Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuswantoro Rusca Putra
"ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres tinggi dan berisiko burnout. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap burnout perawat pelaksana. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu yaitu pengembangan model yang diawali dengan penelitian kuantitatif tentang persepsi perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja dan burnout. Model kemudian dikembangkan dengan cara melakukan uji statistic pemodelan, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap kedua yaitu uji coba model untuk menentukan pengaruh terhadap burnout. Penelitian tahap dua merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test with control group. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 485 perawat untuk tahap 1,  85 perawat kelompok intervensi dan 85 perawat kelompok kontrol untuk tahap 2. Hasil penelitian tahap satu diketahui perilaku caring kepala ruangan , beban kerja, kendali, penghargaan mempengaruhi kelelahan emosional (p<0.005) dan dihasilkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya penurunan skor kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya penurunan pencapaian prestasi secara signifikan (p<0.001) dibandingkan skor awal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model lingkungan kerja perawat berbasis caring menurunkan gejala burnout pada perawat dan direkomendasikan digunakan oleh kepala ruangan dalam pengelolaan lingkungan kerja.

ABSTRACT
Nurses are professions that have high stress levels and cause susceptibility to burnout. The purpose of this reserach is to develop a nurse work environment based on caring model and identify its effectiveness on burnout among nurses. This study conducted in two stages. First stages acknowledge constructing a model by integrating the results of quantitative study about perception of work environment and burnout among nurses. Model was developed using statistic modeling test, literature review, and expert review. The second stage identified the influence the model on reducing burnout. The second stage of this study used quasi experimental research using post test with control group design. The number of nurses who participated in this study is 85 nurses in intervention group and 85 nurses in control group. The results of the first stage study found that the nurse manager caring behavior (p=0.0001), workload (p=0.0001), control (p=0.0001), rewards (p=0.004) affect emotional exhaustion. The second stage of research proved the significant decrease in emotional exhaustion, depersonalization, and increase personal accomplishment (p=0.0001) after intervention compared with in control group. The conclusion of the research is that nurses work environment based on caring models reduce symptoms of burnout in nurses and it is recommended for use by the nurse manager in managing the work environment.

 

Keyword: nurses work environment based on caring mode; emotional exhaustion; depersonalization; reduce personal accomplishment.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dwi Oktaviana
"Burnout pada perawat mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat. Faktor fisik dan psikologi perawat selama bekerja perlu menjadi perhatian bagi penyelenggara kesehatan. Laporan kasus ini menjelaskan mengenai burnout pada perawat di lingkungan kerja. Penilaian burnout dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara, dan survey dengan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) yang membahas tiga dimensi burnout, dimensi kejenuhan mental, dimensi depersonalisasi, dimensi pencapaian diri. Kuesioner terdiri dari 22 pernyataan dengan rentang nilai 0 – 10 dan dikategorikan menjadi empat kategori ringan (0 – 2), sedang (3 – 5), tinggi (6 – 8) dan sangat tinggi (9 – 10). Penelitian dilakukan pada 22 perawat di ruangan Healthcare Unit. Hasil observasi partisipatif menunjukkan bahwa perawat mengalami kelelahan secara fisik karena adanya beban kerja yang cukup padat. Hasil wawancara didapatkan bahwa perawat merasa lelah dengan banyaknya beban kerja yang didapat, Namun nyaman dengan lingkungan kerja sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik. Hasil analisis deskriptif dari kuesioner didapatkan mean dari dimensi kejenuhan mental 3,2 kategori tingkat burnout sedang, dimensi depersonalisasi 1,1 kategori tingkat burnout rendah, dan dimensi pencapaian diri 3,3 kategori tigkat burnout sedang.  Secara umum, tingkat burnout perawat di ruangan yaitu kategori tingkat sedang. Evaluasi tingkat beban kerja dan skrining burnout secara berkala diharapkan mampu mengurangi tingkat kejadian burnout pada perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.

