Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sebayang, Robby Gunawan
"Obesitas merupakan penurun kualitas hidup, menggangu emosi dan keuangan individu, keluarga dan sosial mereka. Subjek juga akan mengalami peninhgkatan resiko yang berkaitan dengan kondisi seperti penyakit jantung koroner, dibetes tipe II, stroke, osteoartritis dan kanker. Waist hip ratio (WHR), gambaran gula dan insulin dan skor kualitas hidup merupakan indeks yang sering digunakan dalam mengontrol obesitas. Modifikasi diet, intervensi gaya hidup, intervensi farmakologi dan pembedahan merupakan pilihan terapi obesitas, namun pilihan terapi yang aman dan efektif sangat diperlukan. Terapi akupunktur  secara signifikan dapat menurunkan indeks massa tubuh dengan mereduksi jaringan lemak viseral abdomen, yang mengarah ke regulasi metabolisme lemak. Laserpunktur  merupakan intervensi yang menstimulasi titik akupunktur tradisional mengguankan terapi laser. Dibandingkan dengan akupunktur manual, laserpunktur memiliki berbagai kelebihan seperti aplikasi yang mudah, dosis yang dapat tepat diukur , tidak  nyeri dan tidak invasif. Penelitian ini menilai efek kombinasi laserpunktur dan intervensi diet terhadap kadar gula darah puasa, insulin, waist hip ratio (WHR) dan skor kualitas hidup pasien obesitas. Tiga puluh delapan pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok, kelompok laserpunktur dan intervensi diet (n=19) dan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet (n=19). Kedua kelompok menerima intervensi diet dan sesi  laserpunktur yang sama, 3 kali/minggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar gula darah puasa, insulin, waist hip ratio (WHR) dan skor kualitas hidup dilakukan sebelum dan sesudah sesi terapi. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada waist hip ratio (WHR) (p=0,000, CI 95%) dan skor kualitas hidup (p=0,000, CI 95%) antara kelompok laserpunktur dan intervensi diet dengan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet. Kelompok laserpunktur dan intervensi diet juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar gula darah puasa  (p=0,000, CI 95%) dan insulin (p=0,000, CI 95%) sebelum dan sesudah sesi terapi.  Penemuan ini menunjukkan bahwa kombinasi laserpunktur dan intervensi diet memberikan efek yang baik terhadap kadar gula darah puasa, insulin, waist hip ratio (WHR) dan skor kualitas hidup pada pasien obesitas.

Obesity is a detriment to quality of life, places emotion and financial burden on the individual, their families, and society. Subjects also have an increased risk of associated conditions, such as coronary heart disease, type II diabetes, stroke, osteoarthritis, and cancers. Waist hip ratio (WHR), Glucose and insulin levels, and quality of life score are the indices commonly used for controlling obesity. Dietary modification, lifestyle interventions, pharmacological interventions, and surgery are treatment choices for obesity, but more safe and effective treatment options are needed. Acupuncture therapy significantly reduces body mass index by reducing the abdominal visceral adipose tissue content, which lead to regulating lipid and glucose metabolism. Laserpuncture is an intervention that stimulates traditional acupoints using laser therapy. Compared to manual acupuncture, laserpuncture has multiple advantages, including ease of application, dose measurement precision, painlessness, and noninvasiveness. This study investigates the effect of combined laserpuncture and diet intervention on fasting blood glucose levels, insulin levels,waist hip ratio (WHR), Quality of life score in obese patient. Thirty eight patients were divided randomly into two groups, laserpuncture with diet intervention group (n=19) and sham laserpuncture with diet intervention group (n=19). Both group received the same diet intervention and sessions of laserpuncture, 3 times/week for 4 weeks. Fasting blood glucose levels, insulin levels,waist hip ratio (WHR), Quality of life score were assessed before and after the treatment course. The result shows there is a statiscally significant difference on waist hip ratio (p=0,000, CI 95%) and quality of life score (p=0,000, CI 95%) between the laserpuncture with diet intervention group and sham laserpuncture with diet intervention group. The laserpuncture with diet intervention group also shows a statiscally significant difference on blood glucose levels (p=0,000, CI 95%) and insulin level (p=0,000, CI 95%) before and after treatment course. These findings suggest that combined laserpuncture and diet intervention has good effect on fasting blood glucose levels, insulin levels,waist hip ratio (WHR), Quality of life score in obese patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carolin
"Obesitas merupakan penurun kualitas hidup, menggangu emosi dan keuangan individu, keluarga dan sosial mereka. Subjek juga akan mengalami peninhgkatan resiko yang berkaitan dengan kondisi seperti penyakit jantung koroner, dibetes tipe II, stroke, osteoartritis dan kanker. Indeks massa tubuh, gambaran lemak dan skor nafsu makan merupakan indeks yang sering digunakan dalam mengontrol obesitas. Modifikasi diet, intervensi gaya hidup, intervensi farmakologi dan pembedahan merupakan pilihan terapi obesitas, namun pilihan terapi yang aman dan efektif sangat diperlukan.
