Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faizal Alhas
"Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan HPK merupakan periode emas yang penting karena kekurangan gizi pada periode ini dapat memiliki dampak jangka panjang berupa gangguan kesehatan pada masa kehidupan mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap 1000 HPK. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 110 responden. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil dan ibu dengan anak yang berusia di bawah 2 tahun yang berdomisili di Kampung Lio RW019, Kota Depok. Pengambilan data mengenai faktor determinan dan sikap responden dilakukan dengan kuesioner. Semua data yang telah terisi lengkap kemudian diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji secara statistik dengan uji Chi square untuk mengetahui hubungan antara faktor determinan dengan sikap ibu terhadap 1000 HPK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran sikap responden terdiri dari sikap cukup 37,27 dan baik 62,73 . Tingkat pendidikan p=0,013 dan pengetahuan ibu p le;0,001 berhubungan dengan sikap ibu terhadap 1000 HPK. Variabel lain seperti usia, pekerjaan, jumlah anak, bentuk keluarga, suku, penghasilan keluarga, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, dan kepemilikan asuransi tidak berhubungan dengan sikap ibu terhadap 1000 HPK.
Sebagai kesimpulan, mayoritas sikap ibu terhadap 1000 HPK adalah baik dan tidak terdapat sikap kurang. Faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap 1000 HPK adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap 1000 HPK. Petugas kesehatan perlu melakukan upaya peningkatan pengetahuan terhadap 1000 HPK dalam rangka meningkatkan sikap ibu terhadap 1000 HPK.

First 1000 days of life is a golden period, that is considered important since malnutrition in this period has a long term impact on individual health in later life. The objective of this study is to find factors related to mother`s attitude towards first 1000 days of life. This study is a cross sectional study with 110 samples which consisted of pregnant women and women with child under 2 years old who live in Kampung Lio RW019, Depok city. The data of related factors and attitude are collected by using questionnaire. All the completed data are processed using SPSS version 20 and analyzed by using Chi square to determine the relation between determinant factors and attitude.
The results show that mother`s attitude towards first 1000 days of life are fair 37,27 and good 62,73 . Mother`s education level p 0,013 and knowledge p le 0,001 were related to mother`s attitude towards first 1000 days of life. The other factors such as age, occupation, number of children, family structure, culture, family income, social activity, access to health services, and insurance were not related with mother`s attitude towards first 1000 days of life.
In conclusion, majority of mother`s attitude towards first 1000 days of life is good and there is not any bad attitude. Factors related to mother`s attitude towards first 1000 days of life are mother`s education level and knowledge towards first 1000 days of life. Health care provider needs to increase mother`s knowledge towards first 1000 days of life in order to improve the attitude of mother towards first 1000 days of life."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariq Aufa
"ABSTRAK
Masalah gizi pada anak merupakan masalah yang harus menjadi sorotan saat ini karena memiliki dampak negatif di masa depannya. Masalah gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan HPK merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan memiliki dampak jangka pendek maupun panjang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mencari tahu faktor-faktor yang berhubungan terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai1000 HPK. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 110. Sampel tersebut terdiri dari ibu hamil dan ibu yang memiliki anak berumur di bawah 2 tahun yang tinggal di Kampung Lio RW 19, Depok. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang divalidasi dan analisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Chi square untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian ini 42,7 sampel memiliki pengetahuan yang cukup. Satu variabel yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang 1000 HPK, yaitu tingkat pendidikan P=0,019 . Variabel lain seperti usia, pekerjaan, pengalaman, bentuk keluarga, penghasilan keluarga, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, dan kepemilikan asuransi tidak berhubungan terhadap pengetahuan ibu tentang 1000 HPK. Ibu perlu meningkatkan pengetahuannya tentang 1000 HPK untuk memperbaiki gizi anak pada 1000 HPK.

