Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Rachmaniar Anggraeni
"ABSTRAK
Warga Kampung Pulo yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat sebagai upaya penanganan bencana banjir. Namun setelah direlokasi, ternyata banyak warga yang mengaku kesulitan bersosialisasi di rusunawa. Hal ini berbeda dengan warga tower A lantai 3 di rusunawa tersebut yang justru bisa kembali bersosialisasi seperti sediakala. Mereka dapat bertinggal seperti saat mereka masih menghuni Kampung Pulo karena mereka kembali membentuk ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan mereka. Proses pembentukan ruang inilah yang disebut sebagai proses building. Untuk dapat bertinggal, warga harus melakukan building pada setiap harinya, building pun menjadi sebuah rutinitias bagi mereka. Sehingga proses building merupakan sebuah practice. Fenomena ini dapat dipahami dengan mempelajari teori dwelling dan building yang dikemukakan oleh Heidegger, teori practice yang dikemukakan oleh Bourdieu, serta kaitan di antara keduanya. Melalui kajian teori dan studi kasus, dapat dipahami bahwa building yang dilakukan warga tidak semata-mata merupakan respon mereka secara individual terhadap alam semesta di sekitar mereka. Sebagai sebuah practice, proses building yang dilakukan warga ikut dipengaruhi oleh kondisi sosial di sekitar mereka. Hal inilah yang menyebabkan tidak semua warga di Rusunawa Jatinegara Barat dapat bertinggal seperti warga di tower A lantai 3. Kondisi dan fenomena yang terjadi pada setiap kelompok sosial mempengaruhi building yang dilakukan masing-masing anggota kelompok sosial tersebut. Sehingga proses building yang dilakukan setiap induvidu tidak lepas dari pengaruh dan keberadaan induvidu lain.

ABSTRACT
In order to solve reoccuring flood problem near Ciliwung river bank, the government relocated people of Kampung Pulo to Rusunawa Jatinegara Barat. After being relocated, a lot of residents complained that its hard for them to socialize in rusunawa. In contrast, the residents who live in the third floor of A tower can perform their social activity without problem just like how they used to do it in Kampung Pulo. Their act of dwelling are the same because they are able to create spaces that can accomodate their activities. The process of creating spaces is called building. This process is done daily and becomes a routine for the residents. Therefore, building becomes a practice for them.This phenomenon can be understood through studying the theory of dwelling and building by Heidegger, the theory of practice by Bourdieu, and the relation between the two theories. By learning more about the theory through the case study, we know that the act of building is not merely an individual respond to the universe. As a practice, we get to know that the social conditions surrounding somone can also affect their act of building. This is why not all residents of Rusunawa Jatinegara Barat can dwell like the residents that live in the third floor of A tower. The condition and the phenomenon that occur in each social group will affect the building process of each member of the group. Therefore, the building process of each induviduals cant be disassociated with other peoples influences.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Alexandra Nizomi
"ABSTRAK
Rusunawa Jatinegara Barat merupakan konsep hunian publik vertikal yang di pilih pemerintah DKI Jakarta untuk menampung warga hasil relokasi Kampung Pulo. Warga Kampung Pulo selaku penghuni memperlakukan bukaan (jendela dan pintu) dengan cukup unik dan sesuai dengan kebiasaan di hunian terdahulu, yaitu, dengan cara membuka pintu namun, menutup secara total seluruh bidang jendela. Bukaan (jendela dan pintu) pada unit berperan penting bagi penghuni. Karena membatasi langsung area privat dengan publik pada sebuah hunian publik. Bukaan merupakan elemen yang mengakomodasi proteksi dan privasi bagi penghuni pada hunian publik. Selain itu, bukaan juga dimanfaatkan sebagai akses interaksi utama unit untuk menerima informasi dari lingkungan sekitar unit pada hunian publik. Penulisan skripsi ini bertujuan mengidentifikasi dan menjelaskan latar belakang tindakan penghuni terkait dengan bukaan pada unit rusunawa Jatinegara Barat. Serta, menemukan faktor apa saja yang mempengaruhi pola perilaku terhadap bukaan tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisa studi kasus, kebutuhan proteksi dan privasi pada unit hunian publik berperan penting sebagai faktor memicu pola perilaku penghuni terhadap bukaan pada unit rusunawa Jatinegara Barat.