Terapi akupunktur secara signifikan dapat menurunkan indeks massa tubuh dengan mereduksi jaringan lemak viseral abdomen, yang mengarah ke regulasi metabolisme lemak. Laserpunktur merupakan intervensi yang menstimulasi titik akupunktur tradisional mengguankan terapi laser. Dibandingkan dengan akupunktur manual, laserpunktur memiliki berbagai kelebihan seperti aplikasi yang mudah, dosis yang dapat tepat diukur , tidak nyeri dan tidak invasif.
Penelitian ini menilai efek kombinasi laserpunktur dan intervensi diet terhadap kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan pasien obesitas. Tiga puluh delapan pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok, kelompok laserpunktur dan intervensi diet (n = 19) dan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet (n = 19). Kedua kelompok menerima intervensi diet dan sesi laserpunktur yang sama, 3 kali/minggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan dilakukan sebelum dan sesudah sesi terapi.
Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada indeks massa tubuh (p=0,000, CI 95%) dan skor nafsu makan (p=0,000, CI 95%) antara kelompok laserpunktur dan intervensi diet dengan kelompok laserpunktur sham dan intervensi diet. Kelompok laserpunktur dan intervensi diet juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kadar high density lipoprotein (p=0,000, CI 95%) dan trigliserida (p=0,000, CI 95%) sebelum dan sesudah sesi terapi. Penemuan ini menunjukkan bahwa kombinasi laserpunktur dan intervensi diet memberikan efek yang baik terhadap kadar high density lipoprotein, trigliserida, indeks massa tubuh dan skor nafsu makan pada pasien obesitas.

Obesity is a detriment to quality of life, places emotion and financial burden on the individual, their families, and society. Subjects also have an increased risk of associated conditions, such as coronary heart disease, type II diabetes, stroke, osteoarthritis, and cancers. Body mass index, lipid profile, and appetite score are the indices commonly used for controlling obesity. Dietary modification, lifestyle interventions, pharmacological interventions, and surgery are treatment choices for obesity, but more safe and effective treatment options are needed.
Acupuncture therapy significantly reduces body mass index by reducing the abdominal visceral adipose tissue content, which lead to regulating lipid metabolism. Laserpuncture is an intervention that stimulates traditional acupoints using laser therapy. Compared to manual acupuncture, laserpuncture has multiple advantages, including ease of application, dose measurement precision, painlessness, and noninvasiveness.
This study investigates the effect of combined laserpuncture and diet intervention on high density lipoprotein level, trigliceride, body mass index, and appetite score in obese patient. Thirty eight patients were divided randomly into two groups, laserpuncture with diet intervention group (n = 19) and sham laserpuncture with diet intervention group (n =19). Both group received the same diet intervention and sessions of laserpuncture, 3 times/week for 4 weeks. Body mass index measurement, high density lipoprotein levels, trigliceride levels, and appetite score were assessed before and after the treatment course.
