Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faatimah Azzahrah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas kosakata transportasi pada tulisan anak-anak usia 10 mdash;11 tahun. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kosakata dan medan makna yang terdapat dalam konsep transportasi pada tulisan anak usia 10 mdash;11 tahun. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tulisan anak usia 10 mdash;11 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Teori yang digunakan untuk menunjang analisis adalah teori medan makna oleh Cruse 2004 , yaitu teori cluster. Hasil penelitian ini adalah kosakata yang ditemukan berdasarkan USAS Category System pada kelompok ranah semantis perpindahan movement , lokasi location , bepergian travel , dan transportasi transport , terdiri dari 141 kata. Kemudian, medan makna tentang transportasi yang ditemukan ada 6 kelompok, yaitu medan makna alat-alat transportasi, aktivitas, tempat, prasarana, lokasi dan arah, dan pengemudi.
ABSTRACT
This study discusses the vocabulary of transportation on the writing of children aged 10 11 years. The purpose of this study is to explain the vocabulary and the meaning field contained in the concept of transportation on the writing of children aged 10 11 years. The data in this study were obtained from the writings of children aged 10 11 years. This research uses qualitative and quantitative methods. The theory used to support the analysis is the word fields theory by Cruse 2004 , namely the cluster theory. The results of this study are the vocabulary found based on USAS Category System in the semantic sphere of movement, location, traveling, and transport, consisting of 141 words. Then, the word fields about transportation found there are 6 groups, namely the word fields of means of transportation, activity, place, infrastructure, location and direction, and the driver. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Triana Dewi
"Dalam skripsi ini, penelitian difokuskan pada penggunaan afiks dalam tulisan anak usia 10 mdash;11 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis afiks dan jenis afiks berdasarkan kelas kata yang terdapat pada tulisan tentang transportasi oleh anak usia 10 mdash;11 tahun. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil yang dibahas adalah anak usia 10 mdash;11 tahun paling banyak menggunakan jenis afiks; prefiks dan paling sedikit menggunakan jenis afiks; konfiks. Ada kecenderungan bahwa anak usia 10 mdash;11 tahun paling banyak menggunakan afiks pembentuk verba, yaitu afiks pembentuk verba transitif dan afiks pembentuk verba intransitif. Afiks me- sebagai pembentuk verba transitif paling banyak digunakan anak-anak dan afiks ber- sebagai pembentuk verba intransitif.

In this thesis, the research focused on the use of affixes in the writing of children aged 10 11 years. This research aims to identify the types of affixes and types of affixes based on the word class contained in the article about transportation by children aged 10 11 years. The method used is qualitative method. The results discussed are children aged 10 11 years most use the type of affix prefix and rarely use the type affix confix. There is a trend that children aged 10 11 years most use verb forming affixes, i.e, transitive verb forming affixes and intransitive verb formers. Affixes me as the most commonly used transitive verb formers of children and affixes ber form the intransitive verb. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista Nanda Pratiwi
"Penelitian ini membahas jenis dan pola kalimat dalam tulisan anak laki-laki dan perempuan usia 10-11 tahun. Selain itu, penelitian ini juga membahas pengaruh gender pada produksi jenis kalimat pada anak laki-laki dan perempuan. Responden penelitian ini adalah 63 anak laki-laki dan 63 anak perempuan yang bersekolah di kelas 5 sekolah dasar berakreditasi A di Kota Depok. Data dalam penelitian ini adalah tulisan anak mengenai alat transportasi yang diperoleh melalui teknik komunikasi langsung dengan metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif mixed methods. Temuan jenis kalimat dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan jumlah dan struktur klausa sedangkan temuan pola kalimat dijelaskan berdasarkan jumlah klausa menurut Kridalaksana 1999.
Hasil penelitian ini adalah jumlah kalimat yang diproduksi oleh anak perempuan lebih banyak daripada anak laki-laki. Pada produksi semua jenis kalimat, nilai rerata anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki. Selain itu, pada jenis-jenis kalimat yang lebih kompleks, yaitu kalimat majemuk setara, majemuk bertingkat, dan campuran, perbedaan produksi kalimat pada anak perempuan dan laki-laki mempunyai nilai probabilitas yang signifikan. Selanjutnya, pola kalimat pada anak laki-laki dan perempuan cenderung beragam. Namun, secara umum, produksi kalimat pada anak perempuan lebih banyak daripada anak laki-laki pada setiap pola yang ditemukan.

