Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irra Wiryani
"ABSTRAK
Ujian nasional (UN) yang diadakan pemerintah setiap tahun menimbulkan masalah ansietas bagi para siswa SMP dan SMA. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat ansietas siswa menghadapi ujian nasional pada siswa SMP dan SMA. Desain penelitian deskriptif dengan melibatkan 83 siswa SMPN dan 80 siswa SMAN yang akan menghadapi UN. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi wetside test anxiety scale. Hasil penelitian didapatkan 11% siswa SMPN ansietas tingkat sedang sampai dengan berat dan 39,2% siswa SMAN ansietas pada tingkat sedang sampai dengan berat. Perawat sekolah perlu melakukan intervensi untuk mengurangi ansietas siswa di sekolah terutama menjelang UN. Diharapkan pihak sekolah dan orang tua dapat meningkatkan perhatiannya terhadap masalah psikologis siswa."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Beningtyas Kharisma Bestari
"ABSTRAK
Kecemasan merupakan perasaan takut atau khawatir yang disebabkan oleh berbagai peristiwa yang bersifat subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis di wilayah binaan UPF Puskesmas Pabuaran Indah, Kecamatan Cibinong. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 105 lansia dengan penyakit kronis, berusia 60 tahun atau lebih yang dipilih dengan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS) skala kecemasan dan kuesioner karakteristik responden. Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan antara jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis, (p= 0,004) dengan kekuatan hubungan (odd ratio) 3.549. Lansia yang memiliki lebih dari satu penyakit kronis memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk merasa cemas. Pelayanan kesehatan disarankan untuk memberikan edukasi kesehatan dan meningkatkan peran keluarga untuk mengurangi kecemasan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rosfiati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irra Wiryani
"ABSTRAK
Ujian Nasional (UN) yang diadakan pemerintah setiap tahunnya menimbulkan ansietas bagi para siswa SMP maupun SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat ansietas siswa dalam menghadapi ujian nasional pada siswa SMPN 2 dan SMAN 2 Depok. Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif dengan melibatkan 83 siswa SMPN 2 dan 80 siswa SMAN 2 yang akan menghadapi UN. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat ansietas siswa adalah wetside test anxiety scale. Berdasarkan penelitian didapatkan 11% siswa SMP teridentifikasi ansietas pada tingkat sedang sampai dengan berat dan 39,2% siswa SMA teridentifikasi ansietas pada tingkat sedang sampai dengan panik. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun mayoritas siswa memiliki ansietas pada tingkat ringan, asuhan keperawatan tetap diperlukan untuk mengurangi ansietas siswa disekolah terutama siswa yang teridentifikasi ansietas pada tingkat sedang sampai dengan panik.

ABSTRACT
National Exam (Ujian National/UN) held by government (Ministry of Education) evoked anxiety problem for Junior and Senior High School students. This research is aimed to identify the description of student?s level anxiety who will encounter the National Exam in SMPN 2 Depok and SMAN 2 Depok. This study used description survey design involving 83 students from SMPN 2 Depok and 80 students from SMAN 2 Depok. The instrument used in this study is wetside test anxiety scale. The result shows 11% of SMPN 2 Depok students as participant in this study identified anxiety in moderate to severe scale, and 39.2% of SMAN 2 Depok students shows anxiety level from moderate to panic scale. This result indicates despite the majority result of student?s level of anxiety in mild scale, nursing intervention is required to reduce the level of anxiety among students, especially for students who will encounter National Exam (UN) and being identified in the level of anxiety at moderate to panic scale. From the result of this study, school board and parents is expected to give more attention to student?s psychological problems."
[;Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2015
S59794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rakhmaningrum
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak psikologis pada individu di seluruh level usia termasuk remaja. Di masa ini remaja rentan mengalami distres psikologi yang kemudian dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan mentalnya. Dengan sumber distres yang tidak terhindarkan di masa pandemi ini, kajian untuk melihat faktor protektif yang dapat bertindak sebagai buffer hubungan distres psikologi dengan kesehatan mental remaja dirasa perlu untuk dilakukan. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam hal ini adalah resiliensi. Penelitian ini melihat peran resiliensi terhadap hubungan antara distres psikologi dan kesehatan mental pada remaja. Penelitian ini merupakan menggunakan desain korelasional dan kuantitatif dengan teknik non probability sampling dengan target partisipan adalah remaja berusia 11-19 tahun. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mengukur kesehatan mental (Mental Health Continuum - Short Form), distres psikologi (K10), dan resiliensi (Resilience Scale – 14) secara onlinemelalui google form dengan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 390 orang. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa distres psikologi dan resiliensi memiliki sumbangan sebesar 40,5 persen terhadap kesehatan mental remaja setelah mengontrol jenis kelamin, usia, dan domisili. Analisis moderasi menggunakan PROCESS menemukan bahwa resiliensi secara signifikan memoderasi hubungan antara distres psikologi dengan kesehatan mental pada remaja (t = 2,038 dan p = < 0,05).

