Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskandar Witjaksono
"Industri properti komersial di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan tingkat pertumbuhan yang menarik untuk diamati. Hal ini terlihat dari nilai investasi dalam sektor gedung perkantoran utama di Jakarta yang meningkat lebih dari lima kali dalam lima tahun terakhir dan mencapai Rp. 4,965 trilyun pacta tahun 1992. Ruang perkantoran sebagai salah satu produk properti ternyata telah berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan, terbukti dengan banyaknya developer/investor dari kelompok konglomerat bisnis Indonesia yang melakukan diversifikasi dalam industri ini. Minat investasi dalam bidang properti yang cukup tinggi disebabkan oleh adanya capital gain yang besar sehubungan dengan adanya apresiasi nilai tanah dan investasinya yang bersifat high degree of leverage financing dengan debt to equity ratio yang rata-rata lebih besar dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang lainnya.
Pertumbuhan industri properti sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian makro, dimana pergerakan penawaran dan pennintaannya.akan selalu mengikuti gejolak perekonomian yang terjadi seperti pertumbuhan ekonomi nasional (PDRB), perkembangan investasi dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA), kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan pemerintah, jumlah kredit yang disalurkan perbankan, jumlah uang yang beredar dan suku bunga investasi. Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam jangka panjang, maka perkembangan industri ini juga akan semakin baik. Kondisi perekonomian yang menurun dalam tahun 1993 akibat tight money policy juga berdampak dengan lesunya bisnis ruang perkantoran Jakarta, yang ditandai dengan kondisi oversupply dan penurunan harga sewa secara drastis. Kondisi ini tentunya memicu iklim persaingan yang semakin ketat dan menuntut para pelah.'U industri properti untuk lebih dapat mengenali dan mengantisipasi perilaku pasar properti agar tetap dapat bertahan dalam industri ini.
Karya akhir ini mencoba untuk menelaah pasar ruang perkantoran utama (prime office space) Jakarta da!am upaya unn1k dapat memberikan gambaran, araban dan indikasi secara garis besar dalam industri ini, melalui evaluasi dan analisis struktur industri, perilaku ekonomis dan preferensi lokasional.
Tinjauan terhadap pasar ruang perkantoran Jakarta diarahkan untuk dapat mengenali pertumbuhan, pelaku-pelaku, pola pembiayaan dan pengelolaan industri ini. Dilihat dari pertumbuhan pasarnya, kelihatannya pasar properti Jakarta dewasa ini menunjukkan tingkat pertumbuhan yang semakin mendekati pasar negara-negara Asia lainnya seperti Cina dan Malaysia.
Meningkatnya tingkat persaingan dalam pasar ruang perkantoran Jakarta membuat para investor/developer berupaya melakukan beberapa terobosan baru dalam bidang pemasaran dan pola pendanaannya, seperti penggunaan sistem strata-title dalam memasarkan produknya dan alternatif penggunaan secondary mortgage dan menerbitkan convertible bond dalam membiayai pembangunan produk propertinya.
Analisis terhadap perilaku ekonomis pasar ruang perkantoran Jakarta yang dilakukan dalam upaya untuk dapat memperkirakan pola permintaan, penawaran, tingkat hunian dan harga sewa^ memperlihatkan bahwa siklus bisnis properti secara signifikan dipengaruhi oleh variabel-variabel makro ekonomi seperti PDRB, jumlah uang beredar, pertumbuhan investasi dalam negeri (PMDN) maupun investasi asing (PMA), jumlah kredit perbankan dan tingkat bunga dengan pertimbangan masa konstruksi {time lag) 2-4 tahun.
Model-model prediksi yang telah dibangun menunjukkan bahwa dampak kelesuan yang terjadi dalam bisnis ruang perkantoran utama pada tahun 1993 diperkirakan masih akan berlanjut sampai tahun 1994, tetapi pertumbuhan permintaan akan menguat kembali dalam tahun 1996 dengan tingkat hunian diperkirakan akan mencapai 95%.