ABSTRACT
Rusunawa Jatinegara Barat is a concept of vertical public housing that has been chosen by DKI Jakarta government to accommodate inhabitants from relocation of Kampung Pulo. Kampung Pulos inhabitants as occupants treat openings (main window and door) with quite unique behavior and in accordance with previous habits, specifically, by open the door and close the whole window area. Openings (window and door) on unit take an important role for occupants. Because it directly defines the private and the public area in residential. Openings are element that accommodate occupants protection and privacy in public housing. Other than that, openings also become the main interaction access of each units to receive information from units surrounding environment in public housing. The thesis discusses about the occupants actions that related to openings in rusunawa Jatinegara Barat and discovers what factors that influence occupants actions against these openings. Based on theoretical analysis and case studies, the need for protection and privacy in residential units is a key to determine the factors of occupants actions against openings in rusunawa Jatinegara Barats units."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Indriani
"ABSTRAK
Kebijakan merelokasi warga Kampung Pulo yang bermukim di area sempadan
dan bantaran Kali Ciliwung ke Rusunawa Jatinegara Barat dimaksudkan untuk
mengatasi banjir dengan memperlebar kali tersebut. Permasalahan di luar aspek
teknis pelebaran sungai yang timbul akibat relokasi salah satunya adalah
perubahan ?ruang daur hidup? di lingkungan yang baru, khususnya terhadap
praktik UBR (Usaha yang Bertumpu Pada Rumah Tangga) - yang merupakan
bagian penting dari aktivitas berhuni - cukup banyak dari warga relokasi tersebut.
Riset ini mengungkap problem bertinggal di rusunawa yaitu bagi mereka yang
mengandalkan rumah sebagai tempat untuk usaha, khususnya yang terkait dengan
taktik dalam upaya untuk dapat melanjutkan usaha mereka, melalui kajian: 1)
peluang yang tersedia untuk penyesuaian praktik UBR di Rusunawa Jatinegara
Barat; 2) taktik meruang yang dilakukan pelaku usaha untuk mengatasi
keterbatasan yang ada; serta 3) faktor yang mendorong taktik meruang tersebut.
Kajian tersebut akan digunakan untuk menilai titik berat strategi pemerintah di
sektor perumahan rusunawa yang diperuntukkan bagi warga relokasi serta
dampaknya terhadap penyesuaian praktik UBR di dalamnya.
Metoda riset yang diterapkan adalah penelitian campuran, dengan pendekatan
studi kasus untuk kualitatif dan survey untuk kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: 1) kebijakan pemda terkait strategi pembangunan rusunawa
hanya menekankan aspek ruang fisik hunian dan kurang mempertimbangkan salah
satu aspek ruang daur hidup yang esensial yakni UBR, sehingga menyulitkan
kelanjutan hidup pelakunya;2) warga relokasi yang mengandalkan UBR
mengembangkan taktik agar praktik usaha dapat tetap berjalan dengan melakukan
okupasi terhadap ruang di luar yang telah disediakan.

