Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Amalia Ikramina
"Penelitian ini membahas perkembangan kondisi psikologis penyanyi wanita Korea IU dilihat melalui tanda verbal dalam lirik lagunya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan kondisi psikologis IU dapat dilihat melalui perbandingan frekuensi kemunculan tanda berdasarkan kelas kata dan aspek psikologis. Berdasarkan perbandingan frekuensi kemunculan kata, seiring bertambahnya usia, penyanyi menunjukkan kepekaan sosial dan pengungkapan perasaan dan pemikiran yang cenderung implisit. Berdasarkan aspek psikologis berkaitan dengan interpretasi tanda verbal, perkembangan kondisi psikologis IU meliputi aspek kognitif dan hubungan interpersonal. Perkembangan kognitif IU terlihat dari adanya pemikiran kurang dewasa dan pengaplikasian cara berpikir formal pada masa remaja menjadi pemikiran rasional, sikap toleransi, dan pengaplikasian cara berpikir postformal pada masa dewasa awal. Pada aspek hubungan interpersonal, analisis korpus menunjukkkan bahwa lirik lagu IU sebagian besar membahas tentang hubungan asmara yang terlihat melalui adanya gejolak perasaan disebabkan cinta seperti sikap terobsesi terhadap orang yang disukainya dan sikap emosional dalam menghadapi masalah percintaan. Hal tersebut berkembang menjadi sikap menghargai dan menghormati kekasih dan sikap rasional dalam menghadapi masalah percintaan. Tak hanya hubungan interpersonal yang berkaitan dengan asmara, pada masa remaja, IU juga menunjukkan interaksi lain, seperti kepada sosok yang lebih tua pada masa remaja dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pada masa dewasa awal. Secara garis besar, perkembangan kondisi psikologis IU yang menonjol dari masa remaja ke masa dewasa awal adalah terkikisnya ego dan kesadaran sebagai bagian dari masyarakat.

This research discusses psychological development of Korean female singer IU as it appears in verbal signs in her songs lyrics. Analytical descriptive method was used in this research. This research reveals that psychological development of IU can be seen based on appearance frequency of signs that has been classified into word classes and psychological aspect. Based on appearance frequency of signs, IU shows social awareness and implicit way to express her feelings as increasing of ages. Based on psychological aspect linked to interpretation of verbal signs, psychological development of IU involves cognitive aspect and interpersonal relationship. Cognitive development is reflected through immature thinking and formal thought in adolescence that grows into rational thinking, tolerance, and postformal thought in young adulthood. In interpersonal relationship, corpus analysis finds that IUs song lyrics mainly discuss about romantic relationship that being reviewed on her fluctuating emotions in dealing with love such as obsessive behavior towards her beloved one and emotional attitude in handling problems about her love life. Those behaviors turn into respecting her beloved one and rational behavior when dealing problems in her love life. Beside interaction with her beloved one, IU also reveals another interaction, such as with older people in adolescence and people in her surrounding in young adulthood. To sum up, this research highlighted that the most noticeable psychological developments of IU from adolescence to young adulthood are egocentrism decreasing and awareness of being part of society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aceng Ruhendi Saifullah
"Disertasi ini membahas tanda dan makna wacana interaktif di media berita siber. Tujuannya untuk menelusuri dan memperlihatkan proses demokratisasi yang berlangsung di Indonesia pascareformasi melalui analisis wacana interaktif di media berita siber. Menggunakan kasus tanggapan pembaca terhadap informasi tentang terorisme di media siber, penelitian kualitatif ini bertumpu terutama pada teori semiotik-pragmatik dari Peirce.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam wacana intraktif di media berita siber terjadi partisipasi, kebebasan berekspresi, dan kesetaraan relasi yang mewujud dalam bentuk dialog antara penanggap dan media dan perdebatan di antara para penanggap. Penanggap cenderung membantah tanda dan makna yang dibangun oleh media dan cenderung memaknai informasi tentang terorisme sebagai "rekayasa politik" yang diungkapkan dengan cara emotif, sementara media cenderung mengkonstruksinya sebagai "politik pencitraan" yang diungkapkan dengan cara konfrontatif, sedangkan sumber informasi cenderung memahaminya sebagai "kegaduhan politik di tingkat elit", yang diungkapkan dengan cara persuasif. Faktor konteks media siber yang "ramah" dan konteks situasi komunikasi di Internet yang "leluasa" turut menentukan terjadinya perbedaan tersebut.
Berdasarkan temuan tersebut, studi ini menyimpulkan, bahwa wacana interaktif di Internet dapat dirumuskan sebagai forum demokratisasi karena proses pemaknaan terhadap teks tidak lagi didominasi oleh media dan sumber informasi, akan tetapi cenderung berbagi dengan publik. Namun, dalam hal proses kewacanaan, wacana interaktif di media siber cenderung anarkis, karena nada interaksi yang cenderung merendahkan, pola relasi yang cenderung berpusat dan didominasi penanggap, identitas penanggap yang cenderung anonim, dan ungkapan-ungkapan kebahasaan penanggap yang cenderung emotif.

