Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisya Setiawati Makki
"Merek mewah memiliki cara memasarkan produk mereka yang berbeda dibandingkan komoditas biasa, karena mereka harus memberi kesan eksklusif, prestise, dan status melalui produk yang mereka jual. Dengan melakukan studi kuantitatif untuk membandingkan aktivitas pemasaran merek mewah mdash;spesifiknya, dalam studi ini; pemasaran langsung, pemasaran eksperiensial, dan pemasaran media social mdash;penulis bertujuan untuk dapat melihat dampaknya terhadap ekuitas pelanggan dalam hal nilai, merek, dan ekuitas hubungan. Karena ada perbedaan dalam kebiasaan pembelian orang-orang di Indonesia dan Belanda, kami selanjutnya berhipotesis bahwa ada juga perbedaan dalam sikap dan preferensi peserta dari setiap kebangsaan terhadap ekuitas pelanggan. Uji ANOVA satu arah dan Analisis Regresi dilakukan untuk menguji hipotesis dari sampel sebanyak 135 peserta. Ditemukan bahwa hanya 3 dari 10 hipotesis yang didukung ndash;bahwa pengalaman pemasaran berdampak pada ekuitas merek, pemasaran media sosial berdampak pada hubungan ekuitas, dan hasil penemuan berbeda antara peserta Indonesia dan Belanda.

Luxury brands have different ways to market their products compared to commodity ones, since they have to signal exclusivity, prestige, and status through the products they sell. By conducting a quantitative study to compare luxury brands rsquo marketing activities mdash in this study rsquo s case direct marketing, experiential marketing, and social media marketing mdash the author aims to see how they impact customer equity in terms of value, brand, and relationship equity. Since there is a difference in purchasing habits of people in Indonesia and The Netherlands, we further hypothesize that there will also be a difference in how participants of each nationalities rsquo attitude towards customer equity. A one way ANOVA test and a Regression Analysis were conducted to test the hypotheses from a sample of 135 participants. Only 3 out of 10 hypotheses were supported mdash that experiential marketing has an impact on brand equity, social media marketing has an impact on relationship equity, and that the results does differ between Indonesian and Dutch participants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan Kusumawardhana
"Semakin banyak pelanggan menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi tentang merek dan memandu pembelian mereka. Hubungan antara pemasaran media sosial (social media marketing activities-SMMA) dan ekuitas merek berbasis konsumen (consumer-based brand equity-CBBE) pada konsumen Generasi Z dipengaruhi melalui pengalaman merek (brand experience-BE) dan manfaat media sosial (social media benefits-SMB) dari platform media sosial. Penelitian ini menerapkan partial least square model (PLS) dengan 125 responden Generasi Z yang mengikuti merek Louis Vuitton di platform media sosial Instagram. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara SMMA dan CBBE yang dipengaruhi melalui mediasi pengalaman merek (BE) serta manfaat media sosial (SMB). Akan tetapi, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengalaman merek (BE) dan manfaat media sosial (SMB) tidak memiliki hubungan langsung dengan CBBE tanpa mediasi. Temuan penelitian ini dapat digunakan oleh manajer luxury brands untuk merancang pemasaran media sosial untuk meningkatkan pemasaran kepada Generasi Z dan evaluasi ekuitas merek (brand equity) di platform media sosial.

