Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Irfarinda
"Tesis ini membahas tentang timbulnya proses kepercayaan antara pemulung dan pengepul. Kepercayaan yang berkembang tersebut diketahui dapat membentuk kapital sosial di dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul. Elemen kapital sosial selain kepercayaan juga ditemukan dalam penelitian ini, diantaranya unsur jaringan dan norma yang digunakan untuk memperlancar aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul.
Fokus penelitian ini adalah unsur percaya antara pemulung dan pengepul dan kontribusinya unsur percaya tersebut pada kelancaran aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul. Rasa saling percaya antara keduanya juga dianggap penting dalam rangka meningkatkan kapital sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul ini besar dipengaruhi oleh rasa saling percaya. Hubungan kerja kedua aktor ini dapat langgeng selain karena mendapat mutual benefit, keduanya juga sudah memiliki rasa saling percaya. Rasa percaya yang terjadi di antara kedua aktor semakin kuat, maka dapat meningkatkan unsur jaringan dan melonggarkan unsur norma, sehingga kapital sosial dapat dikatakan meningkat.

This thesis discusses the emergence of a trust process between scavengers and collectors. This growing belief is known to form social capital in the working relationship between scavengers and collectors. Elements of social capital other than trust are also found in this study, including the elements of networks and norms used to facilitate buying and selling activities between scavengers and collectors.
The focus of this study is the element of trust between scavengers and collectors and the contribution of these elements of trust in the smoothness of buying and selling activities between scavengers and collectors. The mutual trust between the two is also considered important in order to improve social capital.
The results showed that in the working relationship between scavengers and collectors is greatly influenced by mutual trust. The working relationship of these two actors can be lasting apart from having mutual benefit, they also have mutual trust. The trust between the two actors is getting stronger, it can increase the elements of the network and loosen the elements of the norm, so that social capital can be said to increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Halim Sani
"Tesis ini membahas tentang Kapital Sosial dalam Organisasi Pelayanan; Studi Atas Pelayanan Sosial Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapital sosial dalam KPAI kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, kapital sosial belum mampu membuat kinerja organisasi yang baik, sehingga pelayanan berjalan lambat. Namun dengan itu semua, keberadaan KPAI mulai dipertimbangkan secara politis dalam tingkatan nasional. Sedangkan fungsi kapital sosial dalam pelayanan sosial KPAI membantu proses perlindungan anak seperti, konseling, advokasi kebijakan agar ramah anak dan advokasi terhadap klien dalam meghadapi kasusnya melalui mitra KPAI.

This thesis discusses Social Capital in Social Organization; Study About Social Service of Indonesian Children Protection Council, by using a descriptive qualitative approach. The result of this research show that social capital in KPAI is not going well. It is because social capital in this institution less power to influence a good organization performance, then make the service going slowly. Nevertheles, the existence of KPAI began to be taken into account in national political arena. Beside of this, the function of social capital in social service of KPAI help the children protection process counseling, such as public policy advocay to be child-friendly policy and clients advocacy to face their cases through KPAI partner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fathanah As'ad
"Forum Anak Kota Depok adalah wadah partisipasi anak dalam mewujudkan partisipasi anak-anak di tingkat lokal hingga nasional. Dalam hal ini, Forum Anak menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan partisipasi masyarakat yang minim. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kapital sosial untuk mendukung kinerja Forum Anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya pengembangan kapital sosial yang dilakukan oleh Forum Anak Kota Depok dalam menjalankan perannya, serta melihat manfaat dari upaya tersebut dalam memperkuat partisipasi anak di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk menggambarkan secara rinci elemen-elemen kapital sosial yang dimanfaatkan oleh Forum Anak Kota Depok. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen, dengan informan yang terdiri dari pengurus 2 orang Forum Anak dan 2 orang Fasilitator Forum Anak Kota Depok. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode induktif, melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengembangan jaringan, norma, dan kepercayaan yang dilakukan oleh Forum Anak Kota Depok berkontribusi dalam mendukung kegiatan organisasi dan mencapai tujuan bersama. Dalam pengembangan jaringan, Forum Anak menciptakan lingkungan yang inklusif melalui pendekatan internal dan eksternal. Secara internal, kegiatan informal seperti menonton film bersama, berbincang santai, dan berfoto di photobox setelah acara resmi mempererat hubungan antar anggota dan membangun bonding social capital. Secara eksternal, Forum Anak aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jaringan organisasi melalui bridging social capital, yang memberikan akses ke sumber daya baru dan mendukung keberlanjutan program. Dalam pengembangan norma, prinsip keterbukaan, profesionalitas, dan sopan santun menjadi panduan yang menciptakan lingkungan yang terbuka dan mendorong rasa saling percaya. Norma tersebut juga memperkuat identitas kolektif organisasi dan menjaga hubungan harmonis dengan pihak eksternal. Pengembangan kepercayaan dilakukan melalui komunikasi yang transparan, keberhasilan program berdampak nyata, dan interaksi konsisten dengan mitra eksternal, yang meningkatkan kredibilitas organisasi dan membuka peluang kolaborasi lebih luas. Manfaat dari pengembangan kapital sosial meliputi penguatan solidaritas internal, akses terhadap sumber daya, efisiensi pembagian tugas, dan peningkatan pengenalan organisasi di masyarakat. Kapital sosial membantu Forum Anak Kota Depok mengatasi tantangan seperti ketidakpercayaan masyarakat dan anggapan ketidakmampuan, dengan memperkuat hubungan strategis dan meningkatkan keberlanjutan organisasi.

