Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silvana Yuliani
"Jumlah wisatawan Muslim yang datang ke Jepang semakin bertambah. Faktor pendorongnya adalah kebijakan bebas visa, meningkatnya jumlah fasilitas ruang sholat dan menu makanan halal, depresiasi yen yang berkaitan erat dengan biaya perjalanan murah, serta deflasi Jepang yang menyebabkan harga barang-barang cenderung stabil. Kyoto salah satu kota di Jepang yang giat menjadikan kotanya sebagai Muslim friendly city dengan menyediakan ruangan sholat, restoran halal, hotel ramah Muslim yang tersebar di beberapa lokasi. Namun konsep wisata ramah Muslim menjadi sesuatu yang dikomodifikasi sedemikian rupa untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif eksploratif yang bertujuan memberikan gambaran potensi Kyoto sebagai kota tujuan wisata halal serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi implementasi Muslim Friendly Tourism (MFT) untuk mendapatkan gambaran yang faktual dan akurat mengenai kecenderungan munculnya praktik-praktik komodifikasi MFT. Konsep teori yang dijadikan alat analisis untuk menghasilkan kesimpulan adalah kerangka konsep MFT oleh COMCEC dan teori komodifikasi oleh Cohen.
Hasil penelitian didapatkan pertama, faktor-faktor yang memperkuat potensi Kyoto sebagai kota wisata adalah keunggulan kompetitif berupa Sumber Daya Manusianya yang kreatif dan inovatif serta keunggulan komparatif berupa lanskap kota kuno dan bentang alam yang indah. Kedua, implementasi MFT di Kyoto sudah berjalan sesuai kerangka konsep teori COMCEC yaitu key faith based needs, Demand side key themes, dan Supply side key themes. Ketiga, bukti terjadinya praktik komodifikasi MFT adalah kontradiksi antara program wisata Muslim friendly Kyoto dengan The Gay and Lesbian Guide to Japan,serta tidak adanya sinergi visi-misi antara Muslim friendly Kyoto dengan Kyoto Muslim Association.

The number of Muslim tourists visiting Japan is increasing. The driving factor is the visa-free policy, the increasing number of prayer room facilities and halal menus, the depreciation of yen which impact to the cost of cheap travel, and Japan's deflation which causes prices of goods to be stable. Kyoto, one of the cities in Japan that actively makes its city as Muslim friendly city by providing prayer rooms, halal restaurants, Muslim-friendly hotels, are spread over several locations. But the concept of Muslim-friendly tourism is something commodified in such a way as to gain maximum profit.
This study uses a qualitative method with a descriptive exploratory analysis approach that aims to provide an overview of Kyoto's potential as a halal tourist destination city and identify factors that influence the implementation of Muslim Friendly Tourism (MFT) to obtain a factual and accurate picture of the tendency to emerge MFT commodification . The theoretical concept used as an analytical tool to draw conclusions is the concept of MFT by COMCEC and the commodification theory by Cohen.
The results were obtained first, the factors that strengthened Kyoto's potential as a tourist city because it was supported by competitive advantages in the form of creative and innovative human resources and comparative advantages in the form of ancient city and beautiful landscapes. Second, the implementation of the MFT in Kyoto has been in line with the theoretical conceptual framework of COMCEC, namely key faith based needs, demand side key themes, and supply side key themes. Third, the evidence for the commodification of the MFT is the contradiction between the Kyoto-friendly Muslim tourism program and The Gay and Lesbian Guide to Japan, and the absence of a synergy of vision and mission between Muslim friendly Kyoto and the Kyoto Muslim Association."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T51944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rahma Dewanti
"Dalam menghadapi Tokyo 2020, Jepang menargetkan jumlah kunjungan wisatawan internasional mencapai 20 juta wisatawan. Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan internasional, Jepang melihat pasar wisatawan ASEAN dan menargetkan wisatawan muslim sebagai pasar yang berpontensi. Jepang merekonstruksi pariwisatanya menjadi ramah muslim, salah satunya adalah makanan halal. Untuk memproduksi makanan halal, Jepang bekerja sama dengan Malaysia dalam membentuk lembaga sertifikasi halal. Dalam memberikan informasi dan mempromosikan makanan halal, Jepang menggunakan media promosi online yaitu media sosial. Upaya tersebut mendapat respon yang positif serta meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan muslim ASEAN.

