Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satria Guna Dharma
"Perilaku sedentari, ditandai dengan adanya kegiatan dalam jangka waktu yang lama yang melibatkan duduk atau berbaring, telah dilaporkan terkait dengan adanya peningkatan risiko jantung dan pembuluh darah. Duduk lebih dari 10 jam sehari dibandingkan dengan duduk kurang dari 5 jam sehari dikaitkan dengan peningkatan risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Tingkat permasalahan yang ada di perusahaan ini, karena dari hasil pemeriksaan berkala pada 1 departemen didapatkan angka yang cukup signifikan terhadap faktor-faktor risiko PJK. Sedangkan pada departemen lainnya tidak ada sama sekali penilaian terhadap faktor-faktor risiko PJK.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat stratifikasi risiko PJK pada pekerja main office dan pekerja site dengan menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta, untuk masukan bagi manajemen perusahaan sebagai rekomendasi menggunakan skor tersebut untuk menilai risiko PJK pekerja, khususnya pekerja yang berada di main office. Metode penelitian menggunakan disain potong lintang dengan analisis komparatif. Hasil yang paling berhubungan dengan stratifikasi risiko kardiovaskular Jakarta adalah faktor risiko riwayat penyakit keluarga p=0.021, OR=1334.3, dan 95 CI=147.1-12103.6.

The sedentary behaviour, characterized by long term activities involving sitting or lying down, has been reported to be associated with an increased risk of cardiovascular disease. Sitting more than 10 hours a day compared to sitting less than 5 hours a day is associated with increased risk of cardiovascular disease.The underlying problems in this company, is that the periodic check results in one department obtained a significant number of risk factors for cardiovascular disease. While in other departments there is no assessment of cardiovascular disease risk factors.
The purpose of this research was to determine the level of cardiovascular disease risk stratification using Jakarta cardiovascular score, as an input for company management to recommend using this score to assess workers cardiovascular disease risks, especially for workers in the main office. A cross sectional study was used as a design for this research, with comparative analysis. The most closely related result with cardiovascular risk stratification is a family history with cardiovascular disease p 0.021, OR 1334.3, dan 95 CI 147.1 12103.6.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Agus Budhiadnya
"Penyakit jantung koroner telah lama dikenal sebagai pembunuh utama di dunia. Penelitian menunjukkan sekitar 80 persen dari semua PJK dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, bersama dengan mengadopsi perilaku gaya hidup sehat. Di PT X, PJK masih merupakan penyebab utama kematian pekerja, data 7 tahun terakhir ada 95 kasus jantung dan 10 kematian akibat PJK. Karena itu, penting untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik dan perilaku terhadap PJK. Desain penelitian kuantitatif ini adalah cross sectional dengan 250 responden sampel yang dipilih secara acak, menggunakan data medis perusahaan PT X di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan wawancara pada sampel responden yang dipilih secara acak. Hasil telitian mendapatkan faktor risiko dominan yang bisa dimodifikasi yaitu kebiasaan merokok, perokok lebih berisiko hampir 8 kali dibandingkan bukan perokok (OR 7,939; 4,130 – 15,250). Faktor risiko dominan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, mereka yang berusia di atas atau lebih dari 40 tahun 6 kali lebih berisiko dibandingkan dengan pekerja di bawah 40 tahun (OR 6,126; 3,352 – 11,195). Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan manajemen program kesehatan kerja khususnya program berhenti merokok, penegasan area kerja dilarang merokok, dan promosi kesehatan bahaya rokok di PT X.