More and more customers are using social media to learn about brands and guide their purchases. The relationship between social media marketing activities (SMMA) efforts and consumer-based brand equity (CBBE) among Generation Z consumers is hypothesized to be mediated by brand experience (BE) and the social media benefits (SMB) resulting from engagement in social media platforms. Putting into action, the partial least squares path modeling (PLS) used to evaluate 125 of Louis Vuitton brand’s followers on the social media platform of Instagram. According to the findings, the relationship between SMMA and CBBE is mediated by brand experience as well as social media benefits; however, the result also show that brand experience and social media benefits does not have any direct relationship regarding the CBBE without mediation. These findings could be used by luxury brand managers to design social media marketing approaches that improve Generation Z's overall social media marketing activities and evaluations of brand equity in social media platforms.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Krishna Triwardhana
"Konsumen semakin beralih ke platform media sosial untuk berpartisipasi dalam komunitas merek sebagai cara memperoleh informasi tentang merek dan mendapatkan wawasan dalam keputusan pembelian mereka secara keseluruhan. Hipotesis kami adalah bahwa hubungan antara aktivitas pemasaran media sosial (SMM) dan ekuitas merek berbasis konsumen (CBBE) di kalangan Milenial dimediasi oleh keuntungan konsumen yang muncul dari keterlibatan dalam komunitas tersebut dan pengalaman merek. Secara khusus, kami fokus pada hubungan antara aktivitas SMM dan dua faktor ini. Selain itu, gagasan penggunaan dan kepuasan, serta pengalaman merek, menjadi dasar konsep ini. Untuk menguji model penelitian, digunakan ukuran sampel sebanyak 202 orang yang mengikuti Gucci di media sosial. PLS, yang merupakan singkatan dari partial least squares path modeling, diterapkan.

Consumers are increasingly turning to social media platforms to participate in brand communities as a means of acquiring information about brands and gaining insight into their overall purchasing decisions. Our hypothesis is that the relationship between social media marketing (SMM) activities and consumer-based brand equity (CBBE) among Millennials is mediated by the consumer advantages that emerge from involvement in such communities and brand experience. Specifically, we are focusing on the relationship between SMM activities and these two factors. Additionally, the idea of uses and gratifications, in addition to brand experience, serves as the foundation for this concept. In order to test the study model, a sample size of 202 people who follow Gucci on social media was used. PLS, which is an acronym that stands for partial least squares path modeling, was applied."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raras Bunga Iswara
"Dengan berkembangnya zaman, media sosial telah mengambil peran penting dalam memfasilitasi dan menyederhanakan pembagian berita. Fenomena ini membuka kemungkinan bagi siapa saja dalam di plaftorm online untuk berkontribusi sebagai sumber berita, mengambil alih peran yang dulu hanya dimiliki oleh organisasi media (Hermida et al, 2012; Bergström & Belfrage, 2018 ). Dengan mempertimbangkan fenomena tersebut, makalah ini dibuat dengan tujuan mengeksplorasi konsep tingkat kepercayaan pengguna media sosial sebagai prediktor kecenderungan pengguna berbagi berita. Selain itu, makalah ini juga mempelajari apakah hubungan ini dimoderasi oleh individualisme sebagai salah satu dimensi budaya.
Survei makalah ini dirancang dan didistribusikan kepada 286 responden berkebangsaan Belanda dan Indonesia. Tiga model analisis regresi dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen, independen, moderator, dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan pengguna media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan mereka membagikan berita. Meskipun tingkat kepercayaan ditemukan sebagai prediktor signifikan pada kecenderungan berbagi berita, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hubungan ini tidak dimoderasi oleh individualisme sebagai salah satu dimensi budaya.
Studi ini dapat memberikan wawasan kepada manajer pemasaran mengenai pentingnya kepercayaan sebagai faktor yang mempengaruhi kecenderungan individu untuk berbagi informasi. Dengan meningkatnya kepentingan media sosial sebagai platform untuk pertukaran informasi dan berbagi pengetahuan, penting bagi manajer pemasaran untuk menyusun strategi untuk membangun kepercayaan dengan pengguna media sosial. Di era digital media, siapa saja bisa menjadi penghasil informasi dan pemimpin opini aktif yang dapat memaparkan informasi teman dan keluarga mereka. Dengan membangun kepercayaan dengan mereka, manajer pemasaran dapat mengerti lebih baik perilaku online konsumen saat mengonsumsi produk.