In facing the Tokyo 2020, Japan is targeting the number of international tourist arrivals up to 20 million tourists. As an effort to increase the number of international visitors, Japan sees ASEAN tourist market and Moslem tourist destination as potential markets. Japan is currently reconstructing their tourism to be a Muslim friendly tourism by providing halal food. They coorperate with Malaysia in establishing halal certification institute to produce it. To give more information and promotion about halal food, Japan uses online promotion such as social media. Those efforts have been responded well and made the number of ASEAN Moslem visitors increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidan Nabila Akmal
"Perkembangan industri halal kian berkembang dan tampak sangat menjanjikan. Dapat dilihat dari peningkatan populasi muslim dunia yang mencapai dua miliar orang (Crescentrating, 2022). Diperkuat dengan kekuatan konsumsi muslim untuk wisata sebesar US$154 miliar (Dinar Standard, 2022). Potensi pasar tersebut menjadi daya tarik bagi Indonesia. Indonesia sebagai  negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki peluang besar dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim (Annur,2023). Keseriusan Indonesia dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim ditunjukan oleh pemerintah yakni Kemenparekraf dengan menetapkan 10 destinasi pariwisata ramah muslim unggulan. DKI Jakarta menempati posisi keempat. Brand equity dan Atribut pariwisata ramah muslim diduga dapat menjadi strategi yang tepat dalam meningkatkan revisit intention wisatawan muslim. Pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode SEM PLS. Penelitian ini yang melibatkan 254 responden dari Jabodetabek dan sekitarnya yang diperoleh melalui kuesioner secara online. Hasil Penelitian menunjukan terdapat beberapa variabel yang berpengaruh dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap revisit intention wisatawan pada destinasi heritage di DKI Jakarta. Variabel yang berpengaruh diantaranya adalah Heritage Brand Perceived Quality, Heritage Brand Value, dan Emotional Value yang terbukti dapat memediasi Atribut Pariwisata Ramah Muslim terhadap Revisit Intention. Variabel yang tidak berpengaruh antara lain adalah Heritage Brand Awareness, Heritage Brand Image, Security and Safety, dan Functional Value.

The development of the halal industry is growing and looks very promising. It can be seen from the increase in the world's Muslim population which has reached two billion people (Crescentrating, 2022). Strengthened by the power of Muslim consumption for tourism of US$154 billion (Dinar Standard, 2022). This market potential is an attraction for Indonesia. Indonesia, as the country with the largest Muslim population in the world, has great opportunities to develop Muslim-friendly tourism (Annur, 2023). Indonesia's seriousness in developing Muslim-friendly tourism has been appointed by the government, namely the Ministry of Tourism and Creative Economy, by determining 10 leading Muslim-friendly tourism destinations. DKI Jakarta occupies fourth position. Brand equity and Muslim-friendly tourism attributes are thought to be the right strategy in increasing Muslim tourists' intention to revisit. This research is quantitative research using the SEM PLS method. This research involved 254 respondents from Jabodetabek and surrounding areas obtained through an online questionnaire. The research results show that there are several variables that do and do not have a significant effect on tourists' intention to revisit historical destinations in DKI Jakarta. Influential variables include Heritage Brand Perceived Quality, Heritage Brand Value, and Emotional Value which are proven to mediate Muslim Friendly Tourism Attributes on Revisit Intention. Variables that have no influence include Heritage Brand Awareness, Heritage Brand Image, Security and Safety, and Functional Value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Wicaksono
"Prefektur Yamanashi adalah salah satu prefektur yang populer bagi wisatawan inbound berbagai negara terutama negara Tiongkok. Namun, karena adanya permasalahan antara Jepang dan Tiongkok, Prefektur Yamanashi menargetkan negara Indonesia, yang sebagian besar penduduknya adalah muslim, sebagai target utama pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor bertambahnya wisatawan inbound Indonesia ke Prefektur Yamanashi, dan bagaimana Prefektur Yamanashi menyikapinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan kualitatif. Hasil yang didapat adalah Prefektur Yamanashi memiliki berbagai daerah wisata yang dapat menarik perhatian wisatawn inbound Indonesia, dan Prefektur Yamanashi menyediakan berbagai macam fasilitas halal untuk mengakomodasi wisatawan inbound muslim, sehingga wisatawan inbound muslim terasa nyaman dan disambut.
