Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lidya Wahyu Sari
"ABSTRAK
Kecemasan terhadap perpustakaan diidentifikasi sebagai fenomena yang dapat mempengaruhi peran perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya, khususnya bagi perpustakaan perguruan tinggi. Terkait hal tersebut, perpustakaan perguruan tinggi perlu menyadari gejala kecemasan yang ditunjukkan oleh pengguna perpustakaan dan menentukan strategi yang tepat untuk meredam gejala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan yang ditunjukkan oleh mahasiswa baru Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia FIB UI beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya sesuai dengan skala pengukuran MLAS Multidimensional Library Anxiety Scale . Survei yang dilakukan kepada 64 orang mahasiswa FIB UI menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa menunjukkan gejala kecemasan khususnya terkait hal proses penelusuran informasi dan pemahaman mengenai layanan perpustakaan dan cara pemanfaaatannya. Oleh karena itu, Perpustakaan Universitas Indonesia perlu melakukan strategi dalam mengintervensi dan meredam gejala kecemasan tersebut dengan beberapa cara antara lain mengintegrasikan layanan instruksional ke dalam kurikulum pendidikan, melaksanakan pelatihan literasi informasi dalam beberapa sesi yang disertai dengan kegiatan praktek dan melakukan penyebaran informasi mengenai keterampilan penelusuran informasi melalui berbagai saluran komunikasi atau media sosial secara inovatif.

ABSTRACT
Library anxiety can be identified as phenomena that can reduce library rsquo s performace in satasfiying user rsquo s information needs, especially in academic libraries. According to that, academic libraries or university libraries need to identify and understand its user or students that suffer from library anxiety so library can formulate the strategy to reduce or alleviating those anxieties. The goal of this study is to identify library anxiety level among freshmen of Humanity student in University of Indonesia FIB UI and its contributing aspect or component according to MLAS Multidimensional Library Anxiety Scale . The findings of survey shows that all research sample suffers from library anxiety in various level. Overall, the highest contributes to library anxiety level comes from library research and knowledge about library and its services. This means most student faced some difficullities in conducting research in library or using its service. Additionally, there is significant difference among four study program of Humanity student. Looking at this situation, Perpustakaan Indonesia or University of Indonesia rsquo s Library need to adopt several strategies to mitigate those anxieties 1 integrate the reference and information services into university curriculum, 2 arrange an easy and effective information literacy training, and 3 innovatively dissemenate information about library services rsquo s usage, information skills through various communication channel that reaches students or young people. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Annisa
"Skripsi ini membahas tingkat kecemasan mahasiswa BIPA di Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian berjenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden sebanyak 10 orang mahasiswa BIPA 3 yang sedang menulis tugas akhir esai ilmiah. Survei dilakukan menggunakan Library Anxiety Scale (LAS) yang dimodifikasi menyesuaikan kondisi responden dan lokasi penelitian.
Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa BIPA 3 di Perpustakaan UI sebesar 2,32 atau kecemasan rendah dengan standar deviasi 2,32±0,26780056 (ketersebaran sudah representatif). Secara subskala, kecemasan yang paling tinggi adalah pada Mechanical Barriers sebesar 2,70 atau kecemasan sedang dan terendah pada Knowledge of The Library dan Language and Cultural Barriers sebesar 2,10 atau kecemasan rendah. Secara indikator, kecemasan terbesar disebabkan minimnya pengetahuan responden mengenai sumber tersedia(skor=2,8), sedangkan yang terendah pada kenyamanan di Perpustakaan UI dan kemampuan bertanya pada pustakawan dalam bahasa Indonesia (skor=2,0).

