Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Rafiuddin Anwar, Author
"ABSTRAK
Pelayaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan bisnis dan perdagangan dalam negeri maupun luar negeri, terlebih lagi sudah dimulainya era perdagangan bebas yang membutuhkan suatu alat transportasi yang dapat mengangkut barang atau muatan pada setiap prosesnya.
Kapal laut yang mengangkut barang atau muatan dari berbagai pelabuhan merupakan sarana penting yang tidak dapat diabaikan, terutama negara kepulauan seperti Indonesia yang selalu membutuhkannya.
Pentingnya pelayaran disadari oleh semua pihak, namun kenyataannya perusahaan pelayaran dalam negeri tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Peningkatan nilai ekspor Indonesia tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan perusahaan pelayaran dalam negeri, dominasi perusahaan pelayaran asing terhadap muatan dalam negeri membuat banyak perusahaan pelayaran nasional banyak yang gulung tikar, karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan pelayaran asing. Terdapat banyak hal yang menyebabkan tidak berkembangnya perusahaan pelayaran nasional, salah satu diantaranya kapal-kapal perusahaan pelayaran dalam negeri kurang maju dalam memiliki teknologi yang tinggi yang semakin dibutuhkan di era globalisasi ini.
Persaingan yang perlu dicermati perusahaan adalah kompetisi dengan perusahaan pelayaran luar negeri yang didukung dengan sumber daya yang besar termasuk dalam hal teknologi perkapalan sehingga menguasai sebagian besar muatan barang untuk ekspor dan impor. Sedangkan kompetisi dengan beberapa perusahaan pelayaran dalam negeri tidak terlalu berbahaya bagi perusahaan.
Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan pelayaran dari luar negeri, perusahaan harus memamfaatkan kekuatan yang dimiliki dengan meminimalkan ancaman-ancaman yang ada, sehingga terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan perusahaan yaitu concentrated growth, market development, product development, dan innovation.
Strategi terbaik yang dapat dilakukan perusahaan dalam hal ini PT Tirta Kerta Abadi untuk menghadapi hal tersebut adalah strategi market development, dimana perusahaan dapat memamfaatkan kegiatan perdagangan antar negara ASEAN yaitu AFT A yang memberikan pilihan untuk pengembangan pasar perusahaan yang terdapat berbagai jenis kebutuhan-kebutuhan dari konsumen baik dalam negeri maupun di luar negeri yang dapat dimanfaatkan perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut, perusahaan perlu membina hubungan baik dengan instansi-instansi pemerintahan yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan industri pelayaran dan lembaga keuangan untuk menciptakan peluang pasar serta peremajaan kapal perusahaan yang pada kondisi saat ini sangat diperlukan untuk dapat bersaing. Hal ini harus dilakukan oleh perusahaan agar tetap terus dalam industry pelayaran dan juga dapat memberikan banyak keuntungan apabila menerapkannya.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Amir Hamzah
"ABSTRAK
Lahirnya industri farmasi di Indonesia dimulal dengan berdirinya berbagai perusahaan dagang dan distributor obat, balk impor maupun prociuksi dalam negeri sekitar tahun 1950-an. Perkembangan yang Iebih maju adalab ketika perusahaan multi nasional PMA masuk ke Indonesia dan bekerja sama dengan perusahaan dalarn negeTi membangun perusahaan dan pabrik farmasi sesual dengan IJU PMA tahun 1967. Setelah hampir empat puluh tahun keberadaan perusahaan farniasi, balk PMDN dan PMA, terlihat berbagai kekurangan yang sangat mendasar bagi kesuksesan sebuah industri farmasi, seperti kemanipuan R & D (Research and Development) dan manufacturing, sehingga sampai saat ini, perusahaan farmasi Indonesia belum mempunyai kompetensi inti (core competencies) yang bisa diandalkan untuk bersaing di era pasar bebas, terutama dengan dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2003 dan liberalisasi perdagangan yang dixnungkinkan WTO (World Trade Organization).