Burnout on nurses affects the performance of nurses in providing nursing care in the ward. The physical and psychological factors of nurses during work need to be a concern for health providers. This case report describes burnout in nurses in the work environment. Burnout assessment is carried out by participatory observation, interviews, and surveys using the Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnaire which discusses the three dimensions of burnout, the dimension of mental saturation, the dimension of depersonalization, and the dimension of self-morality. The questionnaire consists of 22 statements with a value range of 0-10 and the contents are divided into four categories of mild (0-2), moderate (3-5), high (6-8) and very high (9-10). The study was conducted on 22 nurses in the Healthcare Unit room. Participatory observation results show that nurses experience physical fatigue due to a fairly heavy workload. The results of the interviews showed that nurses felt tired with the amount of workload they received, but were comfortable with the work environment so that nurses were able to provide good care. The results of the descriptive analysis of the questionnaire obtained an average of the dimensions of mental saturation 3.2 categories of moderate burnout levels, depersonalization dimensions 1.1 categories of low burnout levels, and self-selling dimensions 3.3 categories of moderate burnout levels. In general, the burnout level of nurses in the room is the medium level category. Periodic evaluation of workload levels and burnout screening is expected to be able to reduce the incidence of burnout in nurses so as to improve the quality of nursing care provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aemilianus Mau
"Latar Belakang: Perilaku caring perawat merupakan salah satu faktor penentu kepuasan pasien di RS. Tujuan: mengeksplorasi perilaku caring untuk mengembangkan model perilaku caring perawat berbasis budaya NTT, menguji pengaruh model terhadap perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Metode: Mixed Metode, terdiri dari tahap I eksplatory design dan tahap II quasy experiment pretest-posttest control group design. Partisipan penelitian tahap I terdiri dari 14 tokoh masyarakat, 11 orang pimpinan RS, 10 orang pasien, dan 5 orang perawat pelaksana. Pemilihan partisipan secara purposive. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara mendalam dan FGD. Analisis data menggunakan pendekatan Colaizzi. Sampel penelitian tahap II adalah perawat dan pasien yang dipilih secara purposive. Penentuan besar sampel menggunakan rumus beda proporsi pada dua kelompok. Besar sampel perawat 120 orang dan pasien 360 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji independent sampel t- test dan General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Hasil: Penelitian tahap I menghasilkan 3-4 tema untuk setiap kelompok partisipan dan menghasilkan Model Floramora Berbasis Budaya NTT. Flora singkatan dari Flores, Sumba, Timor, dan Alor, yang merupakan empat suku besar di NTT. Mora merupakan sejenis bunga yang melambangkan caring adalah kasih dan kebaikan yang diwujudkan melalui budaya 3H: Hase, Hakneter, Haktaek (Menyapa, Menghargai, Menghormati) pasien dan keluarganya, budaya 4N: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Nalar, Nafsu/semangat, Naluri, Nurani), budaya Karawa ya ole atamu gai’mu kada manuwara gu ole atamu (melayani pasien seperti perawat ingin dilayani), budaya su’u papa suru, sa’a papa laka (berbagi kasih dan tanggung jawab), budaya Halon No Viar (Berharap dan Percaya). Hasil penelitian tahap II menunjukkan implementasi model Floramora berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien (p 0,001<0,05). Kesimpulan: Model ini berpengaruh signifikan terhadap peningkatan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien. Saran: Model ini dapat diterapkan di RS guna meningkatkan perilaku caring perawat dan kepuasan pasien.
Background: Nurse caring behavior is a significant variable in the establishment of patient contentment within a hospital setting. Objective: To explore caring behavior, to develop a Model of nurse caring behavior based on NTT culture, to examine the effect of the Model on nurse caring behavior and patient satisfaction. Method: Mixed Method, consisting of stage I exploratory design and stage II quasy experiment pretest-posttest control group design. Phase I research participants consisted of 14 community leaders, 11 hospital leaders, 10 patients, and five nurses. Selection of participants purposively. Data collection used in- depth interviews and FGD guidelines. Data analysis used the Colaizzi approach. Phase II research samples were nurses and patients who were selected purposively. Determination of sample size using the formula of different proportions in the two groups. The sample size is 120 nurses and 360 patients. Data collection used a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data analysis used independent sample t-test and General Linear Model Repeated Measure (GLM-RM). Results: Phase I research produced 3-4 themes for each participant group and produced the Floramora Model Based on NTT Culture. Flora stands for Flores, Sumba, Timor and Alor, which are the four major tribes in NTT. Mora is a type of flower that symbolizes caring, namely love and kindness which is manifested through 3H culture: Hase, Hakneter, Haktaek (Greeting, Appreciating, Respecting) patients and their families, 4N culture: Nawas, Nopil, Nezel, Nimil (Reason, Lust or passion, instinct, conscience), culture of Karawa ya ole atamu gai'mu kada manuwara gu ole atamu (serving patients like a nurse wants to be served), culture of su'u papa suru, sa'a papa laka (sharing love and responsibility), culture of Halon No Viar (Hope and Believe). The results of the second phase of the study showed that the implementation of the Floramora model had a significant effect on increasing nurse caring behavior and patient satisfaction (p 0.001 <0.05). Conclusion: This model has a significant effect on improving nurse caring behavior and patient satisfaction. Suggestion: This model can be applied in hospitals to improve nurse caring behavior and patient satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nabeela
"Burnout sering terjadi di kalangan tenaga kesehatan, terutama pada perawat. Pekerjaan perawat, yang membutuhkan tenaga, perhatian, serta waktu yang banyak, rentan menyebabkan work-family conflict (WFC). Penelitian ini bertujuan melihat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta. Subjek penelitian didapatkan sebanyak 124 dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Work Family Conflict Scale (WAFCS) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis dilakukan menggunakan SPSS v.25 dan hasil menunjukkan bahwa terdapat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout. Dapat disimpulkan bahwa work-family conflict (WFC) memprediksi terjadinya burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta.

