Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titiek Muhaeriwati
"Kelengkapan dokumentasi manajemen nyeri sebagai bukti pelaksanaan perawat profesional dan kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan manajemen nyeri sesuai standar. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan konstitensi budaya organisasi yang dipersepsikan perawat pelaksana dengan kelengkapan dokumentasi keperawatan (dokep) manajemen nyeri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional diukur dengan kuesioner dan observasi dokep secara retrospektive. Hasil penelitian menunjukan perawat pelaksana mempersepsikan konsistensi budaya organisasi yang baik 64,8%. Kelengkapan total dokep manajemen nyeri 72,51% dan pada subvariabel pengkajian nyeri menunjukan rerata 7,07 (47,13%). Karakteristik perawat pelaksana pada jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri. Konsistsensi budaya organisasi dalam koordinasi dan integrasi signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri pada aspek pengkajian p=0,037 (p=0,05), tetapi konsistensi budaya organisasi pada aspek nilai inti dan kesepakatan tidak signifikan. Kesimpulan bahwa membuktikan tidak ada hubungan signifikan konsistensi budaya organisasi dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri, namun konsistensi budaya organisasi ada signifikan dengan kelengkapan dokep manajemen nyeri hanya pada aspek pengkajian p=0,036. Harapan rumah sakit dapat memprioritaskan peningkatan SDM pendidikan formal menjadi perawat profesional dan kompetensi sebagai tanggung jawab dan berfikir kritis dalam kelengkapan dokumentasi keperawatan khususnya dokep manajemen nyeri.

Complete documentation of pain management is the proof of implementation of the professional nurse and competency in administering nursing care of pain management in accordance with the standard. The purpose of the research is to identify the correlation of consistency of organizational culture which is perceived by the acting nurse with complete nursing documentation of pain management. This research applies the method of cross sectional which is measured by questionnaire and observation of nursing documentation in retrospective manner. The result of research indicate that the acting nurse perceive the consistency of organizational culture of 64.8%. Total complete nursing documentation of pain management is 72.51% and, the sub variable of pain assessment indicate the average of 7.07 (47.13%). The characteristic of acting nurse in sex, marital status and level of education is significant with complete nursing documentation of pain management. The consistency of organizational culture in the coordination and integration is significant with complete nursing documentation of pain management in the aspect of assessment p=0.037 (p=0.05), but the consistency of organizational culture in the aspect of core value and consensus is not significant. The conclusion proves that there is no significant correlation between the consistency of organizational culture with the complete nursing documentation of pain management. However, the consistency of organizational culture is significant with the complete nursing documentation of pain management only in the aspect of assessment p=0.036. The expectation of hospital is to prioritize the improvement of human resources of formal education to become professional nurse and competency as responsibility, and have critical thought in the complete nursing documentation, specifically the nursing documentation of pain management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Ernawati
"ABSTRAK
Motivasi kerja perawat adalah salah satu perilaku yang dipengaruhi oleh budaya
organisasi.Fenomena penelitian yang diperoleh dari rumah sakit TNI X di Jakarta meliputi :
Belum ada penghargaan/reward bagi perawat, Gajiperawat PHL < UMR, Tenaga perawat
kurang,dukungan untuk meningkatkan pendidikan belum optimal , kesempatan karier
perawat tidak merata , pengembangan & pelatihan perawat terbatas , perawat masih
mengerjakan tugas di luar keperawatan ,penjamin mutu belum berjalan,kesempatan karier
perawat tidak merata, alat kesehatan yang tersedia banyak yang rusak, dokumentasi pasien
tidak maksimal , disiplin kerja kurang,tingkat kepuasan pasien tidak dievaluasi jalur
komunikasi dari atas kebawah, hubungan antara perawat secara hirarki kepangkatan. ,perawat
belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, serta komite keperawatan belum berjalan
optimal . Dari beberapa fenomena tersebut muncul pertanyaan Apakah ada hubungan antara
budaya organisasi dengan motivasi kerja perawat di rumah sakit ? Penelitian ini berujuan
mengetahui hubungan budaya organisasi dengan motivasi kerja perawat di RS TNI X Jakarta.
Penelitian analitik secara Cross sectional menggunakan uji chi square pada 100 perawat.
Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara komuikasi, pelatihan
dan pengembangan, pengambilan keputusan, kerjasama, penghargaan dan disiplin kerja
dengan motivasi kerja perawat (p=0,000-0,029;α=0,05). Kesimpulan :Variabel yang paling
dominan berhubungan dengan motivasi kerja perawata dalah komunikasi. Saran : Manajemen
Rumah sakit menciptakan lingkungan kerja yang menggunakan komunikasi efektif agar
perawat di Rumahsakit TNI X motivasi bekerjanya meningkat.