ABSTRACT
The policy to relocate the residents of Kampung Pulo before lived along the
Ciliwung riverbank to Rusunawa Jatinegara Barat was primarily intended to
overcome the problem of flooding through extension of the width of the river. The
shortcomings of the policy or strategy is that it simply focuses on providing
shelter in physical terms and ignore the social-economic issues of the poor. For
some of the the poor, a house should enable them to set up an informal economy
activity, or so called as UBR (Home Based Enterprises Practices).
This research reveals problems in dwelling in rusunawa to those who rely on their
house as a place for business, particularly related to the tactics comitted to
continue their business, by examining: 1) the opportunities for UBR practices
adjustments in Rusunawa Jatinegara Barat, 2) spatial tactics practiced by residents
who run business to overcome the limitation of rusunawa; 3) the factors that drive
the spatial tactics. The research is used to assess the focus of the government's
strategy on rusunawa housing sector for relocated residents and its impact on
UBR practice adjustment in it.
This research used a mix method, with the approach of case studies and survey
research. Findings have shown that 1) The government policy (strategy)
concerning the rusunawa development only focuses on physical space aspects of
residential and has less consideration on one aspect of the essential lifecycle
space, that is UBR. It is causing difficulty for the survival of people who run
UBR; 2) those who rely on UBR develop tactics in order to keep running their
business by occupating outside the provided space."
2016
T46172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Manuntun
"ABSTRAK
Kareaa demikiaa pentingisya fungsi suatu tempat
untuk berdagai:^ !di Ibukota terutama dengan ma~
kin meni^katnya iiasii prodnksi msional dan sekal^
gus sebagai tempat pelayaaan kebutuhan para konsu
men yai^ aaakin! besar Idd^iiabnya maka oleh Perusabaan
Jaiirata3i(PSRJAXJ) Kerdta Api di Jalcarfca tolah didiri-
kan B^ldit^: Jafcinegara*
Peraaa^iiaa yang diadakan dengan para peda-
'1 ' ,
gang atau pemiaafe yang lain yang membutuhkanaya tern
pab untiik berdagar®® isebagai salab sabu bentnk kbu~
sus sev;a menyewa, bej?ada dalam schope huknm per^Jan-
Qian* Asias Aaas dan pengertiaa hnkum perdaba umuia
dan bukum per;3anj}ian kbususnya j berlaku bag! bubu -
ngan biton yang timbnl dalsua peraan^ian, ini*
Karena bukura per^^^Jian kiba menganub sisbim berbu
ka, maka para piMk yang mengadakan perdangian mem*
puuyai kebebasan unbuk mengabur sendiri bubuagan bu
kum mereka* Pergangian diadakan dengan surab meayurab
anbara penyeua deng^ pemilik tempab, dan sebagai
bnlcbi peraakai tempat menerima surab penungukanpemakaian
tempat berdagang, dengan sebelumnya mela-^
lui penanda banganan akbe perjanjian

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Pekerjaan arsitektur merupakan bagian pekerjaan yang dilakukan pada proyek bangunan bertingkat rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Pekerjaan arsitektur menjadi perhatian khusus karena tingkat kompleksitas pekerjaan dan juga risiko yang dapat ditimbulkan. Dengan semakin banyaknya proyek bangunan bertingkat rusunawa, akan semakin besar pula kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi akibat rendahnya kinerja keselamatan konstruksi di Indonesia pada umumnya dan di DKI Jakarta pada khususnya. Penelitian ini terfokus pada pekerjaan arsitektur bangunan bertingkat rusunawa sehingga batasan penelitian ini adalah pekerjaan arsitektur pada bangunan bertingkat rusunawa dan kinerja keselamatan konstruksinya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi dengan mengembangkan perencanaan keselamatan konstruksi pekerjaan arsitektur bangunan bertingkat rusunawa berbasis Permen PUPR No.10 Tahun 2021. Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi aktifitas pekerjaan arsitektur berdasarkan standar work breakdown structure. Hasilnya diperoleh 44 aktifitas pekerjaan arsitektur yang teridentifikasi menjadi 201 potensi bahaya dan risiko penyebab kecelakaan kerja dan cara pengendaliannya. Dari 201 variabel potensi bahaya dan risiko tersebut, ditemukan 6 variabel dengan risiko besar, 174 variabel dengan risiko sedang dan 21 variabel dengan risiko kecil. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam program safety induction, safety precaution, safety talk, safety meeting, safety patrol dan penggunaan alat pelindung diri sehingga disetujui dapat meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi.