Mengingat fimgsinya sebagai penunjang kegiatan bisnis, lokasi menjadi determinan utama dalam menarik konsumen suatu ruang perkantoran. Oleh sebab itu analisis preferensi lokasional dilakukan dalam upaya untuk mencari pangsa pasar lokasi dan peluang pasar ruang perkantoran terhadap wilayah Segitiga Emas berdasarkan kriteria aksesibilitas, ketersediaan fasilitas dan utilitas urnum, harga lahan serta peraturan Pemda. Hasil analisis yang dilakukan merhperlihatkan bahwa kawasan Sudirman dan Kuningan merupakan kawasan yang paling diminati oleh pelaku-pelaku bisnis ini, disusul oleh kawasan Thamrin dan Gatot Subroto yang memiliki banyak kendala dalam pengembangan produk propertinya. Tetapi jika dilihat dari besarnya peluarig pembangunan ruang perkantoran di masa yang akan datang dapat diketahui bahwa kawasan Kuningan merupakan lokasi yang memiliki prospek lebih baik dibandingkan dengan Sudirman."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorat, Bataris
"Banyak yang berpendapat, bahwa krisis mata uang Asia Tenggara yang bermula dari jatuhnya nilai mata uang Thailand, tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian Indonesia, sebab perekonomian Indonesia memiliki fundamental yang kuat. Kenyataannya, bagi Indonesia, krisis yang semula disebut krisis moneter tersebut, telah berkembang menjadi krisis multi dimensi dan puncaknya adalah krisis kepercayaan terhadap institusi negara dan kepemimpinan nasional. Harus diakui, krisis kali ini telah mengubah tatanan kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Hasil kajian Kaminsky dan Reinhart terhadap indikator makro, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, neraca pembayaran, sistem keuangan dan perbankan menunjukkan, bahwa fundamental ekonomi Indonesia sebelum krisis ternyata tidak seperti yang diduga banyak orang. Kekuatan ekonomi yang mendapat pujian selama ini, ternyata tidak lebih dari istana pasir. Berbagai laporan tentang hal itu ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Meskipun sulit mencari akar krisis yang sesungguhnya, ada pendapat yang mengatakan, bahwa praktek, kebijakan dan pendekatan ekonomi yang diterapkan selama ini merupakan salah satu penyebab meluasnya krisis. Praktek, kebijakan dan pendekatan ekonomi yang diterapkan sejak lama, sama sekali tidak mendukung terwujudnya struktur perekonomian yang kuat dan sehat. Sebaliknya, justru melahirkan penggelembungan yang sangat rentan (bubble conomy). Perkembngan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi semata-mata karena eksploitasi sumber-sumber ekonomi yang berlebihan, bukan karena efisiensi penggunaan.
Ketika krisis terjadi, beberapa kejutan besar segera dialami oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Aliran modal yang terus meningkat sebelum krisis, berbalik turun karena hilangnya kepercayaan terhadap lingkungan usaha di Indonesia. Tajamnya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing serta-merta membengkakkan beban hutang luar negeri sebagian perusahaan, bahkan memacetkan transaksi internasionalnya. Meningkatnya inflasi dan melonjaknya pengangguran membuat daya beli masyarakat merosot secara drastis.
Kondisi keos segera menyusul ketika arah pemulihan ekonomi tidak dapat diprediksi, bahkan memberi gambaran yang sangat rumit, tidak stabil dan tidaksinambung secara fungsional. Penyimpangan semakin lama semakin membesar dan sering terjadi pengulangan-pengulangan yang sesungguhnya tidak memperbaiki keadaan.
Disisi lain, kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia sebelum krisis yang ekspansif, konglomerasi, tidak peka, batas otoritas dan tanggung jawab yang tidak jelas merupakan penyakit kronis yang makin memperburuk keadaan. Fenomena itu sebenarnya bukan hal luar biasa, sebab lahirnya perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan PMA dan perusahaan PMDN, yang mengklaim dirinya kuat dan berdaya saing, terkait erat dengan pola korporatisme dan kronisme. Mereka tumbuh dan berkembang bukan karena kompetensi.
Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa kebijakan pemulihan ekonomi yang blurred turut menambah kebingungan para pelaku usaha dalam menyelamatkan usahanya. Kesulitan mamprediksi arah, tahapan, tujuan dan batas waktu pemulihan semakin meningkatkan risiko negara berkaitan dengan iklim berusaha (country risk).
Sangat berbeda dengan lingkungan usaha sesudah krisis, lingkungan usaha sebelum krisis cukup ramah yang membuat setiap orang ingin melakukan usaha, khususnya para pelaku usaha yang sangat percaya pada hubungan baik. Sekarang ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia telah dihadapkan pada perubahan drastis yang tidak terbayangkan sebelumnya. Berbagai elemen lingkungan usaha yang saling terkait telah berubah secara drastis. Pembalikan kondisi tampak jelas akibat hantaman krisis keuangan yang diperkuat oleh tindakan-tindakan yang sesungguhnya tidak memperbaiki keadaan.