ABSTRACT
Nurse's work motivation is one of the behaviors that influenced by the culture of the
organization. From Obtained phenomenon, there is no reward for nurses, salary of PHL
nurses < UMR, lack of human resourcescan't provide reliable service, lack of support for
educational development, small career opportunities, differences in nurses performance
appraisal, limited training and development. uncertain Job description, the existence of two
supervisor with different occupation background, work plan of the room supervisor is not
maximized, no quality service management, many broken medical equipment , patients
documentation is not optimal, indiscipline behavior, patient satisfaction weren't evaluated
appropriately, authoritative downward communication , Nurses not involved in decisionmaking,
nurses are still involved with military activities, the Committee has not run. There a
question arise from these phenomena; Is there a relationship between organizational culture
and nurse's work motivation in the hospital? The objective of this study is to determine the
relationship between organizational culture with nurse's work motivation in the RSTNI X
Jakarta. the chi square test results on 100 nurses shows no significant relationship between
Communication, training and development, decision making, cooperation, appreciation and
discipline, with the nurse's work motivation (p = .000 to .029; α = 0,05). The most dominant
variables associated with the nurses' motivation is communication, which mean it's necessary
to increase the communication to became a two-way communication in RS TNI X Jakarta."
2013
T35364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia
"ABSTRAK
Kanker atau tumor ganas adalah penyakit dimana terjadi perubahan mekanisme pertumbuhan dan proliferasi sel. Salah satu manifestasi kanker adalah nyeri. Nyeri kanker merupakan gejala utama yang paling sering dikeluhkan oleh pasien, untuk itu perlu penanganan nyeri kanker dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan perawat tentang manajemen nyeri kanker di Rumah Sakit Pemerintah di Jakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dengan non-probability sampling, dengan metode consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% perawat memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori cukup. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengetahuan perawat melalui pelatihan manajemen nyeri pada pasien kanker.
ABSTRACT
Cancer or malignant tumor is a disease in which there is a change in the mechanism of cell growth and proliferation. One of the manifestations of cancer is pain. Cancer pain is the main symptom that is most often complained of by patients, for that it is necessary to handle cancer pain properly by health workers, especially nurses. This study aims to describe nurses' knowledge about cancer pain management in Government Hospitals in Jakarta. This research uses descriptive research, with non-probability sampling, with consecutive sampling method. The results showed that 56.7% of nurses had a level of knowledge in the sufficient category. This study recommends increasing the knowledge of nurses through pain management training in cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Budiarti
"Nyeri merupakan keluhan utama yang terjadi pada pasien pascapembedahan. Manajemen nyeri yang tidak efektif akan mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit. Hal ini merupakan tantangan bagi rumah sakit untuk mempertahankan pencapaian kualitas pelayanan yang paripurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi manajemen nyeri terhadap pasien pascapembedahan. Metode penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan dengan melibatkan 96 pasien pascapembedahan selama bulan Juni 2017. Kuesioner American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR yang dimodifikasi Cronbach ?=0,720 digunakan untuk mengkaji pengalaman nyeri pasien. Kejadian nyeri pada pasien pascapembedahan adalah 86,5. Intensitas nyeri pada skala 1-10, terendah rata-rata pada skala 2,27, terberat rata-rata pada skala 4,35 ; dan berkurang dalam 24jam pertama sebesar 67,6. Pengaruh nyeri terhadap aktivitas, istirahat dan mood: ringan le;3,47 dari skala 1-10 ; efek samping obat: ringan le;1,54 dari skala 1-10 ; partisipasi dan kepuasan pasien dalam pengobatan berturut-turut 7,59 dan 7,92 dari skala 1-10 ; besar informasi pengobatan nyeri dapat membantu 7,01 dari skala 1-10 ; penggunaan manajemen nonfarmakologi sebesar 70,8.

