Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjahjono Adi Sutjipto
"ASBTARK
Perubahan path kondisi lingkungan eksternal, akan membawa dampak langsung clan ticiak langsung terhadap kinerja suatu perusahaan. Untuk dapat memprediksi perubahan lingkungan, serta dampaknya terhadap perusahaan, secara sistematis, maka disusun suatu inetode yang dikenal sebagai forecasting. Forecasting, terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu : analisa kuantitatif dan analisa kualitatif. Masing-masing analisa tersebut, niempunyai kegunaan clan efektivitas yang berbeda, untuk dapat menduga perubahan lingkungan yang terjadi serta dampaknya.
Industri otomotif Indonesia, dihadapkan path lonjakan permintaan yang sekaligus diikuti oleh merosotnya permintaan secam drastis. Path saat permintaan melonjak, pam produsen mobil tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, sedangkân path saat permintaan merosot dengan tajam, mereka memiliki persediaan yang terlalu banyak. Kondisi mi, rnenunjukkan diperlukannya forecasting terhadap penjualan kendaraan bermotor, yang dapat digunakan secara mudah dan memiliki tingkat ketepatan yang tinggi.
Untuk melakukan forecasting terhadap pénjualan kendaraan bermotor, khususnya kendarana niaga kategori I, If III yang diproduksi oleli P.T. Krama Yudha Tiga Berlian Motor, digunakan analisa secara kuantitatif. Dua metode yang digunakan dalam analisa kuantitatif mi adalah metode time series dan metode sebab-akibat.
Penggunaan metode time series dilakukan untuk menduga penjualan kendaraan niaga kategori I, If dan III dalam jangka pendek. Metode mi ditujukan untuk menduga tingkat penjualan kendaraan niaga satu priode kemuka, dalam hal mi penjualan dalam tiga bulan kemuka. Untuk melakukannya, digunakan teknik exponential smoothing, yang merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam melakukan analisa time series. Pada teknik mi dicari nilai konstanta smoothing (oc) terbaik, yang dapat memberikan pendugaan penjualan kendaraan maga kategori I, II dan III, secara tepat.
Metode sebab-akibat, merupakan salah satu metode forecasting yang ditujukan untuk menduga tingkat penjualan kendaraan niaga dalam jangka menengah. Dalam metode mi digunakan teknik multiple regression. Teknik multiple regression ii i , memungkinkaii kita untuk melihat pengaruh sejunilah independent variable terhadap dependent variable (penjualan). Dan hasil penggunaan teknik mi, akan diperoleh suatu model yang dapat digunakan untuk memprediksi penjualan kendaraan niaga kategori 1,11 dan 111, dalam jangka menengah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Industri di Indonesia pads saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu induslri berskala menengah yang sedang berkembang adalah indusui produk penyekat. Sebagai objek penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis rnemilih PT X yang berkedndukan di Jakarta dan bergerak dalam induslri penyekal dan jinned rube.
Pada saat ini PT X sudah dapat memproduksi sendiri beberapa produk penyelcal sepcrli Erhaus! pipe gasket, jointing sheet, ring joint dan spiral wound gasket. Selain produk-produk penyekat diatas, PT X juga memproduksi jinned tube. Produk-produk yang disebut di alas adalah produk yang membcrikan angka penjualan terbcsax bagi PT X, olch karena itu kelima produk \CI?S¢b\.ll dijadikan sehagai bahan pcncljtian.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menentukan produk mana (dari ke lima produk diatas) yang akan mengalami penunman pcnjualan yang terbesar pada tahun 1997, menentukan lahap dari produk ICISCIJUI dikaitkan dengan konsep daur hidup produk, dan mengevaluasi strategi pemasaran yang dilakukan PT X terhadap produk tersebut.
