Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184760 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Ayu Kade Sri Widiastuti
"ABSTRAK
Anak sakit menjadi alasan ibu untuk tidak hadir atau bekerja tidak optimal. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan praktik pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi anak sakit dan produktivitas ibu tenaga kesehatan. Penelitian kuantitatif desain cross- sectional dengan sampel 160 ibu pekerja tenaga kesehatan di rumah sakit di kota dan kabupaten di Samarinda. Hasil menunjukan ada hubungan yang signifikan antara praktik pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi anak sakit dan produktivitas ibu tenaga kesehatan (p=0.002). Hasil analisis menunjukan OR=3,22 pada variabel frekuensi anak sakit dan OR=2,99 pada variabel produktivitas ibu. Rekomendasi untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan secara kualitatif mengeksplorasi pengaruhnya terhadap kesehatan anak dan produktivitas ibu serta perlu instrumen khusus untuk mengukur produktivitas ibu menyusui dan standar untuk memperkirakan waktu yang hilang karena presenteeism. Perlunya adanya regulasi terkait cuti melahirkan dan menyusui tanpa melihat status kepegawaian responden.

ABSTRACT
The sick child becomes the reason for the mother not to attend or work not optimal. This study aims to examine the relationship of exclusive breastfeeding practices to the frequency of sick children and the productivity of health-care mothers. Quantitative research of cross-sectional design with a sample of 160 mothers of health workers at hospitals in cities and districts in Samarinda. The results show that there is a significant relationship between exclusive breastfeeding practices and the frequency of sick children and the productivity of health-care mothers (p = 0.002). The results of analysis showed OR = 3.22 on the variable frequency of sick children and OR = 2.99 on the variable productivity of the mother. Recommendations for identifying factors affecting exclusive breastfeeding practices for health workers qualitatively explore their impact on child health and maternal productivity and need special instruments to measure breastfeeding mothers productivity and standards for estimating lost time due to presenteeism. The need for regulation related to maternity leave and breastfeeding regardless of employee's status."
2018
T50384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Imro Atussoleha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan frekuensi diare pada anak 10-23 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap 95 responden yang dilakukan secara purposive sampling di Puskesmas Tugu, Depok pada 20 Maret - 27 April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner, observasi rumah, dan pengukuran status gizi (berat badan dan panjang badan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 35,8% sampel menderita diare lebih dari sekali dalam 4 bulan terakhir (lebih dari median frekuensi dunia). Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor anak (berat bayi lahir (OR=4,0), status gizi BB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=5,8), status gizi BB/U saat ini (OR=8,3), status gizi PB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=16,8), status gizi PB/U saat ini (OR=14,8), dan ASI eksklusif (OR=5,2)), faktor ibu (perilaku ibu (OR=4,3)), faktor keluarga (status ekonomi keluarga (OR=4,3) dan jumlah balita dalam keluarga (OR=8,3)), dan faktor lingkungan (sumber air bersih (OR=6,4), kondisi jamban/WC (OR=4,6), sarana pembuangan air limbah (OR=6,2), pengolahan sampah rumah tangga (OR=5,5), dan kepadatan huni (OR=3,7)) dengan frekuensi diare.
Penulis menyarankan kepada Puskesmas Tugu untuk melakukan promosi kesehatan dan edukasi melalui penyuluhan dan konseling untuk menurunkan angka kejadian diare pada anak 10-23 bulan.

The objective of this study was to identify factors which associated with with diarrhea frequency among children 10-23 months. The method used in this study is cross sectional design which was conducted with 95 respondents which took with pusposive sampling at Tugu Community Health Center, Depok in March 20th until April 27th 2012. Data were collected through interview referring to the questionnaire, house observation, and measurement of nutritional status (weight and length).
The result of this study showed that 35,8% people were experience diarrhea more than once in the last 4 months (more than the frequency of world median). There were significant association between children factors (baby birth weight (OR=4,0), nutritional status W/A average in last 4 months (OR=5,8), current nutritional status of W/A (OR=8,3), nutritional status H/A average in last 4 months (OR=16,8), current nutritional status of H/A (OR=14,8), and exclusive breastfeeding (OR=5,2)), maternal factors (maternal behavior (OR=4,3)), family factors (economics status of the family (OR=4,3) and number of under five in the family (OR=8,3)), and environmental status (source of clean water (OR=6,4), condition of latrines (OR=4,6), waste disposal facilities (OR=6,2), household waste treatment (OR=5,5), and the density of habitation (OR=3,7)) with diarrhea frequency.