The result shows there is a statiscally significant difference on body mass index (p=0,000, CI 95%) and  appetite score (p=0,000, CI 95%) between the laserpuncture with diet intervention group and sham laserpuncture with diet intervention group. The laserpuncture with diet intervention group also shows a statiscally significant difference on high density lipoprotein level (p=0,000, CI 95%) and trigliceride level (p=0,000, CI 95%) before and after treatment course. These findings suggest that combined laserpuncture and diet intervention has good effect on high density lipoprotein level, trigliceride, body mass index, and appetite score in obese patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilah
"Hiperglikemia ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi normal. Fasting-mimicking diet (FMD) merupakan alternatif pengobatan yang dilakukan dengan mengubah pola hidup pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian FMD terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar insulin pada tikus hiperglikemia. Penelitian ini dilakukan terhadap tikus jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan (n = 16), yaitu kelompok hiperglikemia (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan CMC Na 0,5%), kelompok metformin (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan metformin 250 mg/kgBB), kelompok FMD (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan FMD), dan kelompok ND (CMC Na 0,5%). Tikus diukur kadar glukosa darah puasa (GDP) dan berat badan pada tiap minggu perlakuan dan dikorbankan pada akhir perlakuan. Terdapat penurunan kadar GDP setelah pemberian FMD, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan antara pra-perlakuan dengan minggu ke-4 perlakuan pada kelompok FMD (p > 0,05). Pemberian FMD tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada rata-rata berat badan tikus pada minggu pra-perlakuan dan minggu ke-4 perlakuan (p > 0,05). Pemberian FMD cenderung dapat menurunkan kadar insulin sehingga mendekati kadar insulin kelompok ND, serta menunjukan perbedaan signifikan antara kelompok metformin dengan kelompok FMD dan ND (p < 0,05). Sebagai kesimpulan, pemberian FMD dapat menurunkan kadar GDP, cenderung menurunkan kadar insulin, namun tidak secara signifikan menurunkan berat badan pada tikus model hiperglikemia.

Hyperglycemia is characterized by an increase in blood glucose levels that exceeds normal. Fasting-mimicking diet (FMD) is an alternative treatment that is carried out by changing the lifestyle of people with type 2 diabetes mellitus. This study aims to determine the effect of giving FMD on blood glucose levels, body weight, and insulin levels in hyperglycemic rats. This study was conducted on male rats of the Sprague-Dawley strain, which were divided into 4 treatment groups (n = 16), namely the hyperglycemia group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and CMC Na 0.5%), metformin group (HFD-STZ 35 mg /kgBW and metformin 250 mg/kgBW), the FMD group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and FMD), and the ND group (CMC Na 0,5%). Rats were measured for fasting blood glucose levels (GDP) and body weight each week of treatment and sacrificed at the end of the treatment. There was a decrease in GDP levels after FMD administration, although there was no significant difference between pre-treatment and the 4th week of treatment in the FMD group (p > 0.05). Giving FMD did not cause a significant difference in the average body weight of rats in the pre-treatment week and the 4th week of treatment (p > 0.05). Administration of FMD tended to reduce insulin levels so that they were close to insulin levels in the ND group, and showed a significant difference between the metformin group and the FMD and ND groups (p < 0.05). In conclusion, FMD administration can reduce GDP levels, tends to reduce insulin levels, but does not significantly reduce body weight in hyperglycemic rat models."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airin Kristiani
"ABSTRAK
Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebih yang dapat mengganggu kesehatan sebagai akibat ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi. Obesitas merupakan penyakit kronis yang dapat menjadi faktor risiko penyakit metabolik kronis yang dapat menyebabkan kematian. Lingkar pinggang merupakan cara yang sederhana untuk menilai distribusi lemak tubuh dalam memprediksi morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh obesitas. Adiponektin merupakan hormon protein yang disekresi oleh sel adiposit yang mempunyai efek anti diabetes, anti inflamasi, anti aterogenik, dan efek kardioprotektif. Untuk mendapatkan hasil optimal diperlukan tatalaksana interdisiplin. Beberapa studi menyimpulkan bahwa elektroakupunktur dapat meningkatkan kadar adiponektin dan menurunkan lingkar