This dissertation discusses the signs and meanings of interactive discourse in cyber news media. The goal is to explore and demonstrate the ongoing democratization process in Indonesia reformation through interactive discourse analysis in cyber news media. Using the case of reader response to information about cyber terrorism in the media, qualitative research has relied primarily on semiotic- pragmatic theory of Peirce.
The results showed that the interactive discourse in the news media cyber happen participation, freedom of expression, and equality relations are manifested in the form of dialogues between the responders and the media and debates among the responders. Responders tend to argue that signs and meanings constructed by the media and tend to interpret information about terrorism as a "political engineering" that is expressed by means of emotive, while the media tends to constructing a "political image" that is expressed in a confrontational manner, while resources tend to understand it as "noise politics at the elite level ", which is expressed in a persuasive manner. Cyber media context factors are "conviviality" and the context of communication on the Internet that "discretion" helped determine the occurrence of such differences.
Based on these findings, this study concludes that interactive discourse on the Internet can be formulated as a democratic forum for the meaning of the text is no longer dominated by media and resources, but tend to share with the public. However, in terms of the discourse, the discourse on media interactive cyber tend to be anarchists, because that tends to be condescending tone of the interaction, the pattern of relationships which tends to be centered and dominated responders, the responders tended anonymous identity, and linguistic expressions that tend emotive responders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1918
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naftally Clarettha
"

 

Tong Tong Fair merupakan festival budaya Indo terbesar yang diselenggarakan di Den Haag. Tong Tong Fair sebagai pasar malam memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Sejak hadirnya Tong Tong Fair, orang-orang Indo memiliki wadah untuk bernostalgia dengan budaya Indo. Selain untuk mengobati rasa rindu terhadap tanah air, Tong Tong Fair juga diperuntukkan kepada generasi selanjutnya yaitu orang-orang Indo dan keturunannya yang tinggal di Belanda. Kegiatan Tong Tong Fair tidak hanya menyediakan program budaya dan gerai makanan yang menarik untuk dikunjungi. Namun juga kita dapat menemui beragam barang khas yang dimiliki oleh budaya Indis contohnya adalah kerajinan tangan dengan berbagai variasi. Tong-Tong Fair diharapkan menjadi wadah untuk orang Indo agar tetap mempertahankan identitas budaya mereka di Belanda. Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah: Bagaimana Tong Tong Fair dapat bertahan sampai saat ini? Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan keunggulan dari Tong Tong Fair dan keragaman budaya yang ditampilkan  di Tong Tong Fair sehingga dapat bertahan sampai saat ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dan konsep identitas budaya dari Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekembangan kegiatan Tong Tong Fair berubah seiring dengan pergeseran identitas kultural orang Indo di Belanda. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan Tong Tong Fair dapat bertahan karena mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring berjalannya waktu memberikan perubahan pada perkembangan dalam kegiatan Tong Tong Fair

 


 

Tong Tong Fair is the biggest Indo festival which are held in Den Haag. As a  night market, Tong Tong Fair has high historical & rich cultural values. Since the presence of Tong Tong Fair, Indo have their own place to reminisce with Indo culture. Beside to cure homesick feeling into Indo culture, Tong Tong Fair also aimed to inherit the culture into the next Indo generation that live in Netherlands. Besides of food & cultural program, Tong Tong Fair also sell Indonesian goods with many variation. Tong Tong Fair is expected can be a place for Indo keeping their cultural identity in Netherlands. The issue that exist in this research is: How Tong Tong Fair maintain its existence until now? The aim of this research is to explain the advantages of Tong Tong Fair and cultural diversity that being showed in Tong Tong Fair. Author using analytical descriptive & cultural identity theory from Stuart Hall. The research show that Tong Tong Fair  activities development is a shift in Indo's cultural identity in Netherlands. In this research, author can conclude that Tong Tong Fair succeed maintain its existence because it followed community development. The changes from community development  also effect activities development in Tong Tong Fair.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Ibrahim
"Sebuah karya sastra merupakan cerminan dari pembuatnya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kajian psikologi sastra terhadap lirik lagu yang dibuat oleh IC3PEAK, duo musisi Rusia yang kontroversial. Kajian psikologi sastra terhadap musik elektronik modern Rusia merupakan topik yang jarang disorot. Lirik lagu yang akan diteliti berjudul Смерти больше нет (Smerti bol'she net), Грустная cука (Grustnaya suka), dan Плакплак (Plak-plak). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat lirik lagu sebagai cerminan psikologis dari hasrat pembuatnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikoanalisis Lacan. Penelitian ini dilakukan dengan metode hermeneutika dengan tahap psikoanalisis Lacan. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga lagu dari IC3PEAK tersebut merupakan cerminan psikologis penyair. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana penanda-penanda dalam lirik lagu menjadi cermin yang mengidentifikasi hasrat penyair.

