Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147745 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lara Monica
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung Struktur Modal(X1) dan Keputusan Investasi (X2) terhadap Nilai Perusahaan (X3) pada perusahaan advertising, printing dan media di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan. Sampel penelitian ini sebanyak 9 perusahaan dengan metode purposive sampling. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan program SPSS 21. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal (X1) berpengaruh langsung negatif signifikan tergadap keputusan investasi (X2), struktur modal (X1) tidak berpengaruh langsung signifikan terhadap nilai perusahaan (X3), keputusan investasi (X2) berpengarung langsung positif signifikan terhadap nilai perusahaan (X3), dan struktur modal (X1) berpengaruh langsung negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (X3) melalui keputusan investasi (X2)."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2017
330 AGREGAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi S. Marina
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S18172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Karina Cahyamentari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan struktur modal, keputusan investasi, dan kondisi makroekonomi terhadap market value perusahaan manufaktur di negara Fragile-Five (Indonesia, India, Turki, Brazil, dan Afrika Selatan) selama periode 2015-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis data panel. Total sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 80 perusahaan untuk kelima negara Fragile-Five selama 5 tahun dengan total observasi sebanyak 400 observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan struktur modal tidak memengaruhi nilai pasar perusahaan manufaktur di negara Fragile-Five. Sedangkan, keputusan investasi memengaruhi nilai pasar perusahaan manufaktur di kelima negara Fragile-Five dan kondisi makroekonomi hanya memengaruhi nilai pasar perusahaan manufaktur di 4 dari 5 negara Fragile-Five.Perbedaan hasil ditemukan pada faktor-faktor keputusan investasi dan kondisi makroekonomi di negara Fragile-Five meskipun kelima negara memiliki karakteristik perekonomian yang serupa.

This study aims to analyze the effect of capital structure decisions, investment decisions, and macroeconomic conditions on manufacturing companies’ market value in Fragile-Five countries (Indonesia, India, Turkey, Brazil, and South Africa) within 2015-2019. This study is a quantitative research using panel data analysis method. The total sample used in this study consists of 80 companies for all Fragile-Five countries for 5 years with a total of 400 observations. The results of this study indicate that capital structure decisions do not affect the manufacturing companies’ market value in Fragile-Five countries. Meanwhile, investment decisions affect the manufacturing companies’ market value in all Fragile-Five countries and macroeconomic conditions only affect the manufacturing companies’ market value in 4 out of 5 Fragile-Five countries. Differences in results were detected in investment decision factors and macroeconomic conditions in Fragile-Five countries even though the five countries had similar economic characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radela Prilla
"Struktur modal yang optimai, mengatakan bahwa dengan hutang, nilai perusahaan dapat ditingkatkan karena manfaat pajak yang ditimbulkan dengan adanya debt tersebut. Namun apabila melampaui titik tertentu, hutang tersebut akan mengakibatkan merosotnya nilai perusahaan karena adanya biaya agensi yang ditimbulkan oleh hutang_ Disamping itu hutang yang besar akan membuat biaya modal (cost of capital) semakin tinggi, dan hal tersebut akan menurunkan nilai perusahaan. Pendekatan Iama menyebutkan bahwa nilai perusahaan yang terleverage terdiri dari : nitai perusahaan tanpa Ieverage (modal saham) ditambah dengan manfaat pajak dari hutang (taxshield), dikurangi present value agency cost (t7nancia! distress cost)- Pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan apabila tinanciat distress cost yang ditimbulkan dengan adanya debt lebih besar daripada taxshteld (manfaat pajak dari hutang).
Penelitian yang dilakukan dalam tests ini adalah untuk menguji pengaruh dari debt to total asset, debt to equity ratio (DER), present value agency cost terhadap penurunan nilai perusahaan. Dimana nilai perusahaan adalah merupakan jumlah total aktiva secara keseluruhan yaitu 1 debt + equity. Nletode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis veritikatif yaitu dengan melakukan uji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.
Populasi yang dipilih sebagai obyek riset adalah perusahaan real estate dan properti yang ada di Bursa Efek Jakarta dalam rentang waktu kuartal I tahun 1997 hingga kuartal IV tahun 2000. Oleh karena jumlah pemsahaan real estate dan properti hingga akhir tahun 2000 tercatat hanya sebanyak 33 perusahaan. Semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini, terkecuali terhadap perusahaan-perusahaan yang mulai listing atau delisting selama rentang waktu tersebut, agar data masukan yang akan dianalisis tidak terpotong. Model yang digunakan adalah regresi berganda berdasarkan time series, dan untuk menjawab pertanyaan penelitian model tersebut diolah dengan program komputer SPSS versi 10.