pinggang pada pasien obesitas. Pada penelitian ini dilakukan uji klinis tersamar tunggal terhadap 38 pasien obesitas yang secara acak dibagi kedalam 2 kelompok yaitu Elektroakupunktur dan intervensi diet dan kelompok elektroakupunktur sham dan intervensi diet untuk mengetahui pengaruh elektroakupunktur dan intervensi diet terhadap lingkar pinggang dan kadar adiponektin. Hasil penelitian menunjukkan penurunan lingkar pinggang yang bermakna sesudah perlakuan baik pada kelompok perlakuan p=0,000 maupun kelompok kontrol p=0,002 . Terdapat perbedaan bermakna terhadap selisih lingkar pinggang awal dan akhir antara kedua kelompok p=0,002 , namun pada pengukuran adiponektin tidak menunjukkan perubahan bermakna sebelum dan setelah perlakuan baik pada kelompok perlakuan p=0,409 maupun pada kelompok kontrol 0,306. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok p=0,638. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet memiliki pengaruh terhadap lingkar pinggang namun tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar adiponektin pada pasien obesitas.

ABSTRACT<>br>
Obesity is the accumulation of excess fat that can interfere with health as a result of theimbalance of energy intake and expenditure. Obesity is a chronic disease that can be arisk factor for chronic metabolic disease that can lead to death. Waist circumference isa simple way to assess the distribution of body fat in predicting morbidity and mortalitycaused by obesity. Adiponectin is a protein hormone secreted by adipocyte cells thathave anti diabetic, anti inflammatory, anti atherogenic, and cardioprotective effects. Toobtain optimal results required interdisciplinary management. Several studies haveconcluded that electroacupuncture can increase adiponectin levels and decrease waistcircumference in obese patients. In this study a single blinded clinical trial of 38 obesepatients was randomly divided into 2 groups electroacupuncture and dietaryinterventions and electroacupuncture sham groups and dietary interventions todetermine the effectiveness of electroacupuncture and dietary intervention of waistcircumference and adiponectin levels. The results showed a significant decrease inwaist circumference after treatment in both treatment groups p 0,000 and controlgroup p 0.002 . There was a significant difference in waist circumference betweenthe two groups p 0.002 , but the measurement of adiponectin showed no significantchange before and after treatment in both treatment groups p 0.409 and in thecontrol group 0.306. There were no significant differences between the two groups p 0.638. In this study it was concluded that combination electroacupuncture anddietary intervention therapy had an effect on waist circumference in obese patients"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edenia Saumi
"Hiperglikemia merupakan gejala metabolik berupa peningkatan glukosa darah melebihi batas normal, yang dikaitkan dengan diabetes melitus (DM). Modifikasi gaya hidup yang lebih sehat, seperti dilakukannya restriksi kalori dengan metode fasting-mimicking diet (FMD) dapat dilakukan sebagai alternatif pendekatan untuk pengendalian DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh FMD berbahan nabati yang tersedia di Indonesia, terhadap kadar glukosa darah dan resistensi insulin. Penelitian dilakukan terhadap tikus jantan galur Sprague-Dawley model hiperglikemia yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan (n=16), yakni kelompok hiperglikemia (high fat diet[HFD]-streptozotosin[STZ] 35 mg/kgBB dan CMC Na 0,5%), kelompok metformin (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan metformin 250 mg/kgBB), kelompok FMD (HFD-STZ 35 mg/kgBB dan FMD), dan kelompok normal diet (ND) (CMC Na 0,5%). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari. Tikus dilakukan pengecekan glukosa darah puasa (GDP) dan berat badan setiap minggu perlakuan dan dikorbankan untuk diambil sampel darahnya setelah perlakuan berakhir. Homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) digunakan untuk mengukur resistensi insulin. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar GDP dengan adanya pemberian FMD, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan antara GDP pra-perlakuan dengan GDP minggu ke-4 perlakuan (p>0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan nilai HOMA-IR kelompok FMD mendekati nilai HOMA-IR kelompok ND dan lebih rendah secara signifikan dibandingkan nilai HOMA-IR kelompok hiperglikemia (p<0,05), yang berarti pemberian FMD pada tikus hiperglikemia menghasilkan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah dibandingkan dengan tikus hiperglikemia yang tidak diberikan FMD. Sebagai kesimpulan, pemberian FMD dapat menurunkan GDP dan menghasilkan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah pada tikus model hiperglikemia.