Menghadapi era tersebut, berdasarkan analisa terhadap berbagai faktor, ditawarkan strategi yang harus dilaksanakan oleh industri farmasi Indonesia, yaitu: (1) Melakukan likukiasi, akuisisi atau merjer dan perusahaan farmasi yang ada berciasarkan kepeinilikan (ownership) atau kesamaan produk, sehingga terca.pai skala ekonomi (economic of scale) dan efisiensi produksi, (2) Registrasi ulang atas obat yang beredan dan perusahaan farmasi yang memproduksmya diwajibkan menginformasikan struktur biaya produksi, (3) Mengembangkan fasilitas R & D dan produksi bahan baku obat dengan cara cost sharing dan perusahaan farmasi dengan memanfaatkan sumber daya hortikultura, paling lambat sebehun dimulaìnya AFTA tahun 2003."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Chandra H.S
"ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
;ABSTRAK
Peranan angkutan laut di Indonesia menjadi sangat penting, karena
kondisi geografis dan moda transportasi ini dinilai mampu melakukan jasa
angkutan dalam volume besar dan sekaligus, dengan biaya yang lebih murah.
Menyadari hal tersebut, maka angkutan laut tidak boleh dipandang sebagai
sarana penunjang semata-mata, tetapi harus dibina dalam satu kesatuan diantara
berbagai sektor, khususnya sektor industri dan pertanian.
Disamping fungsinya sebagai penunjang kegiatan sektor-sektor
ekonomi lainnya, angkutan laut merupakan kegiatan industri yang memberi
manfaat ganda seperti lapangan kerja, penghasil pajak, penghasil devisa,
keuntungan bagi pemilik modal dan penunjang kegiatan-kegiatan industri hulu
dan huir yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan laut.
Revolusi di bidang transportasi dimulai dengan dilakukannya upaya
unitisasi dan konsolidasi muatan, lewat pemanfaatan peti kemas yang ukurannya
semakin diperbesar, serta jenisnya semakin ditambah, untuk memungkinkan
pengangkutan yang lebih efisien. Berdasarkan peti kemas ini dilakukan
penyeragaman pada bidang hardware, yaitu seluruh alat transportasi beserta
fasilitas penunjangnya serta software, yaitu administrasi angkutan, kepabeanan
dan sebagainya.
P.T. TRIKORA LLOYD sebagai salah satu perusahaan yang
menyelenggarakan jasa pengangkutan barang melalui laut, dalam usahanya
memasarkan produknya, tidak terlepas dari berbagai perrnasalahan, terutama
dampak dan revolusi di bidang transportasi yang terus berlanjut, dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal. Seperti yang menjadi tujuan
perusahaan pelayaran Iainnya, P.T. TRIKORA LLOYD berusaha untuk
mengikuti global inter- modal through freight system, yang memungkinkan
terjaminnya delivery yang tepat waktu dan berbagai himpunan unit barang yang
diperlukan perusahaan dan/atau industri di segenap penjuru dunia.
Menghadapi hal tersebut, maka PT. TRIKORA LLOYD dituntut
untuk menggunakan suatu strategi yang sesuai, yang dapat menjamin
keberadaan dan pertumbuhannya dimasa yang akan datang.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahabudin
"Dengan makin meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak. Kebutuhan biaya dan distribusinya menjadi sesuatu yang memberatkan bagi Pemerintah maupun Pertamina, hal ini terlihat dengan makin besarnya subsidi BBM. Undang-undang minyak dan gas bumi yang baru nomor 22 tahun 2001 memungkinkan adanya peranan perusahaan lain diluar Pertamina untuk menangani penyediaan BBM.
Disamping itu dengan akan dimulainya pasar bebas AFTA yang akan dimulai pada tahun 2003, tidak dapat dihindari masuknya perusahaan global didalam pemasaran BBM di Indonesia seperti halnya yang telah terjadi di negara-negara ASEAN lainnya. Sehingga akan terjadi suatu perubahan srategi bisnis dari usaha monopolistik menjadi usaha yang dapat bersaing. Untuk mengantisipasi era pasar bebas yang tidak lama lagi akan di mulai maka perlu disiapkan langkah strategi bisnis bahan bakar minyak di Indonesia dalam menghadapi era pasar bebas mendatang.