ABSTRACT
Nutrition problem in children is a problem that should be in the spotlight currently because it has negative impact in the future. A nutrition problem in the first 1000 days of life is the most important to be managed because first 1000 days of life is the golden period that has short and long term impacts. The purpose of this study is to find out factors that related to the mother rsquo s knowledge about first 1000 days of life. This study uses cross sectional design with 110 samples. The sample consisted of mothers who have children under 2 years old or pregnant women who live in Kampung Lio RW 19, Depok. It uses validated questionnaires which are processed by using SPSS version 20 and analyzed by using Kolmogorov Smirnov and Chi square to achieve the purpose. The result of this study indicate that 42.7 of samples have sufficient knowledge. There is only one variable related to mother rsquo s knowledge about First 1000 days of life, that is education level P 0.019 . Other variables such as age, occupation, experience, family form, socio economic, social activities, distance to health facilities, dan health insurance are not related to Mother rsquo s knowledge about First 1000 days of Life. Mother needs to improve their knowledge about First 1000 days of Life to improve her child nutrition."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Budi Widodo
"ABSTRAK
1000 Hari Pertama Kehidupan HPK adalah rentang periode kehidupan dari konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini adalah periode emas karena masalah kesehatan yang terjadi pada periode ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 HPK. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan 110 responden. Sampel pada penelitian ini adalah ibu dengan bayi berusia kurang dari 2 tahun dan ibu hamil pada saat pengambilan data yang berdomisili di Kampung Lio RW19, Kota Depok. Pengambilan data menggunakan kuesioner mengenai faktor determinan perilaku. Semua data kemudian diolah dengan SPSS ver. 20, dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai untuk mengetahui hubungan faktor determinan dengan perilaku ibu mengenai 1000 HPK. Hasil penelitian didapatkan tingkat perilaku terdiri dari perilaku cukup 38,2 dan perilaku baik 61,8 . Penghasilan keluarga p=0,018 dan pengetahuan p le;0,001 berhubungan dengan perilaku ibu terhadapa 1000 HPK. Variabel lain seperti tingkat pendidikan, usia, bentuk keluarga, jumlah anak, pekerjaan,suku, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, asuransi, dan sikap tidak berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 hari pertama kehidupan. Hasil penelitian akan digunakan untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut untuk dinas kesehatan di Kampung Lio.

ABSTRACT
The First 1000 Days of Life is a life period which started from conception to 2 year olds. This period is a golden period because the health problems that occured in this period will greatly affect the growth and development of children in the future. The purpose of this study is to determine the relationship of factors and mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. This study used cross sectional design with 110 respondents. The sample of this study is mothers with child under 2 years old and pregnant mothers who domiciled in Kampung Lio RW19, Depok City. We used questionnare to collect data of factors and mother 39 s behavior. All collected data is then processed with SPSS 20th version, then analysed statistically to determine the relationship between determinant factors and mother 39 s behavior. The results showed that behavior level consisted of fair 38,2 and good behavior 61,8 . Family income 39 s p 0.018 and level of knowledge p le 0,001 have relationship with mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. Other factors such as education level, age, family form, number of children, occupation, ethnicity, social activity, distance of health facility, insurance, and attitudes do not have relation to mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. The results of this research will be used to arrange recommendations action plan for the health service in Kampung Lio.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zubaidah Fitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Berhubungan Stunting pada Anak Usia 0-2 tahun di Indonesia. Stunting adalah keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi balita pendek yaitu berturut-turut sebesar 36.8%, 35.6% dan 37.2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pada 1000 Hari Pertama Kehidupan berhubungan dengan stunting pada anak usia 0-2 tahun di Indonesia tahun 2013. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah semua individu yang berusia 0-2 tahun yang menjadi responden dalam Riskesdas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat sembilan variabel yang secara bersama-sama signfikan memengaruhi stunting. Berat badan lahir merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting (OR:1.71, 95%CI:1.39-2.09). Untuk menanggulangi stunting yang terpenting adalah intervensi pada ibu pra hamil (remaja perempuan) dan ibu hamil serta melibatkan banyak sektor untuk dapat berintegrasi menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan gizi.