Untuk menentukan produk yang mengalami penurunan penjualan yang terbesar, penulis melakukan peramalan berdasarkan data pcnjualan 1996. Metode peramalan yang dipakai adalah peramalan konstan, peramalan linear, pexamalan sildus, dan peramalan linear-sildus. Metode peramalan yang dipakai adalah mclode yang mernberilcan nilai simpangan baku yang terkecil. Untuk mcmeriksa, apakah peramalan yang dilakukan dapat dipercaya, penulis memanfaalkan pcla renlang bergerak Setelah produk yang akan mengalami penurunan penjualan yang terbesar diketahui, pennlis menentukan tahap dari produk tersebut dalam daur hidup produknya dengan memeperhatikan faktor-faktor : jumlah pesaing yang ada, kondisi persaingan, laju penjualan, dan Iaju laba.
Akhirnya penulis mengevaluasi kebijaksanaan pemasamn yang dilakukan oleh perusahaan bcrdasarkan lahap produk tersebut dalam daur hidup prndulmya. Evaluasi dilakukan terhadap strategi produk, stralegi harga, strategi distribusi dan stmtcgi promosi perusahaan. Dari hasil pemmalan, produk yang akan mengalami penjualan lerbesar adalah ring joint. Dan berdasarkan analisa yang dilakukan, ternyata produk ring joint berada pada tahap kedewasaan.
Dari jabaran dan analisa yang dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa stralegi pemasaran yang tidak lepal yang dilakukan oleh pernsahaan, sepeni harga produk yang lebih mahal, penghilangan kalimat "Prodnksi dalam negeri", tidak berusaha untuk membedakan produlcnya dengan produk pesaing, dan dislribusi yang kurang agresif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyarto
"Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industn (BPPI), Departemen Perindustrian, yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertilikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian. Sebagai saiah satu institusi dalam lingkup BPPI, Departemen Perindustrian, BBKK diharapkan mendukung pengembangan industri kimia dan kemasan di Indonesia dengan Salah satunya menyediakan pelayanan jasa teknis (PJT) di bidang pengujian, kalibrasi, standardisasi, sertifikasi, konsultansi, dan peiatjhan secara profesional.
Dukungan BBKK terhadap pengernbangan industri kimia dan kemasan dikatakan berhasil apabila produk PJT BBKK banyak dimanfaatkan oieh magfarakat industri. Itu artinya BBKK harus secara intensif memasarkan produk PJT-nya kepada konsumen/pelanggan. Sementara, pada saat ini populasi pasar BBKK terdapat Iebih dari 6.500 industri kimia (kimia hulu, kimia hilir, kimia agro, kimia hasil pertanian dan perkebunan, kimia hasil hutan dan selulosa). Dari 6.500 industri tersebut meliputi 20% industri besar (PMA/PMDN katagori A), 20-40% industri menengah (PMDN kategori B) dan selebihnya sekitar 50% adalah industri-industri kecil (IK). Sedangkan potensi dan fokus pasar BBKK pada 20-25% adalah industri menengah ke atas, yang rata-rata berpotensi mengalokasikan pembelanjaan atas Iayanan jasa BBKK (pengujian, training, kalibrasi, sertirikasi, dll) berkisar antara Rp. 35 juta - 55 juta per tahun. Dari potensi pasar produk PJT BBKK yang sedemikian besar, masih terbuka Iuas untuk meningkatkan pangsa pasar dan yang dimiliki saat ini.
Di pihak Iain, produk PJT BBKK bukan merupakan satu-satunya produk PJT industri kimia dan kemasan di Indonesia. Masih banyak produk sejenis dari Iembaga litbang kimia dan kemasan baik dari lembaga Iitbang Perguruan Tinggi, Swasta maupun Pemerintah yang memperebutkan pangsa pasar PJT kimia dan kemasan. Sementara, keberadaan maupun kemampuan PJT BBKK seiama ini belum banyak dikenal oleh industri di bidang kimia dan kemasan sebagai konsumen utzmanya. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam pasar PJTI, BBKK memerlukan strategi pemasaran yang tepat, yang sesuai dengan kriteria teknik, ekonomi, tinansial dan manajerial, yang berfokus kepada pelanggan. Pokok permasalahan penelitian ini adaiah terfokus pada kemampuan daya saing yang dimiliki BBKK atau posisi bersaingnya dengan kemungkinan strategi yang dapat diterapkan daiam menghadapi pensaingan pasar yang semakin tajam.