Coronary heart disease has long been recognized as the world's leading killer. Research shows about 80 percent of all coronary heart disease can be prevented by controlling high blood pressure, diabetes and high cholesterol, along with adopting healthy lifestyle. In PT X, CHD is still the main cause of worker death, the data from the last 7 years has 95 heart cases and 10 deaths cause by CHD. Therefore, it is important to see how characteristics and behavior influence CHD. Design of this research is a quantitative cross-sectional study with 250 samples taken randomly, uses medical data on PT X in East Kalimantan. This study uses interview collect randomly. The research results show that the dominant risk factor that can be modified is the smoking habit, smoker has 8 times more at risk than nonsmoker (OR 7.939; 4.130 – 15.250). The dominant risk factor that cannot be modified is the age, those who are 40 years old or more workers more than 40 years age hasare 6 times more at risk than workers under 40 years old age (OR 6.126; 3.352 – 11,195). The company should improve the management of occupational health program specially smoking cessation program, affirmation of prohibited smoking areas, and health promotion of the dangers of smoking at PT X"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Adiatmaja
"Latar belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama pada pekerja perusahaan yang bergerak dalarn minyak dan gas bumi nasional. Para pekerja tersebut diharapkan mempunyai kewaspadaan akan faktor risiko penyakit kardiovaskular tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Skor Kardiovaskular Jakarta dapat dipakai guna menentukan kemungkinan kejadian kardiovaskular, guna upaya promotifpreventif risiko dan mengetahui hubungan faktor pekerjaan dengan Skor Kardiovaskular Jakarta maupun Skor Framingham.
Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan kros seksional dengan 107 responden. Dilakukan pengumpulan data primer melalui wawancara, pengisian kuesioner dan pengumpulan data sekunder melalui penelusuran catatan rekam medic.
Hasil
Karakteristik sosiodemografi subyek sebagian besar berumur ? 45 tahun (70,1%). Skor Kardiovaskular Jakarta subyek sebagian besar tergolong kategori risiko tinggi (58,0%), sedangkan Skor Framingham subyek sebagian besar risiko rendah (76,6%). Dart analisis 1regresi logistik binary yang paling kuat berhubungan dengan Skor Kardiovaskular Jakarta adalah umur (OR-suaian=10,06, 95% CI=2,43-41,66), sedangkan yang paling kuat berhubungan dengan Skor Framingham adalah diabetes melitus (OR-suaian=216,82, 95%CI=13,76-3416,07) dan kolesterol-total (OR-suaian=162,I7. 95% C1=13,27-1982,17). Terdapat korelasi yang bermakna dengan arah positif dan cukup kuat antara Skor Kardiovaskular Jakarta dengan Skor Framingham (koefisien korelasi = 0,592 dan p = 0,000).
Kesimpulan
Skor Kardiovaskular subyek sebagian tergolong kategori risiko tinggi. Skor Framingham subyek sebagian besar tergolong kategori rendah. Tidak ada hubungan faktor pekerjaan dengan kedua skor tersebut. Terdapat korelasi antara Skor Kardiovaskular Jakarta dengan Skor Framingham. Skor Kardiovaskular Jakarta dapat dipakai pada populasi penelitian ini.

Background
Cardiovascular diseases are among the most common causes of death in employees of the national oil and gas company. Employees should be made aware on the cardiovascular risk factors.
The aim of this research was to know if Jakarta Cardiovascular Score could be used to determine cardiovascular risks and to know the relationship between job factors, Jakarta Cardiovascular Jakarta and Framingham Score.
Methods
This study was using cross sectional design with a sample of 107 respondents. Data were collected by interview using questionnaire and medical record file review.
Result
Sociodemographyc characteristics of the respondents showed that most of them were 45 years of age. The study found out that using Jakarta Cardiovascular Score most subjects showed risk high (58,0%), while using Framigham Score most subyects still showed risk low (76,6%). The result of logistic binary regression indicated that there were significant relationship between age and Jakarta Cardiovascular Score (adjusted-OR= 10,06, 95% CI=2,43-41,66) and also there were significant relationship among diabetic, cholesterol level and Framingham Score (adjusted-OR--216,82, 95% CI-13,76-3416,09 and adjusted-CR=162,17, 95% CI=13,27-1982,17). No significant relationship was found between job factors and either scores. A positive significant correlation was established between Jakarta Cardiovascular Score and Framingham score (coefficient of correlation 0,592, p=0,000).
Conclusion
Most subject showed high Jakarta Cardiovascular Score, while most subject showed low Framingham Score. No significant relationship was found between job factors and either scores. A positive significant correlation was established between Jakarta Cardiovascular Score and Framingham Score. Jakarta Cardiovascular Score can be used for the populations of this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T21218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusliana
"Secara global penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor risiko terhadap Penyakit Jantung Koroner berdasarkan hasil treadmill. Penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel 173 responden. Sumber diperoleh dari MCU karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna secara statistik antara usia, hipertensi, kolesterol total, LDL, diabetes melitus, merokok, IMT, shift, dan stres dengan risiko PJK berdasarkan hasil treadmill, namun tidak terdapat hubungan antara HDL dengan risiko PJK. Setelah menggunakan regresi logistik, tujuh faktor risiko yang paling mempengaruhi PJK yaitu usia, hipertensi, kolesterol total, diabetes melitus, IMT, merokok, dan stres.