Hyperglycemia is a metabolic symptom in the form of an increase in blood glucose exceeding normal limits, which is associated with diabetes mellitus (DM). Healthy lifestyle modifications, such as calorie restriction with the fasting-mimicking diet (FMD) method, can be used as an alternative approach to controlling type 2 diabetes. This study aims to determine the effect of FMD using plant-based ingredients available in Indonesia on blood glucose levels and insulin resistance. The study was conducted on male rats of the Sprague-Dawley strain model of hyperglycemia, which were divided into 4 treatment groups (n = 16), namely the hyperglycemic group (high fat diet [HFD]-streptozotocin [STZ] 35 mg/kgBW and CMC Na 0.5%), the metformin group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and metformin 250 mg/kgBW), the FMD group (HFD-STZ 35 mg/kgBW and FMD), and the normal diet (ND) group (CMC Na 0.5%). The treatment was carried out for 28 days. Rats were checked for fasting blood glucose (FBG) and body weight every week of treatment and sacrificed for blood samples after the treatment ended. Homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-IR) was used to measure insulin resistance. The results showed a decrease in FBG levels with the administration of FMD, although there was no significant difference between pre-treatment FBG and FBG at the 4th week of treatment (p>0,05). The results also showed that the HOMA-IR value of the FMD group was close to the HOMA-IR value of the ND group and was significantly lower than the HOMA-IR value of the hyperglycemic group (p<0,05), which means that administering FMD to hyperglycemic rats resulted in lower levels of insulin resistance than the hyperglycemic rats that were not given FMD. In conclusion, administration of FMD can reduce FBG and result in lower levels of insulin resistance in hyperglycemic rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherry Presilia Tanudjaja
"Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, dan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan penurunan kualitas hidup dan faktor resiko perkembangan berbagai penyakit lainnya. Obesitas juga berhubungan dengan status inflamasi kronik yang berperan dalam perkembangan disfungsi metabolik dan sindrom metabolik. Akupunktur diketahui dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan dan mengurangi resiko sindrom metabolik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi kombinasi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet terhadap kadar Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) dan lingkar perut pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar ganda dengan pembanding dilakukan pada 36 pasien obesitas yang dialokasikan secara acak menjadi kelompok terapi kombinasi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet (kelompok kasus) atau kelompok akupunktur sham dan intervensi diet (kelompok kontrol).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna kadar TNF-α awal dengan akhir dalam kelompok kasus (p < 0,01) dan terdapat perbedaan bermakna selisih lingkar perut awal dan akhir antara kedua kelompok (p < 0,01; IK 95% 1,68 sampai 6,13). Kesimpulan penelitian ini terapi kombinasi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet memiliki pengaruh terhadap kadar TNF-α plasma darah dan lingkar perut pada pasien obesitas.

Obesity is a health problem in Indonesia and associated with decreased quality of life and a risk factor for the development of other diseases. Obesity is also associated with chronic inflammatory status that play a role in the development of metabolic dysfunction and metabolic syndrome. Acupuncture is known to help you lose weight by suppressing appetite and reducing the risk of metabolic syndrome.
The aim of this study was to establish the effectiveness of acupoint catgut embedding therapy combined with dietary intervention on tumor necrosis factor-α (TNF-α) levels and abdominal circumference in obese patients. This study is a randomized, double-blind and controlled clinical trial involving 36 obese patients that are allocated into groups of catgut embedding method combined with dietary intervention (case group) or sham acupuncture combined with dietary intevention (control group).