Hasil penelitian yang berdasarkan output program komputer SPSS menunjukkan R Square atau koetisien determinasi sebesar 0226, yaitu 22,6% dari penurunan nilai perusahaan diakibatkan oleh variabel-variabel bebas, sedangkan sisanya diakibatkan faktor-faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Dari uji Anova atau F test, diketahui angka slgniikansi masing-masing variabel bebas lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti variabel-variabel bebas tersebut tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai perusahaan dalam batas siginikansi 5%. Dari analisis Collinearity Statistics didapat angka untuk masing-maslng varlabel bebas lebih kecil dan 5, hal ini berarti tidak ada persoalan multikolinieritas (korelasi yang besar di antara variabel bebas) yang serius. Kesimpulan akhir, karena tabel koetisien yang menggambarkan persamaaan regresi mempunyai angka signitikan untuk masing-masing variabel bebas diatas atau lebih besar darl 0,05; maka persamaan regresi berganda untuk variabel-variabel bebas yang digunakan tldak dapat dlpakal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Margaret Febrika
"Tujuan dari tesis ini adalah melihat bagaimana pengaruh dari keputusan investasi barang modal terhadap nilai perusahaan pada saat ada atau tidaknya dewan komisaris yang berpcran efektif Keputusan investasi barang modal merupakan salnb satu kebijakan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, karena investasi ini akan membcri sinyal pertumbuhan pendapatan perusabaan yang diharapkan di masa yang akan datang dan mampu meningkatkan nilai perusahaan yang diproksi melalui return saham. Dewan komisaris memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk mengawasi tindakan direksi agar direksi dapat bertindak sesuai dengan tujuan pemilik perusahaan dan stakeholder lainnya Penelitian ini menggunakan 198 observasi dengan sampel yang diambil dari perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2007. Hasil penelitian ini menemukan hahwa keputusan investasi barang modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan efektivitas dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan investasi barang modal yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

The aim of this research is to determine the impact of capital expenditure on the value of the firm at the time whether or not the board of director whose role effectively. Capital expenditure is one of the most important policy in ""effort to enhance the value of the firm, because this investment will give a signal that corporate earnings growth is expected in the future and able to enhance the firm value through stock return that proxy. Board of directors has the responsibility and authority to oversee the actions of directors for directors to act in accordance with the purpose of company owners and other stakeholders. This study used 198 observations with samples taken from companies listed on the BEJ from the year 2007.The results of this study found that capital expenditure has positive effect on the firm value and effectiveness of the board of directors has no effect on capital investment decisions that can enhance value of the firm."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T32401
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uniariny
"Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi nasabah beserta lembagalembaga yang menyimpan dananya atau menginvestasikan modalnya di bank, dan akan menciptakan dampak secara domestik maupun pasar internasional. Karena pentingnya peran bank dalam melaksanakan fungsinya maka perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan adalah peraturan mengenai permodalan bank yang berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian dan menjaga kepercayaan terhadap aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah.
Di Indonesia, penelitian pada sektor keuangan khususnya perbankan masih sangat sedikit karena dianggap kurang mampu merefleksikan komponen-komponen yang diperlukan dalam penelitian. Namun, dengan adanya PSAK yang digunakan oleh perbankan disertai dengan catatan laporan keuangannya, penulis akan mudah untuk membaca dan menganalisis sektor yang jarang diteliti ini sehingga diharapkan mampu menghasilkan sebuah penelitian yang lebih berkembang.
Skripsi ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
2. Menganalisis pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010
3. Menganalisis pengaruh struktur modal dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Anggraeni Haryono
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh non linear (kuadratik) struktur modal terhadap nilai perusahaan, pengaruh Multiple Large Shareholder Structure (MLSS) dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan (Tobin`s q dan ROA). Sampel penelitian adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian 2009-2012.
Penelitian menemukan bahwa struktur modal yang diproksikan dengan debt to equity ratio dan long term debt to equity ratio berpengaruh secara kuadratik (concave) terhadap Tobin`s q, tetapi tidak berpengaruh secara kuadratik (concave) terhadap ROA. Penelitian ini menemukan bahwa keberadaan multiple large shareholder structure (MLSS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tobin`s q, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap Tobin`s q maupun ROA.

The objective of this research is to empirically examine non-linear (quadratic) effect of capital structure on firm value (Tobin`s q & ROA) and also the effect of Multiple Large Shareholder Structure (MLSS) and institutional ownership on firm value (Tobin`s q and ROA). Using a sample of Indonesia`s non-financial listed companies for the period 2009-2012.