The Children's Forum of Depok City serves as a platform for children's participation, aiming to enhance child involvement at local and national levels. The Forum faces challenges such as limited resources and low community participation. Consequently, the development of social capital is essential to support its performance. This study aims to describe the efforts of the Children's Forum in developing social capital and examine the benefits of these efforts in strengthening children's participation in society. A qualitative descriptive approach was employed to detail the elements of social capital utilized by the Forum. Data was collected through in-depth interviews and document reviews involving two board members of the Children's Forum and two facilitators. The data was analyzed using an inductive method, including data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results indicate that the Forum develops networks, norms, and trust to support its organizational activities and goals. Internal network development includes informal activities, such as watching movies together and casual discussions, which strengthen relationships and build bonding social capital. Externally, the Forum collaborates with various stakeholders, such as government agencies and NGOs, to expand its network through bridging social capital, providing access to new resources and ensuring program sustainability. Norm development emphasizes openness, professionalism, and courtesy, fostering a trusting environment and reinforcing the Forum's collective identity. Trust is cultivated through transparent communication, impactful program outcomes, and consistent interactions with external partners, enhancing the organization's credibility and opening broader collaboration opportunities. The benefits of social capital development include strengthened internal solidarity, access to resources, task efficiency, and increased organizational recognition in society. Social capital enables the Forum to address challenges, such as public mistrust and perceptions of incompetence, by fostering strategic relationships and ensuring organizational sustainability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Waliyyu Ramadhon
"Penelitian ini berfokus untuk melihat pengembangan kapital sosial linking di Institut Musik Jalanan (IMJ) dan manfaat yang didapat dari pengembangan kapital sosial linking tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kapital sosial linking di IMJ dilakukan sejak proses IMJ menjalin kerja sama dengan mitra hingga pada upaya mempertahankan kerja sama dengan mitra. Pengembangan kapital sosial linking berkaitan dengan upaya IMJ membangun jaringan, norma, dan kepercayaan dalam hubungan kerja sama dengan mitra. Berbagai upaya yang dilakukan membantu IMJ dalam mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu mewujudkan kesejahteraan pengamen jalanan.

This research focuses on looking at the development of linking social capital at Institut Musik Jalanan (IMJ) and the benefits derived from the development of social linking capital. This research uses a qualitative approach with descriptive research. The results showed that the development of social capital linking at IMJ was carried out from the process of IMJ collaborating with partners to efforts to maintain cooperation with partners. The development of social linking capital is related to IMJ's efforts to build networks, norms, and trust in cooperative relationships with partners. Various efforts have been made to assist IMJ in accessing the resources needed to help realize the welfare of street buskers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Intan Adella
"Pemulung bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mengumpulkan sampah melakukan pemilihan lokasi yang menghasilkan lokasi utama dan lokasi alternatif. Pilihan yang diambil dipengaruhi oleh karakteristik lokasi dan faktor pertimbangan. Karakteristik lokasi yang memengaruhi pilihan lokasi pemulung adalah waktu operasional pemulung, kebiasaan masyarakat memilih sampah, dan aturan serta pengemanan lokasi tersebut. Faktor pertimbangan pemulung memilih lokasi adalah jarak, waktu dan persaingan. Pilihan lokasi tersebut dikaitkan dengan identitas gender dan lama pengalaman pemulung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam dan observasi lapangan.
Hasil yang ditemukan adalah pemulung yang lebih berpengalaman bergerak menuju lokasi mengambil sampah pada waktu-waktu sampah banyak, sedangkan pemulung yang cukup berpengalaman memilih lokasi yang berbeda untuk menghindari persaingan namun lokasi yang ditujunya lebih banyak dibandingkan yang kurang berpengelaman.

Scavengers move from one location to another to collect garbage to choose the location that produces the main location and alternative location. The choices taken are influenced by location characteristics and consideration factors. The location characteristics that influence the choice of scavenger location are the operational time of the waste picker, the community 39 s habit of choosing the waste, and the rules and the location of the location. Scavenger consideration factors to choose the location is distance, time and competition. The choice of location is linked to gender identity and the length of scavenger experience. The method used is qualitative method by in depth interview and field observation.
The results found are more experienced scavengers moving to the location of picking up garbage at many garbage times, whereas experienced scavengers choose different locations to avoid competition but the location of the target is more than the less experienced.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Rachelda
"Implementasi digital dalam bisnis memunculkan adanya peluang, tantangan, dan aktivitas baru dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan modal sosial sebagai instrumen utama dalam menjalankan aktivitas bisnis UMKM yang berada di lingkup digital melalui sudut pandang antropologis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi untuk memberikan deskripsi mengenai peran relasi sosial, kepercayaan, dan resiprositas dalam berbagai tahapan bisnis dan dinamika yang muncul antarpihak. Keberadaan modal sosial dalam UMKM digital mengimplikasikan adanya signifikansi aspek sosial dalam aktivitas ekonomi digital, sekaligus dinamika yang muncul antara pelaku usaha dengan relasi sosial yang dimilikinya dalam memanfaatkan modal sosial.