Yamanashi Prefecture is one of popular prefecture for inbound travellers, especially from China. However, because of the problem between Japan and China, Yamanashi Prefecture targets Indonesia, which is mostly muslim, as main target for inbound travellers. This researchs main goal is to identify why inbound travellers from Indonesia to Yamanashi Prefecture is increased, and how Yamanashi Prefecture respond. This research was using qualitative approach. The results showed that Yamanashi Prefecure had enough interesting places to attract inbound travellers from Indonesia. Also, Yamanashi Prefecture provides many halal facilities to accomodate muslim inbound travellers, so they can feel welcomed and comfrotable"
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Melenia Puspa A
"Daerah wisata ramah muslim di Indonesia semakin berkembang seiring dengan peningkatan jumlah populasi umat muslim. Indonesia merupakan salah satu negara terbaik yang menyediakan wisata ramah muslim tingkat dunia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyatakan akan terus mengembangkan daerah wisata ramah muslim yang dapat menyediakan layanan dan fasilitas untuk wisatawan muslim, namun tidak lepas dari wisatawan non-Muslim. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbandingan persepsi wisatawan muslim dan non-Muslim terhadap revisit intention. Pada penelitian ini juga menggunakan variabel moderasi religious faith untuk wisatawan muslim dan non-Muslim. Peneliti melakukan pengambilan sampel data menggunakan self-administered questionnaire dan mendapatkan 285 responden yang diolah menggunakan SEM-PLS dengan software SmartPLS 4.0. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pelaku industry pariwisata untuk memaksimalkan potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.

The development of Muslim-friendly tourist destinations in Indonesia is growing in line with the increasing Muslim population. Indonesia is one of thebest countries that provides world-class Muslim-friendly tourism. The Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia states that it will continue to develop Muslim-friendly tourist areas that can provide services and facilities for Muslim travelers while also welcoming non-Muslim tourists. This research was conducted to analyze the comparative perceptions of Muslim and nonMuslim tourists towards revisit intention. The study also incorporates the moderating variable of religious faith for both Muslim and non-Muslim tourists. The researcher collected data samples using a self-administered questionnaire and obtained 285 respondents, which were analyzed using SEM-PLS with SmartPLS 4.0 software. The findings of this research can be used as a reference for tourism industry practitioners to maximize the potential and advantages of West Java, Central Java, East Java, DKI Jakarta, West Nusa Tenggara, West Sumatra, and South Sulawesi provinces."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilisa Fajriyati
"Agar dapat menyediakan pariwisata ramah-Muslim serta menarik wisatawan Muslim sebagai target utama, pemasar destinasi tidak hanya harus mempertimbangkan atribut umum (generik) yang tersedia pada destinasi, namun mereka juga harus memastikan ketersediaan atribut yang dapat mengakomodir kebutuhan wisatawan Muslim, yaitu atribut Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan atribut generik dan Islam kedalam basic, performance dan excitement factors sesuai dengan three-factor theory of customer satisfaction yang disebutkan dapat memiliki dampak yang berbeda terhadap kepuasan wisatawan. Selanjutnya, penelitian ini menguji pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap kepuasan wisatawan dan konsekuensinya pada behavioral dan attitudinal loyalty serta konsekuensi negatif pada complaint dan churn intention. Selain itu, pengujian juga dilakukan terhadap pengaruh moderasi religiusitas Islam pada hubungan antara atribut Islam dan kepuasan wisatawan. Survei dilakukan dengan total sampel 835 wisatawan Muslim yang mengunjungi destinasi mayoritas non-Muslim dan destinasi mayoritas Muslim.