ABSTRACT
This study is to analyze first 1000 days factors of life Relationships with Stunting incidence on 0-2 years old children in Indonesia. Stunting is condition of children whom heights are below the standard comparing to other healthy children. RISKESDAS (Basic Health Research) data in year 2007, 2010, and 2013 show that there is no significant changes on under five years old stunting children prevalence respectively 36.8%, 35.6% and 37.2%. The objective of this study is to
find the relationship of the first 1000 days of life factors with the incidence of stuntinf in 0-2 years old children in Indonesia in year of 2013.This study is a quantitative study with cross sectional design using the secondary data from Riskesdas 2013. The subject of this study is 0-2 years old children who became a respondent in RISKESDAS. This study shows that there are nine variables that
altogether significantly effects the incidence of stunting. Birthweight is the most affected factors in the incidence of stunting (OR:1.71, 95%CI:1.39-2.09). The most important things to overcome the incidens of stunting is giving intervention to pre-pregnancy women (teenage girls) and pregnant women. Furthermore, to involve many sectors that can be integrated in making policy to enhance public prosperity trough the nutritional status development."
2015
S61213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihatini Dini Novitasari
"Salah satu prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni menurunkan prevalensi stunting pada baduta menjadi 14% di tahun 2024. Namun, hingga kini prevalensi stunting di Indonesia masih jauh dari target dan upaya yang dilakukan khususnya skrining stunting belum melibatkan deteksi faktor risiko stunting. Di sisi lain, fase seribu hari pertama kehidupan sangat esensial bagi kehidupan anak kedepannya, termasuk status kesehatan dan gizinya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara status kesehatan dan gizi selama seribu hari pertama kehidupan dan stunting pada anak usia 0-23 bulan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 pada 6554 anak usia 0-23 bulan dan ibunya yang terbagi menjadi 3 kelompok, yakni usia 0-5 bulan, 6-11 bulan, dan 12-23 bulan dan dianalisis menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BBLR dan riwayat IMD berhubungan signifikan dengan stunting pada anak usia 0-5 bulan, sedangkan usia gestasi dan waktu pertama MP-ASI berhubungan signifikan stunting pada anak usia 6-11 bulan (p-value <0,05). Di sisi lain, faktor yang berhubungan signifikan dengan stunting pada anak usia 12-23 bulan yakni BBLR dan panjang lahir (p-value <0,05). Selanjutnya, faktor yang paling dominan mempengaruhi stunting pada anak usia 0-5 bulan, 6-11 bulan, dan 12-23 bulan secara berturut-turut yakni BBLR (OR 2,557; 95%CI: 1,126 – 5,806), usia gestasi ketika lahir (OR 1,485; 95%CI: 1,048 – 2,104), dan panjang lahir (OR 1,692; 95%CI: 1,323 – 2,165). Jadi, BBLR, prematur, dan lahir pendek menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak usia 0-23 bulan dan sebaiknya skrining/deteksi stunting dilakukan secara berkala dengan melibatkan berbagai faktor risiko tersebut.

