Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firhan Nurfalah
"ABSTRACT
HIV/AIDS merupakan penyakit kegawatan yang paling berdampak pada perempuan dengan prevalensi penderita yang terus bertambah. Salah satu langkah penting untuk menurunkan penyebaran adalah dengan meningkatkan kepatuhan minum ARV. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan antara stigma dengan kepatuhan minum ARV. Sampel penelitian adalah perempuan dengan HIV yang berusis >18 tahun dan sudah minum ARV minimal 6 bulan. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 120 responden. Hasil penelitian dianalisis dengan Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara stigma dengan kepatuhan minum ARV p value = 0,045; OR 2,274; 95 CI 1,081-4,669 perempuan dengan stigma rendah berpeluang 2,247 kali lebih patuh terhadap ARV dibandingkan perempuan dengan stigma tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pelayanan agar lebih mampu menjaga privacy dan perawat mampu mneingkatkan harga diri perempuan dengan HIV sehingga stigma internal yang mereka rasakan berkurang. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian pada perempuan di wilayah lain atau pada laki-laki sebagai pembanding.

ABSTRACT
HIV AIDS is the most emerging disease affecting women with an increasing prevalence of patients. One important step to reduce the spread is to improve ARV adherence. The purpose of this study is to illustrate the relationship between stigma and ARV adherence. The study sample was women with HIV who were 18 years old and had been taking ARVs for at least 6 months. The design of this study using cross sectional with consecutive sampling method involving 120 respondents. The results of the study were analyzed by Chi square showed a significant association between stigma with ARV drug adherence p value 0.045 OR 2.274 95 CI 1.081-4.669. Women with low stigma were 2.247 times more likely to adherence to antiretroviral therapy than women with high stigma . This study is expected to be useful for services to better maintain the privacy and nurses are able to increase the self esteem of women with HIV so that the internal stigma they feel is reduced. Suggestions for future researchers are to conduct research on women in other regions or in men as a comparison."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Andini
"Kepatuhan minum ART pada perempuan HIV merupakan kunci utama dalam memperpanjang angka harapan hidup. Seorang perempuan HIV dapat menularkan kepasangannya dan calon bayinya bila tidak patuh minum ART. Kepatuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh self-efficacy dan depresi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan self-efficacy dan depresi terhadap kepatuhan minum ART pada perempuan HIV. Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional dengan jumlah sampel 120 perempuan HIV, dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Four-Item Morisky Green Levine Medication Adherence Scale, HIV Treatmen Adherence self-efficacy Scale, Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan depresi terhadap kepatuhan minum ART pada perempuan HIV dengan p value 0,004 dan 0,001 pada masing-masingnya dengan ? 0,05. Tindakan keperawatan untuk meningkatkan self-efficacy dan screening awal depresi pada penyandang HIV perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan minum ART.

ART adherence to HIV infected women is a key factor in prolonging life expectancy. An HIV woman can transmit her husband and her potential baby if she is not adherence to taking ART. Adherence can be affected by self efficacy and depression. The aim of this study was to look at the relationship of self efficacy and depression to ART adherence to HIV infected women. The research design used was cross sectional with a sample size of 120 HIV women, with technique consecutive sampling. Data collection using the Four Item Morisky Green Levine Medication Adherence Scale questionnaire, HIV Treatment Adherence Self efficacy Scale, Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale. The results showed there was a significant relationship between self efficacy and depression on ART treatment adherence in HIV women with p value 0.004 and 0.001 on each with 0.05. Nursing intrvention to improve self efficacy and early screening of depression in HIV patients need to be done to improve ART adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noverita Irmayati
"Peningkatan prevalensi HIV/AIDS menjadikan perempuan merupakan kelompok berisiko dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya sebesar 68 dari tahun 2010-2016 Kementerian Kesehatan RI, 2017. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi HIV testing pada perempuan di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Lampung. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 120 perempuan dengan HIV positif. Pengukuran stigma menggunakan Berger stigma scale, pengetahuan tentang HIV HIV KQ 18 dan perilaku berisiko Safe sex Behaviour Questionaire yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu pendidikan p = 0,000, OR = 0,164, penghasilan p = 0,005, OR = 0,127, pekerjaan p = 0,011, OR = 3,030, stigma p = 0,019, OR = 0,367, pengetahuan tentang HIV p = 0,011, OR = 0,267 dan perilaku berisiko p = 0,041, OR = 0,041, sedangkan variabel yang memiliki hubungan tidak bermakna adalah usia p = 0,553, OR = 0,646 dan status pernikahan p = 0,839, OR = 0,849. Faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi HIV testing yaitu pekerjaan dengan p value 0,009, ? = 0,05 pada CI 95 OR 2,970 1,111-7,938.
Rekomendasi : peningkatan sosialisasi kepada kelompok perempuan berisiko tinggi dan berperan aktif dalam skrinning awal HIV/AIDS.