Non-communicable diseases globally the number one cause of death is ardiovascular disease each year. The aim of research to determine the relationship f risk factors for coronary heart disease based on the results of the treadmill. This tudy uses cross-sectional with sample 173 respondents. Sources obtained from CU employees.
The results showed a statistically significant relationship between ge, hypertension, total cholesterol, LDL, diabetes mellitus, smoking, BMI, shift, nd stress with the risk of CHD based on the treadmill, but there is no relationship etween HDL with CHD risk. After using logistic regression, seven risk factors that ost influence CHD are age, hypertension, total cholesterol, diabetes mellitus, BMI, smoking, and stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Agoestin Anugrah Falah
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Tahun 2008 sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan penyakit kardiovaskular. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun. Di PT Harmoni Panca Utama, dalam medical check up tahun 2016 menunjukkan tingkat overweight sebesar 38,75, obesitas 7,50, hipertensi stadium 1 3,75, kolesterol 32,50, gula darah puasa terganggu 10, diabetes 7,5, kelainan pada pemeriksaan elektrokardiogram EKG 2,86 yang termasuk dalam faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan faktor risiko penyakit kardiovaskular pada karyawan head office di PT Harmoni Panca Utama tahun 2017.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan tingkat risiko dan distribusi penyakit kardiovaskular dari medical check up tahun 2016 menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta dan Framingham Risk Score. Pendekatan kualitatif untuk mengetahui kesadaran dan pengetahuan mengenai penyakit kardiovaskular, pola hidup sehat untuk mengurangi penyakit tersebut, dan upaya preventif perusahaan melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko penyakit kardiovaskular menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta adalah 49 orang risiko rendah, 21 orang risiko sedang, dan 10 orang risiko tinggi serta dengan menggunakan Framingham risk score adalah 26 orang kategori low risk dan 8 orang kategori intermediate risk. Sebagian besar karyawan mengetahui apa itu penyakit kardiovaskular, tetapi sebagian kecil karyawan tidak mencegah faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular tersebut. Sebagian besar karyawan sudah mengetahui bagaimana pola hidup sehat, tetapi sebagian kecil karyawan masih mengabaikan pola hidup sehat. Upaya perusahaan yang telah dilakukan diantaranya program Medical Check Up, weekly sharing, BMI challenge, dan pemberian makan pada saat makan siang.

Cardiovascular disease is one of the major health problems in both developed and developing countries. In 2008 as many as 17,3 million deaths caused by cardiovascular disease. More than 3 million of these deaths occured before the age of 60 years. At PT Harmoni Panca Utama, medical check up result in 2016 showed overweight rate of 38,75, obesity 7,50, hypertension stage 1 3,75, cholesterol 32,50, fasting blood glucose disorders 10, diabetes 7,5, abnormalities in electrocardiogram examination ECG 2,86 and those are included in risk factors for cardiovascular disease. The purpose of this study is to explain the risk factors of cardiovascular disease of head office rsquo s employees at PT Harmoni Panca Utama in 2017.
This research uses descriptive with quantitative and qualitative approach for the reseaech design. Quantitative approach is used to obtain the level of risk and distribution of cardiovascular disease from medical check up in 2016 using Jakarta Cardiovascular Score and Framingham Risk Score. Qualitative approach is used to find out about the awareness and knowledge of cardiovascular disease, the healthy life style that prevent the disease, and also corporate preventive efforts through in depth interview.