As social media has facilitated and simplified the process of news sharing, the online platform has enabled ordinary people to contribute as news and media source, taking over this role once held solely by media organizations (Hermida et al, 2012 ; Bergström & Belfrage, 2018). In light of this event, this paper aims to explore concept of social media user’s level of trust as a predictor of user’s tendency of news sharing. In addition, this paper also studies whether this relationship is moderated by the cultural dimension, individualism.
A survey was designed and distributed to 286 respondents of Dutch and Indonesian nationalities. A 3 model regression analysis was conducted to analyse the relationship between the dependent, independent, moderating, and control variables. The results revealed that social media users’ level of trust has a significant influence on their tendency of news sharing. Although level of trust was found to be a significant predictor of tendency of news sharing, results show that this relationship is not moderated by the cultural dimension, individualism.
Marketing managers may find this particular study to be useful as it highlights the importance of trust as a factor that affects an individual’s tendency to share information. With the growing importance of social media as a platform for information exchange and knowledge sharing, marketing managers need to strategize in order to build trust with social media users. Ordinary individuals have become active generators of information and opinion leaders who can influence their friends and family’s information exposure and online behavior when consuming products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akbari Jamalullail Faisal
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas pemasaran menggunakan media sosial mempengaruhi ekuitas merek dan respons pelanggan pria pada merek jam tangan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kuesioner online. Penelitian ini menunjukkan bahwa kustomisasi, hiburan dan interaksi merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi ekuitas merek dan respons pelanggan pria pada merek jam tangan di Indonesia. Sampel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah sebanyak 368 responden yang tersebar di seluruh Indonesia dan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas pemasaran menggunakan media sosial terhadap ekuitas merek dan respons pelanggan pria pada merek jam tangan di Indonesia

The purpose of this study was to find out how marketing activities using social media affect brand equity and male customer responses to watch brands in Indonesia. This
study shows that customization, entertainment and interaction are the strongest factors that influence brand equity and male customer responses to watch brands in Indonesia. The sample used as the research material was as many as 368 respondents spread throughout Indonesia and showed that there was a positive influence between marketing activities using social media on brand equity and male customer responses to watch brands in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finadya Rienetta
"Fokus dari laporan ini adalah untuk membahas pengaruh dari pemasaran melalui media sosial yang dilakukan oleh luxury brands terhadap ekuitas nilai, ekuitas merek, ekuitas hubungan, ekuitas konsumen, dan intensi membeli. Hasil penemuan ini mengungkapkan bahwa pemasaran melalui media sosial memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas hubungan. Ekuitas nilai, ekuitas merek, dan ekuitas hubungan juga memiliki pengaruh positif terhadap intensi membeli. Untuk ekuitas konsumen, ekuitas nilai, ekuitas hubungan, dan intensi membeli menghasilkan pengaruh positif, sedangkan ekuitas merek tidak memiliki pengaruh terhadap ekuitas konsumen. Hasil dari penelitian ini dapat membantu luxury brands untuk memprediksi tindakan konsumen untuk membeli di masa depan sekaligus memberikan wawasan untuk strategi pemasaran luxury brands.

The focus of this study is to examine the effect of social media marketing carried out by luxury brands on value equity, brand equity, relationship equity, customer equity and purchase intention. This study finds that social media marketing has positive effect on value equity, brand equity, and relationship equity. The value equity, brand equity, and relationship equity also have positive effect on purchase intention. As for customer equity, value equity, relationship equity, and purchase intention are proven to have positive effects, while brand equity shows no effect on customer equity. The findings can enable luxury brands to forecast future purchasing behaviour and provide useful insights for marketing strategies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanako Fatimah Pertiwi
"Maraknya pertumbuhan e-commerce dan pengguna media sosial di Indonesia telah menggeser penjualan barang fashion dari offline ke online. Konten seringkali dibuat melalui dari perusahaan saja, namun sekarang penting memahami persepsi pelanggan mengenai sebuah merek berdasarkan konten dari orang lain yang dibagikan di media sosial. Banananina merupakan e-commerce yang menjual barang mewah yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk memasarkan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi media sosial Instagram baik oleh pengguna (user-generated content) maupun perusahaan Banananina (firm-generated content) yang dapat membentuk e-WOM terhadap minat beli konsumen pada produk merek Banananina. Kuesioner disebarkan kepada 162 pengikut Instagram Banananina di Jakarta dan belum pernah membeli produk Banananina. Kemudian data hasil penelitian diolah dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah bahwa user-generated content dan firm-generated content memiliki pengaruh signifikan terhadap e-WOM. Kemudian e-WOM secara signifikan memengaruhi minat beli dan juga ekuitas merek. E-WOM yang dimediasi oleh ekuitas merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada merek Banananina di media sosial Instagram.