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara destinasi mayoritas non-Muslim dan destinasi mayoritas Muslim terletak pada anteseden pembentuk kepuasan (dalam penelitian ini atribut-atribut destinasi yang terdiri dari atribut generik dan atribut Islam). Sementara konsekuensi dari kepuasan tersebut ditemukan sama dikedua jenis destinasi. Untuk destinasi mayoritas non- Muslim, semua atribut generik ditemukan berpengaruh pada kepuasan wisatawan, dilain sisi untuk atribut Islam, hanya klasifikasi dari excitement factor yang secara signifikan mempengaruhi kepuasan mereka. Sedangkan untuk destinasi mayoritas Muslim, dari atribut generik ditemukan performance dan excitement factor serta basic factor dari atribut Islam yang berpengaruh pada kepuasan wisatawan. Konsekuensi kepuasan wisatawan pada kedua destinasi ditemukan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada behavioral dan attitudinal loyalty serta secara negatif mempengaruhi complaint dan churn intention. Hasil penelitian juga menemukan bahwa efek moderasi dari religiusitas tidak signifikan di kedua jenis destinasi. 

To provide Muslim-friendly tourism and attract Muslim tourists as the main target, destination marketers must not only consider the generic attributes commonly available at the destination, they must also ensure the availability of attributes that serve the needs of Muslim tourists: Islamic attributes. This study identifies and classifies generic and Islamic attributes as basic, performance, and excitement factors in accordance with the three-factor theory of customer satisfaction to emphasise that the three factors may have different impacts on tourist satisfaction. This study also examines the influence of the three factors on satisfaction and the consequences of satisfaction on tourist behavioral and attitudinal loyalty, also the negative consequences on complaint and churn intention. The moderation effect of Islamic religiosity on the relationship between Islamic attributes and tourist satisfaction was also considered. A survey was conducted with total 835 Muslim tourists who visited non-Muslim and Muslim majority destinations.
The result of this study showed that the difference between non-Muslim majority destinations and Muslim majority destinations lies in the antecedents that forming satisfaction (in this study the destination attributes that consist of generic and Islamic attributes). While the consequences of satisfaction are found to be the same in both types of destinations. For the non-Muslim majority destinations, the results showed that all generic attributes influenced Muslim tourists satisfaction, whereas for Islamic attributes, only the classification of excitement factors significantly affected their satisfaction. For Muslim majority destinations, the generic performance and excitement factors as well as the Islamic basic factors were found to influence tourist satisfaction. The consequences of tourist satisfaction in both types of destinations have a positive and significant effect on increasing tourists behavioral and attitudinal loyalty and negatively influenced complaint and churn intention. Likewise, the moderation effect of Islamic religiosity was insignificant in both destinations. 