Architectural work is part of the work carried out on a multi-storey building project for rented simple flats (rusunawa). Architectural work is of particular concern because of the level of complexity of the work and also the risks that may arise. With the increasing number of rusunawa-rise building projects, the greater the possibility of work accidents that can occur due to the low performance of construction safety in Indonesia in general and in DKI Jakarta in particular. This research focuses on the architectural work of flatrise buildings so that the limitations of this research are architectural work on high-rise flats and their construction safety performance. Therefore, this study aims to improve construction safety performance by developing a safety plan for the construction of high-rise flats buildings based on PUPR Regulation No.10 of 2021. This research begins by identifying architectural work activities based on standard work breakdown structures. As a result, 44 architectural work activities were identified into 201 potential hazards and risks that cause work accidents and how to control them. Of the 201 potential hazard and risk variables, 6 variables with high risk were found, 174 variables with moderate risk and 21 variables with low risk. The results of this study can be applied to programs for safety induction, safety precaution, safety talk, safety meetings, safety patrols and the use of personal protective equipment so that it is approved to improve construction safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Lestari
"Ruang berkumpul atau ruang komunal warga di Rusunawa dapat dilihat sebagai teritori yang di kontrol dan dikuasai oleh kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan kebutuhannya. Teritorialitas yang merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis, bersangkutan dengan kebutuhan interaksi sosial warga. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi terciptanya teritori dan mengetahui apa yang penghuni lakukan untuk menciptakan teritori tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, kebutuhan derajat privasi dan fitur desain peran penting dalam menciptakan teritori yang kemudian dapat menghadirkan ruang interaksi sosial bagi warga Rusunawa.

Gathering spaces or communal spaces of Rusunawa residents can be seen as territory that controlled and managed by particular social groups based on their needs. Territoriality which is the effort of social groups to claim a geographical area, involved the social interaction needs of residents. This thesis aims to identify what lies behind the creation of territory and know what residents do to create the territory. Based on the theoretical review and analysis of case studies, the need for degree of privacy and design features are play the significant role in creating territory which then can present social interaction space for Rusunawa residents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endarta M Kamil
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembuatan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam merelokasi pemukiman Kampung Pulo ke Rusunawa Jatinegara Barat dan mengetahui serta menganalisis dampak relokasi pemukiman Kampung Pulo terhadap kesejahteraan sosial masyarakat ditinjau dari perspektif Ketahanan Daerah. Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Pulo Jakarta Timur dan tempat relokasi di rusunawa Jatinegara Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan kebijakan relokasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan pembuatan kebijakan publik. Selain itu implementasi dari relokasi tersebut telah memberikan manfaat bagi masyarakat Kampung Pulo dalam meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga dengan mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan layak huni di rusunawa Jatinegara Barat dan mengembalikan fungsi aliran sungai Ciliwung sebagaimana mestinya guna mengatasi ancaman banjir di Jakarta akibat luapan air sungai Ciliwung demi kepentingan umum. Meskipun masih terdapat masyarakat yang direlokasi belum dapat melihat keseriusan pemerintah DKI Jakarta dalam memberikan solusi terbaik kepada mereka, membuat mereka cenderung menyalahkan pemprov DKI dalam kegiatan relokasi tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi yang lebih intensif dalam memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat sehingga dapat menyakinkan warga tentang manfaat dari relokasi tersebut.

The purpose of this research is to analyze the Government policy of DKI Jakarta Province in relocating the Kampung Pulo villages to the Jatinegara Barat flats and to have knowledge and to analyze the impact of such relocation of Kampung Pulo villages to the social community welfare from the perspective of Regional Resilience. The location of the research was conducted in Kampung Pulo East Jakarta and the relocation area in West Jatinegara flats. The type of this research is descriptive by using qualitative analysis method.
The result of research shows that policy of relocating made by the government of DKI Jakarta Province as the policy maker has been implemented in accordance with the stages of public policy making. In addition, such relocation has provided benefits for the people of Kampung Pulo in improving their welfare for the needs of obtaining proper home and neighborhood in West Jatinegara flats and for the public interest in restoring the function of Ciliwung river to overcome the threat of flooding in Jakarta due to the overflow of Ciliwung river. Although there are still some residents, who have been relocated, have not been able to see the seriousness of DKI Jakarta government in providing them the best solution, which then tend to blame the government of this relocation activities. Therefore, it is necessary to have socialization intensively in providing very clear information to the community so the benefits of the relocation can be convinced to citizens.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"Human Resources (HR) is one of the potential sources for building non-military defense forces for Indonesia. However, the condition of Indonesian human resources has many challenges amid the existing pluralistic conditions of society. One of them is by creating a community that is united in national pluralism. The research method used in this study is literature study and observation of previous research. The result is an analysis on the use of local wisdom in managing renewable energy towards energy independence to support national defense forces, through the application of the basic principles of community participation which include: (1) The community mobilizes and facilitates other communities to provide energy independently and contribute to the growth of people's economy in support of national defense; (2) Management of renewable energy through community participation is expected to not only be a normative suggestion, but must be strengthened with regulations that regulate the active involvement of the community in supporting the achievement of 23% renewable energy mix program by 2025."
Bogor: Indonesia Defense University, 2018
355 JDSD 8:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Septira Windana
"ABSTRAK
Pengelola gedung yang berjalan baik adalah pengelola yang menciptakan
kepuasan tenant sebagai pelanggan pengelola gedung begitu pula pengelola di
gedung Office X. Oleh karenanya ditinjau kualitas pelayanan dan tingkat
kepuasan tenant terhadap kinerja pengelola gedung Office X. Penelitian
menggunakan Propertyqual dengan menggunakan 11 dimensi, yaitu tangible,
reliable, responsiveness, assurance, emphaty, cleaningless, building services,
signage, security, parking, dan building aesthetic. Dari output propertyqual
dilakukan pemetaan risiko terhadap nilai propertyqual yang mendapat nilai negatif
dengan metoda AHP (Analytic Hierarchy Process). Setelah diketahui level risiko
dan juga dicari perbaikan-perbaikan yang ada diketahui dari jurnal ataupun buku
mengenai pengelolaan gedung