This research discusses library anxiety level of BIPA students in Universitas Indonesia Library. This is a descriptive research using quantitative approach. The respondents are 10 students of BIPA 3 who are writing scientific essay as their final project. The survey used Library Anxiety Scale that was modified to adjust with the condition of respondents and research location.
The result shows that library anxiety level of BIPA 3 students in UI Library is 2,32 or low anxiety with deviation standard 2,32±0,26780056 (distribution of data is representative). The highest library anxiety subscale is Mechanical Barriers as 2,70 or moderate anxiety and the lowest are Knowledge of The Library and Language and Cultural Barriers as 2,10 or low anxiety. From indicator, the highest library anxiety is caused by lack of knowledge about available resources in library (score=2,8) and the lowest are comfortable feeling in UI library and ability to ask to librarian in Bahasa Indonesia (score=2,0).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syed Afdhal Harits Assegaf
"Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya mengunjungi perpustakaan. Perpustakaan memiliki dampak yang positif menunjang proses belajar pada mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuan literasi, membantu kegiatan belajar seperti diskusi dan penyelesaian tugas-tugas karena perpustakaan dianggap sebagai pusat informasi di kampus.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kecemasan perpustakaan dan performa akademis. Alat ukur kecemasan perpustakaan "Library Anxiety Scale" (LAS) yang dikembangkan oleh Bostick (1993) yang terdiri dari 32 item dan responden sebanyak 193 mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan teknik pengambilan data melalui accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null diterima (r= .034, p <.05), yang berarti tidak terbukti hubungan signifikan antara kecemasan perpustakaan dengan Performa akademis. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah mampu menjelaskan kecemasan perpustakaan di fakultas psikologi terhadap perpustakaan psikologi universitas indonesia. Hasil penelitian juga menjelaskan secara kualitatif bagaimana respon yang muncul dari bentuk kecemasan perpustakaan yang kemudian berimplikasi pada performa akademis.

This study is based on the phenomenon of the importance of visiting the library. Libraries have a positive impact on student learning support with the aim of improving the literacy skills, helping and learning activities such as discussions and completion of tasks because the library is considered as an information center on campus.
This study aims to clarify the relationship between library anxiety and academic performance. Measuring tool library anxiety "Library Anxiety Scale" (LAS) developed by Bostick (1993), which consists of 32 items and the respondent as many as 193 students from the Faculty of Psychology, University of Indonesia with the data collection technique through accidental sampling.
The results showed that the null hypothesis is accepted (r = .034, p <.05), which means not proved a significant association between library anxiety with academic performance. The implication of this study is able to explain library anxiety in the psychology department of the library of the university psychology Indonesia. The results also explain qualitatively how the responses that emerged from the shape library anxiety that then has implications for academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rensita Noorma Utami
"Kecemasan merupakan reaksi emosional bersifat subjektif yang tidak menyenangkan yang dapat berakibat pada penurunan kemampuan dan konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan saat melakukan tindakan invasif pada mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2010. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana dengan menggunakan metode cross sectional yang melibatkan 106 mahasiswa yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yakni sebesar 75,5% mengalami kecemasan sedang dan 24,5% mengalami kecemasan ringan. Tingginya proporsi kecemasan sedang tersebut dapat disebabkan kurangnya pengalaman mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan invasif karena mahasiswa baru pertama kali menjalani praktik keperawatan di lahan praktik.

Anxiety is an unpleasant subjective emotional response which may result in decreased ability and concentration. This research purposed to determine the level of anxiety when performing invasive procedure on the regular student of the Faculty of Nursing Universitas Indonesia class of 2010. This research was simple descriptive study with cross sectional method involved 106 students were taken using total sampling technique.
This research showed that majority of respondents which is equal to 75,5% had moderate anxiety and 24,5% had mild anxiety. The high proportion of moderate anxiety can be caused by a lack of experience in perform invasive procedure on the nursing student because they were first underwent clinical nursing practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ashr Faturrahman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan mahasiswa Ilmu Perpustakaan FIB UI periode 2013-2017 dalam memilih lokasi penelitian dan topik untuk menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pola pemilihan lokus dan topik penelitian. Data menggunakan asumsi akhir dari mahasiswa Ilmu Perpustakaan FIB UI periode 2013-2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa cenderung memilih lokus selain pusat informasi atau lembaga informasi seperti perpustakaan dan pusat arsip dan catatan, tetapi melalui sumber lain seperti museum, film, novel, media sosial, penyebaran informasi, dan orang-orang sebagai objek penelitian oleh memeriksa pengetahuan, perilaku, dan perspektif tentang sesuatu. Kemajuan teknologi dan media informasi dan pengembangan ilmiah telah menyebabkan semakin banyak lokus dan topik penelitian yang dapat dieksplorasi dan tidak terbatas pada topik yang terkait dengan pusat informasi atau lembaga informasi, tetapi dapat meluas ke budaya informasi dalam masyarakat. Di sisi lain, penelitian dengan topik yang berkaitan dengan fasilitas dan layanan serta pengelolaan pusat informasi atau lembaga informasi juga banyak dibahas oleh mahasiswa Ilmu Perpustakaan FIB UI. Keberadaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi fitur dan masukan untuk pertimbangan evaluasi bagi akademisi dan profesional di bidang keilmuan Ilmu Perpustakaan dan Informasi untuk dapat mengembangkan bidang keilmuan menjadi lebih maju dan lebih baik serta dapat menyesuaikan diri dengan waktu

