Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Nusyirwan
"ABSTRAK
Pangsa pasar sepatu olahraga dirasakan makin kompetitif saja oleh para pemegang lisensi karena banyaknya pemain di kelas ini dalam memperebutkan pasar yang mendominasi penjualan sepatu olahraga di pasar lokal karena pada pasar sepatu oiahraga konsumen sangat se!ektif pada sepatu olahraga yang akan mereka beli. Mereka akan membandingkan produk dari sepatu olahraga yang akan mereka beli dengan atributatribut yang mereka inginkan pada sepasang sepatu olahraga.
Mengantisipasi hal ini, upaya yang dapat dilakukan perusahaan yang memproduksi sepatu olahraga jenis olahraga bola basket dapat memasuki pasar dan dikenal oleh konsumen adalah melalui komunikasi yang dilakukan oleh endorser. Upaya ini bertujuan untuk mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk yang ditawarkan perusahaan agar terdorong untuk melakukan pembelian.
Tujuan penelitiari ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas komunikasi yang dilakukan oleh endorser yang dijalankan perusahaan dalam upaya mempengaruhi persepsi konsumen yang sudah memiliki sepatu olahraga yang umumnya jenis running. Evaluasi ini didasarkan pada bagaimana persepsi mereka setelah melihat komunikasi yang dilakukan perusahaan. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi konsumen pemilik sepatu olahraga terhadap dampak komunikasi yang dilakukan oleh endorser Adidas.
Melihat dari tujuan penelitian ini, riset yang dilakukan adalah sebagai masukan bagi pengembanagan komunikasi khususnya bagi komunikasi yang menggunakan endorser, dengan menggunakan rtiset kuantitaif. Pada penelitian ini lebih ditekankan pada rcsponden yang telah memiiiki sepatu o!ahraga dan merupakan segmen kelas menengah keatas.
Komunikasi yang efektif akan mendorong awareness dari konsumen sampai dengan melakukan pembelian. Akan tetapi komunikasi belum tentu efektif karena masih adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dampak yang diberikan endorser kepada konsumen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata responden yang merupakan konsumen pemilik sepatu olahraga dan termasuk kelas menengah keatas tahu akan keberadaan endorser dan komunikasi yang dilakukan oleh Adidas, mereka juga merasa tertarik dengan komunikasi tersebut. Akan tetapi setelah melihat komunikasi tersebut, sikap yang ditimbulkan oleh mereka hanya sebatas senang menontonnya dan tidak mempunyai sikap untuk memiliki sepatu olahraga Adidas. Hal ini disebabkan, bagi mereka komunikasi yang dilakukan oleh endorser hanya memberikan dampak yang biasa saja dalam memberikan pengaruh kepada mereka untuk membeli sepatu olahraga Adidas dan juga adanya faktor-fakor Jainnya yang mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk membeli sepatu olahraga Adidas.
Hasil dari keseluruhan penelitian adalah, komunikasi yang telah dilakukan oleh endorser Adidas dianggap masih terdapat kekurangan dalam upaya merubah persepsi konsumen pemilik sepatu olahraga.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Eridhany
"[Tesis ini membahas pengaruh penggunaan celebrity endorser pada pembentukan brand equity. Meningkatnya belanja iklan di kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia serta angka penjualan minuman isotonik yang semakin meningkat tiap tahunnya menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil di Indonesia serta mulai sadamya masyarakat terhadap pentingnya minuman isotonik. Serta, mulai maraknya perusahaan yang melakukan kontrak kerjasama dengan pihak selebritis untuk meng-endorse produk mereka membuat perusahaan haruslah selektif di dalam pemilihan endorser agar memiliki makna mendalam bagi konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Standard Equation Model (SEM). Husil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan antara celebrity endorser dengan attitude toward advertisement yang mempengaruhi brand awareness dan altitude toward brand. Penelitian ini menyarankan bahwa untuk memperkuat ekuitas merek diperlukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas aktivitas komunikasi pemasaran terpadu dan pemilihan endorser untuk meningkatkan tingkat sikap positif pelanggan terhadap merek., This thesis discusses the influence of the use of celebrity endorsers in the formation of brand equity. Increased advertising spending in Southeast Asia, especially Indonesia and isotonic drinks sales are increasing each year shows that the stable economic growth in Indonesia, and consumers began to consider the importance of isotonic drinks. Therefore, the increasing of companies which make the contract agreement with the celebrities to endorse their product make the conzpany should be selective in the selection of the endorser in order to have a profound nzeaningfor the consumer. This study is a quantitative research methods and using Standard Equation Model (SEM). The results of this study was found that there is a relationship between celebrity endorser to attitude toward the advertisement which affect brand awareness, perceived quality and brand attitude. This study suggests that in order to strengthen the brand equity, the conzpany should in1prove the quality of integrated marketing comnzunications activities and the selection of endorser to boost the level of positive customer
attitudes toward the brand.