The author suggest to Tugu Community Health Center to conduct health promotion and education through education and counseling program for decreasing the incidence of diarrhea in children 10-23 months."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiola Rizanti
"World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Dari jumlah 65.929 bayi di Jakarta Timur, hanya 18.801 (28,52 %) yang menerima ASI eksklusif (Depkes, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan lama pemberian ASI eksklusif pada anak. Penelitian dilakukan di Jakarta Timur pada tanggal 1 Maret 2011 sampai 1 April 2012. Didapatkan 454 orang responden yang memenuhi kriteria, sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan sedang (72,7%).
Dari 401 orang responden yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya, 198 orang memberikan ASI eksklusif selama kurang dari 6 bulan (43,6%), 66 orang memberikan ASI eksklusif selama lebih dari 6 bulan (14,6%), dan 137 orang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan (30,1%). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p=0,692) antara tingkat pendidikan ibu dengan lama pemberian ASI eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif oleh para ibu.

World Health Organization (WHO) recommended exclusive breastfeeding for six months long. From 65.929 infants in East Jakarta, only 18.801 (28,52%) were exclusively breastfed (Depkes, 2007). The purpose of this research is to find whether or not a relationship exists between mothers’ level of education and the duration of exclusive breastfeeding in children. The research was conducted in East Jakarta from March 1st 2011 to April 1st 2012. 454 respondents who met the criterias were acquired, most have moderate level of education (72,7%).
From the 401 respondents who exclusively breastfed their children, 198 did for less than 6 months (43,6%), 66 did for more than 6 months (14,6%), and 137 did for 6 months (30,1%). No significant relationship was found (p=0,692) between the level of mothers’ education and the duration of exclusive breastfeeding in their children. This result suggests that there are other factors that affect mothers’ behavior on exclusive breastfeeding.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irianti
"Efikasi diri menyusui merupakan prediktor durasi pemberian ASI eksklusif. Ibu bekerja di rumah sakit dapat mempengaruhi keputusan ibu yang melahirkan di rumah sakit agar dapat memberikan ASI secara eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit dengan pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian adalah cross-sectional. Sembilan puluh ibu bekerja di rumah sakit menjadi sampel penelitian, diambil secara consecutive sampling. Analisis menggunakan uji Chi Square. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit dengan pemberian ASI eksklusif. Efikasi diri menyusui ibu bekerja di rumah sakit perlu ditingkatkan agar pemberian ASI eksklusif juga meningkat.

Breastfeeding self-efficacy is a predictor of the duration of exclusive breastfeeding. A mother who works at the hospital may influence the decision of another mother who gave birth in hospital in order to provide exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine the relation between the breastfeeding self-efficacy of the hospital working mother with the exclusive breastfeeding. The design of the study design is cross-sectional. There are ninety hospital working mothers as the research samples, which conducted by consecutive sampling. The analysis in this study is using Chi Square test. There is a significant relation between the breastfeeding self-efficacy of the hospital working mother with the exclusive breastfeeding. This finding has implication for hospital working mother?s breastfeeding self-efficacy needs to be improved so that exclusive breastfeeding also increases."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Aulia Fitri
"Pneumonia merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati, namun menjadi penyebab utama kematian balita di dunia, terutama pada usia kurang dari dua tahun. Pada tahun 2015, konsentrasi pneumonia berada di sepuluh negara dan Indonesia menjadi salah satunya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 dengan rancangan penelitian cross-sectional yang bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan gejala pneumonia pada Baduta usia 0-23 bulan di Indonesia dikontrol dengan variabel kovariat (usia, jenis kelamin, berat badan lahir, status imunisasi dasar, pemberian vitamin A, pendidikan ibu, status bekerja ibu, status ekonomi, bahan bakar memasak, ART perokok dalam rumah, tipe tempat tinggal) dengan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian ini, OR= 12,72 (95% CI= 2,69 – 60,09), Baduta yang tidak diberi ASI eksklusif memiliki risiko 13 kali lebih besar untuk menderita gejala pneumonia dibandingkan Baduta yang diberi ASI eksklusif, setelah dikontrol dengan usia Baduta, efek modifikasi ASI eksklusif dengan pemberian vitamin A, dan efek modifikasi tidak diberi ASI eksklusif dengan pemberian vitamin A.