The rapid growth of e-commerce and social media users in Indonesia has shifted sales of fashion goods from offline to online. Content is often created through the company alone, but now it is important to understand customer perceptions of a brand based on content from other people shared on social media. Banananina is an e-commerce that sells luxury goods that use Instagram as a medium to market products. This study aims to analyze the influence of Instagram social media communication both by users (user-generated content) and the Banananina company (firm-generated content) which can form e-WOM on consumer purchase intention in Banananina products. The questionnaire was distributed to 162 Banananina Instagram followers in Jakarta and had never bought a Banananina product. Then the research data were processed by Structural Equation Modeling (SEM) analysis using Partial Least Square (PLS) analysis. The results found in this study are that user-generated content and firm-generated content have a significant effect on e-WOM. Then e-WOM significantly affects buying interest and also brand equity. E-WOM which is mediated by brand equity has a significant effect on consumer purchase interest in the Banananina brand on Instagram social media."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafizh Ridha
"Tanggung jawab perusahaan tidak hanya keuangan, namun juga non-keuangan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah strategi dalam penyampaian informasi non-keuangan yang dibutuhkan oleh investor untuk keputusan berinvestasi, lebih lanjut dapat memperluas perspektif investor terhadap nilai perusahaan yang dikenal dengan istilah pengakuan investor. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti empiris terkait pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada nilai perusahaan dengan pengakuan investor sebagai variabel mediasi. Data yang digunakan adalah 213 perusahaan US yang terdaftar di indeks S&P 500 selama periode 2013-2018. Menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS), hasil menunjukan bahwa (1) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki pengaruh positif pada pengakuan investor, (2) Pengakuan investor secara negatif mempengaruhi nilai perusahaan, dan (3) Pengakuan investor tidak memediasi hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial dan nilai perusahaan. 

The firm's responsibility is not only financial but also non-financial. Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure is an important strategy as a presentation of the nonfinancial information needed by investors as an information to invest, thus expanding the investors perspective in firm value known as investor recognition. This study aims to provide empirical evidence regarding the effect of CSR disclosure on firm value with investor recognition as a mediating variable. The data used are 213 U.S. listed firms in the S&P 500 index during the period 2013-2018. Using Ordinary Least Square (OLS) Regression, the results indicated that (1) CSR disclosure has positive effect on investor recognition, (2) investor recognition negatively influences firm value, and (3) investor recognition does not mediate the relationship between CSR disclosure and firm value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridzki Adiputro
"Saat ini, perkembangan teknologi telah menciptakan cara baru bagi perusahaan untuk berinteraksi dan terus-menerus melibatkan konsumennya. Pemasaran Media Sosial adalah salah satu bentuk Pemasaran Digital di mana perusahaan dapat menerapkan dan melibatkan konsumennya melalui pendekatan yang didorong oleh perusahaan. Mengingat hal ini, masih ada kekurangan penelitian untuk meneliti peran yang dimainkan Media Sosial dalam membangkitkan tanggapan konsumen tertentu khususnya niat pilihan merek dalam Industri Smartphone. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih lanjut dan pengembangan konteks umum tentang bagaimana Pemasaran Media Sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Youtube) dapat mempengaruhi niat pilihan merek seseorang yang dimediasi oleh tingkat nilai konsumen dalam merek atau Ekuitas Merek Samsung dan Apple pengguna karena mereka adalah merek serupa yang menjual smartphone dengan harga yang relatif premium dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk melakukannya, model penelitian dirancang dari kombinasi dua jurnal di mana dimensi tambahan ekuitas merek dimasukkan dalam penelitian dan minat spesifik dari variabel laten Loyalitas Merek (Bentuk Respons Konsumen) diperiksa dan hasilnya yaitu Niat Pilihan Merek. Penelitian ini mengumpulkan 160 responden untuk masing-masing merek Samsung dan Apple, dimana penulis hanya bertujuan untuk memberikan gambaran umum apakah model tersebut dapat diterapkan pada konteks tersebut dan setiap merek secara individual. Oleh karena itu, setelah mengolah data melalui pendekatan Model Persamaan Struktural menggunakan SmartPLS penulis telah menemukan bahwa untuk kedua merek ada dampak positif yang signifikan dari Upaya Pemasaran Media Sosial dalam membangkitkan loyalitas merek dan niat pilihan merek hasilnya; dengan efek tidak langsung yang lebih tinggi ketika mempertimbangkan peran Ekuitas Merek terhadap Loyalitas Merek