The results find that the capital structure (debt to equity ratio and long term debt to equity ratio) has a non-linear/ quadratic significant effect (concave) on Tobin`s q, but insignificant effect on ROA. It also finds that multiple large shareholders structure (MLSS) has a negative and significant effect on Tobin's q, but insignificant effect on ROA, while institutional ownership has positive effect and significant on Tobin's q and ROA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Afriani
"Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah reaksi pasar saham terhadap pengumuman keputusan investasi perusahaan di Indonesia dipengaruhi oleh a) jenis investasi (transaksi internal atau non-internal), b) status perusahaan (konglomerasi atau non-konglomerasi), c) praktek corporate governance (CG), d) struktur kepemilikan perusahaan, khususnya cash flow rights dan cash flow leverage, dan e) interaksi cash-flow leverage dengan praktek CG. Lebih lanjut, studi juga menginvestigasi pengaruh status perusahaan, praktek CG, struktur kepemilikan dan interaksi antara praktek CG dan struktur kepemilikan terhadap jenis investasi. Praktek CG diukur dengan CGI yang dikembangkan oleh Arsjah (2005) melalui suatu survey terhadap perusahaan di BEJ dan nilai cash flow rights dan cash flow leverage diperoleh dari Kim (2006).
Studi ini merupakan suatu event study, yaitu melihat imbal basil abnormal kumulatif di sekitar hari pengumuman keputusan investasi. Melalui analisis regresi, diselidiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap imbal hasil tersebut. Selanjutnya, analisis logit digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya transaksi internal.
Hasil studi menemukan bahwa pasar secara umum bereaksi positif terhadap keputusan investasi. Dengan demikian, pasar umumnya mengharapkan Net Present Value (NPV) yang positif dari keputusan investasi perusahaan di BEJ. Namun, studi ini menemukan bahwa reaksi terhadap transaksi internal lebih rendah dibandingkan transaksi non-internal. Jadi, pasar memiliki persepsi bahwa transaksi internal lebih rentan terhadap perampasan oleh pemegang saham pengendali terhadap pemegang saham minoritas.
Hasil pengujian menemukan pula bahwa reaksi pasar tidak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Hasil ini memperkuat Kim (2006) yang menemukan tidak adanya hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan. Kemungkinan tidak ditemukan hubungan keduanya rnenurut Kim (2006) adalah kurang akuratnya pengukuran struktur kepemilikan dan endogenitas struktur kepemilikan. Studi menemukan ada kecenderungan reaksi pasar sedikit lebih rendah untuk perusahaan dalam konglomerasi dibanding non-konglomerasi. Dalam kondisi pengawasan yang masih lemah dan kurang berfungsinya sistem hukum, perusahaan dalam suatu grup perusahaan akan lebih mudah melakukan ekspropriasi melalui tunneling tanpa perlu khawatir terdeteksi oleh regulator. Praktek CG temyata tidak mempengaruhi reaksi pasar. Ada dua kemungkinan penjelasan: pertama, praktek CG belum efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perampasan terhadap pemegang saham minoritas atau kedua, pengukuran yang digunakan tidak mencerminkan praktek CG perusahaan yang sesungguhnya pada saat pengumuman keputusan investasi dilakukan.
Selanjutnya, studi menemukan transaksi internal lebih banyak terjadi pada perusahaan konglomerasi (group) dibanding perusahaan non-konglomerasi. Dengan demikian, studi ini mendukung temuan Joh (2003); Ferris, Kim, dan Kitsabunnarat (2003) yang menyimpulkan bahwa suatu grup usaha (konglomerasi) semakin memperbesar kemungkinan terjadinya self dealing yang dapat merugikan pemegang saham minoritas melalui transaksi internal.
Studi juga menemukan bahwa semakin besar cash flow rights, semakin kecil kemungkinan terjadinya keputusan investasi yang merupakan transaksi internal. Selain itu, perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi menyebabkan hubungan negatif antara cash flow rights dan transaksi internal akan lebih lemah. Bukti empiris ini mendukung Chan et al. (2003) yang menemukan bahwa ketika controlling shareholders memiliki cash flow ownership yang besar, mereka akan mendapatkan keuntungan dari basil investasi di masa mendatang akibat cash flow rights yang besar. Akibatnya, mereka cenderung tidak melakukan ekspropriasi melalui transaksi internal dan lebih memilih menginvestasikan sumber daya ke dalam proyek dengan NPV positif. Selanjutnya, pengaruh cash flow rights terhadap transaksi internal menjadi tidak relevan ketika terdapat prospek pertumbuhan tinggi.