The results showed that the risk of cardiovascular disease using the Jakarta Cardiovascular Scores are 49 low risk people, 21 moderate risk and 10 high risk people, and by using the Framingham Risk Score are 26 low risk and 8 intermediate risk categories. Most of the employees are well educated about cardiovascular disease,but only a few of them don rsquo t prevent the risk factors which caused cardiovascular diseases. Most of them have already known how healthy life style are, but some of them avoid it. The company has Medical Check Up program, weekly sharing, BMI challenge, and free lunch.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Haryono
"Penelitian bertujuan memperoleh gambaran dan hubungan faktor-faktor risiko individu dan pekerjaan terhadap keluhan muskuloskeletal disorder pada pekerja kantor PT. X Jakarta. Metode yang digunakan cross-sectional dengan menggunakan data sekunder hasil medical check up data dan perangkat lunak RSIGuard untuk 607 pekerja. Dari 607 pekerja terdapat 292 orang (48, 1%) mengalami keluhan musculoskeletal discomfort.
Hasil uji bivariate menunjukkan hubungan signifikan (p<0,005) antara faktor individu (tinggi badan, berat badan, olahraga, jenis kelamin dan temuan masalah musculoskeletal pada MCU), dan faktor risiko pekerjaan (self-assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken dan average strain from mouse use) dengan discomfort.
Hasil uji multivariate menunjukkan jenis kelamin, temuan masalah musculoskeletal MCU, self-assessment dan overall assessment merupakan faktor-faktor yang memiliki hubungan kuat dan dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal discomfort. Saran-saran ditujukan untuk mencegah discomfort dan work related musculoskeletal disorder melalui prinsip-prinsip ergonomik.

The objective of this study are to describe profile and relationship between individual and occupational risks factors with musculoskeletal discomfort in office workers of PT. X Jakarta. This is cross-sectional using secondary data of medical check up (MCU) and RSIGuard software for 607 workers. There are 272 of 607 workers (48.1%) complained musculoskeletal discomfort based on self-asessment result.
Based on bivariate test results a significant (p <0.005) for individual factors (height, weight, exercise, sex and medical finding during MCU), and occupational risk factors from computer usages (self assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken and average strain of mouse use).
The final model of multivariate test results a significant correlation of gender, findings of musculoskeletal problems, self-assessment and overall assessment with musculoskeletal discomfort complaints. Suggestions addressed to reduce occupational factors to prevent discomfort and work-related musculoskeletal disorder through ergonomic principals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syari Maisyarah Rahman
"Latar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di dunia. Penyakit jantung koroner sebagai akibat aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama penyakit kardiovaskuler baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia. Penting untuk melakukan segala upaya deteksi dini hal-hal terkait peningkatan risiko demi mencegah penyakit ini. CT scan kardiak mampu menilai proses aterosklerosis melalui evaluasi remodelling pada lumen pembuluh darah koroner sebagai informasi untuk tata laksana pasien penyakit jantung koroner.
Tujuan : Mendapatkan arah hubungan risiko kardiovaskuler tinggi berdasarkan skor kalsium arteri koroner terhadap indeks remodelling pada pasien penyakit jantung koroner yang menjalani CT scan kardiak.
Metode : penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 63 pasien penyakit jantung koroner yang telah menjalani pemeriksaan CT scan kardiak di Departemen Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Juli 2013 hingga Februari 2019. Penelitian dilakukan sejak Desember 2018 hingga April 2019. Penilaian total skor kalsium arteri koroner dan penilaian indeks remodelling dilakukan oleh peneliti dan dilakukan pengecekan kembali oleh pembimbing Radiologi.
Hasil : Dilakukan Uji Mann-Whitney U, pada total indeks remodelling positif didapatkan nilai median 134,6 dengan range 3,2 sampai 3862,4 dan pada total indeks remodelling negatif didapatkan nilai median 7 dengan range 1,4 sampai 356,5. Terdapat perbedaan signifikan diantara keduanya (p<0,05). Dilakukan penentuan titik potong total skor kalsium arteri koroner sebesar 54,8 dengan nilai sensitivitas 76 % dan spesifisitas 76,9 %.
Kesimpulan : Terdapat hubungan positif antara total skor kalsium arteri koroner dengan indeks remodelling arteri koroner melalui CT scan kardiak pada pasien penyakit jantung koroner.

Background : Cardiovascular disease is the leading cause of death in the world. Coronary heart disease as a result of atherosclerosis is the leading cause of death for cardiovascular disease both in the United States and in Indonesia. It is important to make every effort to detect things related to increasing risk to prevent this disease. Cardiac CT scan is able to assess the process of atherosclerosis through evaluation of remodeling of the lumen of the coronary arteries as information for the management of patients with coronary heart disease.