The enhancement of HIV AIDS prevalence makes women as risk groups with the increasing of total case each year with total number 68 from 2010 until 2016. This research aimed at identifying factors that influenced motivation of HIV testing in women at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. The design of this research was cross sectional using consecutive sampling. Total sample of this research was 120 women with positive HIV. Instrument in this research use Berger stigma scale to measure stigma, knowledge about HIV HIV KQ 18, and risk behavior safe sex behavior questionnaire that has been tested with validity and reability test.
The analysis result showed that variables with significant correlations are education p 0,000, OR 6,091, income p 0,005, OR 7,857, occupation p 0,011, OR 0,330, stigma p 0,019, OR 2,727, knowledge about HIV p 0,011, OR 3,750, and risk behavior p 0,041, OR 2,381, meanwhile the variables without significant correlations are age p 0,553, OR 1,548, and marriage status p 0,839, OR 1,178. The dominant factor that influenced motivation of HIV testing is education with p value 0,009, 0,05 at CI 95 OR 3,708 1,382 ndash 9,952.
The recommendations of this research are to enhance socialization to risk behavior groups and to do an active role in screening HIV AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Intan Qolbiyah
"Infeksi Virus Human Immunodeficiency mungkin memiliki dampak psikososial pada penderitanya. Penyakit ini menciptakan stigma, yang membuat orang dengan HIV / AIDS (ODHA) cenderung menutupi status HIV mereka di masyarakat. Ketakutan ditolak dan diperlakukan secara berbeda membuat ODHA menyembunyikan perlakuan mereka. Jenis perilaku dapat mengganggu pengobatan mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan kepatuhan dengan obat yang seharusnya 95% -100% dari dosis obat yang diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengungkapan status HIV dan stigma dengan kepatuhan pengobatan antiretroviral. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 112 Odha di RSKO Jakarta dan Puskesmas Pasar Rebo. Instrumen yang digunakan termasuk Skala Singkat Pengungkapan HIV untuk menilai pengungkapan status HIV, Skala Stigma HIV Berger untuk menilai stigma, dan Skala Kepatuhan Pengobatan Morisky (item MMAS 4) untuk menilai kepatuhan ARV.
Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan chi-square dan menunjukkan tidak ada hubungan antara pengungkapan status HIV dengan kepatuhan menggunakan ARV, (nilai p = 1.000; α = 0,05) dan tidak ada hubungan antara stigma dan kepatuhan ARV (nilai p = 0,849 ; α = 0,05). Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk layanan perawatan kesehatan agar lebih memperhatikan kepatuhan pengobatan pasien mereka dan memberikan dukungan kepada mereka untuk meningkatkan pengobatan mereka. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan studi orientasi seksual terlebih dahulu.