]"
2012
T44129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Widhiatama
"Ketatnya persaingan dalam industri makanan ringan membuat para produsen berlomba-lomba melakukan promosi demi mencapai positioning yang teratas pada targetnya. Kegiatan promosi yang dilakukan sangat beragam dengan tingkat kreativitas yang tak terduga. Salah satunya adalah dengan menggunakan tokoh agama sebagai brand endorser, yang dilakukan produsen Biskuit Kokola dalam kegiatan promosinya. Sayangnya hal ini melanggar pedoman Etika Pariwara Indonesia (EPI). Analisis ini akan membahas pelanggaran terhadap EPI dengan ketentuan penggunaan tokoh agama sebagai brand endorser dan eksploitasi kata “halal”, juga implementasi pada kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan, hingga pencapaian target dalam market positioning.

Intense competition in the snack food industry makes the producers vying promotion to achieve top positioning on the target. Promotional activity varies with the level of creativity that is unexpected. One of them is to use a religious figure as a brand endorser, which used by biscuit manufacturer Biskuit Kokola in its promotional activities. Unfortunately it is in violation of ethics guidelines Etika Pariwara Indonesia (EPI). This paper will discuss ethics violations against EPI against the use of religious figure as a brand endorser and exploitation of word “halal”, with the implementation to promotional activity to market positioning achievement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nazianda
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana Putri Sari
"Buavita merupakan merek minuman sari buah dalam kemasan yang sedang mencoba membentuk citra mereknya sebagai minuman sari buah sehat yang ikut serta mengajak konsumennya untuk hidup sehat dengan menjadi seorang frutarian. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Unilever menggunakan strategi periklanan dengan menggunakan celebrity endorser pasangan Darius Sinatrhya dan Donna Agnesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pasangan selebriti Darius dan Donna sebagai celebrity endorser terhadap brand image Buavita serta melihat dimensicelebrity endorser manakah yang paling berpengaruh terhadap citra merek Buavita.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan sample purposive. Pada penelitian ini sample yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan celebrity endorser pasangan Darius dan Donna memiliki pengaruh terhadap brand image Buavita dan dimensi celebrity endorser yang memiliki pengaruh terbesar pada brand image Buavita adalah dimensi celebrity multiplicity.

Buavita is one of brands that tries to make its brand image as a healthy juice which invites its consumers to live healthily by being frutarian. To achieve the goal, Unilever implemented advertising strategy by using celebrity couples, Darius Sinathrya and Donna Agnesia. This research was intended to observe the effect of using celebrity couples Darius and Donna as celebrity endorser on Buavita’s brand image and to observe which dimension of celebrity endorser had the greatest impact on Buavita’s brand image.
This research applied quantitative approach and purposive sampling technique with 100 respondents were asked for filling up the questionnaires. This research proved that using Darius Sinathrya and Donna Agnesia as celebrity endorsers had impact on Buavita’s brand image andthe most influencing dimension of celebrity endorser on Buavita’s brand image was celebrity multiplicity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasa Pramadani
"Fenomena penggunaan selebriti sebagai endorser dalam komunikasi produk menjadi sebuah tren dan acuan bagi pemasar dalam berkomunikasi dengan konsumen melalui media iklan. Namun membuat konsumen menyukai merek yang diiklankan dan bahkan membuat efek perilaku konsumen melalui atensi untuk membeli bukanlah perkara yang mudah. Sehingga faktor pemilihan selebriti dalam komunikasi produk menjadi hal yang sangat vital karena hal ini menyangkut budget yang akan dikeluarkan oleh perusahaan yang tentunya dalam jumlah nominal yang tidak sedikit.