This study aims to determine the tendency of FIB UI Library Science students from 2013-2017 in choosing research locations and topics to complete the final project. This study also aims to get an overview of locus selection patterns and research topics. The data uses the final assumptions from the FIB UI Library Science students from 2013-2017. This research uses a descriptive method with a quantitative approach. The results show that students tend to choose loci other than information centers or information institutions such as libraries and records and records centers, but through other sources such as museums, films, novels, social media, information dissemination, and people as objects of research by examining knowledge, behavior, and perspective on something. Advances in technology and information media and scientific development have led to more and more locus and research topics that can be explored and are not limited to topics related to information centers or information institutions, but can extend to the information culture in society. On the other hand, research on topics relating to facilities and services as well as the management of information centers or information institutions is also widely discussed by UI Science FIB Library students. The existence of this research is expected to be a feature and input for evaluation considerations for academics and professionals in the field of library and information science to be able to develop the scientific field to become more advanced and better and be able to adjust to the time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elsa Hedia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran telah menunjukkan tingkat ansietas yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hal ini memiliki berbagai implikasi negatif sehingga dibutuhkan usaha untuk menanggulanginya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menilik resiliensi sebagai salah satu faktor protektif terhadap ansietas. Namun, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan ansietas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia terkhususnya pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiliensi dengan ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3 di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat 3 dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk menilai tingkat resiliensi dan kuesioner K10 untuk menilai ansietas subjek. Analisis hubungan kedua variabel dilakukan menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi dibandingkan dengan faktor ansietas menunjukkan distribusi tidak normal (p<0,05), dengan rerata nilai 69,39 ± 14,11. Berdasarkan uji Mann Whitney, resiliensi dan ansietas menunjukkan hubungan yang signifikan (asymp. sig. (2-tailed) = 0,00) di mana tingkat resiliensi yang lebih rendah berhubungan dengan ansietas.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki hubungan signifikan yang berbanding terbalik dengan ansietas pada mahasiswa FKUI tingkat 3.

Introduction: Medical students have shown higher anxiety levels compared to the general population. As this has many negative implications, so efforts are needed to overcome it. Previous studies have looked into resilience as one of the protective factors for anxiety. However, there have been no studies that examine the relationship between resilience and anxiety in medical students in Indonesia, especially during the era of COVID-19 pandemic. This study aims to determine the relationship between resilience and anxiety in third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This study used a cross-sectional design on third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia using CD-RISC25 questionnaire to see resilience and K10 questionnaire to see subject’s anxiety. Analysis of the two variables was conducted using the Mann Whitney test.
Result: The result of the Kolmogorov-Smirnov test for resilience data compared to the anxiety factors showed that the data is not normally distributed (p<0.05), with a mean score of 69,39 ± 14,11. According to the Mann Whitney test, resilience and anxiety showed a significant relationship (asymp. sig. (2-tailed) = 0.00) in which lower resilience level is correlated with anxiety.  
Conclusion: Resilience has significant and inverse relationship with anxiety in third year medical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Nadira
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mengukur penerimaan diri digunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), sementara itu untuk kecemasan menghadapi masa depan digunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Zalenksi (1996) yaitu Future Attitude Scale (FAS). Partisipan dalam penelitian ini adalah 101 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan (r = -0,419).