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan ekstemal yang mempengaruhi pemasaran produk PJT BBKK, dan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat bagi BBKK yang dapat digunakan dalam memasarkan produk PJT.
Penelitian dimulai dengan menganalisis kondisi Iingkungan internal dan eksternal bisnis PJT BBKK. Diteruskan dengan mengetahui seberapa jauh kekuatan bisnis (Iingkungan intemal) melalui elemen: sumberdaya (manusia, organisasi, keuangan, peralatan, dan reputasi); kemampuan (produksi, pemasaran, distribusi, dan purna pelayanan); dan kompetensi inti (teknoiogi kimia, teknologi kemasan, pengendalian pencemaran, dan kalibrasi). Begitu juga mengetahui daya tarik industri (lingkungan eksternal) melalui elemen demografi), teknologi, kekuatan pembeli, intensitas persaingan, dan kebijakan pemerintah.
Kondisi lingkungan tersebut diukur berdasarkan pendapat responden ahli tentang tingkat kepentingan dengan memberikan skala perbandingan tingkat kepentingan, dan memberikan penilaian berdasarkan peringkat kondisifkinerja dari setiap elemen yang diteliti. Masing-masing lingkungan diukur Analtycal Hierarchy Process (AHF). Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing produk PHT BBKK digunakan matriks general electric (GE). Bobot nilai PJT BBKK terietak pada posisi area selective growth yang berarti apabila BBKK akan menumbuhkembangkan usahanya, disarankan untuk membuat keputusan invesbasi yang selektif untuk rnembangun tantangan bagi kepemimpinan melalui segmentasi, secara selektif membangun kekuatan bisnisnya Iebih lanjut, dan memperkuat kembali daerah-daerah basis pasar potensial yang mudah dimasuki.
Sehubungan dengan posisi bersaing produk PIT BBKK berada pada area Sebcdve Growth, maka strategi bersaing generik BBKK sebagai Unit Peiaksana Teknis Departemen Perindustrian yang berorientasi bisnis, penelitian ini merekomendasikan agar BBKK lebih tepat menggunakan strategi focus. Strategi ini memusatkan pada segmen paliogi kemasan.
Akhir dan penelitian ini penulis memberikan usulan strategi pemasaran produk pelayanan jasa teknis (PJT) BBKK melalui bauran pemasaran jasa yaitu 7P: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotrbn), orang (people), bukti tisik (physical evidence), dan prose: (process), yang merupakan penjabaran strategi yang lebih detail dari strategi alternatifyang teiah ditetapkan.

Chemical and Packaging R&D Institute (CPRDI) is one of Technical Managing Unit under the Agency for Industrial Research and Development (AIRD), Ministry of Industry (Mol), with is functions are R Bi D, standardization, testing, certification, calibration and developing the competency of chemical and packaging industry, according to industrial policy determined by AIRD, Mol. CPRD1 is expected to support industries with one of its tasks as a provider of technical services in the area of testing, calibration, slandardization, certification, consultancy, and training activities.
The Contribution of Chemical and Packaging R8rD Insljtute to the development of chemical and packaging industry will succeed if a lot of products of Technical Service (TS) is ulilize by industrial society. It means that CPRDI has to intensively market the product TS to consumer. While, to day there are more than 6.500 chemical industries as a potential market of CPRDI. 20% of it is the large industry, 20-40% as a medium scale industry and the rat is small scale industry. Furthemiore, the main market of CPRDI is 20-25% as a medium scale industry and large industry, meaning that revenua come in to CPRDI (testing, training, calibration, certification etc.) about Rp. 35 million - 55 million per year. The opportunity is still available for CPRDI in the future.
On the other side, product of TS CPRDI is not the only one chemical and packaging industrial product in Indonesia. There are a lot of chemical and packaging industrial product produced by chemical and packaging institutes, such as R&D University, Private sector and also Government. whereas, the existence and ability of TS CPRDI as not been yet recognized by consumer as a core of chemical and packaging industry. To be the winner in TS market competition, CPRDI needs the appropriate marketing strategy, matching with technique criterion, economic, financial and managerial, focusing to customer. The problems of research is focused on competitiveness of CPRDI in its position competition, with the most strategic program can be applied to higher competition.