Purpose : Obtain direction of the relationship of high cardiovascular risk based on coronary artery calcium score to index remodeling in coronary heart disease patients undergoing cardiac CT scans.
Method : this study uses cross-sectional design with consecutive sampling method. The study sample consisted of 63 coronary heart disease patients who had undergone cardiac CT scan in the Radiology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital in the period July 2013 to February 2019. The study was conducted from December 2018 to April 2019. Evaluation of total coronary artery calcium scores and remodeling index assessment was carried out by researchers and is checked again by the Radiology supervisor.
Results : The Mann-Whitney U Test was carried out, on the total positive remodeling index obtained a median 134.6 with a range of 3.2 to 3862.4 and the total negative remodeling index obtained a median 7 with a range of 1.4 to 356.5. There were significant differences between the two (p <0.001). Determination of the total coronary artery calcium score cut was 54.8 with a sensitivity 76% and a specificity of 76.9%
Conclusion : There is a positive relationship between the total coronary artery calcium score and the index of coronary artery remodeling through cardiac CT scan in coronary heart disease patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agfa Al-Latief Hadi Putra
"Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini pegawai dituntut untuk bekerja dan menghabiskan sebagian waktunya duduk fokus memandang komputer dan menggunakan mouse. Penggunaan komputer memiliki risiko ergonomic yang apabila dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan salah satunya gangguan muskoloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara risiko ergonomi dengan gangguan muskoloskeletal pada pekerja kantoran di PT. X. Metode yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan menggunakan instrument penelitian berupa Nordic Body Map dan Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Penelitian ini dilakukan kepada 48 pekerja kantoran di PT. X. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat risiko ergonomi, dan keluhan muskoloskeletal dengan analisis univariat, dan bivariat. Dari 48 responden didapatkan 39 orang mengalami keluhan muskoloskeletal dengan keluhan terbanyak ada pada bagian leher atas, punggung, dan pinggang. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan antara risiko ergonomi dengan usia, masa kerja dan jenis kelamin (p-value=1). Akan tetapi, terdapat hubungan yang berarti antara risiko ergonomic dengan gangguan muskoloskeletal (p-value=0,039).

Along with the development of technology, employees are now required to work and spend some of their time sitting focused on looking at computers and using mouse. The use of computers has ergonomic risks which if done continuously can cause health problems, one of which is musculoskeletal disorders. This study aims to analyze the relationship between ergonomic risks and musculoskeletal disorders in office workers at PT. X. The method used is a cross-sectional study design using research instruments in the form of Nordic Body Map and Rapid Office Strain Assessment (ROSA). This research was conducted on 48 office workers at PT. X. The variables studied in this study were age, gender, length of service, level of ergonomic risk, and musculoskeletal complaints with univariate, and bivariate analysis. From 48 respondents, 39 people experienced musculoskeletal complaints with the most complaints in the upper neck, back, and waist. The results showed no relationship between ergonomic risk with age, length of service and gender (p-value = 1). However, there was a significant association between ergonomic risk and musculoskeletal disorders (p-value = 0.039)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri Chandra
"Kondisi darurat adalah suatu kejadian yang luar biasa dan secara umum dapat rnendatangkan kerugian harta benda atau pun mengancam jiwa manusia. Suatu kejadian yang dapat memungkinkan terjadinya kondisi darurat antara lain kebakaran, bencana alam, banjir ancaman bom dan lain-lainnya. Mengingat karena keselamatan adalah kepentingan setiap orang maka setiap orang harus siap menghadapi keadaan darurat tersebut. Kebakaran merupakan salah satu keadaan darurat yang harus di waspadai, salah satu penyebab terjadinya kebakaran adalah belum diterapkannya Fire Safety Management secara efektif. Manajemen pengaman kebakaran (Fire Safety Management) merupakan kunci paling panting dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di tempat kerja, sekalipun dibandingkan dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebakaran. Tujuan penelitian tesis ini adalah membahas mengenai waktu yang diperlukan untuk melakukan evakuasi pada keadaan darurat yaitu kebakaran di sebuah Gedung Perkantoran X di Jakarta selatan dengan menggunakan pemodelan evacnet4. Pemodelan evacnet4 merupakan salah satu cara untuk melakukan prediksi mengenai kejadian kebakaran sehingga dampak yang ditimbulkan dari suatu kejadian kebakaran dapat ditanggulangi dengan sebaik-baiknya. Pemodelan evacnet ini menguraikan secara mendetail kondisi yang optimal dalam evakuasi untuk memperkecil waktu evakuasi penghuni gedung agar secepat mungkin dapat dilakukan evakuasi. Hasil dari pemodelan evacnet ini dapat dijadikan saran dan masukan bagi pengelola gedung untuk memperbaiki sistem tanggap darurat yang ada sehingga apabila terjadi kebakaran waktu evakuasi yang dibutuhkan tidak lama dan kerugian harta benda dan korban jiwa dapat dihindari.