Digital implementation in business raises new opportunities, challenges, and activities in its implementation. This paper examines the use of social capital as the main instrument in implementing Small-Micro Enterprises activities in the digital sphere. The existence of social capital in digital Small-Micro Enterprises implies the significance of social aspects in digital economic activities, it also implies the dynamics that emerge between business actors and the social relations when utilizing social capital. This research uses qualitative research using an ethnographic approach to provide a holistic description for the role of social relations, trust, and reciprocity in various stages of business and the upheavals that arise between parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Islamic
"Dengan mengambil konteks diskusi perkembangan gerakan agraria, studi ini ingin menjelaskan upaya komunitas petani dalam meningkatkan daya tahan hidup di Hutan Negara berbasis kapital sosial. Studi kasus pada komunitas petani Moro-Moro di Register 45, Mesuji. Adapun kapital sosial dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek, yakni kapital sosial komunitarian, jaringan dan institusional. Lewat pendekatan studi kualitatif, pertama dari aspek kapital sosial komunitarian Moro-Moro memperlihatkan kemampuan menciptakan kapital sosial dengan didasari oleh sejarah kemunculan sebagai sebuah komunitas yang spontanitas; kedua dari aspek kapital sosial jaringan Moro-Moro menunjukan kemampuan untuk mengembangkan jaringan yang kemudian berkontribusi pada penguatan internal dan penggalangan dukungan dari berbagai stakeholder untuk bertahan di Register 45; ketiga secara institusional kapital sosial Moro-Moro dapat berkembang karena ada pembiaran atas kondisi Register 45 dan sementara Moro-Moro kemudian berkembang menjadi kampung. Bahkan berangsur-angsur negara mulai menunjukan keberpihakan meskipun legalitas menduduki tanah belum kunjung juga didapatkan. Secara teoritis studi ini memperlihatkan bahwa kapial sosial komunitarian ternyata mampu menjadi landasan untuk mengembangkan kapital sosial lebih lanjut yang kemudian mampu berkontribusi pada peningkatan sosial ekonomi komunitas petani.

By taking the context of the discussion of the development of the agrarian movement, this study want to explain the efforts of the farming community in improving survival in the State Forest-based social capital. Case studies on the farming community Moro-Moro in Register 45, Mesuji. The social capital in this study viewed from three aspects, namely the communitarian social capital, networks and institutional. Through a qualitative study approach, the first of the communitarian social capital aspects of Moro-Moro demonstrate the ability to create social capital based on the historical emergence as a community of spontaneity; then second, from the aspect of social capital networks Moro-Moro show the ability to develop a network which then contribute to the strengthening of internal and raising support from various stakeholders to survive in register 45; third, institutional of Moro-Moro social capital can develop because there is negligence on the condition register 45 and while Moro-Moro developed into the village. Even the state gradually began to show partiality though legality occupied land has not yet well established. Theoretically, this study shows that social kapial communitarian was able to form the basis for further developing social capital that is then able to contribute to the socio-economic improvement of the farming community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innocentius Bernarto
"[ABSTRAK
Berangkat dari tergerusnya seni dan budaya Minahasa, kerukunan keluarga kawanua aktif berperan untuk melestarikan seni budaya Minahasa. Namun tidak hanya itu saja, kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek juga berperan dalam pembangunan daerah Minahasa. Bidang yang menjadi perhatian dari kerukunan keluarga kawanua terkait dengan pembangunan daerah selain bidang budaya adalah bidang ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Tesis ini membahas
mengenai peran kerukunan keluarga kawanua sebagai modal sosial berbasis etnis dalam kontribusinya terhadap pembangunan daerah Minahasa. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus kerukunan keluarga kawanua di Jabodetabek. Peran peneliti disini adalah pengamat sebagai peserta (observer as participant). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap informan yang ada di Jakarta dan di Manado. Metode triangulasi dilakukan untuk mengkonfirmasi data yang telah diperoleh yakni dengan melakukan pemeriksaan melalui pengamatan, dokumentasi dan informan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kerukunan keluarga kawanua berperan sebagai revitalisasi, pengembangan SDM, informatif, pengaruh dan fasilitator dengan memperhatikan konteks teknologi informasi dan komunikasi, bisnis dan ekonomi, sosial budaya dan politik. Hubungan kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek dengan perkumpulan kawanua sangat erat. KKK selalu melibatkan anggotanya di dalam setiap kegiatan. Kemudian hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan masyarakat Minahasa erat dan emosional. Hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah bersifat informal dan tidak seerat hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan perkumpulan kawanua dan masyarakat Minahasa. Oleh karena itu, hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa. This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the study revealed that kerukunan keluarga kawanua's role is revitalization, human resource development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of information and communication technology, business and economics, social, cultural and political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus, kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact. Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased.;Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua?s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased, Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua’s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>