The COVID-19 outbreak has psychological impact on individuals at all ages including adolescents. At this very time, adolescents are prone to experiencing psychological distress which has a negative impact on their mental health. With a potential source of stress that cannot be avoided during this pandemic, a study to look at protective factors that can act as a buffer for the relationship between psychological distress and adolescent mental health during this pandemic is deemed necessary. One factor presumed to play a role is resilience. The aim of this study is to look at the role of resilience in the relationship between psychological distress and mental health in adolescents. This research uses correlational and quantitative design with non-probability sampling techniques, the target participants are adolescents aged 11-19 years. The research was conducted by distributing questionnaires to assess mental health (Mental Health Continuum - Short Form), psychological distress (K10), and resilience (Resilience Scale - 14) via google form and obtained 390 samples. Multiple regression analysis showed that psychological distress and resilience contributed 40,5 percent to adolescent mental health after controlling for gender, age, and domicile. Moderation analysis using PROCESS found that resilience significantly moderated the relationship between psychological distress and mental health in adolescents (t = 2.038 and p = <0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Efrida
"Penyebab gangguan jiwa pada remaja adalah multifaktor, tidak hanya satu penyebab, namun disebabkan oleh berbagai faktor yang perlu pengkajian lebih dalam. Untuk mengetahui penyebab masalah gangguan kesehatan jiwa pada remaja, salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan skrining dan follow up. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan e-skrining kesehatan jiwa dalam mendeteksi masalah gangguan jiwa sehingga dapat ditindaklanjuti dengan segera, baik oleh guru maupun tenaga kesehatan. Instrumen skrining menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Pengembangan sistem ini dilakukan di puskesmas panunggangan Barat, Kota Tangerang dengan menggunakan metode pendekatan prototyping untuk menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan ke sekolah selama ini masih menggunakan kertas dan mengolah data secara manual. Hasil uji-coba pada siswa menggunakan kuesioner dengan mengacu pada model Technology Accceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa respon user terhadap pengembangan sistem sebesar 77.89% dengan potensi gangguan jiwa sebesar 12.04% dengan gangguan emosional cenderung pada SMP dan SMK.Hasil uji fungsional menggunakan black box testing berhasil diterima.Hasil akhir penelitian ini berupa prototype yang mampu menjaring siswa sekaligus dengan hasil akurat, menyediakan konseling pada siswa,guru dan petugas puskesmas.Prototipe sistem ini berbasis website responsive online yang dapat diakses dimanapun. Sistem ini akan terhubung ke tenaga PKPR untuk menerima hasil skrining dan laporan dari guru. Rekomendasi yang ditawarkan dalam pengembangan ini adalah perlunya kerjasama oleh pemerintah setempat, guru, dan tenaga kesehatan dalam memberdayakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan pembinaan kesehatan jiwa pada remaja. Perlu pelatihan pada pengguna untuk mendapatkan manfaat yang diharapakan pada pengembangan sistem ini.

The cause of mental disorders in adolescents is multifactorial, not only one cause, but caused by various factors that need further study. To find out the causes of mental health problems in adolescents, one of the most effective way is to do screening and follow-up. This study aims to produce mental health e-screening to detect mental disorders so follow up can be done timely by both teachers and health workers. The screening instrument was utilizing the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). The development of this system is carried out at the Panunggangan Barat Public Health Center in Tangerang City using a prototyping approach method to produce a system that suits user needs. The results showed that all this time, screening activities in schools were still using paper and processed data manually. The results of trials on students using a questionnaire refer to the Technology Acceptance Model (TAM) model which showed that the user's response to system development was 77.89% with a potential mental disorder of 12.04% with mental emotional problems more pronounced in junior-senior high school students.The final result of this research is a prototype able to capture many students at the same time with accurate results, providing counseling to students to conduct by teacher and health center staff. This system prototype is based on online responsive web which can be accessed anywhere and will be connected to youth care health service officers (PKPR) in order to receive screening results and reports from teachers. The recommendation offered in this development is the need for local government cooperation, teachers, and health workers in empowering school health unit (UKS) to get mental health guidance for adolescents. User training is required to get the benefits expected from developing this system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoko
"Di Provinsi DKI Jakarta gangguan mental emosional khususnya pada lansia menjadi masalah seiring dengan bertambahnya jumlah lansia. Tujuan penelitian adalah mengetahui prevalensi, distribusi dan perbedaan proporsi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan mental emosional pada lansia .Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007. Hasil Penelitian prevalensi sebesar 21,1%, Berdasarkan umur proporsi gangguan mental emosional pada lansia lebih besar pada umur ≥ 70 tahun (21,0%), lebih besar pada jenis kelamin perempuan (26,0%), lebih besar pada tingkat pendidikan rendah (26,8%), lebih besar pada yang tidak bekerja (24,2%), lebih besar pada status ekonomi tinggi (24,1%), lebih besar pada anggota keluarga (25,3%), lebih besar pada yang cerai (30,6%), lebih besar pada yang menderita DM (31,6%), lebih besar pada yang menderita hipertensi (29,9%), lebih besar pada menderita gangguan sendi (26,2%) lebih besar pada yang kurus (27,4%) lebih besar pada yang tidak mandiri (46,5%).