Burnout is often observed among healthcare professionals, particularly nurses. The demanding task of nursing requires significant energy, attention, and time, which can lead to work-family conflict (WFC). This study aims to examine the role of work-family conflict (WFC) in burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta. A total of 124 subjects were recruited using convenience sampling. The measurement tools used were the Work Family Conflict Scale (WAFCS) and the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Analysis was conducted using SPSS v.25, revealing a significant relationship between work-family conflict (WFC) and burnout. It can be concluded that work-family conflict (WFC) predicts the occurrence of burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Surbakti
"Caring merupakan ciri khas perawat yang menentukan kualitas sebuah layanan. Namuntidak semua perawat memiliki perilaku caring yang baik. Salah satu penyebabrendahnya perilaku caring adalah rendahnya efikasi caring perawat yang menyebabkankurangnya keyakinan dan kemampuan diri untuk membina hubungan caring dalammemberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpelatihan efikasi caring terhadap perilaku caring perawat. Penelitian ini menggunakandesain kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post testdesign with control group. Partisipan adalah 50 perawat pada kelompok intervensi diRSUD Kota Dumai dan 50 perawat pada kelompok control di RSUD Kecamatanmandau.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan efikasi caring terhadapperilaku caringperawat dengan nilai p = 0,0001, ada perbedaan bermakna pada nilaiperubahan perilaku caring baik di kelompok intervensi p = 0,0001 maupundikelompok kontrol p = 0,021 dengan ? = 0,005 dan pengetahuan memiliki hubunganbermakna dengan perilaku caring perawat. Pelatihan mampu meningkatkan efikasicaring sehingga perilaku caring perawat juga meningkat. Manajer perlu memikirkanupaya untuk mempertahankan perilaku caring yang telah dicapai terutama denganmeningkatkan pengetahuan perawat mengenai efikasi caring.

Caring is a characteristic of nurses that determine the quality of a service. But not allnurses have good caring behaviors. One of the causes of low caring behavior is the lowefficacy of caring that leads to lack of confidence and self ability to foster caringrelationships in providing nursing care. This study aimed to determine the effects ofcaring efficacy training on caring behavior of nurses. This research used quantitativedesign with quasi experimental method with approach of pre post test design withcontrol group. Participants were 50 nurses in the intervention group at RSUD Dumaiand 50 nurses in the control group at RSUD Mandau.
The results showed that there wasan effect of caring efficacy training on caring nurse behavior with p value 0.0001,there was significant difference in the value of caring behavior change in bothintervention group p 0.0001 and control group p 0,021 with 0.005 andknowledge have significant relationship with caring behavior of nurse. Training canimprove caring efficiency and increasescaring nurse behavior. Managers need to thinkabout efforts to maintain caring behavior that has been achieved primarily byincreasing the nurse's knowledge aboutcaring efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Tri Handayani
"Stres kerja merupakan reaksi negatif dari seseorang terhadap tekanan yang dibebankan kepada mereka dari adanya tuntutan, hambatan atau peluang. Burnout syndrome adalah proses yang disebabkan oleh stres pekerjaan yang tidak teratasi sehingga menyebabkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian serta penurunan pencapaian pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tingkat stres kerja dengan burnout syndrome juga dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan kesehatan jiwa tenaga keperawatan. Metode penelitian menggunakan metode Cross Sectional kepada 165 perawat di RSUD Jati Padang dan Rumah Sakit Fatmawati. Pengukuran tingkat stres kerja dengan menggunakan kuesioner OSI-R (Occupational Stres Inventory-Revised) dan Burnout Syndrome diukur dengan kuesioner MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey). Uji korelasi diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres kerja dengan burnout syndrome pada perawat di Rumah Sakit Rujukan COVID-19.