Human Immunodeficiency Virus Infection may have a psychosocial impact on the sufferer. This disease creates a stigma, which makes people with HIV / AIDS (PLWHA) tend to cover their HIV status in the community. Fear of being rejected and treated differently makes PLHIV conceal their treatment. This type of behavior can interfere with their treatment, so they do not get compliance with drugs that should be 95% -100% of the drug dose given.
This study aims to determine the relationship between disclosure of HIV status and stigma with adherence to antiretroviral treatment. This study used a cross-sectional design for 112 people living with HIV in RSKO Jakarta and Pasar Rebo Health Center. Instruments used included the HIV Disclosure Brief Scale to assess HIV status disclosure, the Berger HIV Stigma Scale to assess stigma, and the Morisky Treatment Compliance Scale (MMAS 4 item) to assess ARV compliance.
The results of this study were analyzed using chi-square and showed no relationship between disclosure of HIV status with adherence using ARVs (p value = 1,000; α = 0.05) and no relationship between stigma and ARV compliance (p value = 0.849; α = 0.05). This research is expected to be useful for health care services to pay more attention to the treatment compliance of their patients and provide support to them to improve their treatment. Suggestions for further research is to conduct a sexual orientation study first.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Fuspita
"Jumlah perempuan dengan HIV makin menunjukkan adanya peningkatan. Infeksi HIV tidak hanya pada kelompok dengan perilaku berisiko, namun juga pada kelompok yang tidak memiliki perilaku berisiko. Ibu rumah tangga saat ini menjadi kelompok yang berisiko terinfeksi HIV. HIV-testing merupakan upaya untuk mencegah penyebaran infeksi HIV dan sebagai gerbang pelayanan pengobatan. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi pengalaman ibu rumah tangga dengan HIV di Lampung dalam melakukan HIV-testing. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Jumlah ibu rumah tangga yang terlibat sebanyak 16 orang. Hasil penelitian diperoleh enam tema utama, yaitu HIV-testing yang ldquo;tidak disengaja rdquo;, pengetahuan yang rendah mengenai HIV, persepsi tidak berisiko terinfeksi HIV, kurangnya informasi pada layanan konseling HIV-testing, adanya pengalaman stigma dan tindakan diskriminasi, dan ketidakberdayaan peran ibu. Rekomendasi penelitian ini adalah pentingnya meningkatkan sosialisasi pendidikan HIV dan pentingnya HIV-testing pada kelompok ibu rumah tangga guna mencegah dan mengurangi kejadian penularan infeksi HIV ibu-anak.

The number of women living with HIV is increasing nowadays. HIV infection is not only in risky group but also in group considered safe. Today, housewive become a risky group of being infected with HIV. HIV testing is the way to prevent the HIV infection spreadings and as the main gate for treatment service. The purpose of this study was to explore the experience of housewive with HIV in Lampung when performing HIV testing. This study used phenomenology qualitative method with indepth interview as the way for collecting data. 16 participants were involved in this study. Six main themes were found, as follows an accidental HIV testing, lack of knowledge of HIV, perception is not at risk of HIV, low HIV testing counseling services, being stigmatized and discriminated, and disempowerment of mother rsquo s role. This study recommended the improvement of the HIV education and the benefit of the test for housewive in order to prevent the mother to child infection."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fathonah
"Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Muhani
"Preeklampsia berat merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, preeklampsia berat merupakan penyebab kematian ibu tertinggi (47,25%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prediktor preeklampsi berat (PEB)yang dinilai dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, proteiunuria, kejang, sindrom HELLP dan hubungan jumlah prediktor PEB dengan kematian ibu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2010-2014. Desain penelitian yang digunakan kasus kontrol dengan jumlah sampel 60 kasus dan 120 kontrol. Sindrom HELLP meningkatkan kematian ibu OR (Odds Ratio) 12,5 (95% CI= 2,9-53,7), eklampsi OR 12,1 (95% CI= 3,8-38,6). Tekanan darah diastolik 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), tekanan darah diastolik ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) setelah dikontrol oleh usia ibu, gravida, usia kehamilan, jenis persalinan,pemberian diasepam, pendidikan, tempat tinggal pekerjaan.Prediktor PEB berjumlah 4 atau 5meningkatkan risiko kematian OR 90 (95%CI=13,7-591,3), prediktor berjumlah 3 OR16 (95%CI=3,9-66,7) dan prediktor berjumlah 2 OR6,3 (95% CI= 1,4-22,2). Meningkatkan pelaksanaan auditmaternal untuk mengkaji kasus kematian ibu akibat preeklampsia berat.