Strategi dengan menggunakan selebriti dalam banyak penelitian terdahulu memang terbukti secara empiris dapat memberikan efek positif terhadap attitude konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana scorang selebriti dapat meningkatkan efek positif melalui Attitude Toward the Ad (AAD), Attitude Toward the Brand (AAB). dan Purchase Intention (PI) konsumen. Selanjutnya penelitian ini juga mencoba untuk membuktikan dan mengkaji model penelitian sebelumnya mengenai model sekuen Perceived Celebrity Endorser, AAD dan AAB melalui uji statistik efek mediasi AAD. Dalam penelitian ini juga dibahas mengenai perilaku konsumen pada kategori produk yang berbeda (product involvement)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat kausal. Subjek penelitian menggunakan 92 orang mahasiswa MM Universitas Indonesia kelas reguler sebagai responder. Objek penelitian terdiri dari empat buah iklan cetak yang menggunakan stimulus selebriti dalam hal ini selebriti yang digunakan adalah Tora Sudiro yang cukup dikenal luas oleh masyarakat khususnya di kalangan anak muda dengan kategori produk yang berbeda dengan merek Frestea (teh dalam kemasan) mewakili low involvement dan Suzuki APV (mobil) mewakili produk high involvement.
Berdasarkan pengujian Independent Samples-Z Test diketahui bahwa penggunaan celebrity endorser terbukti secara signiftkan mempunyai perbedaan kearah positif AAD, AAB dan PI dibandingkan tanpa menggunakan celebrity endorser. Terkait dengan kategori produk, dengan metode pengujian yang sama diketahui bahwa AAD dan AAB pada kedua kategori produk tidak terbukti secara signifikan berbeda, perbedaan secara signifikan hanya terjadi pada nilai PI. Hal ini membuktikan kebenaran model Hierarchy Involvement Process dan teori Elaboration Likelihood Model (ELM) bahwa perbedaan utama kategori produk low involvement dan high envolvement terletak pada sifut evaluatif konsumen (affective), di mana pada kategori produk low involvement peran behavior melalui intensi untuk mencoba/trial purchasing (conative) terbentuk terlebih dahulu setelah unsur cognitive. Berbeda dengan kategori high involvement, berlaku model standard learning hierarchy melalui sebuah sekuen yaitu cognitive, affective baru kemudian conative. Konsumen akan berupaya mencari informasi mengenai fitur dari produk serta membandingkan dengan produk lainnya, hingga konsumen merasa yakin akan produk tersebut kemudian membeli sebagai awal dari behaviour.
Berdasarkan uji One Way Anova dan Scheffe Test ditemukan bahwa nilai AAD, AAB, dan PI pada keempat stimuli terbukti berbeda secara signifikan. Hasil Scheffe Test diketahui bahwa pada kategori low involvement akan memiliki perbedaan yang signifikan atas nilai AAD, AAH dan PI kearah positif, sehingga peran celebrity endorser disini sangat panting untuk menimbulkan efek trial dari konsumen. Namun pada high involvement perbedaan hanya terjadi pada nilai AAD, AAB, tidak terbukti pada PI. Dengan demikian peran celebrity endorser hanya sebagai penarik konsumen agar aware dengan iklan dan merek namun tidak dapat menarik atensi konsumen untuk membeli.
Berdasarkan hasil analisis Simple Regression dan Multiple Regression, diperoleh bahwa penggunaan celebrity endorser terbukti secara signifikan dapat mempengaruhi secara langsung AAD dan AAB namun dalam pembentukan AAB efek penggunaan celebrity endorser merupakan sebuah efek mediasi AAD sehingga disimpulkan bahwa penggunaan selebriti dalam komunikasi produk hanya akan dapat terakomodasi pada sebuah media iklan sebagai penghubung pembentukan attitude konsumen terhadap merek.

The phenomenon of using celebrities as endorsers in product communication has become a trend and benchmark for marketer to communicate with consumers through advertising media. In making consumer interest in the advertised brand and even creating consumers behavior through attention to buy are not an easy deal, As a result, the factors to choose celebrities in product communication become a vital one because it concerns the high budget that will be spent by the company.