One of the priorities of the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan (RPJMN) is to reduce the prevalence of stunting in under-fives to 14% in 2024. However, until now the prevalence of stunting in Indonesia is still far from the target and the efforts being made specifically for stunting screening have not involved risk factor of stunting. On the other hand, the phase of the first thousand days of life is essential for children's future life, including their health and nutritional status. For this reason, this study aims to identify the relationship between health and nutritional status during the first thousand days of life and stunting in children aged 0-23 months. This study used a cross-sectional design to analyze secondary data from the Basic Health Research (Riskesdas) 2018 on 6554 children aged 0-23 months and their mothers divided into 3 groups of age, such as 0-5 months, 6-11 months, and 12-23 months and analyzed using multiple logistic regression analysis. The results of this study indicate that LBW and history of early initiation of breastfeeding are significantly related to stunting in children aged 0-5 months, while gestational age and the time of first complementary breastfeeding are significantly related to stunting in children aged 6-11 months (p-value <0.05). On the other hand, factors that are significantly related to stunting in children aged 12-23 months are LBW and birth length (p-value <0.05). Furthermore, the most dominant factors influencing stunting in children aged 0-5 months, 6-11 months, and 12-23 months respectively are LBW (OR 2,557; 95% CI: 1,126 – 5,806), gestational age at birth (OR 1,485; 95% CI: 1,048 – 2,104), and birth length (OR 1,692; 95% CI: 1,323 – 2,165). So, LBW, premature and short birth length are the factors that most influence the incidence of stunting in children aged 0-23 months and the screening of stunting should be carried out regularly by involving these various risk factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulhuda Arfiyani
"Pemberian ASI yang tidak optimal memberi andil terhadap terjadinya 45% kematian akibat infeksi neonatal, 30% kematian akibat diare dan 18% akibat infeksi saluran napas pada balita. Di negara berkembang, sekitar seperempat sampai setengah dari kematian di tahun pertama kehidupan terjadi dalam minggu pertama kelahiran. Banyak intervensi yang dapat meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup bayi baru lahir dengan biaya yang relatif rendah dan layak untuk diimplementasikan, salah satunya adalah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif pada minggu pertama kelahiran.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel penelitian 79 responden. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia tujuh hari di wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung Priuk.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada satu pun hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif pada tujuh hari pertama kelahiran dengan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, IMD, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan.

An Unoptimized ways of breastfeeding have played the role in 45% baby mortality of neonatal infection, 30% mortality of diarrhea and 18% mortality of respiratory tract infection. In developing countries, more than 25% mortality within one year lifespan occur in the first week of birth. There are so many ways of intervention that could increase the health and surviving chance of the newbornn with relatively inexpexsive method, which are also very much worth to be implemented. Early Initiation of Breastfeeding and Exclusive breastfeed within first week of birth are those methods mentioned above.
The objective of this research is understanding the factors of giving exclusive breastfeed within first seven days of birth in North Jakarta Kecamatan Tanjung Priok Public Health Center area. Design of this research is cross sectional with 79 respondents research sample. The population is mothers with seven days old baby within the said hospital area.
The result of the research conclude that there are not even one significant relation between giving exclusive breastfeed within first seven days of birth with age, education, occupation, parity, knowledge, Early Initiate Of Breastfeeding, spouse's support and medical attendant’s support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Mumtazah
"Penyandang disabilitas di dunia mengalami kesulitan hingga enam kali lipat lebih tinggi dalam mengakses layanan kesehatan dibandingkan dengan orang tanpa disabilitas. Salah satu hambatannya adalah sikap petugas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap petugas kesehatan terhadap penyandang disabilitas dan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap tersebut. Penelitian menggunakan metode scoping review dengan memanfaatkan basis data PubMed, Scopus, EBSCOHost, dan SAGE dengan total artikel sebanyak 12 studi berupa 6 pendekatan kuantitatif dan 6 kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan sikap tenaga kesehatan terhadap penyandang disabilitas beragam dari berbagai dimensi sikap (kognitif, afektif, dan konatif). Sikap-sikap yang negatif antara lain 1) Kognitif: berupa bias implisit dan stereotip yang kerap terjadi terutama dalam pelayanan kesehatan maternal. 2) Afektif: berupa ketidaknyamanan, overprotective, dan kurangnya percaya dalam memberikan pelayanan yang adil. 3) Konatif: berupa pembuatan keputusan tanpa pertimbangan pasien, penolakan pengobatan, dan penggunaan bahasa ableist. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap negatif tenaga kesehatan yaitu pengetahuan dan frekuensi kontak yang rendah, kualitas hubungan yang buruk, tidak adanya relasi dengan penyandang disabilitas, praktik mandiri, lama bekerja lebih dari 20 tahun, usia tua, laki-laki, ras asia, tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah; orientasi politik konservatif, infrastruktur dan organisasi yang tidak sistematis, dan tidak adanya pengalaman.