This study discusses the types and patterns of sentences in the writings of boys and girls aged 10 11 years. In addition, this study also discusses the effect of gender on the production of sentence types in boys and girls. The respondents of this study were 63 boys and 63 girls who were in grade 5 at accredited A primary school in Depok City. The data in this study is the children 39s writing about the means of transportation obtained through direct communication techniques with a combined method of qualitative and quantitative mixed methods. The finding of the sentence type in this study is explained by the number and structure of the clause whereas the sentence pattern finding is explained by the number of clauses according to Kridalaksana 1999.
The results of this study is girls produce more sentences than boys. In the production of all types of sentences, the average value of girls is higher than boys. Moreover, in more complex types of sentences, such as compound, complex, and mixed sentences, the difference in sentence production in girls and boys has a significant probability value. Furthermore, the sentence patterns in boys and girls tend to vary. But in general, the production of sentences in girls is more than boys in every pattern found.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Achmadsyah
"Modelling dan Tell-Show-Do termasuk dalam metode tata laksana perilaku kecemasan dental anak. Video efektif digunakan dalam bidang kesehatan. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan video restorasi gigi anak yang diujikan pada usia 10-11 tahun. Responden berjumlah 66 anak dengan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan Facial Image Scale modifikasi. Penelitian terdiri dari uji kualitatif terhadap kuisioner dan video dan uji kuantitatif terhadap tingkat kecemasan anak. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan batas kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna tingkat kecemasan sebelum dan setelah penayangan video restorasi gigi anak. Video tidak menimbulkan tingkat kecemasan yang lebih buruk.

Modelling and Tell Show Do are included as child dental anxiety management. Video is effective to be used in health field. The purpose of this study was to determine the difference of anxiety level before and after video viewing for children aged 10 11 years. The study was divided into qualitative test for validating Modified FIS and video, and quantitative test for anxiety level on 66 children. Statistical analysis was using Wilcoxon test with significance level of 0.05. The results showed significant difference between anxiety level before and after child dental restoration video viewing. The video does not cause worse anxiety level. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Auliani
"Anak-anak usia sekolah cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat termasuk sayur. Rendahnya konsumsi sayur pada periode ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan kerusakan sel, lemahnya imunitas tubuh, ISPA, dan masalah pencernaan sedangkan dampak jangka panjangnya dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner, COPD, stroke, kardiovaskular, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi sayur anak usia 10-11 tahun berdasarkan food neophobia dan faktor lainnya di SDN Polisi 1 Kota Bogor. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 142 responden. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner serta formulir food record 2x24 jam oleh responden. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 18,3% responden yang mengonsumsi sayur setiap hari dan rata-rata konsumsi sayur responden hanya 33,75 gram per hari. Analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan proporsi konsumsi sayur yang bermakna berdasarkan faktor kesukaan, keyakinan diri, hambatan, dan preferensi sayur. Edukasi mengenai pentingnya konsumsi sayur perlu diberikan kepada anak usia sekolah serta orang tuanya untuk mencapai anjuran konsumsi sayur yang direkomendasikan.