This purpose of this research is: to learn the internal and external environmental condition influencing product marketing of TS CPRDI, and to know the most strategic marketing which can be used to market TS product.
The beginning of the research is to analyze internal and external environmental condition of TS CPRDI business. Continued to know how far business strength ( internal environmental) through these elements: resources (human, organizational, finance, equipments, and reputation); ability ( produce, marketing, distribution, and post service); and core competences (chemistry technology, packaging technology, pollution control, and calibration). Also to know the industrial attractiveness (external environmental) through demography element, technology, buyer strength, emulation intensity, and governmental policy.
The environmental condition itself is measured base on opinion of expert respondents about there important level by giving comparuzon scale and the assessment of scale condition/performance from each accurate element investigated. Each environment is measured by weighting eadi element by utilizing the Analytical Hierarchy Process ( AHP) method. While, in determining the competition level TS product CPRDI is used general electric (GE) matrix. The weight value is at the area poswon of selective growth, meaning that if CPRDI develop its business it is suggested to make decision of selective investment to build the challengies for leadership through segmentation, selectively develop its business strength furthermore, and strengthen to return the easy potential market bass area entered.
Referring to competitive position of TS CPRDI products that is in the area of Se!edive Growth, therefore the generic competition strategy for CPRDI as Technical Managing Unit of Ministry of Industry which is business orienbng, by this research is recommending CPRDI to be more precisely using the focus market strategy. This strategy concentrate on the certain market segmentation, and technical services product that representing the core competition of CPRDI, as its advance in the level of packaging technology area.
Finally, from this research, the writer is giving the proposal about product marketing strategy for CPRDI technical sen/ice activitia by marketing mix which are 7 P?s : Product, Price, Place, Promotion, People, Physical evidence, and Process, which are representing more detailed strategy formulations comparing from alternative strategies that have been applied before.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai diferensiasi produk, kegiatan promosi, positoning keputusan pembelian konsumen nasabah jasa asuransi pada PT. Jamsostek, serta Pengaruh Diferensiasi Produk, dan Kegiatan Promosi secara parsial maupun secara simultan terhadap Positoning yang Dampaknya pada Keputusan Pembelian konsumen"
330 JMM 5:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arnoldus Jansen
"Atribut mutu yang melekat pada suatu produk digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Keputusan untuk membeli ulang dipengaruhi oleh nilai atribut produk yang dievaluasi setelah melakukan pembelian pertama. Penelitian ini membahas pengaruh atribut produk terhadap minat beli ulang keripik maicih serta membahas dimensi pada atribut mutu produk tersebut yang terdiri dari mutu intrinsik dan mutu ekstrinsik yang mempunyai pengaruh terhadap minat beli ulang keripik maicih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan menjelaskan hubungan dua variabel. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FISIP UI dengan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut mutu produk memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang sebesar 42,8% dan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

The existence of the inherent quality attributes of a product is used by consumers to assess and measure the suitability of the product characteristics to their needs and desires. Yet, the decision to repurchase is affected by the value of the product attributes after being evaluated. This research examine the influence of product quality attributes on the repurchase intention of keripik maicih also discuss the dimensions of the product quality attributes that has the most impact on repurchase intention of keripik maicih which consist of intrinsic quality and extrinsic quality. This research uses a quantitive approach with the aim of explaining the relationship between two variables. Data collected using a self administered questionnaires to the 100 students at FISIP University of Indonesia using purposive technique. The result of this research indicate that product quality attributes has an influence on repurchase intention of 42,8%, and the balance of 57,2% influenced by other factor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alran Ferdinal
"Diantara faktor-faktor penyebab lesunya pasar kendaraan bermotor pada saat lalu adalah adanya seruan dari Pemenintah tentang akan dikeluarkanriya paket Deregulasi untuk otomotif. Namun setelah paket deregulasi diumumkan oleh Pemerintah pada tariggal 10 Juli 1993, keadaan pasar kendaraan bermotor masih saja tetap lesu.