Persons with disabilities (PWDs) around the world face a six times higher difficulty in accessing healthcare services compared to those without disabilities. One of the obstacles is the attitude of healthcare workers. This research was aimed to identify the attitudes and factors related to attitudes of healthcare workers towards PWDs. The research used a scoping review method using PubMed, Scopus, EBSCOHost, and SAGE databases with a total of 12 studies, comprising 6 quantitative and 6 qualitative approaches. The findings of the research showed diverse attitudes of healthcare workers towards PWDs across various attitude dimensions inlcluding cognitive, affective, and conative. Negative attitudes include: 1) Cognitive: biases and stereotypes, which are particularly evident in maternal healthcare services; 2) Affective: discomfort, overprotectiveness, and a lack of trust in providing equitable care; and 3) Conative: decision-making which decides without patients' consideration, treatment refusal, and the use of ableist language. The factors related to the negative healthcare workers attitudes include insufficient knowledge and infrequent contact, bad relationship quality, lack of interaction, independent practice, working for more than 20 years, older age, male, Asian race, lower education and income levels, conservative political orientation, lack of systematic infrastructure and organization, and no personal experience."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Agustina
"Salah satu infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu hamil terhadap Provider Initiated Test and Counseling PITC di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2017. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode simple random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 70 orang. Dari hasil analisis multivariat pada penelitian ini didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap PITC adalah keterpaparan informasi melalui media cetak p=0,002, keterpaparan informasi melalui media elektronik p=0,008, keaktifan dalam kegiatan keagamaan p=0,021 dan dukungan keluarga p=0,038.

One of the infections that should be detected during pregnancy is HIV infection in pregnant women, because of the potential for infected at birth to the baby about 30. This study aimed to determine the attitude of pregnant women to Provider Initiated Test and Counseling PITC at Pasar Rebo Distric Health Center in 2017. This research type is quantitative with cross sectional design. In this research the sampling technique used is simple random sampling method so that get the sample counted 70 people. From the result of multivariate analysis in this research, the factors that influence the attitude of pregnant mother to PITC are the exposure of information through print media p 0,002, the exposure of information through electronic media p 0,008, the activity in religious activity p 0,021 and family support p 0,038.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahma Indah PP
"Di Indonesia, masalah gizi lebih telah dialami oleh kelompok dewasa muda, Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku seorang individu. Oleh karena, masih sedikitnya penelitian tentang hal tersebut, peneliti ingin mencari lebih dalam hubungan diantaranya. Peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional. Subyek penelitian adalah 108 mahasiswa FKUI yang dipilih secara random dan telah memenuhi kriteria inklusi, subyek diminta mengisi identitas berupa nama, usia, jenis kelamin, asal pulau, tingkat pendidikan & pekerjaan orangtua, kemudian dilakukan pengukuran TB, BB, lingkar perut & pinggang, setelah itu subyek mengisi pertanyaan kuisioner pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi lebih. Hasil dari identitas sosio demografi, dan skor kuisioner dicari hubungan diantaranya. Subyek penelitian rata-rata berusia 19,94 tahun dengan berat rata-rata 59,41 kg dan tinggi badan rata-rata 161, 6 cm. Subyek yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi terdapat 15,7% dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 78,7%, sikap positif sebanyak 87%, dan tingkat perilaku tinggi sebanyak 10,2% dan tingkat perilaku sedang sebanyak 80,6%. Dengan menggunakan uji chi-square, tidak didapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku subyek tentang gizi lebih, antara karakteristik sosio demografi dengan pengetahuan, sikap dan perilaku, dan antara pengetahuan, sikap, perilaku dengan status gizi. Perlu lebih banyak diadakan penyuluhan dan promosi kesehatan lainnya di kampus untuk meningkatkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FK tentang gizi lebih.