Memang perubahan kondisi lingkungan usaha memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap perusahaan. Akan tetapi, untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian mendasar, perusahaan harus mampu berhadapan dengan lingkungan usaha yang mungkin secara kasar akan memperpendek waktu yang diperkenankan untuk melakukan penyesuaian. Dan pada akhirnya, lingkungan usaha hanya menyediakan ruang dan kesempatan bagi perusahaan yang memiliki kompetensi dan daya saing yang sesungguhnya.
Itulah sebabnya, para pakar organisasi dan manajemen moderen selalu mengatakan, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif berkelanjutan yang mampu bertahan dan berkembang. Perusahaan kategori ini adalah perusahaan yang secara terus-menerus dapat menilai dengan seksama sifat, arah dan kecepatan perubahan, mengkaji ulang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengidentifikasi peluang dan hambatan yang ada.
Berbagai konsep dan teori organisasi berusaha menggambarkan bagaimana perusahaan bereaksi apabila mendapat gangguan akibat adanya perubahan. Teori ekologi populasi mengatakan, perusahaan dapat menjaga harmoni dengan lingkungan melalui proses suatu pembelajaran. Menurut teori kontinjensi, kemampuan perusahaan merespons perubahan tergantung pada kemampuannya menciptakan sesuatu yang bernilai khusus. Menurut teori ketergantungan sumber, kendala yang dihadapi perusahaan akibat adanya perubahan akan ditransformasikan ke dalam fungsi-fungsi interen untuk meredam dampak buruknya. Sedangkan menurut teori kelembagaan, perusahaan dapat menyesuaikan diri atau mengendalikan perubahan. Menyesuaikan diri (adaptasi) dilakukan dengan cara menyetujui atau berkompromi, sebaliknya mengendalikan dilakukan dengan cara memanipulasi, menentang atau menghindari perubahan agar tidak merugikan.
Salah satu strategi pengelolaan lingkungan usaha adalah dengan melakukan perubahan. Pilihan organisasional dapat didasarkan pada sasaran dan alasan perubahan. Sasaran perubahan dapat ditujukan pada lingkungan interen atau eksteren, sedangkan alasan perubahan dapat bersifat reaktif atau proaktif. Pilihan perubahan juga ditentukan oleh pertimbangan risiko, skala dan investasi. Perubahan interen secara bertahap adalah perubahan yang berisiko rendah dan investasi kecil, sedangkan perubahan eksteren yang radikal adalah perubahan yang berisiko tinggi dan investasi besar.
Ketepatan suatu strategi dalam merespons lingkungan digunakan untuk menjelaskan strategi yang berhasil. Kegagalan sering terjadi bukan karena buruknya strategi, tetapi karena strategi yang digunakan tidak sesuai. Ada dua pendekatan yang sangat populer dan berpengaruh di dalam perumusan strategi berdasarkan pandangannya terhadap faktor sentral pembentukan keunggulan usaha. Masing-masing pendekatan memiliki pandangan yang berbeda mengenai dari mana perumusan suatu strategi seharusnya dimulai. Pendekatan pertama memandang kualitas sumber daya sebagai pertimbangan utama, sedangkan pendekatan kedua memandang daya tarik pasar dan struktur industrinya sebagai pertimbangan utama dalam merumuskan suatu strategi.
Proses perumusan strategi mencakup aspek yang sangat luas, seperti analisis, perencanaan, pengambilan keputusan, visi, misi, budaya dan sistem nilai. Suatu perubahan sering melibatkan berbagai aspek dengan komposisi dan kadar yang tidak terukur. Fenomena ini memberi kontribusi penting bagi berkembangnya berbagai perspektif dan model pengambilan keputusan stratejik.
Sesuai judul tulisan ini, tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai respons perusahaan PMA dan perusahaan PMDN terhadap lingkungan usaha di Indonesia dalam kurun waktu 1997-2001, strategi yang digunakan serta ada tidaknya perbedaan respons dan strategi menurut status perusahaan dan bidang usaha.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, data penelitian yang diperoleh dari lembaga terkait, diolah dan diuji dengan menggunakan metode pengujian statistik nonparametrik, seperti Uji Modus, Uji Perbedaan dan Uji Korelasi Tata Jenjang.
Pengujian dan analisis dilakukan, baik secara kategorial (sub populasi) berdasarkan status perusahaan dan bidang usaha maupun secara keseluruhan sebagai satu populasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Hastobroto Sudarmono
"Tesis ini adalah tentang pelanggaran merek (pembajakan merek) yang dilakukan pedagang jeans, di pasar Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perhatian utama tesis ini adalah: pada mekanisme pengelolaan dan strategi dalam memilih segmen pasar, menentukan target pasar, menilai kemauan pasar, mengembangkan produk, menentukan harga, menyediakan pasokan, pelayanan terhadap konsumen, mempromosikan dagangannya, dan dalam mengamankan perdagangan jeans tiruan, sehingga perdagangan masih bisa berjalan lancar sampai sekarang.