Teknik penelitian yang dilakukan adalah mempelajari faktor Internal dan eksternal yang dianalisis dengan metode SWOT melalui penelitian kondisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi Pertamina didalam bisnis bahan bakar minyak. Dari analisis SWOT tersebut dapat diketahui posisi perusahaan dan strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan di dalam bisnis bahan bakar minyak pada era pasar bebas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan masih mempunyai kondisi internal yang kuat dan masih adanya peluang yang cukup besar di dalam bisnis bahan bakar minyak di Indonesia, meskipun ancaman yang akan di hadapi cukup besar pada era pasar bebas. Strategi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah strategi Intensif atau integration.
Adapun strategi bisnis bahan bakar minyak yang perlu dilakukan oleh Pertamina adalah mengupayakan maksimalisasi pangsa pasar, mengembangkan kompetensi inti dalam infrastruktur distribusi bahan bakar minyak, memperkuat integrasi vertikal antara pengolahan dan pemasaran bahan bakar minyak, meningkatkan kualitas mutu bahan bakar minyak serta cost effectiveness dalam penyediaan distribusi bahan bakar minyak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priantono
"Kecenderungan perkembangan teknologi telekomunikasi mengarah pada komunikasi bergerak dan teknologi yang berbasis kepada Internet Protocol (IP). Sebagai antisipasi perkembangan teknologi dan menghadapi era persaingan global, Indosat sebagai penyelenggara telekomunikasi internasional telah menyiapkan beberapa strategi bisnis. Strategi bisnis tersebut adalah strategi " 4 in 1" yaitu sebagai penyedia jaringan backbone, penyelenggara jasa internet dan multimedia, penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak, dan sebagai penyelenggara jaringan akses. Ke empat strategi bisnis tersebut berbasis kepada satu teknologi yaitu teknologi internet (IP-based). Untuk mencapai sasaran strategi bisnis tersebut, telah dipersiapkan beberapa rencana antara lain teknologi, infrastruktur, keuangan, pendanaan, pemasaran, SAM, dan organisasi.
Tesis ini akan menganalisa strategi bisnis Indosat dengan menggunakan analisa SWOT, yaitu dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal, ancaman eksternal serta peluang yang ada. Dari hasil analisa SWOT tampak bahwa dari ke empat strategi bisnis yang ditetapkan, strategi bisnis yang harus mendapatkan prioritas adalah sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak dengan sistem GSM 1800 Mhz. Hasil analisa ini merupakan suatu usulan yang akan disampaikan kepada Manajemen Indosat.

Trend of telecommunications technology development is going towards mobile communications and Internet Protocol (iP) based technology. To anticipate technology development and facing global competition era, Indosat as an international telecommunications operator has established several business strategy. The business strategy is so called "4 in 1" strategy, being a backbone network provider, internet and multimedia service provider, mobile service provider and access network provider. All four business is based on one technology, internet technology (IP-based). To achieve the objective of the business strategy, indosat has prepared several plans including technology, infrastructure, finance, funding, marketing, human resources, and organization.
This thesis is analyzing Indosat business strategy using SWOT analysis by putting attention internal strength and weakness, external threat, and existing opportunity. The output of the SWOT analysis, is showing that from the four strategy business implemented, the business strategy priority is being a mobile service provider with GSM 1800 MHz technology. This analysis output is a recommendation for Indosat management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Toni
"Produk rotan merupakan salah satu produk ekspor non migas yang perlu mendapat dukungan mengingat produk ini dapat menambah penerimaan devisa dan memperluas lapangan kerja. Salah satu diantara perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan rotan adalah PT. Tanamas Industry sebesar Rp. 5.490.000.000. Dalam kurun waktu 1993-1996 perusahaan ini mengalami peningkatan volume dan nilai ekspor, namun 1996-998 mengalami hal sebaliknya.