Job stress is a negative reaction from a person to the pressure imposed on them from demands, obstacles, or opportunities. Burnout syndrome is a process caused by unresolved work stress that causes emotional exhaustion, personality changes, and decreased personal achievement. This study aims to obtain an overview of the relationship between work stress levels and burnout syndrome, which can also be a guide for improving the mental health of nursing staff. The research method used the Cross-Sectional method to 165 nurses at Jati Padang Hospital and Fatmawati Hospital. Measurement of work stress level using the OSI-R (Occupational Stress Inventory-Revised) questionnaire and Burnout Syndrome measured by the MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey) questionnaire. The correlation test measured using the Chi-Square test shows that there is a significant relationship between work stress levels and burnout syndrome in nurses at the COVID-19 Referral Hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neli Suharti
"Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang sangat beresiko mengalami burnout. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan burnout dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta.
Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi dengan responden sebanyak 110 orang yang dipilih dengan metode simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner modifikasi Maslach Burnout Inventory (MBI) dan kuesioner Rivai.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara Burnout dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (p value = 0,018; α = 0,05). Tingkat burnout yang dialami perawat termasuk kategori sedang, dan kinerja yang dicapai oleh perawat dalam kategori kinerjanya baik, menggambarkan bahwa perawat bekerja secara profesional meskipun mengalami burnout tingkat sedang.
Penelitian ini menyarankan rumah sakit agar memperhatikan tingkat kejenuhan untuk menghindari pengaruh terhadap kinerja perawat.

Nurses are one of the professions vulnerable to burnout. This study aim is to determine the relationship between burnout and nurses work performance at Metropolitan Medical Centre Hospital, Jakarta.
The research design of this study was descriptive-correlation with 110 samples selected using simple random sampling technique. Research instrument was modified Maslach Burnout Inventory (MBI) and Rivai Questionnaire.
Study result showed a significant relationship between burnout and the work performance of nurses at Metropolitan Medical Centre Hospital (p value = 0,018; α = 0,05). Burnout level of nurses was moderate, and nurses showed good work performance.
This finding suggested nurses work professionally despite the level of burnout was moderate. It is recommended to hospitals to regard the level of burnout to avoid influence on nurses work performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ikhwan
"Perawat adalah satu profesi pelayanan kesehatan yang berisiko tinggi mengalami kejenuhan kerja karena beban kerja yang berat dan stres kerja yang tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kinerja dan produktifitas kerja, Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran kejenuhan (burnout) dan kinerja perawat dan unit rawat inap salah satu rumah sakit rujukan nasional di Jakarta. Jumlah partisipan pada penelitian sebanyak 96 perawat (usia rata-rata 30,36; SD=7,990) yang dipilih berdasarkan metode random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner burnout dari MBI (Maslach Burnout Inventory), kuesioner kinerja perawat dan kuesioner stres perawat ENSS (Expanded Nursing Stress Scale).
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar partisipan penelitian mengalami stres kerja sedang (66,7%), mempunyai tingkat kejenuhan (burnout) sedang (83,3%), dan mempunyai kinerja sangat baik (80,2%). Rumah sakit diharapkan dapat lebih memberikan perhatian terhadap stres dan kejenuhan kerja terhadap para perawatnya agar dapat menberikan situasi kerja yang lebih kondusif yang dapat mempengaruhi kenyamanan perawat dalam bekerja.