This research aim to find correlation between future anxiety and selfacceptance among Faculty of Psychology of Universitas Indonesia student. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire developed by Chamberlain and Haaga (2001) was used to measure self-acceptance, while Future Attitude Scale developed by Zaleksi (1996) was used to measure future anxiety. Participants in this research were 101 students of Faculty of Psychology of Universitas Indonesia. Pearson correlation analysis technique was used to answer the research problem. The result showed that there was a negative significant correlation between self-acceptance and future anxiety (r = -0,419)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Putri Nisrina
"Kecemasan dalam menghadapi pandemi COVID-19 dapat terjadi pada siapapun. Kecemasan dapat membuat seseorang bertingkah laku di luar akal sehat mereka. Pada kasus pandemi COVID-19 salah satu kecemasan yang terjadi adalah kecemasan akan tertular oleh virus COVID-19. Untuk mengurangi penularan COVID-19 dilakukan tindakan protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas. Protokol kesehatan tersebut harus dipatuhi untuk menghindari penyebaran virus yang semakin meluas, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat kecemasan terhadap pandemi COVID-19 dan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 dan korelasi diantara keduanya. Diduga ada perbedaan pada tingkat kecemasan, tingkat kepatuhan dan korelasi antara keduanya pada mahasiswa antar rumpun ilmu di Universitas Indonesia. Karena itu perbedaan rata-rata skor dari tingkat kecemasan, tingkat kepatuhan dan korelasi keduanya akan dianalisis untuk rumpun ilmu yang ada di Universitas Indonesia. Hal ini akan membantu pihak terkait untuk membuat kebijakan yang lebih efisien dan tepat sasaran untuk mengurangi tingkat kecemasan dan menaikkan tingkat kepatuhan secara umum maupun di setiap rumpun ilmu. Metode utama yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis dan korelasi Spearman. Penelitian dilakukan pada 306 mahasiswa Universitas Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan 15 pertanyaan mengenai kecemasan dan 25 pertanyaan mengenai kepatuhan dengan skor 1-5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata skor tingkat kecemasan antar rumpun ilmu dan tidak terdapat perbedaan rata-rata skor tingkat kepatuhan antar rumpun ilmu di Universitas Indonesia. Untuk Rumpun Ilmu Kesehatan terdapat korelasi negatif antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan. Untuk Rumpun Ilmu Sains dan Teknologi maupun untuk Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora didapatkan bahwa tidak terdapat korelasi antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan.

Anyone can experience anxiety as a result of the COVID-19 pandemic. Anxiety can cause a person to act in ways that are contrary to their common sense. One of the concerns that arises in the case of the COVID-19 pandemic is the fear of becoming infected with the virus. To reduce COVID-19 transmission, the 5M health protocol is followed, which includes wearing masks, washing hands, maintaining a safe distance, avoiding crowds, and limiting mobility. These health protocols must be followed to prevent the spread of the virus, which appears to be spreading but is not. The goal of the study was to look at the COVID-19 pandemic's anxiety levels and the COVID-19 health protocol's compliance levels, as well as the relationship between the two. It is suspected that students in the Universitas Indonesia knowledge group have different levels of anxiety, compliance, and correlations between the two. As a result, for the existing science group at Universitas Indonesia, the difference in average scores from anxiety levels, compliance levels, and correlations will be examined. This will assist the relevant parties in developing more effective and targeted policies to reduce anxiety and increase compliance across the board, as well as in each knowledge group. The Kruskal-Wallis test and the Spearman correlation are the most commonly used methods. The research involved 306 students from Universitas Indonesia. Questionnaires with 15 anxiety questions and 25 complince questions were used to collect data, with scores ranging from 1 to 5. According to the findings of this study, at the Universitas Indonesia, there is a difference in average anxiety level score between the knowledge group and no difference in average compliance level score between the knowledge group. Anxiety levels and compliance levels are negatively correlated in the Health knowledge group. There is no correlation between anxiety levels and compleance levels in Science and Technology, as well as the Social Sciences and Hummanities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Pangestuti
"Abstrak

Latar Belakang: Kecemasan terhadap perawatan gigi disebut kecemasan dental yang menjadi tantangan dokter gigi dan pasien karena seseorang akan menghindari, bahkan menolak perawatan gigi, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan mulut dan kualitas hidup seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dental mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan di Universitas Indonesia, serta hubungannya dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, berupa self report questionarre. Responden berasal dari mahasiswa aktif Universitas Indonesia dengan teknik convenience sampling. Instrumen kuesioner ini, yaitu Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Data dianalisis menggunakan IBM SPSS software versi 25 dengan uji chi square. Hasil Penelitian: Sebanyak 72% mahasiswa mengalami cemas rendah dan 33,2% mahasiswa dengan prosedur sangat cemas adalah suntikan anestesi lokal. Berdasarkan analisis bivariat, terdapat perbedaan signifikan mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan dengan tingkat kecemasan dental (p-value 0,003). Sebaliknya, faktor demografi (jenis kelamin dan tahun studi) memiliki p-value >0,05 atau tidak berbeda signifikan. Kemudian, perilaku kesehatan gigi dan mulut berbeda signifikan dengan tingkat kecemasan dental (p-value <0,05). Kesimpulan: Mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan berbeda signifikan terhadap tingkat kecemasan dental. Begitu juga dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut walaupun faktor demografi tidak berbeda signifikan. Maka dari itu, perlu manajemen efektif dari dokter gigi  dalam meminimalisasi kecemasan dental.