Pneumonia is a preventable and treatable disease, but it is a major cause of infant mortality in the world, especially in child under two aged. In 2015, the concentration of pneumonia was in ten countries and Indonesia became one of them. This study is a secondary data analysis of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-sectional study design that aims to determine the effect of exclusive breastfeeding with symptoms of pneumonia in Indonesia among under two children aged 0-23 months controlled by covariate variables (age, sex, birth weight , basic immunization status, vitamin A, mother’s education, maternal working status, economic status, cooking fuel, household member smoker, and type of residents) with a multivariate logistic regression of risk factor model analysis. Results of this study, OR= 12,72 (95% CI= 2,69 – 60,09), Baduta who were not given exclusive breastfeeding had a 13 times greater risk of pneumonia symptoms than those who were given exclusive breastfeeding, after being controlled by the age of Baduta, the effect of exclusive breastfeeding by giving vitamin A, and the effect of modification not given exclusive breastfeeding with vitamin A."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hastuty
"Pemberian ASI eksklusif didefinisikan sebagai tidak memberikan makanan atau minuman lain, bahkan air, kecuali air susu ibu selama 6 bulan kehidupan, tetapi diperbolekan untuk menerima oralit, obat tetes dan sirup (vitamin, mineral dan obat-obatan). Di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara pada tahun 2013 diketahui cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 57,77%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara Jakarta Selatan tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Desember 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 112 ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan menggunakan instrument kuesioner.
Hasil penelitian mendapatkan sebesar 16,1% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan uji statistik diketahui pendidikan (p=0,021 OR=8,365), pengetahuan (p=0,032 OR=3,704) dan sikap (p=0,000 dan OR=11,282) memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif.
Disarankan kepada Dinas kesehatan dan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan menyusui melalui berbagai program penyuluhan, konseling, dan membuat kelompok atau kelas ibu hamil dengan memperbanyak materi tentang ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is defined as no other food or drink, not even water, except breast milk (including milk expressed or from a wet nurse) for 6 months of life, but allows the infant to receive ORS, drops and syrups (vitamins, minerals and medicines). Percentage of exclusive breastfeeding in North Petukangan Village Health Center in 2013 known about 57.77%.
This study aimed to determine the relationship characteristics, knowledge and attitudes of mothers with exclusive breastfeeding in North Petukangan Village Health Center in South Jakarta 2014.
This study used a cross-sectional design, which was done in December 2014 with a total sample of 112 mothers were having babies aged 6-12 months. Data collected by interviews and using questionnaires as the instrument.
The results of a study reported by 16,1% of exclusively breastfeeding. Based on statistical test known to education (p=0,021 OR=8,365), knowledge (p=0,032 OR=3,704) and attitude (p= 0,000 OR=11,282) had a significant association with exclusive breastfeeding.
Suggested to to the Department of Health and North Petukangan Village Health Center to increase the knowledge of pregnant and lactating women through a variety of programs, such as education, counseling, and make a group or class of pregnant women with reproduce materials exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andayani
"Berbagai penelitian yang menganalisis tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif telah banyak dilakukan. Namun, penelitian yang menganalisis tentang pengalaman menyusui sebelumnya bagi ibu multipara (memiliki dua anak atau lebih) masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman menyusui sebelumnya terhadap pemberian ASI eksklusif balita berikutnya diantara ibu multipara dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa dibandingkan dengan variabel kontrol sosial ekonomi dan demografi lainnya, dapat disimpulkan bahwa pengalaman menyusui eksklusif sebelumnya adalah yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku menyusui anak berikutnya pada ibu multipara. Selain pengalaman menyusui, faktor yang pengaruhnya besar terhadap pemberian ASI eksklusif bagi ibu multipara adalah keberadaan orang tua perempuan (nenek), penolong persalinan dan tingkat pendidikan ibu.