Severe preeclampsia is one of the causes of maternal mortality in Indonesia. At Province public hospitalDr. H. Abdul Moeloek, Severe preeclampsia is the highest cause of maternal mortality (47,25%). This research aimed to know the relation of predictor severe preeclampsiaassessed by systolic blood pressure, diastolic blood pressure, proteiunuria, eclampsia and HELLP syndromeand total predictor severe preeclampsiawith maternal mortality at public hospital Dr. H. Abdul Moeloek in the year of 2010-2014. The design used case control by using 60 samples for case and 120 for controlers. HELLP syndrome increase risk of maternal mortality with OR (odds ratio) of 12.5 (95%CI= 2.90 to 53.72), eclampsia OR 12.1 (95% CI = 3.80 to 38.65), diastolic blood pressure 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), diastolic blood pressure ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) after controlled by maternal age, gravida, gestational age, type of delivery, giving diazepam, residence, employment and education.Predictorswhichconsists of 4or5increase risk of maternal mortalityOR90(95 % CI = 13.7 to 591.3), predictors totaling 3 OR 16(95 % CI = 3.9 to 66.7) and predictors 2 OR 6.3 (95% CI = 1.4 to 22.2).Improve maternal audit to assess the implementation of maternal deaths due to severe preeclampsia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Christiani
"Perubahan pengelolaan rumah sakit pemerintah dari orientasi sosial manjadi orientasi sosial bisnis, hal initeljadi karena perubahau turrtumn dari konsumcn sebagai pengguna dan juga oleh pembcri pelayanamselain itu menyongsong era Globalisasi, perkembangan ilmu dan tehnologi di bidang kesehatan, persaingn antar rumah sakit dan kondisi keuangan pmnerintah yang terbaias dalam pembiayaan rumah sakit. Peningkatan mutu yang baik dan terjangkau oleh ekonomi Kousumen secara umum.
RSUD dr.H.Abdul Moeloek Propinsi Lampung merupakan salah satu rumah sakit swadana pemerintah yang mcngemban misi sosial danjuga merupakan rumah sakit pusat rujukan dipropinsi Lampung, sejakmeningkatnya kebutuhan masyarakat akan Mesin cuci darah atnu hacmodialisa fahun I999,telah berperan untuk mengadakan alat tersebut dengan melakukan Outsourcing dengan pihak ketiga dengan pezjanjian Pinjam pakai mesin dan pembclian haemodilaisa set kepada perusahaan tersebut. Paket haemodialisa tersebut seharga Rp.549.350 untuk yang baru dan Rp.454.350 untuk yang Reuse. Dengan lmif Perda Rp. 729.350 baru dan R.p. 634.350 untuk yang Reuse. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcndapat berapa Cost yang harus dikcluarkan unit Haemodialisa clan berapa Revenue yang didapat dari tindakan tersebut tahun 2007, penelitian ini bcrsifat Operasional Research melalui pcndekatan Kualitatif.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa, Revenue yang didapat unit haemodialisa setelah dikurangi Cost ada Surplus. Dari basil penelitian , maka disimpulkan bahwa unit hacmodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung, dengan sistem Outsourcing mempunnyai potensi umuk mcndapatkan Surplus lebih besar apabila dilakukan dengan investasi sendiri mesin Haemodialisa., mensosialisasikan kcpada Dinsksi dan Jajaranya,melakukan penalitian lehih lanjut tezhadap unit lain yang akan melakukan Out Sourcing.

Change of management of governmental hospital of social orientation of social orientation of business, matter of initeijadi because change of demand of consumer as consumer as well as by giver of that pelayananselain welcome Globalimtion era, growth of and science of tehnologi in health area, emulation between monetary condition and hospital of limited govemment in defrayal of hospital. top notch Improvement and reached by Consumer economics in general.
RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Lampung Province to represent one of the hospital of innate governmental which is carry of social mission as well as representing hospital center province reference Float, its of requirement of Blood washing machine society will or year haernodialisa 1999, sharing to perform a the the appliance by doing/conducting Outsourcing with third patty with agreement Borrow to wear machine and purchasing of haemodilaisa set to company package of Haemodialisa the at the price of Rp.549.350 for the things newly and Rp.454.3S0 for the things Reuse. With tariff of Perda Rp. 729.350 newly and Rp. 634.350 for the things Reuse Intention of this research is to get how much/many Cost which must be released by unit of Haemodialim and how much/many got Revenue of action of year 2007, this research have the character of Operational of Research pass approach Qualitative.
From result of research got by result of that, got by Revenue is unit of haemodialisa after lessened by Cost there is Surplus. From result of research , hence concluded that unit of haemodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moelock Province Float, with system of Outsourcing potency mernpunnyai to get bigger Surplus if Done/conducted with invesment alone machine of Haemodialisa, socializing to Board of directors and of Sta5` only, Melakukan furthermore advance research to other unit to do/conduct Out Sourcing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Wijayanti
"Resiko rawat inap pada pasien hemodialisis meningkat seiring dengan peningkatakan jumlah pasien hemodialisis, sehingga menyebabkan pasien beresiko tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit atau rawat inap ulang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap kejadian rawat inap ulang pada pasien hemodialisis di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel dalam penelitian 111 responden, yang didapatkan dengan consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara kuesioner dan lembar pengumpulan data. Analisis hasil penelitian menggunakan Mann Whitneydan Kruskal-Wallis bivariat dengan ?=0,05, didapatkan hubungan yang signifikan antara kejadian rawat inap ulang dengan kepatuhan HD p=0,032 , anemia p=0,048 , dan dukungan sosial p=0,034 . Pada penelitian faktor yang paling dominan terhadap kejadian rawat inap ulang pasien hemodialisis adalah kepatuhan HD.