In Indonesia, the excessive nutritional problems have been experienced by the young adult age group, this incident may be related with the level of knowledge, attitudes, and behavior of an individual. Because of not too many research on this topic, researcher is looking more deeply about the relationship between them. This research using cross-sectional. Subjects, 108 students of FKUI, chosen at random and fulfilled the inclusion criteria. They asked to fill out their name, age, sex, origin, and parents' level of education & employment, measured in TB, BB, abdominal & waist circumference, fill the questionnaire questions about knowledge, attitudes and behaviors about excessive nutrition. At the end, researcher was looking for the relationship between the results of the socio demographic, and score of the questionnaire. Subjects’ average of age was 19.94 (20) years, weight was 58.94 kg and height was 161.6 cm. Subject who has a high level of knowledge were 15.7% and has middle level of knowledge were 78.7%, has positive attitude were 87%, and has high level of behavior were 10.2% and has middle level of behavior were 80.6%. By using chi-square, researcher found no significant relationship between knowledge, attitudes and behavior, socio-demographic with their knowledge, attitudes and behavior, and knowledge, attitudes, and behaviour with nutritional status. Needs more counseling and other health promotion on campus area to increase medical students’ knowledge, attitudes, and behaviour levels about excessive nutrition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Rahayu S.
"Di Indonesia, banyak yang menderita gizi kurang. Kekurangan zat gizi selain dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan peningkatan angka kesakitan juga dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mencegah terjadinya gizi kurang, status gizi dan sebaran sosiodemografi mahasiswa FKUI. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 108 sampel mahasiswa FKUI yang diambil secara random. Identitas umum diperoleh dengan meminta sampel penelitian mengisi lembar identitas umum yang berisikan sebaran sosiodemografi (nama, jenis kelamin, usia, asal pulau, pendidikan dan pekerjaan orangtua) serta berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran langsung dimana tim peneliti berperan sebagai pengukur. Setelah itu subyek mengisi kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang gizi kurang. Seluruh data yang telah terisi lengkap akan diuji menggunakan SPSS for windows versi 16 untuk diteliti hubungan diantaranya.
Penelitian tentang gizi kurang menunjukkan terdapat hubungan antara sikap terhadap status gizi (p=0,002), terdapat hubungan antara pekerjaan ayah terhadap sikap (p=0,045), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, asal pulau, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu terhadap perilaku (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sebaran sosiodemografi terhadap sikap (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku terhadap status gizi (p>0,05). Terdapat hubungan antara sikap tentang gizi kurang terhadap status gizi. Terdapat hubungan antara pekerjaan ayah terhadap sikap responden tentang gizi kurang. Dan tidak terdapat hubungan antara variabel lainnya.

In Indonesia, there have been many cases of people suffering from undernourishment. Nutrient deficiency may result not only in a decrease in body weight and the rise of the number of those suffering from it, but may also result in the lowering of the quality of living and work productivity. This research is aimed at linking students' knowledge, attitude, and behavior to avoid undernourishment, and to obtain the nutritional status and socio-demographic distribution among FMUI students. This research used a cross-sectional survey design with 108 selected samples of FMUI students taken by means of a random sampling method. The general identity was obtained by filling in a questionnaire on the subjects' socio-demographic distribution (name, gender, age, island of origin, parents’ education and parents' occupations), and their body weights and heights measured on the spot by the research team. Then, the subject filled in a questionnaire on their knowledge, attitude and behavior about undernourishment. The completed data whose interrelationship was to be determined was tested using SPSS for Windows version 16.
This research on undernourishment shows the evidence of a link between attitude and nutritional status (p=0.002), between father’s occupation and attitude (p=0.045), no evidence of a link between students' knowledge, attitude, age, gender, island of origin, parents’ education and occupation and their behavior (p>0.05), no evidence of a link between students' knowledge and socio-demographic distribution and their attitude (p>0.05), no evidence of a link between students' knowledge and behavior and their nutritional status (p>0.05). There is evidence of a link between students' attitude toward undernourishment and their nutritional status. There is also evidence of a link between respondents' fathers' occupations and their attitude towards undernourishment. No link is discovered between any of the other variables.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>