The primary objective of this study is to investigate whether stock market reactions in response to investment announcements made by firms listed at the Jakarta Stock Exchange (JSX) are affected by I) type of investment (internal transaction or non-internal transaction), b) type of company (part of conglomeration or not), c) corporate governance (CG) practice, d) ownership structure, measured by cash-flow rights and cash flow leverage, and e) the interaction between cash flow leverage and CG practice_ Further, this study also investigates the influence of type of company, CG practice, ownership structure, and interaction between CG practice and ownership structure on the type investment. CG practice is measured by CG Index developed by Arsjah (2005) through a survey conducted on companies at JSX while the level of cash flow rights and cash flow leverage are taken from Kim (2006).
This study constitutes an event study, i.e., to examine cumulative abnormal returns (CAR) surrounding the date of investment announcements. Through regression analysis, the study investigates factors influencing the abnormal return. Further, logit analysis is utilized to find out factors affecting the likelihood of internal transaction.
The study finds that the market in general positively reacts to investment announcements. This result suggests that on average the market expects firms to generate positive Net Present Value (NPV) from their investment decisions. However, the study finds that the reaction (as measured by CAR) toward internal transaction is lower than that toward non-internal transaction. Therefore, the market perceives that internal transaction is more subject to expropriation by controlling shareholders to minority shareholders, and this eventually is reflected in the relatively low CAR of investment announcements related to internal transaction.
This study also finds that the stock market reaction is not influenced by ownership structure. This result confirms Kim (2006) who found no systematic relationship between ownership structure and value of the firm_ The possible reasons for this according to Kim (2006) are the shortcoming in measuring ownership structure and the endogeneity of ownership structure. The study finds (albeit weak) that the stock market reaction toward firms in group affiliation (i.e., conglomeration) is lower than that in non-group affiliation. Under the condition of inadequate supervision and ineffective law enforcement, firms in group affiliation can easily conduct expropriation through among others tunneling without being concerned to be detected by the regulator. CG practice has no impact on the stock market reaction. There are two possible explanations: First, CG practice is not effective in minimizing the possibility of expropriation toward minority shareholders; second, the measures utilized do not reflect the true CG practice prevailing during an investment announcement.
Further, this study documents that internal transaction occurs more in group-affiliated firms than other firms. Therefore, this study supports the findings of Joh (2003); Ferris, Kim, and Kitsabunnarat's (2003) conclusion that group affiliation (or conglomeration) increases the possibility of self-dealing (i.e., part of internal transaction) that may detriment minority shareholders.
This study also provides evidence that higher cash flow rights reduce the possibility of investment decisions that constitute internal transactions. The empirical result supports Chan et al.'s (2003) finding that when controlling shareholders have large cash flow ownership, they will gain a lot from investment's return. As a consequence, they tend not to expropriate through internal transaction and prefer to invest the resources into projects with positive NPV. However, this negative relation is weaker for firms with high growth prospects. Therefore, the impact of cash flow rights on internal transaction is weaker for firms with high growth prospects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kurniawan
"[ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kebijakan utang, kebijakan dividen dan
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian menggunakan Structural
Equation Model (SEM) dengan data panel dengan sampel 115 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan data tahun 2011-2013. Variabel yang
digunakan untuk mengukur kebijakan utang menggunakan debt to equity ratio
(DER), kebijakan dividen menggunakan dividend payout ratio (DPR), keputusan
investasi menggunakan proksi pertumbuhan/penurunan aset tetap dan nilai
perusahaan menggunakan rasio price to book value (PBV). Hasil penelitian per
variabel menujukan bahwa kebijakan utang berpengaruh terhadap kebijakan
dividen, keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen,
kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen dan
keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Bila dilihat dari
pengujian model struktural, kebijakan utang berpengaruh langsung terhadap nilai
perusahaan secara langsung tanpa melalui kebijakan dividen terlebih dahulu. Hasil
penelitian tersebut juga membuktikan bahwa kebijakan dividen dapat berdiri
sendiri sebagai variabel independen karena keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen dan terhadap nilai perusahaan

ABSTRACT
This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value.;This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value.;This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn?t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn?t affect dividend policy and firm
value., This study examines the effect of debt policy, dividend policy and investment
decision on firm value. This study used structural equation model (SEM) with
panel data, took 115 listed companies in Indonesia Stock Exchange from year
2011-2013. This study used variables such as debt to equity ratio (DER) to
measure debt policy, dividend payout ratio (DPR) to measure dividend policy,
proxy of growth/reduction of the fixed assets and price to book value ratio (PBV)
to measure firm value. The results of the study addressing that each variable such
as debt policy affects dividend policy, investment decision doesn’t affect dividend
policy, debt policy affect firm value, dividend policy and investment decision do
not affect firm value. Result from the structural testing model, debt policy affect
firm value directly without pass through dividend policy first. The result of the
study also revealed that dividend policy could stand alone as an independent
variable because investment decision doesn’t affect dividend policy and firm
value.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>