Emergency conditions is a extremly condition, which can effect to human kind, and property damage. Circumtances which can lead to emergency condition are tire, natural disaster, bomb, etc. Knowing that safety is everybody concern, therefore every worker should prepare for emergency condition. Fire is one of emergency state which should be warned, because the lack of tire safety management appliance. Fire safety management is the effective key to prevent and overcome fire hazard in work place. Therefore, the objetive of this thesis is : Describing time/duration factor during evacuation on emergency situation, at X Office Building, South Jakarta, using evacnet 4 model. Evacnet 4 model is a tool that can be used to predict fire condition, in a way to reduce the impact. Evacnet model describes how to efficiently conduct the evacuation. The result of evacnet model can be used to develop and improve emergency response system in building, in purpose to minimize the duration during evacuation, and loss to human and property damage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Kusumawardani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis faktor risiko ergonomi dan keluhan
musculoskeletal disorder di PT X tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan disain cross sectional. Dari penilaian risiko ergonomi dengan
mengunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) didapatkan pekerjaan
menggunakan komputer di office termasuk ke dalam level 3 atau risiko tinggi dan
pekerjaan manual di workshop dan di warehouse termasuk ke dalam level 4 atau
risiko sangat tinggi. Postur janggal yang terbentuk saat melakukan pekerjaan
dipengaruhi oleh disain workstation dimana dari hasil pengukuran diketahui
beberapa workstation pada masing-masing area kerja belum sesuai. Hasil survey
Nordic Body Map (NBM) menunjukan sebanyak 88,4% responden memiliki
keluhan MSDs dengan persentase area kerja yang mengalami keluhan tertinggi
pada area warehouse 100%, area workshop 94,4%, dan area office 83,7%. Bagian
tubuh yang paling banyak mengalami keluhan MSDs pada area office adalah pada
bagian pinggang 48,8%, leher bagian atas 46,5%, bahu kanan 30,2%, dan bahu kiri
27,9%, pada area workshop adalah pada bagian pinggang 50%, leher atas 50%,
punggung 38,8% dan pinggul 38,8%, dan pada area warehouse adalah pada bagian
pinggang 50%, leher atas 50%, punggung 38,8% dan pinggul 38,8%. Disarankan
adanya perbaikan disain workstation dan program edukasi kesehatan kerja terkait
ergonomi.

ABSTRACT
This study discuss the analysis of ergonomic risk factors and musculoskeletal
disorder complaints in X company at the year of 2016. this research is a quantitative
research with cross sectional design method. From the ergonomic risk assessment
using Quick Exposure Checklist (QEC) the result is indicate that works in the office
that uses computers is included in level 3 or high risk category and manual work at
the workshop is included to a level 4 or very high risk category. Awkward working
posture that adopted by the worker is influenced by the design of the workstation
that the result of workstation measurement shows several workstation in each
working area is not appropriate. The survey result of Nordic Body Map (NBM)
shows that 88.4% respondent have a complaint about MSDs which the highest
percentage of complaints lies at the warehouse area with 100% complaints rate,
while in the workshop the percentage of complaint is 94.4% and office area 83.7%.
The part of body with the highest complaint of MSDs of office worker is waist
(48.8%), upper neck (46.5%), right shoulder (30.4%), and left shoulder (27.9%),
and for the workshop worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%),
upper neck (50%), upper back (38.8%), and hip (38.8%), and for the werehouse
worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%), upper neck (50%), upper
back (38.8%), and hip (38.8%). Suggested of improvement in workstation design
and education regarding occupational health in ergonomics."
2016
S65561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>