From the previous research, strategy to use celebrity empirically proven could give a positive effect toward consumers? attitude. This research is conducted to find how far a celebrity could increase positive effect through consumers Attitude Toward the Ad (AAD), Attitude Toward the Brand (AAB) and Purchase Intention (PI). Another purpose is to prove and to review the previous research model about Perceived Celebrity Endorser sequence, AAD, AAB and PI through statistic test mediation effect of AAD. This research is also describing the consumers? behavior in different product categories.
The type of this research is causal research. The subjects are 92 MMUI regular class student as respondent. The object consist of four printed ads which using celebrities stimulus, these ads are using Tora Sudiro who is renown by a lot of people especially young people with different product categories ; Frestea (packaging tea/bottled tea) represent low involvement product and Suzuki APV (cars) represent high involvement product.
Based on Independent Samples-Z Test, the result shows that celebrity endorser stimulus has significantly positive effect toward AAD, AAB and PI compared with not using celebrity endorser. Related to product categories, with the same test shows that AAD and AAB on both product categories are not significantly different, significant difference only happens on PI result. The result prove model theory of Hierarchy Involvement Process and Elaboration Likelihood Model (ELM) that the main difference of low involvement and high involvement product category is on evaluation behavior of consumers (affective), where in low involvement product behavior through intention to buy/trial purchasing (conative) is happens first after cognitive. Different with high involvement product, standard learning hierarchy model works through a sequence cognitive, affective and conative, Consumers try to look and searching the information about feature on product also compared it with other products, until consumers sure/ believes with the product and buying for the first stage of behavior.
Based on One Way Anova and Selene Test, the result show that AAD, and AAB on four stimuli is significantly different. Based on Scheffe Test show that on low involvement categories will be different significantly in AAD, AAB and PI, but is not proved on PI value high involvement categories. With this result celebrity endorse in high involvement product categories just for increasing awareness with the ad and brand but can't improve attention buying of consumers.
Based on Simple Regression and Multiple Regression, the result show that using of celebrity endorser prove significantly influences directly to AAD and AAB but in to build AAB celebrity endorser effect is mediating of AAD effect. With this result conclude that using celebrity endorser on product communication just accommodated in ads media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Prasetya Tan, author
"Seorang atlit olahraga aerobik sangat nemerlukan pengangkutan oksi gen yang baik untuk kerja otot. Untuk itu diperlukan fungsi kardiorespi ratorik, mioglobin, kadar dan fungsi hemoglobin yang normal. Oleh karena kadar dan fungsi hemoglobin yang normal sangat diperlu kan pada olahraga aerobik, calon atlit dengan hemoglobinopathi dapat menunjukkan uji kerja fisik yang kurang nemuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk nengetahui pengaruh hemoglobino pathi terhadap uji kerja fisik atlit olahraga aerobik. Selain itu ingin diketahui kekerapan hemoglobinopathi pada calon atlit khususnya calon atlit siswa SMPN di Jakarta. Peserta penelitian adalah 94 calon atlit, terdiri dari 7 cabang olahraga aerobik yaitu bola voli, sepak bola, atletik, bola basket, bulu tangkis, senam dan gulat. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan hematologi, analisis hemo globin, penilaian uji kerja fisik dengan Harvard step test dan pada kasus tertentu dilakukan pemeriksaan feritin dan pewarnaan sitokimia HbF. Hasil analisis hemoglobin dan evaluasi sediaan hapus didapatkan ke lainan henatologi 19.14% (18/94), yang terdiri dari 12.77% thalassenia B heterosigot (12/94), 1.06% thalassenia 88 heterosigot (1/94), 1.06% tha lassemia ß heterosigot dengan eliptositosis (1/94), 2.13 % eliptositosis (2/94), 1.06% anenia defisiensi besi (1/94) dan 1.06% HbE heterosigot (1/94). Didapatkan kadar Hb, Ht dan jumlah eritrosit pada calon atlit pria lebih tinggi dari calon atlit wanita