The results showed there was significant difference in TNF-α levels within case group (p < 0,01) and there were significant differences in abdominal circumference changes between the two groups (p < 0.01; 95% CI: 1.68 to 6.13). The conclusion of this study is acupoint catgut embedment combined with dietary intervention has effects on TNF-α levels of blood plasma and abdominal circumference in obese patients.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Himawan
"Obesitas merupakan masalah epidemik di dunia. Obesitas menyebabkan inflamasi kronik derajat rendah dan meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis dengan komplikasi seperti aterosklerosis, dan masalah kardiovaskuler. Penanda inflamasi yang dianggap terbaik saat ini adalah high sensitivity C-Reactive Protein hsCRP . HsCRP juga merupakan prediktor terbaik untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskuler. Diperlukan penanganan secara interdisiplin untuk mengatasi masalah obesitas ini. Akupunktur merupakan terapi pelengkap yang paling cepat berkembang dan diakui oleh National Institutes of Health dan WHO.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet terhadap kadar HsCRP dan body fat pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar tunggal terhadap 36 pasien obesitas yang dialokasikan secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet kelompok perlakuan dan kelompok kombinasi elektroakupunktur sham dan intervensi diet kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar hsCRP sebelum dan sesudah perlakuan tetapi belum terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik p= 0.476. Terdapat perbedaan yang bermakna terhadap perbandingan kadar body fat sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan p=0.002.
Kesimpulan penelitian ini terapi kombinasi elektroakupunktur dan intervensi diet memiliki pengaruh terhadap kadar hsCRP dan body fat pada pasien obesitas.

Obesity is an epidemic problem in the world. Obesity causes low grade chronic inflammation and increases the risk of some chronic diseases with complications such as atherosclerosis, and cardiovascular problems. The best current inflammatory marker is the high sensitivity of C Reactive Protein hsCRP . HsCRP is also the best predictor of risk of cardiovascular disease. Interdisciplinary treatment is needed to overcome this obesity problem. Acupuncture is the most rapidly growing complementary therapy and is recognized by the National Institutes of Health and WHO.
This study aims to determine the effectiveness of electroacupuncture combination therapy and dietary intervention on HsCRP and body fat levels in obese patients. Single blinded randomized clinical trials of 36 obese patients were randomly assigned to 2 groups, electroacupuncture combined with dietary intervention group treatment group and sham electroacupuncture combined with dietary intervention group control group.
The results showed decrease of hsCRP levels before and after treatment but there was no statistically significant difference p 0.476 . There was a significant difference to the body fat content before and after treatment in the treatment group p 0.002.
The conclusions of this study combined electroacupuncture and dietary intervention therapy have an influence on levels of hsCRP and body fat in obese patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Mutiara Tjan
"Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Diperkirakan lebih dari 500 juta orang dewasa di seluruh dunia mengalami obesitas dan 1,5 miliar mengalami masalah kelebihan berat badan. Pada obesitas terdapat peningkatan jaringan adiposa dimana jaringan adiposa dapat mensintesis dan mensekresi sitokin pro-inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6). Akupunktur telah lama dikenal sebagai salah satu terapi tambahan dalam menangani obesitas. Akupunktur dapat menurunkan respon inflamasi pada jaringan adiposa dengan menurunkan infiltrasi makrofag ke dalam jaringan adiposa pada obesitas sehingga jumlah makrofag yang merupakan sumber produksi adipokin pro-inflamasi menjadi lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet terhadap perubahan kadar IL-6 dan indeks massa tubuh pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada 36 pasien obesitas yang dialokasikan ke dalam kelompok akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet atau kelompok akupunktur tanam benang sham dan intervensi diet. Akupunktur tanam benang dilakukan 2 kali pada titik CV12 Zhongwan, ST25 Tianshu, CV6 Qihai, dan SP6 Sanyinjiao setiap 2 minggu. Kadar IL-6 dalam plasma darah dan indeks massa tubuh digunakan untuk mengukur keluaran penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna rerata kadar IL-6 awal dengan akhir dalam kelompok akupunktur tanam benang catgut (p = 0.01; 95% IK: 0.03 sampai 0.23) dan rerata selisih IMT lebih rendah 0.33 pada kelompok akupunktur tanam benang catgut dibandingkan dengan kelompok akupunktur tanam benang sham (p = 0.02; 95% IK: 0.05 sampai 0.61). Kesimpulan penelitian adalah terapi kombinasi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet lebih efektif dalam menurunkan kadar IL-6 dan indeks massa tubuh pada pasien obesitas.