Menurut berita dan beberapa surat kabar di ibukota juga beberapa media lainnya mengenai deregulasi yang diumumkan oleh Menteri Penindustrian, salah satu materi yang terpenting adalah berkenaan dengan komitmen untuk mengembangkan kendaraan penumpang kelas 1600 CC kebawah dan hal ini memberi dampak terhadap kendaraan penumpang kelas 1600 CC keatas atau ber CC besar.
Untuk mengantisipasi keadaan ini penulis tertarik untuk menulis karya akhir yang berjudul ?Forecasting Penjualan kendaraan Penumpang PT. KTB, dimana seperti kita ketahui PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek Mitsubishi, yang kedudukannya berada pada posisi lima besar disamping Toyota, Suzuki, Honda dan Daihatsu.
Pada Forecasting terhadap kendaraan penumpang yang dihasilkan oleh PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors ini dilakukan untuk kendaraan penumpang kelas 1301 - 1600 dan Kelas 1601 - 2000.
Pelaksanaan forecasting pada karya akhir ini dilakukan secara kuantitatif, dimana untuk melakukan forecasting jangka pendek di gunakan Analisa Time seríes dengan Metode Eksponential Smooling, sedangkan urituk peramalan Jangka menengah digunakan Metode Multiple Regression dimana melibatkan antara lain dependent variabel yaitu Penjualan dan independent variabel yaitu Harga,Produksi, Pangsa pasar dan PDB.
Dari hasil forecasting yang dilakukan dengan menggunakan metode Multiple Regression akan dapat diketahui proyeksi perijualan kendaraan untuk 3 tahun mendatang, sehingga diharapkan dapat. digunakan untuk membantu pihak KTB untuk merencanakan produksi kendaraannya pada saat tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Andi Rivandi
"Fungsi Pembelian pada PT. "X", suatu perusahaan yang beroperasi di bidang minyak dan gas bumi dan PT. "Y" suatu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, memegang peranan penting dalam kegiatan perusahaan-perusahaan tersebut. Skripsi ini menjelaskan seberapa jauh atau bagaimana perbedaan-perbedaan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern atas fungsi Pembelian pada PT. "X", suatu Perusahaan Multi Nasional dengan PT. "Y", suatu Perusahaan Nasional. Metode penelitian yang dipakai dalam Skripsi ini ialah studi kepLlstakaan melalui text-books, majalah serta artikel di Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Perpustakaan lainnya serta wawancara dan observasi langsung terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan. Aspek-aspek perbedaan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern atas fungsi Pembelian pada ke dua perusahaan itu meliputi perbedaan Struktur Organisasi dan Organisasi Pembelian. Lalu perbedaan Sistem Pemberian Wewenang dan Prosedur Pencatatan Pembelian yang mencakup langkah-langkah Permintaan Barang/Jasa yang diajukan oleh Bagian/Departemen, Pemberian Purchase Order/Contract kepada Supplier, Penerimaan Barang/Jasa, Persetujuan atas Invoice serta pembayarannya. Selain itu, perbedaan Praktekpraktek yang sehat dan Kualitas Karyawan dalam kegiatan Pembelian. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern atas fungsi Pembelian pada PT. "X" telah berjalan cukup baik walaupun ada satLI dua penyimpangan, sedangkan pada PT. "Y", pelaksanaannya bersifat otomatis yang disesuaikan dengan ukuran perusahaannya dan diawasi langsung oleh Pimpinan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalda Azzahra Jayputri
"Roro atau @rorororo_line (Instagram) merupakan brand apparel lokal bertema “playful pieces from traditional Indonesian fabrics”. Roro menggunakan kain yang diambil langsung dari para pengrajin tenun tradisional di Indonesia untuk dijadikan pakaian ready to wear dengan bentuk yang sesuai dengan tren fashion wanita. Dengan kondisi pasar brand apparel lokal yang banyak bermunculan dengan menjual produk sejenis, pemasaran serupa, dan harga yang sama, brand apparel Roro harus memperkuat positioning brand agar unggul dibanding kompetitor dengan pembangunan brand foundation. Brand foundation tersebut akan diimplementasikan pada program komunikasi pemasaran digital "Travel through Fabrics" yang akan memberikan konsumen pengalaman cerita traveling melalui pakaian yang dikenakan. Kampanye ini dieksekusi dengan memperhatikan rangkaian AISAS dengan program content marketing, participative marketing, dan influencer marketing. "Travel through Fabrics" akan berjalan selama empat bulan dengan thematical plan yang terdiri dari The Story of Roro, The Story of our Product, Wear Your Journey, dan Travel with Roro. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan awareness & engagement khalayak sasaran terhadap brand apparel Roro.