dan secara statistik bernakna. Pada calon atlit pria didapatkan kadar Hb dan Ht pada kelompok normal (A) lebih tinggi dari pada kelompok thalasenia ß heterosigot (B1) dan secara statis tik bernakna. Sedangkan jumlah eritrosit pada calon atlit pria kelompok B1 cenderung lebih tinggi dari pada kelompok A, walupun secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Dari 94 calon atlit, didapatkan uji kerja fisik pada calon atlit pria lebih tinggi dari pada wanita dan secara statistik bermakna. Baik pada calon atlit pria maupun wanita tidak didapatkan perbedaan uji kerja fisik yang bermakna antara kelompok A dan B1. Hasil uji kerja fisik pada kelompok thalassemia ß heterosigot yang tidak berbeda dengan kelompok normal tidak sesuai dengan kepustakaan. Dalam kepustakaan disebutkan bahwa penderita dengan thalassenia B hetero sigot terjadi gangguan pelepasan oksigen oleh Hb ke jaringan. Sehingga pada penderita thalassemia ß heterosigot akan memberikan hasil uji fisik yang kurang memuaskan. Disarankan bagi calon atlit selain pemeriksaan kadar Hb yang rutin dilakukan juga dilakukan uji saring peneriksaan hematologi seperti pemeriksaan fragilitas osmotik satu tabung, VER dan evaluasi sediaan hapus. Untuk uji kerja fisik disarankan memakai metode treadmill yang dilakukan lebih dari 5 menit, agar dapat menggambarkan adanya gangguan pengangkutan oksigen oleh Hb ke jaringan.

An athletes of aerobic sports need a good oxygen supply to the working muscles. So that need normal function of cardio respiratoric and myoglobin, normal function and concentration of hemoglobin . Due to the need of normal function and concentration of hemoglobin for aerobic sports, an athletes candidate with hemoglobinopathy may be shown by unsatisfying of capacity for muscular work. The aim of this study is to know effect of hemoglobinopathy on athletes candidate of aerobic sports to the capacity for muscular work, and to know frequency of hemoglobinopathy on athletes candidate, especially athletes candidate of pupil of first middle school in Jakarta . Participant of this study are 94 athletes candidate , consist of 7 aerobic sports including volly ball, foot ball, atletic, basket ball , badminton, gymnastic and wrestling . Hematological examination, including routine hematologic examination, hemoglobin analysis, one tube osmotic fragility test and evaluation of capacity for muscular work with Harvard step test, and for special cases examination ferritin serum and cytochemistry staining for hemoglobin F. Hemoglobin analysis and blood smear re~lt revealed 19.14r. (18/94) abnormal hematologic, consist of 12 .77r. (12/94) heterozygot thalassemia, 1.06% (1/94) heterozygot B~ thalassemia, 1.06% (1/94) heterozygot ~ thalassemia with ellyptocytosis stomatocytic herediter, 2.13% (2/94) ellyptocytosis stomatocytic herediter, 1.06% (1/94) iron defficiency anemia and 1.06% (1/94) heterozygot hemoglobin E. In this study revealed that hemoglobin concentration, hematocrit and erythrocyt count of the male athletes candidate higher than female athletes candidate, and statistically significant. Hemoglobin concentration and hematocrit of normal male athletes candidate group (A) higher than heterozygot ~ thalassemia group (B1), and statistically significant. Whlie erythrocyt count of male athletes candidate group B1 potentially higher than group A, although statistically unsignificant . From 94 athletes candidate, capacity for muscular work of male athletes candidate higher than female, and statisti cally significant . Capacity for muscular work of both normal male and female athletes candidate potentially higher than heterozygot thalassemia group, although statistically unsignificant. Evaluation of capacity for muscular work both male and female athletes candidate between normal group and heterozygot thalassemia group statistically unsignificant, this finding did not concordant with the literature. An athlete with heterozygot thelassemia have impaired oxygen release by the hemoglobin to the tissue. Therefore the athletes with heterozygot thalassemia can give unsatisfying result of capacity for muscular work. Suggested for athletes candidate beside determination of hemoglobin concentration that have been routinely done, must be screening with hematologic examination including one tube osmotic fragility test, Mean Corpuscular Volume and evaluation of blood smear. Evaluation of capacity for muscular work suggested to use treadmill method for more than 5 minutes, therefore the impaired oxygen release by hemoglobin to the t issue can be shown."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T57294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Safira Rares