Background: Anxiety towards dental treatment is called dental anxiety which is a challenge for dentists and patients because people will avoid, even refuse dental treatment, thus adversely affecting their oral health and quality of life. Objective: To determine the difference in dental anxiety levels between health and non-health students at the University of Indonesia, and its relationship with oral health behavior. Methods: This study used a cross-sectional method, in the form of a self-report questionarre. Respondents came from active students of the University of Indonesia with convenience sampling technique. This questionnaire instrument, the Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Data were analyzed using IBM SPSS software version 25 with chi square test. Results: A total of 72% of students experienced low anxiety and 33.2% of students with very anxious procedures were local anesthetic injections. Based on bivariate analysis, there was a significant difference between health and non-health students with dental anxiety level (p-value 0.003). In contrast, demographic factors (gender and year of study) had a p-value >0.05 or not significantly different. Then, oral health behavior was significantly different from the level of dental anxiety (p-value <0.05). Conclusion: Health and non-health students have significantly different levels of dental anxiety. Likewise, oral health behavior despite demographic factors is not significantly different. Therefore, effective management from dentists is needed to minimize dental anxiety."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mari Magdalena S
"Keterampilan berbicara di muka umum adalah suatu hal yang penting, baik dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan di perguruan tinggi, maupun dunia pekerjaan. Dalam dunia pendidikan, keterampilan tersebut memungkinkan mahasiswa untuk aktif berpartisipasi di dalam kelas. Dalam dunia pekerjaan, keterampilan tersebut memungkinkan seseorang untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan membangun karir yang sukses. Sungguh pun demikian, menjadi seorang pembicara yang efektif bukanlah hal yang mudah, antara lain individu harus memiliki kepercayaan dan kontrol diri yang adekuat. Pembicara yang efektif mampu mengatasi kecemasan yang timbul karena harus tampil dan disorot di muka banyak orang.
Melalui pengamatan sepintas peneliti terhadap mahasiswa-mahasiswa S-l di UI, diperoleh kesan bahwa tugas berbicara di muka umum hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa yang telah terampil berbicara di muka umum organisasi di sekolah/ kampus. Mahasiswa-mahasiswa lain, yang belum terbiasa tampil di muka umum, cenderung enggan melakukan tugas berbicara di muka umum dan lebih suka karena keterlibatannya dalam untuk mendelegasikan tugas tersebut pada rekan-rekannya yang dianggap lebih kompeten. Hal ini merupakan suatu kesenjangan karena sebagai seorang calon Saijana, tiap mahasiswa diharapkan mampu mengemukakan pendapatnya di muka forum ilmiah.
Berbicara di muka umum menuntut individu untuk memfokuskan atensinya ke luar diri, pada kebutuhan hadirin serta konteks fisik dan sosial di mana komunikasi berlangsung. Oleh karena itu, individu dengan kecenderungan yang besar untuk memfokuskan atensi pada diri, pada pikiran, perasaan, tingkah laku, atau penampilannya, diasumsikan akan mengalami hambatan dalam berbicara di muka umum karena manusia memiliki kapasitas atensi yang terbatas. Ditinjau dari usianya, sebagian besar mahasiswa masih dapat digolongkan sebagai remaja, yaitu remaja akhir. Salah satu ciri kepribadian yang khas pada masa remaja adalah kecenderungan memfokuskan atensi pada diri (disebut juga kesadaran-diri) yang ekstrim. Melalui penelitian ini, peneliti ingin membuktikan bahwa kecenderungan memfokuskan atensi pada diri pada mahasiswa berhubungan dengan kecemasannya dalam berbicara di muka umum.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kesadaran-diri dan kecemasan berbicara di muka umum. Di samping itu, penelitian ini diharapkan juga memiliki manfaat praktis bagi mahasiswa yang mengalami kecemasan berbicara di muka umum. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 191 orang, yang terdiri dari mahasiswa S-1 dari berbagai fakultas di UI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Untuk pengumpulan data, digunakan alat ukur berupa kuesioner, yang terdiri dari pengantar mengenai berbicara di muka umum, skala yang mengukur kesadaran-diri, skala yang mengukur kecemasan berbicara di muka umum, dan data kontrol.
Kedua skala yang telah disebutkan merupakan skala Likert berbahasa Inggris yang telah dibakukan. Sebelum digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan adaptasi atas kedua skala tersebut. Hasil uji hipotesa menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kesadaran-diri dengan kecemasan berbicara di muka umum. Namun, setelah ditelaah lebih lanjut, ditemukan hubungan yang bervariasi antara tiap dimensi kesadaran-diri dengan kecemasan berbicara di muka umum. Di samping hasil uji hipotesa, diperoleh pula beberapa hasil sampingan yang membuat hasil penelitian ini menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>