..... Roro or @rorororo_line (Instagram) is a local apparel brand with the theme “playful pieces from traditional Indonesian fabrics”. Roro uses fabrics taken directly from traditional weaving craftsmen in Indonesia to make ready-to-wear clothes with shapes that match women's fashion trends. With the market conditions for local apparel brands that have sprung up by selling similar products, similar marketing, and the same prices, Roro must strengthen its brand positioning to compete with its competitors by building a brand foundation. The brand foundation will be implemented in the digital marketing communication program "Travel through Fabrics" which will provide a traveling experience to consumers through the clothes they wear. This campaign is executed by using AISAS with the implementation of content marketing, participative marketing, and influencer marketing programs. "Travel Through Fabrics" will run for four months with a thematic plan consisting of The Story of Roro, The Story of our Product, Wear Your Journey, and Travel with Roro. The purpose of this campaign is to increase brand awareness & brand of Roro."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Sistem pemastian mutu harus dilakukan dan dievaluasi secara berkala dengan melihat berbagai macam hasil uji yang dilakukan. Berdasarkan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) 2018, pemastian mutu produk dapat dilakukan melalui Pengkajian Mutu Produk (PMP) atau Product Quality Review (PQR). PQR dilakukan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, dan produk jadi. PQR dilaksanakan setiap tahun dan didokumentasi untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses di tahun berikutnya. Pada laporan ini, penulis melakukan trending terhadap kualitas produk tablet X dan tablet Xx yang diproduksi dan diedarkan pada tahun 2021 oleh PT Mahakam Beta Farma. Hasil trend tersebut akan dianalisis dan dituangkan ke dalam laporan PQR. Metode pengambilan data menggunakan metode deskriptif dimana data didapatkan melalui penelusuran literatur dan penelusuran raw data yang tercantum dalam batch record. Penerapan PQR di PT Mahakam Beta Farma telah diterapkan sesuai CPOB yang dilakukan secara berkala terhadap semua produk yang terdaftar untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Tablet X dan Tablet XX merupakan produk Generik dan Branded yang identik. Kedua produk ini memiliki bentuk sediaan yang sama, yaitu sediaan tablet dengan komposisi yang sama dan tidak ada perbedaan formula dan material bahan kemas sehingga laporan PQR dapat digabungkan agar mendapatkan lebih banyak data dalam melakukan review tren data. Penyusunan PQR Tablet X dan Tablet XX Periode 2021 dimulai dari melakukan review raw data PQR, analisa dan evaluasi tren, dan selanjutnya dibuatkan laporan PQR.

The quality assurance system must be carried out and evaluated periodically by looking at the various types of test results. Based on the Indonesia Good Manufacturing Practices (GMP) in 2018, product quality assurance can be carried out through a Product Quality Review (PQR) which is performed to prove process consistency, suitability of specifications for starting materials, packaging materials, and finished products. PQR is conducted annually and documented to track trends and identify necessary improvements to products and processes in the following year. In this report, the data used are from Tablet X and Tablet Xx produced and distributed in 2021 by PT Mahakam Beta Farma. The trend results will be analyzed and poured into the PQR report. The data collection used a descriptive method where the data is obtained through a literature search and raw data search listed in the batch record. The PQR at PT Mahakam Beta Farma has been implemented according to GMP and carried out periodically for all registered products. Tablet X and Tablet XX are identical Generic and Branded products. These two products have the same dosage forms, namely tablet preparations with the same composition with no differences in formula and packaging materials so that PQR reports can be combined in order to obtain more data in reviewing the trends. The PQR of Tablet X and Tablet XX for 2021 period starts with reviewing PQR raw data, analyzing and evaluating trends, and then preparing a PQR report."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Adiwinoto
"Universitas Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Industri minuman ringan berkarbonasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dengan pertumbuhan sebesar 15% per tahun, industri ini menarik minat produsen-produsen luar negeri maupun lokal. Produsen luar negeri seperti Coca-Cola dan Pepsi harus menghadapi merk-merk baru bahkan house-brand yang diproduksi oleh distributor lokal. Pangsa pasar minuman ringan di Indonesia 95% dikuasai oleh merk-merk Coca-Cola seperti Coke, Sprite dan Fanta.