Pain is a major problem post operative patients. Ineffective pain management may affect the quality of health care services in hospital. Thus, hospital management should address this challenge to provide better quality service. This study aimed to evaluate pain management given in post operative patients. The method of this study was a cross sectional study involving 96 post operative patients during June 2017. The modified American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR Cronbach 0,720 was used to assess the patient 39 s pain experience. The incidence of pain in post operative patients was 86.5 In the first 24 hours, the pain was decreased 67.6 On a scale of 1 10, lowest pain 2.27, severe pain 4.35 the impact of pain on activity, sleep and emotion mild le 3,47 side effects of treatment mild le 1,54 ability to participate in pain treatment 7.59 Pain treatment information may be helpful 7.01 Patient satisfaction 7,92 use of nonpharmacological strategies 72,9.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S70056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Nursasmita
"Hospitalisasi dengan berbagai ketidaknyamanan bagi anak akan berdampak bagi tumbuh kembang berikutnya. Kolcaba dengan teori kenyamanan yang holistik dan bersifat individual bertujuan untuk mengatasi ketidaknyamanan anak. Hal ini sesuai dengan filosofi keperawatan anak yaitu atraumatic care. Salah satu bentuk ketidaknyamanan yang dialami anak adalah nyeri. Pelaksanaan asuhan tanpa trauma dalam mengatasi nyeri pada anak melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba yaitu melalui penerapan EBNP menggunakan Buzzy Pain Relief. Hasil pemberian asuhan keperawatan menggunakan model teori kenyamanan Kolcaba ini dapat diaplikasikan pada anak dengan masalah nyeri.

Hospitalization with various discomforts for children for example needle insertion procedure impacts the growth and development. Kolcaba with holistic and individual comfort theory is expected to overcome the discomfort of the child. This is according to pediatric nursing philosophy of atraumatic care. One of the discomforts that children experience is pain. Implementation of atraumatic care to reduce discomfort like pain through the approach theory of comfort Kolcaba is to use Buzzy Pain Relief. The results of nursing care using this model Kolcaba comfort theory can be applied to children with pain problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achirman
"ABSTRAK
Nama Mahasiswa:AchirmanProgram Studi:Magister Kepemimpinan dan Manajemen KeperawatanJudul Tesis:Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang Dengan Kelengkapan Dokumentasi Pasien Resiko Jatuh Di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta Abstrak Pencegahan pasien risiko jatuh harus dilakukan dengan baik di rawat inap dan menjadi tanggung jawab perawat secara individu dan manajemen keperawatan terutama kepala ruangan dan harus terdokumentasikan. Penelitian ini membahas tentang hubungan fungsi manajemen kepala ruang dengan kelengkapan dokumentasi pasien risiko jatuh. Penelitian ini adalah penelitian analitik korelatif dengan metoda penelitian cross sectional yaitu menganalisis data hasil deskripsi fungsi manajemen kepala ruang dan pelaksanaan dokumentasi dan mencari hubungan antara variabel tersebut satu satuan waktu dan sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana sebanyak 109 orang dan 109 file pasien dengan risiko jatuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji korelasi pearson untuk data numerik dan uji t-independent untuk data kualitatif serta uji regresi linear untuk multivariatnya. . Hasilnya adalah fungsi manajemen secara keseluruhan terdapat hubungan dengan kelengkapan dokumentasi tetapi kekuatannya sedang. p=0,002, r=0,288 . Fungsi manajemen yang ada hubungan dengan kelengkapan dokumentasi adalah pengorganisasian p=0,001, r=0,325 , pengaturan staf p=0,000, r=0,360 , pengarahan p=0,023, r=0,218 dan pengendalian p=0,015, r=0,233 . Faktor karakteristik yang ada hubungan dengan kelengkapan dokumentasi adalah jenis kelamin p=0,029 dan usia p=0,035, r=0,202 dan masa kerja p=0,78, r=0,169 . Pada pemodelan multivariat hanya sekali pemodelan karena setelah dimasukkan kedalam model multivariat hanya fungsi pengaturan staf yang p < 0,05. Sehingga fungsi manajemen yang paling dominan mempengaruhi kelengkapan dokumentasi adalah pengaturan staf p=0,045; B=0,131 Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan kelengkapan dokumentasi dengan menerapakan dokumentasi secara komputerisasi dan meningkatkan fungsi manajemen kepala ruang pada fungsi pengendalian dengan memasukkan unsur kelengkapan dokumentasi sebagai penilaian kinerja staf. Kata kunci : Fungsi manajemen, dokumentasi, pasien risiko jatuh