Obesity is a condition with abnormal fat accumulation or excessive adipose tissue so it can disturb our health. It is estimated that over 500 million adults worldwide are obese and 1.5 billion are having problems with overweight. In obese there is an increased adipose tissue which can synthesize and secrete pro-inflammatory cytokines such as interleukine-6 (IL-6). Acupuncture has long been known as an adjunctive therapy for obesity. Acupuncture can reduce inflammatory responses in adipose tissue by reducing macrophage infiltration into adipose tissue in obesity so that the number of macrophages, which are the source of production of proinflammatory adipokines become fewer. A double blind randomized controlled trial involved 36 obesity patients randomly allocated into catgut embedding acupuncture group with diet intervention or sham embedding acupuncture group with diet intervention. Catgut embedding therapy was given two times at CV12 Zhongwan, ST25 Tianshu, CV6 Qihai, and SP6 Sanyinjiao every two weeks. Interleukine-6 level in blood plasma and body mass index (BMI) is used to measure research output. There was a statistically significant difference within catgut embedding group with levels of IL-6 (p = 0.01; 95% CI: 0.03 to 0.23) and lower mean BMI difference of 12.33 in catgut embedding group compared with sham embedding group (p = 0.02; 95% CI: 0.05 to 0.61). The result suggest that acupoint-catgut embedding therapy combined with diet intervention is more effective in reducing IL-6 levels and BMI in obese patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Mutiara Tjan
"Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Diperkirakan lebih dari 500 juta orang dewasa di seluruh dunia mengalami obesitas dan 1,5 miliar mengalami masalah kelebihan berat badan. Pada obesitas terdapat peningkatan jaringan adiposa dimana jaringan adiposa dapat mensintesis dan mensekresi sitokin pro-inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6). Akupunktur telah lama dikenal sebagai salah satu terapi tambahan dalam menangani obesitas. Akupunktur dapat menurunkan respon inflamasi pada jaringan adiposa dengan menurunkan infiltrasi makrofag ke dalam jaringan adiposa pada obesitas sehingga jumlah makrofag yang merupakan sumber produksi adipokin pro-inflamasi menjadi lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet terhadap perubahan kadar IL-6 dan indeks massa tubuh pada pasien obesitas. Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada 36 pasien obesitas yang dialokasikan ke dalam kelompok akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet atau kelompok akupunktur tanam benang sham dan intervensi diet. Akupunktur tanam benang dilakukan 2 kali pada titik CV12 Zhongwan, ST25 Tianshu, CV6 Qihai, dan SP6 Sanyinjiao setiap 2 minggu. Kadar IL-6 dalam plasma darah dan indeks massa tubuh digunakan untuk mengukur keluaran penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna rerata kadar IL-6 awal dengan akhir dalam kelompok akupunktur tanam benang catgut (p = 0.01; 95% IK: 0.03 sampai 0.23) dan rerata selisih IMT lebih rendah 0.33 pada kelompok akupunktur tanam benang catgut dibandingkan dengan kelompok akupunktur tanam benang sham (p = 0.02; 95% IK: 0.05 sampai 0.61). Kesimpulan penelitian adalah terapi kombinasi akupunktur tanam benang catgut dan intervensi diet lebih efektif dalam menurunkan kadar IL-6 dan indeks massa tubuh pada pasien obesitas.