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah pertumbuhan volume ekspor relatif kecil yaitu rata-rata 0, 98 % per tahun, dan persaingan lingkungan industry rotan yang semakin ketat, oleh sebab itu strategi pemasaran yang diterapkan perlu dievaluasi sehingga diperoleh gambaran yang kongkrit tentang lingkungan internal dan eksternal. Dengan diketahui permasalahan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan strategi pemasaran.
Adapun negara tujuan utama ekspor rotan PT. Tanamas Industry adalah Jerman, yaitu melalul pemasaran tidak langsung, dimana produk yang dihasilkan berdasarkan pesanan dari pelanggan (buyer) dan segmen pasar yang dilayani terbatas pada kelompok masyarakat kelas menengah bawah.
Penelitian ini diawali dengan analisis terhadap lingkungan ekstemal dan internal yang mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis 5 kekuatan dari Michael Porter dan analisis SWOT. Analasis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang obyektif tentang peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan evaluasi dari beberapa faktor lingkungan diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan terletak pada pengalaman manajemen puncak, posisi keuangan dan pangsa pasamya di Jerman. Sedangkan kegiatan promosi, penelitian pasar dan inovasi merupakan faktor kelemahan yang paling tinggi.
Dari hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa posisi bisnis perusahaan pada matrik General Electric berada pada sel V. Posisi ini berarti perusahaan berada pada pertumbuhan selektif. Pada posisi ini strategi yang tepat untuk dilaksanakan antara lain pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horizontal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiantoro Puji Waluyo
"Perkembangan industri elektronika mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan mengglobalnya dunia industri. Produk-produk elektronika yang berteknologi tinggi, khususnya komponen elektronika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan industri elektronika, dimana produk ini mempunyai sifat yang dinamis. Nilai ekspor produk komponen elektronika Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 sebesar 26,53%. PT. PGCOM sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi komponen elektronika mempunyai andil dan berpartisipasi dalam mengembangkan industri komponen elektronika di Indonesia. Pertumbuhan nilai penjualan perusahaan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 mencapai 18,69 % dan masih sangat berpeluang untuk lebih ditingkatkan nilai penjualannya, hal tersebut merupakan salah satu indikator bahwa pada industri komponen elektronika mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.
Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka memetakan posisi perusahaan dalam persaingan dan merumuskan alternatif strategi perusahaan dalam meningkatkan daya saingnya. Alat analisis yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian adalah menggunakan Matrik Internal Eksternal sembilan sel untuk menentukan posisi perusahaan dan dalam memilih alternatif strategi digunakan analisis SWOT untuk melengkapi hasil pemetaan posisi perusahaan.
Dari hasil analisis tersebut di atas terlihat bahwa Skor untuk Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) adalah 3,12 dan untuk Evaluasi Faktor Internal (EFI) adalah 2,72, sehingga posisi perusahaan berada pada sel II dalam keadaan tumbuh dan bina. Sedangkan alternatif strategi perusahaan dari hasil pemetaan tersebut adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan integrasi horizontal melalui merger dengan pesaing, Selanjutnya perusahaan direkomendasikan melakukan strategi intensif seperti: penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk sesuai dengan potensi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anondo
"Globalisasi yang semakin berkembang sekarang ini niembawa perubahan dalam tata cara perdagangan internasional dimana hambatan-hambatan yang membatasi perdagangan dan investasi antar negara akan semakin berkurang. Salah satu hal yang mendorong globalisasi perdagangan adalah perdagangan bebas antara ncgara-negara di dunia, yang terwujud dalam bentuk NAFTA, AFTA (bcrlaku mulai 2002), APEC (mulai 2020) dan lain-lainnya. Kesepakatan tersebut intinya menyetujui adanya pembukaan pasar masing-rnasing negara tcrhadap produk-produk negara lainnya, pengurangan dan penghilangan trade barriers, proteksi dan insentif atas induslri dalam negeri.