Various studies that analyzed the factors influencing the exclusive breastfeeding have a lot investigated. Previous breastfeeding experiences for multiparous mothers (having two or more children), however, have been examined less frequently. This research aims to study the influence of previous breastfeeding experience for a mother?s earlier children on the practice of exclusive breastfeeding for her later children using the 2014 National Socio-Economic Survey (Susenas 2014). Binary logistic regression results show that compared with the socioeconomic and demographic control variables, it can be concluded that the previous exclusive breastfeeding experience is the greatest influence on the next breastfeeding practice. Besides breastfeeding experience, the factors that influence greatly to exclusive breastfeeding are the role of grandmother, birth attendants and mothers' education level."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Wulandari
"ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena ASI mengandung lebih dari 200 unsur unsur pokok yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat kekebalan,dll. Pemberian ASI eksklusif selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, juga dapat menekan AKB yang merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut WHO (2008) han ya 36% kelahiran bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif di tahun 2004. Hasil dari SUSENAS (2007-2008) cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008). Kota Karawang merupakan salah satu kota yang tingkat pencapaian ASI eksklusif masih rendah yaitu 9,5% pada tahun 2011. Rengas Dengklok merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Karawang yang mempunyai cakupan ASI eksklusif yang relatif rendah yaitu sebesar 4,27% di tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rengas Dengklok Kota Karawang tahun 2012.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional. Sampel penelitian ini adalah 120 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Analisa statistik mengunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (16,7%) ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari 6 variabel yang diteliti (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan dan sikap) diperoleh hanya faktor umur yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Diharapkan pada pemerintah Kota Karawang membuat kebijakan untuk mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif, dapat memberikan pelatihan kepada para bidan sebagai konselor ASI untuk memberikan perubahan perilaku masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif. Diharapkan pada penelitian selanjutnya secara kualitatif agar dapat menggali lebih dalam faktor faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif.

Breast milk is the most suitable food for babies because breast milk contains more than 200 elements of the basic elements needed for growth and development of infants, such as albumen, fat, carbohydrates, vitamins, minerals, immune substances, etc.. Exclusive breastfeeding can increase endurance in addition to the baby's body, also can reduce the infant mortality rate is one indicator of health status. According to WHO (2008) only 36% of infants in the world to receive exclusive breastfeeding in 2004. According to results of SUSENAS (2007-2008), Exclusive breastfeeding coverage in Indonesia showed a decrease of 62.2% (2007) to 56.2% (2008). Karawang City is one of the exclusive breastfeeding rates remain low achievement, namely 9.5% in 2011. Rengas Dengklok is one of the districts in the Karawang City that has a range of exclusive breastfeeding is relatively low, amounting to 4.27% in 2011. The purpose of this study is to determine the characteristics of the mother's relationship with the behavior of exclusive breastfeeding in the working area of the City Health Center Rengas Dengklok Karawang in 2012.
This research is descriptive method with Cross Sectional design. The research sample was 120 respondents. Techniques of data collection is done by using a questionnaire. Statistical analysis using univariate analysis and bivariate analysis. Statistical tests used were Chi Square test.
The result of this study showed only a small portion (16,7%) mothers who exclusively breasfed their infants. From 6 variables studied (age, education, occupation, parity, knowledge, and attitudes) obtained only age which related factor to the behavior of exclusive breastfeeding.
Karawang City government is expected to create policies to support mothers in exclusive breastfeeding, to provide training to midwives as a breastfeeding counselor to change community attitudes about the importance of exclusive breastfeeding. Expected in the future studies is qualitatively in order to deepen into the factors that most influence on the behaviour of exlusive breastfeeders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Mega Anara
"Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masuk dalam kategori provinsi dengan status gizi anak yang buruk. Meskipun demikian, dari studi sebelumnya didapatkan bahwa pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua termasuk yang terbaik. Karena adanya perbedaan tersebut, peneliti mencari tahu apakah ada hubungan antara pengetahuan pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan bayi dengan status gizi anak usia 0-36 bulan di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara 104 orang ibu dengan anak usia 0-36 bulan di berbagai kecamatan di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan pengetahuan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak usia 0-36 bulan (p > 0,05) dan hubungan pengetahuan pemberian makanan tambahan dengan status gizi anak usia 0-36 bulan (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan bayi dengan status gizi anak usia 0- 36 bulan di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua tahun 2014. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui adanya faktor-faktor lain yang kemungkinan berhubungan dengan status gizi anak usia 0-36 bulan di sana.

