Penelitian ini menguji peran kepribadian proaktif sebagai mediator dalam hubungan antara keterlibatan orang tua (parental support dan parental action) dan efikasi diri dalam keputusan karier peserta didik SMA. Penelitian ini dilakukan pada 758 peserta didik SMA di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Efikasi diri dalam keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), keterlibatan orang tua diukur oleh Parent Career Behavior Checklist (PCBC), dan kepribadian proaktif diukur dengan Proactive Personality Scale (PPS). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mediasi melalui PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berperan secara parsial memediasi pengaruh parental support dan parental action terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Keterbatasan pada penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan pada beberapa aitem alat ukur CDSE-SF. Penelitian ini memberikan impilikasi, untuk konselor sekolah maupun orang tua yang memiliki anak pada tahapan eksplorasi, bahwa penting orang tua dalam terlibat dalam mendorong anak untuk menjadi lebih proaktif sehingga peserta didik dapat lebih yakin dengan pilihan kariernya.
This study examines the role of proactive personality as a mediator in the relationship between parental involvement (parental support and parental action) and career decision self-efficacy among high school student. The study was conducted on 758 high school students in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek). Career decision self-efficacy is measured by the Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), parental involvement is measured by the Parent Career Behavior Checklist (PCBC), and proactive personality is measured by Proactive Personality Scale (PPS). The mediation analysis technique was used PROCESS by Hayes. The results show that the proactive personality mediating partially the relationship between parental support and parental action with career decision self-efficacy among high school student. A limitation in this study need to improve several items on the CDSE-SF. Implications for school counselors and parents who have children at the exploration stage, it is important for parents to be involved in encouraging children to be more proactive. So, students can be more confident with their career choices.
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh work family conflict (WFC) dan family work conflict (FWC) terhadap turnover intention dengan job stress bertindak sebagai variabel mediasi dan self-efficacy bertindak sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equational Model (SEM) dan perangkat lunak lisrel 8.8 untuk pengolahan data. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan menggunakan sampel sebanyak 176 responden di rumah sakit wilayah Nusa Tenggara Barat. Data dikumpulkan menggunakan survei melalui kuesioner yang dibagikan secara online dan offline. Hasil penelitian menunjukan bahwa WFC dan FWC memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap job stress. Job stress memediasi secara parsial hubungan antara WFC dan turnover intention, sementara job stress memediasi secara penuh hubungan antara FWC dan turnover intention. Ditemukan juga bahwa self-efficacy sebagai variabel moderasi meningkatkan efek positif WFC dan FWC terhadap job stress. Hasil penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa penting bagi rumah sakit untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan efektif, memberikan batasan tanggung jawab dan peran, melihat kembali apa yang menjadi kesepakatan awal antara pihak rumah sakit dan perawat, serta memberikan afeksi dan motivasi agar perawat tidak mengalami stres berlebih sehingga tidak memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaanya
The purpose of this study was to determine the effect of work-family conflict (WFC) and family-work conflict (FWC) on turnover intention, in which job stress acted as a mediating variable and self-efficacy as a moderating variable. The study employed a quantitative research using surveys to 176 nurses from hospitals in West Nusa Tenggara. Data was collected by questionnaire which had been shared online and offline afterwards, data is analyzed using Lisrel 88 software and Structural Equation Modeling (SEM). The result showed that WFC and FWC had significant effects on job stress. Job stress partially mediated the relationship between WFC and turnover intention, while job stress fully mediated the relationship between FWC and turnover intention. It was found that self-efficacy acted as a moderating variable increasing the effects of WFC and FWC on job stress. The results of this study imply that hospitals need to create a supportive and effective work environment, set limits on responsibilities and roles, review preliminary agreements between the hospital and nurses, and provide affection and motivation to reduce excess stress on nurses, hence nurses do not have the intention to leave job.
Â
"