Dengan adanya free trade para produsen komponen otomotif dunia akan semakin agresif mengembangkan pasarnya ke negara-negara lain. Sebagai peserta AFTA & APEC berarti mungkin mulai tahun 2003 nanti Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas dan memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar negara lain. Seiring dengan terbukanya peluang ekspor ke negara lain, Indonesia pun harus mcmbuka pasar dalam negerinya seluas-luasnya bagi produk impor dan negara-negara lain. Hal tersebut sudah mulai dirasakan oleh industri komponen otomotif sejak tahun 1999, didahului dengan adanya deregulasi otomotif tahun 1999 yang diantaranya mempermudah komponen impor otomotif untuk masuk ke Indonesia.
Industri otomotif Indonesia (termasuk industri komponennya) selama ini rnenikmati proteksi pemerintah sehingga berkembang menjadi industri yang kurang tangguh karena membuat banyak perusahaan menggantungkan diri pada pasar dalam negeri dan bantuan prinsipal. Biaya produksi yang tinggi, kurangnya penguasaan teknologi dan minimnya sumber daya manusia yang qualified merupakan kelemahan industri ini. Disisi lain customer mereka tidak memiliki banyak alternatif pemasok dari luar Indonesia karena adanya proteksi membuat hal tersebut tidak ekonomis. Adanya free trade area nanti membuat industri komponen otomotif Indonesia harus segera bebenah diri untuk bersaing dengan pesaing dari luar yang memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini customer terutama ATPM mulai memanfaatkan keleluasaan yang diberikan pemerintah melalui deregulasi otomotif untuk melakukan sourcing dari luar Indonesia yang umumnya memiliki harga lebih murah dengan tnutu yang sctara.
Perusahaan-perusahaan komponen otomotif yang terdapat dalam Component Group Astra pun harus mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan yang makin ketat ini.
Tujuan studi ini adafah menganalisa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT Astra Otoparts Tbk. sehingga dapat menyusun strategi yang tepat untuk menjalankan bisnisnya agar tetap bertahan dan memperkuat perusahaan-perusahaan di dalamnya dalam era perdagangan bebas mendatang, dengan mempertimbangkan laklor-laktor internal dan eksternal.
Melalui studi ini penulis mencoba memberikan alternatif kepada PT Astra Otoparts Tbk. sebagai holding company component group mengenai masalah yang dihadapi yaitu strategi apa yang dapat dirumuskan dan diterapkan PT Astra Otoparts Tbk., yang dapat diterjemahkan oleh perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawahnya ke dalam bentuk strategi bisnis yang dapat diimptementasikan agar mereka mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di era perdagangan bebas.
PT Astra Otoparts sebagai holding company selain membawahi perusahaan manufakturing juga membawahi beberapa perusahaan trading. Pada perusahaan manufakturing ada beberapa kelemahan yang harus diwaspadai. Antaralain kekurangmampuan pada bidang engineering terutama desain produk yang bergantung pada prinsipal dan customer. Kelemahan lainnya adatah mesin produksi yang agak ketinggalan jaman serta penguasaan proses produksi yang kurang merata (walaupun disebagian perusahaan hal tersebut justru menjadi kekuatannya). Kekurangmampuan tersebut selama ini dicoba diimbangi dengan peningkatan kemampuan dalam proses produksi disertai dengan penjagaan kualitas, pengurangan biaya dan kecepatan pengiriman (quality, cost and delivery).
Disisi lain, trading menjadi kelebihan bagi PT Astra Otoparts karena menguasai jalur distribusi yang cukup baik hingga ke manca negara. Penguasaan distribusi menjadi kapabilitas yang mendukung daya saing perusahaan ini terhadap pesaing. Digabung dengan sumber daya lain yang dimiliki. sektor ini menjadi salah satu core competence PT Astra Otoparts.
Dalam menghadapi persaingan di era free trade ini ada beberapa strategi korporasi yang bisa dijalankan PT Astra Otoparts. Diantaranya mengembangkan bisnis dengan low level diversification melalui join venture, perusahaan mandiri dan merger, menerapkan strategi low cost high volume melalui peningkatan quality, cost dan delivery; dan melakukan penetrasi pasar baru terutama ekspor dengan memperkuat jalur distribusi, sertifikasi perusahaan dalam sistem mutu dan menjaga awareness pelanggan.