A literary work is a reflection of its creator. In this study, the authors conducted a literary psychology study of song lyrics composed by IC3PEAK, a controversial Russian musician duo. The study of literary psychology on modern Russian electronic music is a topic that is rarely highlighted. The lyrics of the songs to be examined are entitled Смерти больше нет (Smerti bol'she net), Грустная cука (Grustnaya likes), and Плак-плак (Plak-plak). The purpose of this study is to see song lyrics as a psychological reflection of the creator's desire. The theory used in this research is Lacan's psychoanalysis. This research was conducted using the hermeneutic method with the Lacan psychoanalytic stage. The results of the analysis show that the three songs from IC3PEAK are a psychological reflection of the poet. This can be seen from how the markers in the song lyrics become a mirror that identifies the poet's passion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Fakhria Zahra
"Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif tentang makna-makna yang terkandung dalam karya seni jalanan berbahasa Arab yang terdapat pada masa Arab Spring tahun 2011-2013 di tiga negara Arab, yaitu Tunisia, Mesir, dan Libya. Dalam mengungkapkan makna-makna tersebut secara terstruktur dan konstruktif, penulis menggunakan analisis semantik dan analisis semiotik. Fokus analisis semantik dalam skripsi terletak pada penentuan jenis makna yang terdapat pada ungkapan tertulis dalam bahasa Arab yang terdapat pada karya seni jalanan yang diteliti berdasarkan teori jenis makna Leech (1974) dan penentuan relasi makna, antara homonimi dan polisemi, yang muncul pada ungkapan-ungkapan tertulis tersebut berdasarkan teori relasi makna Chaer (2009) dan Taufiqurrahman (2008), sedangkan fokus analisis semiotik ialah mengungkapkan makna pada tanda melalui proses semiosis berdasarkan teori semiotik trikotomis-pragmatis Peirce. Hasil dari analisis semantik pada tiga karya seni jalanan yang dipilih menunjukkan hasil bahwa pada ketiga karya tersebut terdapat ungkapan tertulis yang memiliki makna konseptual, stilistika dan konotatif serta memiliki relasi makna polisemi, sedangkan analisis semiotik menunjukkan bahwa tanda-tanda yang terdapat pada ketiga karya tersebut digolongkan seb.

This undergraduate thesis is a qualitative study of meanings contained in Arabic street artworks found during the Arab Spring in three Arab countries, namely Tunisia, Egypt, and Libya. To revealing these meanings in structured and constructively way, the author uses semantic analysis and semiotic analysis. The focus of the semantic analysis lies on determining types of meaning which are contained in Arabic written phrase in the street artworks based on types of meaning theory by Leech (1974) and determining meaning relation, between homonymy and polysemy, which contained in the Arabic written phrase based on meaning relation theory by Chaer (2009) and Taufiqurrahman (2008), while the focus of semiotic analysis is to reveal the meaning of the signs in the artworks through the process of semiosis based on Peirce’s triadic, pragmatic semiotic theory. The result of semantic analysis indicates that the written phrases of the three selected artworks have conceptual meaning, social meaning, and connotative meaning and also have polysemy meaning; while the semiotic analysis showed that the signs in the three works classified as symbol.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Sofie Alexandra
"Fenomena hubungan parasosial menjadi sesuatu yang kerap diperbincangkan ketika membahas tentang musisi dan penggemar. Istilah yang dikemukakan oleh Donald Horton dan Richard Whorl pada 1956 (Brisco, 2021) itu kerap diasosiasikan dengan musisi pada era media sosial pada penelitian-penelitian di masa kini. Padahal, fenomena hubungan parasosial telah terjadi jauh sebelum istilah tersebut ada. Tulisan ini menjelaskan bagaimana hubungan parasosial antara musisi dan penggemarnya berkembang dalam rentang 100 tahun, dari masa radio (1920-an hingga 1930-an), masa televisi (1940-an hingga 1980-an), dan masa internet (1990-an hingga 2020-an). Walau diklaim bahwa hubungan parasosial yang kuat muncul pada era internet di mana teknologi sangat memadai untuk para penggemar mendapatkan konten yang beragam dan terkesan lebih intim ketimbang konten melalui teknologi kuno, penulis menemukan bahwa hubungan parasosial sejak zaman radio sudah kuat jika melihat konteks dari hiburan di masa itu.