"ABSTRAK
Musik adalah suatu hal yang sangat dicari oleh orang-orang. Banyak musisi yang mencari penghasilan melalui karyanya dalam membuat sebuah lagu. Di jaman yang canggih ini, musik tertutama Pop adalah aliran musik yang paling laris dikalangan para remaja jaman sekarang. Dengan adanya globalisasi, musik dari negara mana saja bisa didengarkan dengan mudah. Korean Pop adalah salah satunya aliran musik pop yang sedang popular dikalangan anak jaman sekarang. Banyak sekali perusahaan yang berkerja sama dengan artis artis pop di Korea untuk meningkatkan daya beli produk mereka. Artis K-pop termasuk kalangan artis yang dipercaya mempunyai banyak penggemar. Dengan adanya banyak peluang yang bisa diambil terkait dengan maraknya K-pop jaman sekarang, banyak perusahaan iklan di Indonesia yang menggunakan artis K-pop sebagai Brand Ambassador untuk menaikkan daya jual produk mereka. Penelitian ini akan menulusuri tentang dampak atau efek Korean Pop terhadap Periklanan di Indonesia. Dalam hal cara perusahaan menjual barang atau jasanya dengan cara menggunakan artis K-pop sebagai Key Opinion Leader.

ABSTRACT
Music is something that is an essential for people. Many musicians are looking for income through his/her work in making a song. In this sophisticated era, Pop music is the most popular music genre among young adults. With globalization, music can be heard or known all around the world. Korean Pop is one of the pop music genre that is popular. Lots of companies are working with pop artists in Korea to increase the selling point of their products. K-pop artists are the artists who are believed to have a lot of fans, especially in Indonesia. With the opportunities given by the fans, advertisers tend to hire a K-pop artist as their Key Opinion Leaders. Advertising is one of the strategy for companies to sell their product and make profits. This research will explore the impact or effect of Korean Pop on Advertising in Indonesia. In terms of how companies sell goods or services by using K-pop artists as KOL."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitriyani
"ABSTRAK
Fenomena bermunculannya beauty vloggers melalui video-video mengenai kecantikan yang diunggah ke platform youtube membuat mereka terkenal. Opini mereka mengenai produk kecantikan dipercaya oleh masyarakat karena mereka dianggap objektif dan netral. Hal ini membuat brand kosmetik tertarik menggunakan mereka sebagai salah satu media untuk mepromosikan produk kecantikannya, yaitu dengan kerjasama pembuatan video bersponsor. Tulisan ini menyimpulkan bahwa penggunaan beauty vloggers sebagai endorser produk kosmetik ternyata tidak efektif. Hal ini disebabkan karena penontonnya telah memiliki pengetahuan akan pesan persuasi dari video bersponsor tersebut, sehingga apa yang dikatakan oleh beauty vloggers tidak lagi dipercaya dan bahkan dengan video bersponsor ini bisa menyebabkan pegaruh negatif terhadap kampanye brand tersebut.


ABSTRACT
The fame of beauty vloggers is through presence in YouTube. Their opinions about beauty products is trusted because of their objectivity and neutrality. A lot of people use their review videos on beauty products as a reference before purchasing beauty products. This fact is actually attract beauty companies to sponsor beauty vloggers to promote their products. This paper concludes that using beauty vloggers to promote cosmetic products is not effective. People already know about how sponsored videos work and the message behind it, they will not trust what beauty vloggers say. The sponsored video can also negatively affect the brand that it promotes. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Karmali Ruslim
"Maraton adalah salah satu jenis olah raga aerobik, sehingga sangat memerlukan hantaran oksigen yang baik di otot yang sedang aktif bekerja. Untuk ini diperlukan kadar dan fungsi hemoglobin yang normal, serta adanya perubahan fisiologis dari jantung, paru, pembuluh darah dan otot, untuk dapat bekerja lebih baik. Walaupun demikian, berbagai peneliti melaporkan adanya perubahan hemodinamik yang kurang menguntungkan, seperti misalnya hemokonsentrasi, hemolisis intravaskuler, perdarahan saluran kemih dan perdarahan saluran cerna. Perubahan hemodinamik ini dapat mempengaruhi prestasi atlit.