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Ibnu Fikri
"Penerapan pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat memiliki peran positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah khususnya dari sektor pariwisata. Penerapan kebijakan ini sudah diimplementasikan dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2016. Kendati demikian, determinan wisatawan muslim dalam mengembangkan loyalitas mereka terhadap destinasi pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas wisatawan muslim terhadap pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini mengadopsi model Theory of Tourism onsumption Systems (TCS) sebagai kerangka teori dan melakukan pendekatan studi kuantitatif dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM). Data primer dikumpulkan melalui survei secara online dengan metode quota sampling yang melibatkan 1068 responden yang pernah melakukan perjalanan wisata ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa experience quality, perceived value, destination image, dan religiusitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas wisatawan muslim pada pariwisata halal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperkaya literatur terkait pariwisata halal dan dapat menggambarkan potensi pariwisata halal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara sehingga dapat dijadikan acuan bagi KEMENPAREKRAF, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

The implementation of halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara has a positive role in increasing regional economic growth, especially from the tourism sector. The implementation of this policy has been implemented with the issuance of Regional Regulation no. 2 of 2016. However, the determinants of Muslim tourists in developing their loyalty to halal tourism destinations on the island of Lombok, West Nusa Tenggara are not yet fully understood. Therefore, this study aims to analyze the factors that influence the loyalty of Muslim tourists to halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara. This study adopted the Theory of Tourism consumption Systems (TCS) model as a theoretical framework and carried out a quantitative study approach using the structural equation modeling (SEM) method. Primary data was collected through an online survey using the quota sampling method involving 1068 respondents who had traveled to Lombok Island, West Nusa Tenggara. The results of this study indicate that experience quality, perceived value, destination image, and religiosity have a significant influence on the satisfaction and loyalty of Muslim tourists to halal tourism on the island of Lombok, West Nusa Tenggara. The results of this study are expected to contribute in enriching the literature related to halal tourism and can describe the potential of halal tourism in increasing the country's economic growth so that it can be used as a reference for KEMENPAREKRAF, local governments, and other stakeholders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Pramudita
"Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi di Jepang. Berdasarkan target yang diinginkan pemerintah untuk mendatangkan wisatawan asing 25 juta di tahun 2020, industri pariwisata Jepang mulai memberikan perhatian terhadap wisatawan muslim. Penelitian ini membahas mengenai industri pariwisata Jepang yang meningkatkan upaya menarik wisatawan muslim. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analisis dengan tinjauan pustaka sebagai sumber.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa industri pariwisata Jepang mampu menyesuaikan antara penawaran dan permintaan wisatawan muslim sebagai upaya menarik wisatawan asing ke Jepang sebagai pasar potensial. Menyesuaikan penawaran dan permintaan tersebut dengan cara meningkatnya fasilitas dan kesadaran Jepang untuk menyesuaikan dengan peraturan Islam untuk kenyamanan wisatawan muslim selama berada di Jepang. Dengan terpenuhinya kenyamanan untuk wisatawan muslim, maka dapat membuka kesempatan yang lebih besar untuk mencapai target di tahun 2020.

Tourism has been importance as one of sectors enhacing economic growth in Japan. According to the government’s goal of attracting 25 million tourist by 2020, Japanese tourism industry is beginning to pay attention to muslim tourists. This article is about Japanese tourism industry boosting efforts to attracts muslim tourists. This article using descriptive-analytical method and literature review as a sources.
The result shows that Japanese tourism industry was able to adjusts between supply and demand from muslim tourists as an efforts to attract muslim tourist to Japan as a big potential target. The balance between supply and demand accompanying with increasing facility and mindful that related Islam law to make muslim tourists more comfortable. And have a big chace to reach the target in 2020.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Putriningrum
"Atribut ramah halal merupakan indikator penting untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Hal ini diperlukan dalam pengembangan pariwisata ramah halal, terutama bagi destinasi dengan mayoritas penduduk non-Muslim. Destinasi non-Muslim mungkin akan kesulitan dalam menyediakan atribut ramah halal karena mayoritas penduduknya tidak menerapkan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Namun, perkembangan wisatawan Muslim mendorong destinasi non-Muslim untuk mengembangkan atribut ramah halal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut ramah halal terhadap destination image, customer engagement, dan loyalitas wisatawan Muslim Indonesia. Survei daring dilakukan kepada wisatawan Muslim Indonesia yang pernah mengunjungi Singapura, Bangkok, atau Tokyo dalam dua tahun terakhir. Analisis data pada penelitian ini menggunakan software SPSS dan AMOS dengan metode pengolahan data Structural Equation Modelling (SEM) untuk menguji variabel penelitian terhadap 408 responden. Hasil penelitian memperlihatkan atribut ramah halal berpengaruh positif terhadap destination image, customer engagement, dan loyalitas wisatawan Muslim Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa customer engagement memediasi hubungan antara destination image dan loyalitas, serta terdapat peran moderasi dari kelompok destinasi (Singapura, Bangkok, dan Tokyo) dalam hubungan di antara variabel.