ABSTRACT
AbstractPrevention of falls risk patients should do well in inpatient and are the responsibility of individual nurses and nursing management, especially the head of the room and must be documented. This study discusses the relationship head space management functions with complete documentation of the patient 39 s risk of falling. This research is an analytic study correlative to the method of cross sectional research is to analyze the data of the description of management functions of head space and the implementation of documentation and look for relationships between these variables one unit of time and sample in this study were nurses and as many as 109 people and 109 files of patients at risk of falls , The results showed that the Pearson correlation test for numerical data and independent t test for the qualitative data as well as linear regression to multivariat, The result is an overall management function there is a relationship with the completeness of the documentation but its power was. P 0.002, r 0.288 . Management functions in connection with the completeness of the documentation is organizing p 0.001, r 0.325 , staffing p 0.000, r 0.360 , direction p 0.023, r 0.218 and control p 0.015, r .233 . Characteristic factors in connection with the completeness of the documentation is gender p 0.029 and age p 0.035, r 0.202 and age p 0.78, r 0.169 . In multivariate modeling modeling only once because once incorporated into the multivariate model only functions that staffing arrangements...
"
2017
T47088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Muniroh
"Nyeri pada kasus fraktur merupakan gejala primer yang harus segera ditangani, sehingga diperlukan manajemen nyeri yang efektif. Nyeri fraktur yang tidak segera diatasi dapat mengganggu pelaksanaan pengkajian pasien, proses penyembuhan tulang, dan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Namun, pada pelaksanaannya nyeri fraktur seringkali dibiarkan tidak teratasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap perawat dalam pelaksanaan manajemen nyeri pada pasien fraktur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat belum memiliki tingkat pengetahuan yang baik rata-rata skor: 53,77 dan sikap yang cenderung negatif dengan rata-rata skor 72,03. Hasil dari uji Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan di antara keduanya. = 0,150;. = 0,218. Meskipun begitu, tingkat pengetahuan yang baik tetap penting dimiliki oleh perawat agar dapat memberikan manajemen nyeri yang efektif. Partisipasi dari pihak rumah sakit maupun perawat itu sendiri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan memperbaiki sikap dalam pelaksanaan manajemen nyeri fraktur.

In fracture cases, pain is. primary symptom that needs to be treated immediately. Therefore, effective pain management is needed. Pain in fracture that is left undertreated may interrupt assessment process, bone healing process, and immune system towards infection. In fact, pain in fracture is often left undertreated. The aim of this research was to know the relationship between nurses rsquo knowledge to attitude of nurses towards pain management of fracture. This research used cross sectional design method.
The result showed that nurses had inadequate knowledge mean score 53,77 and rather negative attitude with. mean score of 72,03. Spearman correlation test showed that there was no relationship between nurses rsquo knowledge and attitude. 0,150. 0,218. Nonetheless, knowledge is an important aspect for. nurse in order to provide an effective pain management. The participation of hospital and nurses themselves are important to improve nurses rsquo knowledge and attitude towards pain management of fracture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Khalisha Imtinan
"Pembedahan mayor abdomen yang berhubungan dengan kanker Cholangiocarcinoma (CCA) seringkali dikaitkan dengan kejadian perawatan ICU pasca pembedahan dan mengakibatkan intensitas nyeri yang tinggi pasca operasi. Penatalaksanaan nyeri yang tidak optimal dapat berkontribusi pada komplikasi dan memiliki efek buruk pada kesembuhan pasien. Oleh karena itu, diperlukan terapi komplementer yang berfokus pada kenyamanan dan preferensi pasien sebagai bentuk optimalisasi penatalaksanaan nyeri pasien CCA pasca pembedahan abdomen di ICU. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memaparkan hasil praktik berupa asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien tumor distal Common Bile Duct (CBD) post laparatomy double bypass dengan penerapan manajemen nyeri menggunakan aromaterapi lavender di ICU Rumah Sakit. Intervensi ini dilakukan pada pasien usia 25 tahun dengan ikterik obstruktif et causa tumor distal Common Bile Duct (CBD) suspek ganas kesan unresectable. Setelah dilakukan intervensi selama tiga hari, didapatkan kesimpulan bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan sebagai intervensi manajemen nyeri non-farmakologi yang menyempurnakan terapi farmakologi dalam menurunkan nyeri pada pasien sadar pasca operasi laparatomy double bypass di ICU.