Oleh karena kadar dan fungsi hemoglobin yang normal sangat dibutuhkan dalam olah raga maraton, maka atlit dengan kelainan hemoglobinopati menunjukkan prestasi yang kurang memuaskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data frekuensi Hbpati pada atlit maraton Indonesia, serta untuk mengetahui pengaruhnya pada perubahan hemodinamik yang dialami atlit maraton Indonesia setelah perlombaan maraton.
Peserta penelitian adalah 35 orang atlit maraton pria yang mengikuti prokiamaton pada tanggal 5 Agustus 1990 di Jakarta. Dari 35 orang ini, yang bersedia untuk meneruskan penelitian sampai selesai berjumlah 17 orang, sedang sisanya 21 orang hanya bersedia untuk diambil bahan pemeriksaan 1x saja, yaitu 1 hari sebelum perlombaan berlangsung.
Didapatkan 17 (48,6%) dari 35 atlit mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 3,6-7,3% dengan 5 orang diantaranya disertai peningkatan kadar HbF berkisar antara 1,02-1,27%. Kelompok ini didiagnosis sebagai talasemia R heterozigot. Empat dari 35 atlit (11,4%) mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 27,20-30,60%. Elektroforesis Hb dengan dapar pH alkali dan asam menunjukkan bahwa ke 4 atlit ini adalah penderita HbE heterozigot. Atlit dengan hasil elektroforesis Hb, kadar HbA2 dan HbF normal, berjumlah 14 orang (40,0%).
Dari 17 orang atlit yang bersedia mengikuti penelitian sampai selesai, 8 atlit (47,1%) didiagnosis sebagai talasemia A heterozigot, 2 atlit (11,7%) sebagai HbE heterozigot dan 7 atlit (41,2%) adalah normal.
Bila dibandingkan hasil pemeriksaan berbagai parameter antara kelompok atlit normal, talasemia dan HbE, maka pada umumnya tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, kecuali pada kadar Hb plasma dan kadar haptoglobin. Kadar Hb plasma atlit kelompok talasemia dan HbE lebih tinggi dibanding atlit kelompok normal. Kadar haptoglobin atlit kelompok talasemia dan HbE lebih rendah dibanding atlit kelompok normal.
Perubahan hemodinamik yang dapat ditemukan pada 17 atlit yang bersedia melanjutkan penelitian sampai selesai adalah hemokonsentrasi dengan penurunan volume plasma rata rata sebesar 5,44%; hemolisis intravaskuler dengan berbagai derajad pada 16 dari 17 atilt (94,12%), dan hematuria pada 3 dari 17 atlit (17,65%). Hemoglobinuria dijumpai pada 5 dari 17 atlit (29,41%). Proteinuria +1-+4 terdapat pada 14 dari 17 atlit (82,30%). Peningkatan jumlah leukosit dalam urin.
Bila ke 17 atlit tersebut dipisahkan menjadi kelompok atlit normal dan talasemia, maka hemokonsentrasi pada kelompok atlit normal sebesar 2,5%, dan hemokonsentrasi pada kelompok atlit talasemia sebesar 9,1%. Tidak terdapat perbedaan hemolisis intravaskuler yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Iskemia ginjal pada kelompok atlit talasemia lebih berat dibanding pada kelompok atlit normal. Prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit normal lebih baik secara bermakna dibanding prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit talasemia.
Tiga hari setelah perlombaan maraton, didapatkan perubahan hemodinamik berupa hemodilusi dengan peningkatan volume plasma rata rata sebesar 3,2%, dibanding keadaan sebelum perlombaan. Hemodilusi pada kelompok atlit normal sebesar 2,7% dan hemodilusi pada kelompok atlit talasemia sebesar 3,2%. Tidak dijumpai lagi hemolisis intravaskuler dan perdarahan saluran kemih serta tanda iskemia ginjal lainnya. Radar haptoglobin dan jumlah eritrosit mulai meningkat, tetapi belum mencapai kadar seperti sebelum perlombaan berlangsung.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>