School aged children tend to eat high-fat and low fiber foods, also low vegetable intake. Low vegetable consumption in this period cause cell damage, low imunity system, URI, and inflammatory bowel disease, besides long term effect can cause heart disease, COPD, stroke, CVD, and cancer. The study aims to determine the proportional differences of vegetable consumption in 10-11 years old children based on food neophobia and the other factos at Polisi 1 Public Elementary School in Bogor City. This quantitative study uses cross sectional design with 142 respondents. Data were collected through self-registered questionnaire and 2x24 hours food record form and analysed using chi-square test. The result showed that there were only 18,3% respondents who eat vegetables daily and only 33,75 gram vegetables consumed each day. Statistical analysis also showed a significant vegetable consumption differences based on liking, self efficacy, perceived barrier, and vegetable preferences. Nutrition education is needed for school aged children and their parents to reach daily vegetable recommendation intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Alfi Maziyah
"[ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui perbedaan perilaku menyikat gigi pada anak usia 10-11 tahun
setelah mendapatkan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan dan tanpa metode
teach-back. Metode : studi analitik komparatif yang dilakukan dengan pengisian
kuesioner perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan), pemeriksaan indeks plak, dan
observasi keterampilan menyikat gigi pada anak usia 10 ? 11 tahun di Sekolah Dasar
Negeri Kukusan. Hasil : Pada minggu ketiga, terjadi peningkatan skor pengetahuan,
sikap, tindakan, penurunan indeks plak, dan peningkatan keterampilan menyikat gigi
yang bermakna pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol,
peningkatan bermakna hanya pada domain sikap. Perbedaan bermakna antara kedua
kelompok ini hanya pada perubahan indeks plak. Kesimpulan : tidak ada perbedaan
bermakna pada perilaku antara kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan gigi
dan mulut dengan dan tanpa metode teach-back
ABSTRACT
Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged
10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back
method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral
questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth
brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State
Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant
difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque
index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control
group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences
between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant
difference in behavior between the group given dental health education with and
without the teach-back method.;Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged
10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back
method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral
questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth
brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State
Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant
difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque
index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control
group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences
between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant
difference in behavior between the group given dental health education with and
without the teach-back method., Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged
10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back
method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral
questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth
brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State
Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant
difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque
index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control
group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences
between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant
difference in behavior between the group given dental health education with and
without the teach-back method.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina K. Siswantara
"ABSTRAK
Dalam pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sering ditemukan
kesenjangan antara nilai tes prestatif dan kemampuan berkomunikasi siswa baik secara
lisan maupun tulisan (Hilam, 2001). Salah satu penyebab hal ini menurut Kusuma (1987)
adalah penekanan pada aspek grammar. Di samping itu hasil survey Beeby (1991)
menjelaskan bahwa pada umumnya materi peiajaran yang diberikan hanya terbatas pada
apa yang terdapat dalam buku-buku teks.
Pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak usia 10-11 tahun yang berada
dalam tahap Konkret operasional (Piaget, 1952 dalam Berk,1997) dan tahap kelas tinggi
Sekolah Dasar (Munandar, 1985) seharusnya melibatkan partisipasi siswa secara aktif
dalam situasi yang kontekstual, menyenangkan, komunikatif, serta merangsang seluruh
indera agar lebih mudah dicerna dan dihayati (ILarcom, 1997). Dengan demikian
diharapkan pembelajaran dapat mencapal sasaran 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Metode yang maslh sering digunakan saat ini adalah metode Konvensional, yaitu
yang berdasarkan prinsip-prinsip Teacher-centered. Dalam penelitian ini akan disusun
suatu metode yang kemungkinan akan mampu mengembangkan domain afektif di
samping domain kognitif dan psikomotor dengan berfokus pada pemahaman bacaan.
Metode ini disebut Muiti Stimulan, dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip Learnercentered.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah dl antara metode
Konvensional dan Muiti Stimulan yang lebih efektif untuk membantu anak usia 10-11
tahun memahami bacaan bahasa inggris. Peneliti melakukan studi eksperimental
dengan tipe controlled lab expeiiment dan disain Two group Pretest and Posttest Design.
Sebanyak 40 orang subyek dibagi ke dalam 2 kelompok independen yang artinya tidak
saling berhubungan karena mendapatkan treatment yang berbeda (Siegel, 1997). Alat
ukur berupa tes prestatif yang berfungsi sebagai evaluasi formatif dan sumatif. Di akhir
pemberian treatment dilakukan probing interview yang dianalisa secara kualitatif untuk
mengungkap faktor-faktor afektif subyek. Analisis menggunakan uji statistik
nonparametrik yaitu dengan uji U Mann-Whitney pada p<0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara kedua metode pengajaran
dengan perkataan lain hipotesa penelitian ditolak dan hipotesa nol diterlma.
Penyebab ditolaknya hipotesis penelitian kemungkinan karena berbagai hal
seperti sampling error, waktu pemberian treatment yang terlalu singkat sehlngga program
dipadatkan, faktor instruktur, serta proactive Inhibition dan habltuatlon dalam proses
belajar. Mesklpun demikian dalam penelitian Ini ditemukan faktor-faktor afektif yang
menjadi pendorong dalam proses pembelajaran. Pada metode Muiti Stimulan dapat
disimpulkan bahwa subyek memillkl sifat yang lebih positif terhadap pelatlhan, guru dan
keglatan pembelajaran. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Horwitz
(1979) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan prestasi akademik yang bermakna
antara subyek dalam kelompok Teacher-centered dan Learner-centered. Tetapi pada
kelas Learner-centered siswa lebih menunjukkan sikap positif terhadap guru, sekolah
lebih bersikap otonomi dan kooperatif dengan kedua jenis kelamin."
2002
S2795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Anitya Iskaningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan membentuk model prediksi VO2max untuk anak usia 10-11 tahun. Pada penelitian ini juga dilihat hubungan antara jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, dan aktivitas fisik dengan nilai estimasi VO2max. Penelitian dilakukan dengan tes berjalan 1 mil yang melibatkan 111 siswa kelas 4 dan 5 di SDN 1 Tersobo, SDN 2 Tersobo dan SDN 3 Tersobo. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai VO2max pada perempuan (39,77 ml/kg/menit) lebih rendah dibandingkan laki-laki (50,67 ml/kg/menit). Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan VO2max pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan TB/U), asupan kalsium, aktivitas fisik, denyut nadi, dan waktu tempuh tes. Hasil analisis multiregresi menunjukkan variabel yang dominan adalah jenis kelamin, denyut nadi dan waktu tempuh dengan persamaan model prediksi VO2max = 123,49 + (6,10 x jenis kelamin) - (0,17 x denyut nadi) - (3,11 x waktu tempuh tes). Status gizi yang baik, asupan kalsium yang cukup dan aktivitas fisik secara teratur diperlukan untuk mencapai nilai VO2max yang baik.

ABSTRACT
The primary purpose of this cross sectional study was to develop VO2max prediction model for the 10-11 years children. This study also examined the correlation of sex, nutritional status, nutritional intake, and physical activity with VO2max. The sample was 111 (male = 48; female = 63 girls) elementary students from SDN 1 Tersobo, SDN 2 Tersobo, and SDN 3 Tersobo. VO2max was measured by one mile walk test. The mean value of VO2max was higher in male students than female students (male = 50,67 ml/kg/minute; female = 39,77 ml/kg/menit). By bivariat analysis, sex, nutritional status (BMI/U and height/U), calcium consumption, and physcial activity was significanly related to VO2max. Multiple regression analysis to estimate VO2max from one mile walk test was this following model : VO2max = 123,49 + (6,10 x sex) - (0,17 x heart rate) - (3,11 x walk time). Good nutritional status, adequate intake of calcium and increase physical acivity are required to improve VO2max."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S1917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Kemala
2007
T38337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>