Major abdominal surgery related to Cholangiocarcinoma (CCA) cancer is often associated with post-surgical ICU admission and results in high pain intensity post-surgery. Suboptimal pain management can contribute to complications and have an adverse effect on patient recovery. Therefore, complementary therapy is needed that focuses on patient comfort and preferences as a form of optimizing pain management for CCA patients after abdominal surgery in the ICU. This Final Scientific Work aims to present practical results in the form of medical surgical nursing care for patients with distal Common Bile Duct (CBD) tumors post double bypass laparotomy with the application of pain management using lavender aromatherapy in the ICU Hospital. This intervention was carried out on a 25-year-old patient with obstructive jaundice caused by a distal Common Bile Duct (CBD) tumor, which was suspected to be malignant and unresectable. After three days of intervention, it was concluded that lavender aromatherapy could be used as a non-pharmacological pain management intervention that complements pharmacological therapy in reducing pain in conscious patients after double bypass laparotomy surgery in the ICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Muhdlor
"Hipospadia merupakan kelainan kongenital dimana muara uretra anak tidak berada di ujung penis. Hipospadia dapat dikoreksi dengan operasi. Perawatan paska bedah hipospadia menimbulkan nyeri pada anak. Salah satu intervensi untuk mengurangi nyeri menggunakan tehnik distraksi dengan bermain dan bercerita. Teknik distraksi bermain dan bercerita merupakan salah satu penalaksanaan nyeri non farmakologis. Tindakan perawatan luka pasca operasi pada An. M menimbulkan nyeri pada anak sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Hasil dari penerapan tehnik distraksi bermain dan bercerita ini selama 3 hari terbukti efektif menurunkan skala nyeri dari 6 menjadi 3 dengan menggunakan skala FLACC.

Hypospadias is a congenital defect in which the child s urethral opening is not located at the tip of the penis. Hypospadias can be repaired by surgery. Post operative treatment of hypospadias causes pain in children. One of the interventions in reducing pain is by using distraction technique through playing games and telling stories. Distraction technique of playing and story telling is one of non pharmacological pain management. Postoperative wound care on An M causes pain therefore a nursing care is necessary needed to reduce the pain. Results showed that 3 days application of playing and storytelling was effective to reduce the pain scale from 6 to 3 measured by using FLACC scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
"Gout arthritis merupakan gangguan peradangan  pada sendi yang disebabkan oleh kelebihan kadar asam urat dalam darah. Usia dewasa menengah, 35-55 tahun, termasuk kelompok usia yang rentan mengalami gout arthritis. Tanda dan gejala yang paling sering dialami oleh penderita gout arthritis adalah nyeri sendi yang umumnya dirasakan pada sendi seperti jari kaki, tangan, atau pergelangan kaki. Manajemen nyeri pada masalah gout arthritis dapat dilakukan secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Salah satu manajemen nyeri nonfarmakologi yang dapat diberikan adalah kompres hangat jahe dan teknik distraksi. Jahe dipilih karena sudah dikenal sebagai salah satu obat tradisional untuk mengurangi nyeri, mudah dijangkau, murah dan tidak memiliki efek samping.   Pemberian intervensi kompres hangat jahe dan distraksi  menurunkan skala nyeri sendi pada Ibu T dari nyeri sedang ke nyeri ringan setelah dilakukan tiga kali intervensi.  Hasil intervensi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan intervensi keperawatan dalam manajemen nyeri pada gout arthritis.

Gout Arthritis is inflammation in the joints caused by hyperuricemia. Middle age, 35-55 years old, is an age group which prone to gout arthritis. The most common sign and symptoms in gout arthritis is joint pain, usually appears in smaller joints such as toes, fingers, ankle or wrist. Pain management in gout arthritis can be done pharmacologically or non-pharmacologically. One of non-pharmacological procedure to reduce the pain is ginger warm compress combined with distraction technique. Ginger was chosen because it has been known as one of the traditional medicines to reduce pain, easy to get, inexpensive and has no side effects. The warm compress and distraction intervention able to reduce   Mrs. T pain scale from moderate to mild pain for after 3 times of intervention. The result of this intervention can be the basis for developing nursing intervention in gout arthritis pain management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>