Tesis ini untuk menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan jeans tiruan masih berjalan lancar karena adanya permintaan pasar yang menjadikan peluang pengusaha mengembangkan pengelolaan dan strategi dagang dalam menuai keuntungan materi, disamping peluang tersebut tindakan polisi terhadap pelanggaran merek itu tidak konsisten dan berkelanjutan, tindakan cenderung mendua antara menindak pelanggaran dan mendahulukan pelayanan keamanan.
Masalah penelitian dalam tesis ini adalah: pengelolan perdagangan jeans tiruan di pasar Cipulir dan strategi dalam melakukan perdagangan. Sedangkan pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah mengapa perdagangan jeans masih bisa berjalan sampai sekarang walaupun melanggar hukum?
Dalam tesis ini, perdagangan jeans tiruan dilihat dari perspektif pedagang dan polisi secara timbal balik, yang berupa pelanggaran merek yang dilakukan aleh pedagang jeans di pasar Cipulir dan tindakan yang dilakukan kepolisian, dalam hal ini polsek kebayoran lama. Oleh sebab itu saya menggunakan metodologi etnografi, yang dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, pengamatan dan wawancara dengan pedoman untuk mengungkapkan proses pengelolaan dan strategi yang dilakukan oleh pedagang jeans, serta tindakan polsek dalam melihat pelanggaran merek.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pedagang bisa bertahan karena melakukan pengelolaan dan strategi dagangnya seperti disebut diatas. Berdasarkan pengalaman berdagangnya mereka menjalankan kegiatan dilakukan dengan memperhitungkan permintaan pasar dan harga jual murah para pedagang mampu terus menjual dagangannya dan bertahan sampai sekarang. Selain itu sikap yang lebih mendahulukan pelayanan keamanan, menguntungkan kegiatan mereka. Selain itu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, mereka mempererat hubungan mereka dengan cara, menjalin hubungan pertemanan, sesama pedagang, menjaga hubungan baik dengan karyawan dan orang-orang yang berkaitan dengan proses perdagangan dan produksi. Sedangkan dengan aparat kepolisian hubungan bersifat personal, dan hubungan baik.
Implikasi dari tesis ini adalah, perlunya melakukan tindakan menyeluruh dalam menangani permasalahan ini, hal ini untuk menjaga masyarakat agar tetap dapat berproduksi, tetapi juga tidak merugikan negara."
2001
T8060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wylma Lukman
"Karya akhir ini membahas tentang perencanaan usaha untuk membentuk suatu restoran Jepang dengan menu sushi sebagai perluasan usaha dari Restoran A yang dikelola oleh PT. X. dillihat dari aspek pasar dan keuangan. Dari analisis aspek pasar, usaha ini masih layak untuk dijalankan dengan menggunakan diferensiasi sebagai strategi untuk menjalankan usaha ini.
Analisis terhadap aspek keuangan menggunakan beberapa metode, yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitabilty Index (PI), dan Discounted Payback Period (DPP). Selain itu dilakukan pula analisis simulasi Monte Carlo dengan menggunakan software Crystall Ball. Dari hasil analisis pasar dan keuangan, restoran sushi layak untuk dijalankan.

This thesis studies how to make business plan of a Japanese restaurant which sushi as a diversification of Restaurant A which is operated by PT X based on Market and Financial aspects. From the market point of view, this business is still good to be carried out by using differentiation as the strategy to run the business.
Financial aspect analysis is made by using several methods; Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), and Discounted Payback Period (DPP). Monte Carlo simulation analysis is made by using Crystall Ball software. Referring to market and financial aspect analysis, sushi restaurant is feasible to be operated."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25391
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septialina Dwi Haryanti
"Penelitian tujuan untuk mengetahuan persepsi karyawan tentang pemberiannon financial reward memfokuskan pada kebutuhan orang unutuk memdapat pengakuan berprestasi, bertanggung jawab. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang karyawan pada divisi power servisi, dengan menggunakan pendekatan kuntitatif. dari hasilmpenelitian ini memberikan penghargaan formal dengan lebih optimal agar karyawan dapat termotivasi untuk mencapai prestasi."
