the poverty line if they maintain high bonding and bridging level. The Indonesians showed high willingness (82.3%) to participate in social activity (BPS, 2013), therefore social capital approach should be considered by policy maker to formulate poverty alleviation program."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Victor Prima
"Literatur yang menghubungkan modal sosial dan capaian pendidikan terus berkembang. Akan tetapi, studi-studi sebelumnya lebih fokus pada modal sosial yang diakumulasi dari dalam rumah tangga untuk anak umur 6-18 tahun. Sementara itu, modal sosial juga dapat diakumulasi dari komunitas di luar rumah tangga. Untuk itu, penelitian ini mengestimasi hubungan modal sosial baik yang diakumulasi dari dalam rumah tangga maupun dari komunitas, dengan capaian pendidikan, menggunakan data level individu di Indonesia pada tahun 2014. Modal sosial komunitas diukur dengan kemudahan mendapatkan pertolongan keuangan dari tetangga, kesamaan domisili selama lima tahun terakhir, kehadiran ayah dan ibu, banyaknya anak, kehadiran kakek dan/atau nenek, ijazah pendidikan kepala rumah tangga, pentingnya tingkat pendidikan dalam memilih kepala daerah. Capaian pendidikan diukur dengan partisipasi sekolah anak umur 6-24 tahun. Estimasi dampak modal sosial terhadap capaian pendidikan menggunakan metode regresi logistik. Dengan mengontrol karakteristik anak, karakterisik rumah tangga, karakteristik komunitas dan efek modal sosial yang diakumulasi dari dalam rumah tangga dan komunitas, penelitian ini menemukan bahwa besarnya modal sosial yang dimiliki rumah tangga berhubungan dengan tingginya probabilitas partisipasi sekolah anak di rumah tangga tersebut.

There is a continues growing body of literature on social capital and its relationship to education attainment. Yet, previous studies focused more on social capital which accumulated within households among children 6 18 years old cohort. Meanwhile, social capital can also be accumulated from communities outside the home. This study investigate social capital relationship both accumulated from within the household and from the community, on educational attainment, using individual level data in Indonesia in 2014. Community social capital is measured by the ease of obtaining financial assistance from neighbors, domicile similarities last five year, presence of father and mother, number of children, presence of grandparents and or grandmothers, education certificate of household head, importance of education level in choosing the region head. Educational attainment is measured by school participation of children 6 24 years old cohort. Estimate the relationship of social capital on educational attainment using logistic regression methods. By controlling characteristics of children, household characteristics, community characteristics and effects of social capital accumulated from within households and communities, this study found that the magnitude of social capital held by households is related to the high probability of children school participation in the household."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Invitama Abadi, 2013
307.14 IND s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>