Langkah-Iangkah diatas merupakan beberapa alternatif strategi korporasi yang bisa diambil oleh PT Astra Otoparts dalam menyusun ulang strateginya menghadapi persaingan di era perdagangan bebas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selain mengacu kepada faktor-faktor eksternal, langkah-langkah tersebut juga membutuhkan perbaikan di internal perusahahaan-pcrusahaan di lingkungan PT Astra Otoparts sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2004
343.072 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nury Sriandajani
"Lingkungan persaingan dalam industri perbankan semakin hiperkompetitif, tidak terbatas diantara bank-bank yang sudah ada maupun ancaman masuknya bank-bank asing tetapi juga dengan pasar uang, pasar modal dan perusahaan pembiayaan. Perubahan lingkungan persaingan perbankan tersebut menyebabkan bank yang sejak awal bergerak di sektor Korporasi tldak dapat hanya mengandalkan pendapatan yang berasal dari interest income. Era perdagangan bebas merupakan suatu peluang yang dapat dipergunakan perbankan dalam memasarkan produk jasa untuk mmeningkatkan/fee based income/non interest income.
Menurut Hamel dan Prahaiad persaingan di masa yang akan datang adaiah persaingan untuk mendapatkan opportunity share bukan market share. Untuk mendapatkan opportunity share sebuah bank harus memiliki kompetensi inti sehingga bank tersebut mampu mendominasi esempatan yang timbul.
Dengan latar beiakang tersebut diatas, penuiisan karya akhir ini untuk mengetahui strategi Bank X meningkatkan fee based income di sektor korporasi dalam era perdagangan bebas. Salah satu pertimbangan pemilihan Bank X karena bank tersebut sejak berdiri bergerak di bidang korporasi.
Penulisan karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui peranan Bank X dalam perdagangan internasional, peluang pengembangan produk/jasa yang dapat meningkatkan fee based income, keunggulan bersaing yang harus dimiliki Bank X agar dapat memanfaatkan peluang perdagangan bebas dan strategi yang ditempuh Bank X untuk meningkatkan daya saing daiam mengantisipasi perdagangan bebas.
Metode penulisan karya akhir dilakukan secara diskriptif analisis. Untuk menganalisis strategi Bank X meningkatkan fee based income di sektor korporasi dalam era perdagangan bebas dilakukan kajian pustaka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Iingkungan industri perbankan, peluang pengembangan produk/jasa fee based income dan strategi bersaing dengan pendekatan resource based.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan fee based income berupa pendapatan dan komisi di luar kredit yang diperoeh Bank X sebesar 8364 % berasal dari kegiatan transaksi luar negeri yang meliputi inkaso/transfer, option valuta asing, Garansi Bank, pendapatan selisih kurs karena transaksi valuta asing dan transaksi luar negeri Iainnya. Sedangkan dalam kegiatan transaksi dalam negeri yang paling dominan adalah kegiatan jasa-jasa pasar modal.
Sumber daya yang dimiliki Bank X adalah jaringan kegiatan operasional di dalam dan luar negeri, sistem pengawasan intern yang telah mendapat ISO 9002, sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan ketramplian dalam mengelola transaksi perdagangan luau negeri dan jasa-jasa pasar modal.
Kompetensi inti yang dimiliki Bank X saat mi adalah foreign exchange services, transaction processing dan relationship management. Kompetensi inti tersebut merupakan gabungan Kernampuan (skill) dan teknoiogi serta proses belajar bersama antar unit untuk menghasilkan produk dan jasa.
Strategi Bank X untuk meningkatkan fee based income dalam era perdagangan bebas berupa renàana pembentukan unit bisnis yang bercinikan investment banking. Sehubungan dengan rencana tersebut maka Bank X perlu melakukan pengembangan kompetensi inti yang baru yaitu financial advisory dan melakukan penyebaran kompetensi inti secara internal serta pemeliharaan kompetensi inti yang telah dimiliki."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>