In Jakarta Provincial mental disorders in the elderly in particular emotional an issue as the number of elderly. The research objective was to determine the prevalence, distribution and differences in the proportion of risk factors related with emotional mental disorder in the elderly. This method is a cross sectional study using data Riskesdas 2007. Research a prevalence of 21.1%, Based on the emotional life of the proportion of mental disorders in the elderly greater at age ≥ 70 years (21.0%), greater in the female sex (26.0%), greater in the low education level (26.8%), greater in that it does not work (24.2%), greater in the high economic status (24.1%), greater in family members (25.3%), greater in the divorce (30.6%), which suffer greater in DM (31.6%), greater in hypertensive (29.9%), greater in suffering from joint disorders (26.2%) greater in the lean (27.4%) was greater in the dependent (46.5%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kurniasari Ilyas Nampira
"Latar Belakang : Beban kerja mental pada PLLU yang tidak diimbangi dengan feedback yang cukup akan meningkatkan risiko kelelahan dan menurunkan keselamatan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan beban kerja mental dan faktor dominan lain dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno-Hatta.
Metode: Desain penelitian menggunakan desain pre-post dengan consecutive sampling. Dilakukan pada pemandu lalu lintas udara unit controller di bandara Soekarno Hatta. Penelitian menggunakan NASA-TLX, alat reaction time L-77 Lakassidaya dan HRV. Variabel yang dianalisis adalah beban kerja mental, umur, masa kerja, jenis kelamin, unit kerja, kerja gilir, stres, kebiasaan rokok, alkohol, latihan fisik dan suhu.
Hasil: Dari 334 PLLU unit controller hanya 104 responden yang bersedia mengikuti penelitian dan 103 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan beban kerja mental memiliki korelasi lemah dengan kelelahan r=0,114 . Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kelelahan adalah stres, kebiasaan merokok dan masa kerja. PLLU dengan stres mempunyai relative risk 145 lebih tinggi dibandingkan yang tidak stres [ Risk Relative RR = 1,45 ; 95 interval kepercayaan IK 1,055-1,999;p = 0,007], merokok memiliki korelasi sedang r=0,315 dan masa kerja memiliki korelasi lemah p=0,034; r=0,172 dengan kelelahan.
Simpulan: Beban kerja mental, stres, kebiasaan merokok dan masa kerja memiliki hubungan dengan kelelahan pada PLLU di bandara Soekarno Hatta.

Background: Mental workload on ATC which don rsquo t have enough feedback will increase fatigue risk and decrease aviation safety. The aims of this study were to know association between mental workload and other dominant factor with fatigue in ATC at Soekarno Hatta airport.
Methods: The design of the study was pre post with consecutive sampling of all Air Traffic Controller unit in Soekarno Hatta Airport. This study used NASA TLX, reaction time L 77 Lakassidaya and HRV. The variables analyzed were mental workload, age, lenght of work, gender, work unit, shift, stress, smoking habit, alcohol, physical exercise and temperature.
Results: From 334 Air Traffic Controllers only 104 were willing to participate and only 103 respondents meet the inclusion criterias. Obtained mental workload has a weak correlation with fatigue r 0,114 . The dominant factors associated with fatigue are stress, smoking habits and lenght of work. ATC with stress has a relative risk of fatigue of 145 higher than non stressful ATC Risk Relative RR 1,45 95 confidence interval CI 1,055 1,999 p 0,007 , smoking has moderate correlation r 0,315 and lenght of work has weak correlation p 0,034 r 0,172 with fatigue.
Conclusions: Mental workload, stress, smoking and length of work have associated with fatigue at ATC at Soekarno Hatta airport.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>