Papua is one of the provinces in Indonesia that included in category of provinces with poor nutritional status of children. Nonetheless, from a previous study found that 3 of 5 children received exclusive breastfeeding in Jayawijaya, Papua Province while studies state that exclusive breastfeeding have many advantages for child growth and development. Because of those previous studies, we found out whether there is a relation between knowledge in providing exclusive breastfeeding and complementary feeding with nutritional status of children aged 0-36 months in Jayawijaya Papua Province. This study is a cross-sectional study. Data were collected through interviews with 104 mothers of children aged 0-36 months and antrophometric measurements for children in various districts in Jayawijaya, Papua Province. We classified the nutritional status as based on the z-score categories (weight-for-height, height-for-age, and weight-for-age).
The results shows that the prevalence of of stunting and severely stunting (49,03%), according to height-for-age, is higher than national prevalence (40%). According to weight-for-height category, the prevalence of underweight children (12,50%) is hight than the national prevalence (11,9%). From the Chi square analysis, there was no relation between knowledge in providing exclusive breastfeeding and nutritional status of children aged 0-36 months (p> 0.05) and no relation between knowledge in providing complementary feeding and nutritional status of children aged 0-36 months (p > 0.05). Therefore, it can be concluded that there is no relation between knowledge in providing exclusive breastfeeding and complementary feeding with nutritional status of children aged 0- 36 months in Jayawijaya, Papua Province in 2014.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliawita Andrieni
"Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh faktor yang bersifat konteks dan penyebab langsung yang akan tampak pada usia 2 tahun. Stunting mencerminkan kekurangan gizi kronis yang pada jangka pendek berdampak pada meningkatnya kesakitan dan kematian, hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak, adanya ketidak seimbangan dari fungsi-fungsi tubuh, rendahnya kemampuan kognitif, motorik dan bahasa serta dampak jangka panjang berupa postur tubuh yang pendek, obesitas, menurunnya kesehatan reproduksi dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. ASI merupakan zat gizi sempurna untuk bayi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui hubungan antara riwayat mendapatkan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting setelah di kontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, dan status gizi pada anak pada usia 24-59 bulan di Kota Cilegon. Penelitian menggunakan desain studi kasus-kontrol pada 273 anak stunting (kasus) dan 546 anak tidak stunting (kontrol). Data diperoleh dari e-PPGBM Kota Cilegon bulan Agustus tahun 2022. Analisis multivariat pada hubungan ASI eksklusif terhadap kejadian stunting diperoleh nilai aOR 2,55 pada 95% CI 1,337-4,879 setelah dikontrol variabel jenis kelamin, status BBLR, status PBLR, status mendapatkan Vitamin A pada anak, status gizi, interaksi ASI eksklusif dengan jenis kelamin, dan interaksi ASI eksklusif dengan status gizi. Kandungan zat gizi pada ASI perlu diperhatikan agar anak memperoleh ASI yang cukup secara kualitas dan kuantitas untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Stunting is still a health problem in Indonesia caused by contextual factors and direct causes that will appear at the age of 2 years. Stunting reflects chronic malnutrition which in the short term has an impact on increasing morbidity and mortality, hinders the growth and development of children, there is an imbalance of bodily functions, low cognitive, motoric and language abilities as well as long term impacts in the form of short stature, obesity, decline in reproductive health and will further affect work productivity thereby affecting the quality of human resources. Breast milk is the perfect nutrient for babies according to their growth and development. WHO recommends exclusive breastfeeding in the first 6 months of life. The purpose of this study was to determine the relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting after controlling for variables such as gender, LBW status, LBL status, status of getting Vitamin A in children, and nutritional status in children aged 24-59 months in Cilegon City. The study used a case-control study design in 273 stunted children (cases) and 546 non-stunted children (controls). Data were obtained from the Cilegon City e-PPGBM in August 2022. Multivariate analysis on the relationship of exclusive breastfeeding to stunting events obtained an aOR value of 2,55 at 95% CI 1,337-4,879 after controlling for the variables gender, LBW status, PBLR status , status of getting Vitamin A in children, nutritional status, interaction of exclusive breastfeeding with gender, and interaction of exclusive breastfeeding with nutritional status. It is necessary to pay attention to the nutritional content of breast milk so that the child obtains sufficient quality and quantity of breast milk for growth and development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>