Halal-friendly attributes are an important indicator to meet the needs of Muslim tourists. This is necessary in developing halal-friendly tourism, especially for non-Muslim destinations. Non-Muslim destinations may find it difficult to provide halal-friendly attributes since they do not implement Islamic values in their daily lives. However, the development of Muslim tourists encourages non-Muslim destinations to develop halal-friendly attributes. This study aims to see the effect of friendly attributes on destination image, customer engagement, and loyalty of Indonesian Muslim tourists. The survey was conducted on Indonesian Muslim tourists who have visited Singapore, Bangkok, or Tokyo in the last two years. The data were analyzed using SPSS and AMOS with the Structural Equation Modelling (SEM) method to test the relationship among the research variables using 408 respondents. The results showed that halal-friendly attributes positively influence destination image, customer engagement, and loyalty of Indonesian Muslim tourists. The results also showed that customer engagement mediates the relationship between destination image and loyalty, and there is a moderating role of destination groups (Singapore, Bangkok, and Tokyo) in the relationship between variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velly Priliana
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar yaitu dengan jumlah mencapai 87,18 % dari populasi 232,4 juta jiwa pada tahun 2018. Tahun 2015, Indonesia menduduki peringat pertama terhadap interaksi mengenai halal lifestyle, ini menjadi potensi yang baik guna meningkatkan perkembangan wisata halal di Indonesia. Era digital telah menjadi bagian penting dalam perkembangan pariwisata halal karena saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0. Pada 2018, pengguna internet di Indonesia sekitar 64,8 % dan alasan utama dari penggunaan internet adalah untuk melakukan komunikasi. Social Media sebagai platform yang paling banyak dipilih untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasaran media sosial terhadap minat wisatawan muslim pada destinasi wisata halal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis SEM yang diolah melalui Lisrel. Survei dilakukan terhadap 304 responden. Adapun variable exogen yang digunakan yaitu Social Media Marketing, Sharia Compliance in Social Media Marketing, dan Sharia Compliance in Destination, sedangkan variable endogen yang digunakan yaitu Attitude Towards Destination dan Intention to Visit.
Hasil yang didapatkan, social media marketing dan sharia compliance in destination memiliki hubungan yang positif pada attitude, dan attitude berpengaruh signifikan terhadap intention, sedangkan sharia compliance in social media marketing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude.
Berdasarkan hasil tersebut, banyak faktor yang menyebabkan keapatuhan pemasaran media sosial terhadap aturan syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap wisatawan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pemasaran media sosial yang membahas tentang wisata halal secara khusus.

Indonesia is a country with the largest Muslim population, with a number reaching 87.18% of the population of 232.4 million people in 2018. In 2015, Indonesia was the first warning of interactions regarding halal lifestyle, this has a good potential to increase the development of halal tourism in Indonesia. The digital age has become an important part in the development of halal tourism because it has now entered the era of the industrial revolution 4.0. In 2018, internet users in Indonesia are around 64.8% and the main reason for using the internet is to communicate. Social Media as the most chosen platform for communication. This study aims to determine the effect of social media marketing on Muslim tourist interest in halal tourist destinations.
This research uses a quantitative approach with SEM analysis which is processed through Lisrel. The survey was conducted on 304 respondents. The exogenous variables used are Social Media Marketing, Sharia Compliance in Social Media Marketing, and Sharia Compliance in Destination, while the endogenous variables used are Attitude Towards Destination and Intention to Visit.
The results obtained, social media marketing and sharia compliance in destination have a positive relationship on attitude, and attitude has a significant effect on intention, while sharia compliance in social media marketing has no significant effect on attitude.
Based on these results, many factors that cause social media complicity with sharia rules are not significant to tourist attitudes. The way to do this is to develop social media that specifically addresses halal tourism."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>