Diantara produk-produk Coca-Cola di Indonesia, Fanta merupakan produk yang cukup potensial untuk dikembangkan. Walaupun penjualannya cukup stabil tetapi kontribusinya terhadap total penjualan perusahaan hanya sebesar 27%, dibanding Sprite sebesar 43,7% dan Coke sebesar 29,3%.
Masalah yang dihadapi oleh PT Coca-Cola Indonesia seba-gai produsen Fanta adalah bagaimana meningkatkan penjualan dan pangsa pasar Fanta dalam industri minuman ringan berkarbonasi non-kola. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui posisi bersaing Fanta dalam industrinya dan bagaimana strategi pemasaran PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka memperkenalkan Fanta aroma baru. Aroma yang digunakan pada produk Fanta baru ini adalah aroma lychee.
Fanta lychee ini ditujukan bagi segmen wanita dan anak-anak dengan daerah penyebaran di DKI Jakarta dan seki-tarnya. Adapun sasaran pasar yang dituju pada segmen ini adalah remaja dan wanita berusia antara 12 sampai 25 tahun. PT Coca-Cola Indonesia memposisikan produk ini untuk konsu-men minuman ringan yang mencari kesegaran rasa dan penyegar dahaga.
Strategi pemasaran yang dijalankan oleh PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka peluncuran Fanta lychee berdasarkan bauran pemasarannya yaitu penggunaan kemasan botol kecil ukuran 6,5 dan 7 ons dengan harga jual sesuai dengan harga produk-produk Fanta lainnya. Sedangkan jalur distribusinya menggunakan vertical marketing system yaitu dengan memberi-kan lisensi kepada perusahaan pembotolan untuk melakukan pengolahan, pembotolan dan pemasaran produ-produk Coca-Cola. Untuk promosi produk baru ini digunakan materi POP (point of purchase) seperti poster, logo dan truck back sign. Selain itu jug a dilakukan promo si dagang y'aitu pemberian insentif bagi para dealer dan salesman.
Persaingan pada segmen minuman ringan berkarbonasi non-
kola ini cukup ketat. Mudahnya produsen untuk meniru aroma yang laku di pasaran, menyebabkan kemasan produk menjadi perhatian konsumen. Penggunaan kemasan 6,5 dan 7 ons pada produk Fanta lychee ini tampaknya kurang tepat karena selain dari volumenya yang hampir sama, warna yang kurang menarik dari Fanta lychee ini tidak dapat diraanipulasi. Kombinasi yang tepat adalah penggunaan kemasan kaleng dan botol, tetapi hal ini akan meningkatkan biaya produksi. Rekomendasi pemecahan maslah yang ditawarkan penulis adalah penggunaan tetrapack untuk mengganti kemasan kaleng. Dengan menggunakan tetrapack maka Fanta lychee dapat dijual dengan harga yang lebih murah dan masalah warna dapat diatasi.
Promosi yang dilakukan dalam memasarkan Fanta lychee lebih dititik beratkan pada promosi dagang bagi para dealer dan salesman. Sedangkan promosi untuk meningkatkan awarness konsumen akan adanya Fanta lychee di pasar masih kurang. Karena Fanta lychee ini merupakan produk baru yang.ditujukan pada konsumen remaja dan wanita maka menurut penulis penggunaan iklan televisi lebih tepat."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>