Nowadays, developments in technology has created new ways for firms to interact and constantly engage its consumers. Social Media Marketing are notably one of the forms of Digital Marketing to which firms may implement and engage its consumers through a firm driven approach. In light of this, there is still a lack of research to examine the role that Social Media plays in evoking certain consumer responses specifically brand choice intention within the Smartphone Industry. Therefore, this study aims to provide further insight and general context development into how Social Media Marketing (Twitter, Facebook, Instagram, Youtube) may affect ones brand choice intention mediated by the level of consumer value in the brand or Brand Equity of Samsung and Apple users as they are notably similar brands which sell smartphones at a relatively premium price compared to its rivals. To do so, a research model was devised from the combination of two journals wherein ad additional dimension of brand equity is incorporated in the study and that specific interest of the latent variable Brand Loyalty(Form of Consumer Response) is examined and its outcome that is Brand Choice Intention. This research compiled 160 respondents for each brands Samsung and Apple, wherein the writer had simply aimed to provide a general overview of whether the model may be applied to such context and each brand individually. Hence, having processed the data through a Structural Equation Model approach using SmartPLS the writer had found that for both brands there is a significant positive impact of Social Media Marketing Efforts on evoking ones brand loyalty and its outcome brand choice intention; with a higher indirect effect when considering the role Brand Equity has on Brand Loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Maudy Bunga Rosmita
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemasaran media sosial memiliki hubungan signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan secara langsung dalam konteks Instagram @tokopedia. Namun, variabel pemasaran media sosial tidak memiliki hubungan signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan melalui mediasi kepuasan pelanggan. Pemasaran melalui media sosial Instagram @tokopedia, seperti informasi mengenai cashback, diskon, gratis ongkir, dan lainnya, serta membuat konten-konten interaktif yang mengajak pengikut untuk berpartisipasi, terbukti dapat menarik pelanggan untuk puas dan menjadi loyal. Kemudian, Variabel kepercayaan merek memiliki hubungan terhadap loyalitas pelanggan baik secara langsung ataupun dengan mediasi kepuasan pelanggan. Tokopedia telah berhasil memenuhi semua aspek dari kepercayaan merek. Dengan demikian, loyalitas pelanggan dalam bentuk retensi, frekuensi pembelian, maupun WOM yang baik, adalah hasil dari meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap platform Tokopedia Penelitian ini diharapkan dapat membantu para manajer pemasaran khususnya di bidang industri e-commerce untuk mengoptimalkan strategi komunikasi pemasaran di media sosial dengan menggunakan pendekatan yang bersifat emosional terhadap pelanggannya untuk mendorong peningkatan loyalitas pelanggan.

The results of the study show that social media marketing have a significant relationship to customer loyalty directly in the context of Instagram @tokopedia. However, social media marketing do not have a significant relationship to customer loyalty through the mediation of customer satisfaction. Marketing through social media Instagram @tokopedia, such as information about cashback, discounts, free shipping, and more, as well as creating interactive content that invites followers to participate, has been proven to attract customers to be satisfied and loyal. Then, brand trust has a relationship to customer loyalty either directly or by mediating customer satisfaction. Tokopedia has succeeded in fulfilling all aspects of brand trust. Thus, customer loyalty in the form of good retention, purchase frequency, and WOM is the result of increased customer trust in the Tokopedia platform. This research is expected to help marketing managers, especially in the e-commerce industry, to optimize marketing communication strategies on social media by uses an emotional approach to its customers to encourage increased customer loyalty."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>