The parasocial relationship phenomenon has become a subject that is often discussed in a conversation about the musician and fan relationship. The term–put forward by Donald Horton and Richard Whorl in 1956 (Brisco, 2021)–is often associated with musicians in the social media era in current research. While in fact, the parasocial relationship phenomenon occurred long before the term existed. This paper tries to explain how the parasocial relationship between musicians and their fans has developed over a period of 100 years, from the radio era (the 1920s to the 1930s), the television era (the 1940s to the 1980s), and the internet era (the 1990-s to the 2020-s era). Even though it is claimed that strong parasocial relationships emerged in the internet era, where the technology is advanced enough to provide fans with a variety of contents that feels more intimate in comparison to old technology, the writer finds that parasocial relationships even from the radio era has already been strong when we look at the context of entertainment during that time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Charles
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Resource Development and
Installation (RDI), sebagai tahapan stabilisasi psikologis pada anak usia 9 tahun yang
mengalami trauma pada masa perkembangan. Penelitian dilakukan dalam empat sesi
yang setiap sesinya berlangsung selama 60 menit. Teknik RDI diterapkan guna
mengaktifasi perasaan aman dan sumber daya positif pada anak. Hasil dari penelitian
menunjukan kemampuan partisipan dalam mengembangkan perasaan aman. Partisipan
menunjukan perubahan perilaku yang terlihat dalam pengukuran Child Behavior
Checklist (CBCL) sebelum dan sesudah intervensi.

Abstract
This study aims to determine the effectiveness of Resource Developmental and
Installation (RDI) technique as a psychological stabilization in 9-years-old child with
developmental trauma. The study was done in a total of 4 sessions with each session
runs for 60 minutes. RDI protocols served as activating agent in order to activate
positive resources. The results of the intervention program show positive results. The
participant was able to successfully develop a sense of security and gain positive
resource. Participant indicates behavioral changes that were reflected in the Child
Behavioral Checklist (CBCL) scores pre and post intervention."
2012
T31198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Salsabilla Ibrahim
"Fenomena COVID-19 menimbulkan distres pada dewasa muda. Distres dewasa muda salah satunya disebabkan oleh interaksi di dalam keluarga, saat dewasa muda harus tinggal bersama keluarga selama masa pandemi. Studi kuantitatif ini bertujuan untuk melihat keberfungsian keluarga sebagai prediktor distres psikologis pada dewasa muda selama pandemi COVID-19. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 411 orang berusia 18 sampai 25 tahun (M=20,7). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Family Assessment Device (FAD) dan General Health Questionnaire (GHQ-12). Ditemukan bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi distres psikologis pada orang dewasa muda (R2 = 0,235, p<0,05) dan dimensi komunikasi dalam keberfungsian keluarga dapat memprediksi secara signifikan distres psikologis dewasa muda (β= -0,245, p<0,05). Lebih lanjut, ditemukan distres psikologis yang lebih tinggi pada dewasa muda perempuan dibandingkan laki-laki dan laki-laki mempersepsikan keberfungsian keluarganya lebih baik dari perempuan.

The COVID-19 phenomenon causes distress in young adults. One of the causes of young adults distress is due to interactions within the family, when young adults have to live with their families during the pandemic. This quantitative study aims to look at family functioning as a predictor of psychological distress in young adults during the COVID-19 pandemic. The participants in this study were 411 people aged 18 to 25 years (M=20,7). The measuring instruments used in this study were the Family Assessment Device (FAD) and the General Health Questionnaire (GHQ-12). It was found that family functioning significantly predicts psychological distress in young adults (R2 = 0.235, p<0.05) and the communication dimension in family functioning can significantly predict psychological distress in young adults (β= -0.245, p<0.05). Furthermore, it was found that psychological distress was higher in young adult women than men and men perceived their family functioning as better than women. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarinah
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
PGB0607
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rowling, J.K., 1965-
"Summary:
A history of the sport Quidditch, answering such questions such as where the Golden Snitch came from, or why the Wigtown Wanderers have meat cleavers on their robes"
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2018
813 ROW q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>