2010
010/2010 Har p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Septiany
"Pengaruh dari corporate governance dilihat dri jumlah dewan direksi, komposisi dewan direksi masa jabatan, ukuran perusahaan.Penelitian menggunakan kuantitatif dengan data sekunder dan menggunakan metode regresi panel dengan menggunakan sofiware statistic.Hasil yang diperoleh ada hubungan corporete governance signifikan mempengaruhi struktur model perusahaan, apppppppppppppppakah bersumber hutang atau model intern."
2010
010/2010 Sep p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Kartajaya, 1947-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997
650 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Diana Malemita
"Kegiatan ekonomi suatu negara selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat ke arah positif (maju) atau ke arah negatif (mundur). Dalam perekonomian negara yang mengalami penurunan atau kemunduran, salah satu cara yang dilakukan pengusaha untuk tetap bertahan maupun bertumbuh adalah dengan melakukan kombinasi bisnis (business combination). Oleh karena kombinasi bisnis banyak dijalankan oleh para pengusaha dewasa ini dan kegiatannya beraneka, kombinasi bisnis perlu dikaji lebih mendalam khususnya dilihat dari aspek perpajakan dan aspek akuntansi.
Beberapa pokok permasalahan dalam kombinasi bisnis menyangkut pengertian dan pengklasifikasian berbagai kegiatan kombinasi bisnis dilihat dari bisnis baik dari aspek akuntansi maupun perpajakan (Pajak Penghasilan), serta kaitan antara aspek akuntansi dan aspek perpajakan dalam rangka kegiatan kombinasi bisnis ini.
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan di atas.
Teknik penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analisis yaitu menguraikan berbagai pengertian dan konsep tentang hakekat kombinasi bisnis dari aspek akuntansi. Deskriptif analitis juga dilakukan dalam rangka menguraikan berbagai aturan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan yang berkaitan dengan kombinasi bisnis.
Temuan analisis adalah belum adanya ketentuan pajak yang mengatur apabila suatu badan usaha yang mempunyai kerugian besar menerima pengalihan aktiva dan kewajiban badan usaha lain yang tidak mempunyai sisa kerugian yang belum dikompensasikan dalam rangka penggabungan usaha dengan menggunakan nilai buku. Hal ini berakibat badan usaha yang menerima pengalihan tetap dapat mengkompensasikan kerugiannya disamping juga melakukan penggabungan usaha yang menggunakan nilai buku.
Dan hasil analisis, disarankan kiranya dibuat petunjuk bagi Wajib Pajak dalam menyajikan laporan keuangan hasil kombinasi bisnis, perlu adanya aturan pajak yang mengatur pemegang saham badan usaha yang dialihkan yang ternyata tidak menerima saham, melainkan dengan uang kas; atau selain menerima saham juga menerima uang kas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Thurman
"Prospek bisnis ritel sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, politik maupun sosial budaya. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan ekonomi dan politik akhir-akhir ini, bisnis ritel mengalami kelesuan dan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dalam situasi krisis demikian yang dapat dilakukan para pelaku bisnis ritel adalah bagaimana aktivitas bisnisnya bertahan.
PT. Sarinah sebagai salah satu BUMN di bawah Depperindag, yang bergerak di bisnis ritel menghadapi berbagai masalah antara lain mengalami penurun tingkat pertumbuhan penjualan, ketatnya persaingan di bisnis ritel baik yang datang dari pengusaha domestik maupun yang datang dari investor asing, diberikannya kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di bidang ritel sampai di tingkat Kabupaten. Untuk itu PT. Sarinah perlu mempersiapkan suatu strategi bersaing, dan mencari solusi melalui analisis secara komprehensif sehingga diperoleh gambaran posisi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menganalisis digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor. Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing PT. Sarinah digunakan General Electric Matrix.
Analisis PHA menunjukkan kekuatan bisnis ritel PT. Sarinah terletak pada pangsa pasar, fasilitas, sedangkan daya tank bisnis ritel PT. Sarinah terletak pada ukuran pasar dan kesetiaan pembeli. Dari uji PHA dan GE Matrix diperoleh posisi bersaing PT. Sarinah pada area atau sel V GE Matrix, dengan strategi hold dan maintain. Artinya PT. Sarinah berada pada area atau sel selektif. Untuk itu PT. Sarinah perlu berhati-hati apabila ingin melakukan investasi baru.
Dengan melihat posisi bersaing, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diberikan alternatif pemilihan strategi bersaing perusahaan untuk dapat mendukung keberhasilan perusahaan di dalam menghadapi persaingan. Sehubungan dengan itu perlu menggunakan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>