ABSTRACT
Good building management is who can give satisfaction to tenant as their
customer so as building management in Office X. Therefore, reviewed the service
quality level of tenant satisfaction to the performance of building management.
The research using Propertyqual with 11 dimension which is tangible, reliable,
responsiveness, assurance, emphaty, cleaningless, building services, signage,
security, parking, and building aesthetic. Using out put from propertyqual, do the
risk factors propertyqual that gets a negative value, using the method of AHP
(Analytic Hierarchy Process). After known level of risks and also finding
improvements there are known from journals or books about building
management"
2016
T46822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wedmaerti
"ABSTRAK
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan arus urbanisasi di kota Jakarta menyebabkan semakin besarnya kebutuhan lahan untuk perumahan dan permukiman. Sementara itu jumlah lahan yang tersedia semakin terbatas dengan harga yang semakin tinggi. Untuk mengatasi persoalan tersebut maka pemerintah menggalakkan pembangunan hunian vertikal seperti rumah susun. Pembangunan rumah susun sederhana sewa rusunawa khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah MBR merupakan salah satu kebijakan penyediaan perumahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pembangunan rusunawa diharapkan dapat meningkatkan kualitas permukiman, pengurangan kawasan kumuh perkotaan dan menyediakan permukiman yang layak bagi masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi lingkungan fisik Rusunawa Jatinegara Barat dan perilaku penghuni terhadap kesehatan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode Cross-sectional. Data primer diperoleh dari penyebaran angket yang dibagikan kepada 225 keluarga yang tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat. Pemilihan responden dilakukan secara proportional random sampling. Variabel-variabel yang di teliti meliputi kondisi lingkungan fisik dan perilaku penghuni variabel bebas dan kesehatan penghuni variabel terikat. Pengolahan data menggunakan program statistik. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat peningkatan kesehatan penghuni Rusunawa Jatinegara Barat.

ABSTRACT
The increasing of population and urbanization flows in the Jakarta city led to an increased demand for housing and residential land. Meanwhile, the amount of available land limited by the higher prices. To overcome these problems, the government encourage the development of vertical housing such as flats. The construction of Rusunawa, particularly for low income communities MBR is one of the housing program implemented by Jakarta Provincial Government. The goal of development is to improve the quality of rental public housing, reduction of urban slums and provide decent housing for resident. The aim of this research is to analyze the influence of the physical environment and people behaviour towards the health of Rusunawa West Jatinegara residents. This study uses a quantitative approach with cross sectional method. Primary data were collected using a questionnaire distributed to 225 families living in Rusunawa Jatinegara Barat. The selection of respondents were proportional random sampling. The variables researched include the physical environment and people behaviour the independent variable and the health of the of residents the dependent variable. Data processing using statistical program. The results showed no improvement in public health degree of the residents in Rusunawa Jatinegara Barat."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T50569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>