The nurse is a profession of health services at high risk of job burnout because of the heavy workload and job stress high can cause a decrease in performance and productivity of work, this research uses descriptive design that aims to know the description saturation (burnout) and the performance of nurses and unit inpatient one national referral hospital in Jakarta. The number of participants in the study were 96 nurses (average age 30.36; SD = 7.990) were selected by random sampling method. The research instruments used questionnaires burnout of the MBI (Maslach Burnout Inventory), questionnaires performance of nurses and nurse Enns stress questionnaire (Expanded Nursing Stress Scale).
Results research shows the majority of study participants were experiencing work stress (66.7%), has a saturation level (burnout) moderate (83.3%), and has a very good performance (80.2%). The hospital is expected to give more attention to stress and job burnout against the nurses in order to give more employment situation more conducive to affect the comfort of nurses in work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rurry Diane Respati
"Lingkungan fisik yang baik tidak hanya mempengaruhi kesembuhan pasien namun juga akan mempengaruhi performa perawat dalam melakukan perilaku caring yang merupakan esensi dari keperawatan, kenyataannya terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian perawat memiliki perilaku caring rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring perawat berdasarkan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Desain penelitian yang digunakan yakni deskriptif kategorik dengan jumlah sampel 130 perawat dan diperoleh selama 1 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner inventaris perilaku caring yang diterjemahkan dari kuesioner CBI Wolf (1988).
Hasil analisa perilaku caring perawat didapatkan skor CBI tinggi pada setiap ruang rawat inap, nilai skor CBI mean tertinggi ada pada ruang rawat kelas 2 dengan nilai mean 3,434. Implikasi dari penelitian ini, menunjukkan bahwa persepsi perilaku caring perawat tinggi pada ruangan yang berbeda, hal ini perlu dibangun oleh rumah sakit lain untuk meningkatkan perilaku caring perawat. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tentang perilaku caring perawat baik dari persepsi perawat maupun dari pasien dengan observasi dan self assessment.

A good physical environment affects not only recovery of patients but also will affect the performance of nurse caring behaviors in conduct which is the essence of nursing, in fact there are several studies showing that some nurses have low caring behavior. This study aims to know the description of nurse caring behaviors on inpatient room at General Hospital Pasar Rebo. The study design used the descriptive categorical with a sample of 130 nurses that had been taken in a week. The data was collected using a caring behavior inventory questionnaire which translated from CBI Wolf (1988) questionnaire.
Results of analysis obtained CBI mean score were all high (n=130) in each inpatient room with the highest mean score of CBI on class 2 ward with a mean of 3.434. The implications of this study, suggests that the perception of nurse caring behaviors were all high in different rooms, this needs to be built by other hospitals to increase nurse caring behaviors. Recommendations for further research are expected to examine more deeply how good of caring nurses and nurse perceptions of patients with observation and self-assessment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halya Hanuna Kirana
"Kualitas tidur buruk banyak dialami oleh perawat. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kejadian burnout pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan kejadian burnout pada perawat di Rumah Sakit. Penelitian kuantitatif analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 337 perawat ruang rawat inap, ICU, IGD, dan rawat jalan yang dipilih dengan stratified random sampling di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Alat ukur yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Copenhagen Burnout Inventory (CBI). Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dan burnout pada perawat (p<0,001, α= 0.05). Selain itu didapatkan 73% perawat memiliki kualitas tidur yang buruk dan 12,2% perawat mengalami burnout berat. Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis perawat. Kejadian burnout pada perawat perlu diminimalisir dengan meningkatkan kualitas tidur perawat. Oleh karena itu, penting bagi pihak Rumah Sakit dan perawat untuk meningkatkan sleep awareness, sehingga kualitas tidur perawat menjadi lebih optimal.

Many nurses experience poor sleep quality. Poor sleep quality can cause burnout in nurses. This study aims to determine the relationship between sleep quality and the incidence of burnout in nurses in hospitals. This correlative analytical quantitative with a cross-sectional approach involving 337 inpatient, ICU, ER, and outpatient nurses who were selected using stratified random sampling at one of the hospitals in Jakarta. The measuring instruments used are the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and the Copenhagen Burnout Inventory (CBI). Hypothesis testing was conducted with a chi-square statistical test. The results showed that there was a significant relationship between sleep quality and burnout in nurses (p=0.001, α= <0.005). Apart from that, it was found that 73% of nurses have poor sleep quality and 12.2% of nurses experienced severe burnout. This study shows that sleep quality can affect the psychological well-being of nurses. Therefore, hospitals and nurses need to increase nurses’ sleep awareness, so that nurses' sleep quality becomes more optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>