The risk of hospitalization in hemodialysis patients increases with the increase in the hemodialysis patients, thus causing patients at high risk for re entry to hospital or readmission. The purpose of this study is to determine the factors associated with the incidence of readmission in hemodialysis patients in dr. H. Abdul Moeloek Hospital Lampung Province. This research design used cross sectional study with retrospective approach. The number of samples in the study of 111 respondents, obtained with consecutive sampling. Methods of data collection by means of questionnaires and data collection sheets. Analysis of the results of the study using Mann Whitney and Kruskal Wallis bivariate with 0.05, found a significant relationship between the incidence of readmission with hemodialysis adherence p 0.032 , anemia p 0.048 , and social support p 0.034 . In the study of the most dominant factor on the incidence of readmission in hemodialysis patiens was hemodialysis adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Subardiah P.
"Permainan terapeutik merupakan salah satu intervensi keperawatan yang diberikan pada anak yang dirawat di rumah sakit (hospitalisasi). Hospitalisasi menimbulkan stress bagi anak yang merupakan gangguan terhadap terpenuhinya kebutuhan emosional anak, yang perlu penanganan sedini mungkin karena akan berdampak pada tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Perawat dibutuhkan peranannya dalam mengatasi respon hospitalisasi ini. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh permainan terapeutik terhadap kecemasan, kehilangan kontrol, dan ketakutan anak prasekolah selama dirawat di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan desain kuasi - eksperimen, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan kecemasan, kehilangan kontrol, dan ketakutan pada anak prasekolah sebelum dan setelah dilakukan permainan terapeutik selama dirawat di rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah semua anak prasekolah yang dirawat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Jumlah sampel 60 anak (30 anak kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol). Analisis pengaruh permainan terapeutik terhadap kecemasan, kehilangan kontrol, dan ketakutan anak prasekolah selama dirawat menggunakan uji t independent.

Therapeutic play was one of the nursing intervention for children whom stayed in the hospital. Hospitalization caused stress for children. It is a disturbance of fulfilling children emotional needs which should be handled as early as possible because it might influence children’s growth and development. Nursing care lays an important role to overcome this problems. The purpose of this study was to identify the impact of therapeutic play toward anxiety, loss of control, and fears of pre school children during hospitalization. This study employed a quasi experiment design with pretest posttest non-equivalent control group design. The purpose of the study was to identify the differences between anxiety, lost of control, and fears for pre school children before and after therapeutic play in the intervention and control group. Po pulation of this study were all pre school children which were cared at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek in the Lampung Province. The sampel of this study was 60 children (30 of them were in to intervention group and 30 of them were control group). Independent t-test was employed to analyze the impact of giving therapeutic play toward anxiety, lost of control, and fears for pre school children. Result of this study indicated that there were differences on the average of anxiety reduction in the intervention and control group (p = 0.002). There were also differences on average reduction of lost of control in the intervention and control group (p = 0.001). This study also found that there were differences on average reduction of fears in the intervention and control group (p = 0.009). It means that therapeutic play has an impact on reduction of anxiety, lost of control, and fears among pre school children at hospital. From this study, it is recommended that an hospital is required to plan a structured therapeutic play program which was supported by hospital leader, especially at Dr. H. Abdul Moeloek hospital in Lampung children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>