Obesity is a condition with abnormal fat accumulation or excessive adipose tissue so it can disturb our health. It is estimated that over 500 million adults worldwide are obese and 1.5 billion are having problems with overweight. In obese there is an increased adipose tissue which can synthesize and secrete pro-inflammatory cytokines such as interleukine-6 (IL-6). Acupuncture has long been known as an adjunctive therapy for obesity. Acupuncture can reduce inflammatory responses in adipose tissue by reducing macrophage infiltration into adipose tissue in obesity so that the number of macrophages, which are the source of production of pro-inflammatory adipokines become fewer. A double blind randomized controlled trial involved 36 obesity patients randomly allocated into catgut embedding acupuncture group with diet intervention or sham embedding acupuncture group with diet intervention. Catgut embedding therapy was given two times at CV12 Zhongwan, ST25 Tianshu, CV6 Qihai, and SP6 Sanyinjiao every two weeks. Interleukine-6 level in blood plasma and body mass index (BMI) is used to measure research output. There was a statistically significant difference within catgut embedding group with levels of IL-6 (p = 0.01; 95% CI: 0.03 to 0.23) and lower mean BMI difference of 12.33 in catgut embedding group compared with sham embedding group (p = 0.02; 95% CI: 0.05 to 0.61). The result suggest that acupoint-catgut embedding therapy combined with diet intervention is more effective in reducing IL-6 levels and BMI in obese patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Ekofitranto
"ABSTRAK
Neuropati diabetika ND adalah penyakit sistem saraf yang menyebabkan kematian rasa, rasa tebal, nyeri, dan ketidakmampuan untuk merasakan panas dan dingin. Komplikasi diabetes ini merupakan kelainan progresif dan berkaitan pula dengan menurunnya kualitas hidup penderita. Berbagai pilihan pengobatan seperti medikamentosa dan non medikamentosa digunakan untuk menangani keluhan ini. Namun pengobatan yang ditujukan untuk mengganggu proses-proses patologis telah dibatasi oleh efek samping dan kurangnya efektifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi kombinasi laserpunktur dan medikamentosa dibandingkan laserpunktur sham dan medikamentosa pada penderita neuropati diabetika di ekstremitas inferior. Uji acak tersamar ganda dengan kontrol dilakukan pada 32 pasien ND yang dialokasikan kedalam kelompok kasus n=16 dan kelompok kontrol n=16 . Tindakan laserpunktur dilakukan pada titik telinga MA-IC3 endokrin, ST36 Zusanli, ST40 Fenglong, dan SP6 Sanyinjiao bilateral dua kali seminggu selama dua belas kali. Skor VAS, kadar IL6, dan QOL digunakan untuk mengukur keluaran penelitian. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada perbedaan rerata selisih skor VAS sebelum dan sesudah antara kelompok kasus -4,12 1,204 dan kelompok kontrol -1,37 0,718 dengan nilai p
"
"
"ABSTRACT
"
Diabetic neuropathy is a nervous system disease that causes numbness, thick flavor, tenderness, and inability to feel heat and cold. Complications of diabetes is a progressive disorder and also related to the declining quality of life of the patient. Various treatment options like medical treatment and non pharmacological are used to treat this problem, but a treatment that is intended to disrupt the pathological processes have been limited by side effects and lack of effectiveness. This study aims to determine the effect of combination therapy laserpuncture and medical compared with sham laserpuncture and medical in patients with diabetic neuropathy in the lower extremities. A randomized double blind controlled trials with controls carried out on 32 patients with DN, they were allocated into case group n 16 and control group n 16 . Laserpuncture action performed at bilateral the ear point MA IC3 endokrin, ST36 Zusanli, ST40 Fenglong, and SP6 Sanyinjiao twice a week for twelve times. VAS score, IL6 levels, and QOL are used to measure the output of the study. There are statistically significant in the mean difference of VAS score before and after treatment between case group 4.12 1.204 and control group 1.37 .718 with a p value "
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>