Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Felly
"

Penurunan fungsi kognitif atau daya ingat merupakan salah satu gejala kepikunan. Lansia yang berusia diatas 60 tahun memiliki tingkat resiko yang lebih besar untuk mengidap gangguan kesehatan ini. Pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah biophilic design. Biophilic Design memberikan sebuah strategi desain berkelanjutan (sustainable design) yang melihat hubungan manusia dengan lingkungan alami.  Biophilic Design bertujuan untuk menciptakan habitat yang berbasis hubungan alam, dengan cara mengintegrasikan alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam ruang. Biophilic Design mampu mengurangi tingkat stres, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umum (well-being), dan juga meningkatkan fungsi kognitif (daya ingat) dan kreatifitas seseorang (Browning, Ryan, & Clancy, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana biophilic design membantu meningkatkan daya ingat lansia di sebuah sasana tresna werdha. Sasana tresna werdha yang diteliti dalam penelitian ini adalah sasana werdha milik swasta yang berada di Kota Jakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 poin instrumen asesmen biophilic design yang dikembangkan berdasarkan 14 pola Biophilic Design untuk mengidentifikasi keberadaan biophilic design secara kuantitatif. Untuk mengukur daya ingat lansia digunakan tabel Clinical Dementia Rating (CDR) dan Memory Card Games. Pengukuran CDR dilakukan setiap hari dengan melihat perubahan perilaku lansia. Sedangkan, Memory card games dilakukan saat sebelum diterapkan intervensi dan saat tiga kali tahapan masa intervensi. Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan. Biophilic design mampu mempengaruhi penurunan tingkat demensia pada lansia dengan rentang usia 60-85 tahun yang berada di STW Ria Pembangunan, Cibubur. Penurunan tingkat demensia sebesar 1.00 poin atau 20% pada 61.11% lansia. Biophilic design ini menjadi implementasi yang baik di berbagai jenis bangunan, untuk meningkatkan quality of life manusia, dalam konteks ini adalah daya ingat manusia.

 


The lack of cognitive function or memory is one of the indicator of dementia. Elderly people who are aged in 60 years old or more have bigger risk to suffer from this dementia. One of the design approaches can fulfil this need is biophilic design. Biophilic design gives a sustainable design strategy which seeks the relation between human and natural environment (Degroff & Wood, 2015). The objective of biophilic design is to create a habitat based on the natural relations which integrated the natural systems, either the natural material or natural shapes into the habitat. Biophilic Design can reduce stress, improve health and well-being, and also improve cognitive function (memory) and creativity of human (Browning, Ryan, & Clancy, 2014). This research seeks how biophilic design increase the memory of elderly in the nursing home. The nursing home in this research is located in Jakarta. This research uses 43 instrument points of assessment in Biophilic Design which developed based on Browning’s. et al., 14 patterns of biophilic design to identify the existence of biophilic design quantitatively. To measure the elderly memory this research uses Clinical Dementia Rating (CDR) and Memory Card Games. CDR measurement was done everyday in observing changes in elders behaviour. Meanwhile, Memory Card Games was done prior intervention was applied, when every single  intervention steps had been done. This research was conducted for 1.5 month. Biophilic design could affect the decrease in dementia level in elders with age ranging from 60-85 years old located in STW Ria Pembangunan, Cibubur. The decrease of Dementia level of 1.00 points or 20% in 61.11% elders. It will be a great implementation in any building function to improve the human’s quality of life, in this case is increase human memory.

 

"
2019
T53371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulpida Rizki
"Depresi merupakan masalah umum yang terjadi pada lansia. Tingginya tingkat depresi dapat mempengaruhi kualitas hidup. Spiritual merupakan salah satu kebutuhan dasar lansia yang dapat digunakan sebagai strategi koping dalam menghadapi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan spiritual dan depresi pada lansia di Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 37 lansia yang dipilih melalui total sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesehatan spiritual dan depresi dengan p value 0,340 (p > 0,05), akan tetapi lansia dengan kesehatan spiritual tinggi lebih berisiko rendah untuk mengalami depresi. Pemberi pelayanan di Sasana Tresna Werdha perlu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan spiritual sebagai salah satu upaya untuk mengurangi gejala depresi pada lansia.

Depression is a common problem which can occur in older adult. High level of depression can affect quality of life. Spiritual is one of basic needs that can be used as coping strategy to solve depression.This study aimed to determine the relationship between spiritual health and depression in older adult in Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan Cibubur East Jakarta. The study design was cross sectional, involved 37 older adult who were selected through the total sampling.
The result of this study indicated that there was no significant relationship between spiritual health and depression with p value 0,340 (p >0,05), therefore older adult with high spiritual have low risk of suffer depression. Health providers in Sasana Tresna Werdha need to maintain and improve spiritual services in order to reduce the symptoms of depression in older adult.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Yuniarti
"Skripsi ini berfokus pada kajian suffering dan coping mechanism pada lansia di sebuah panti werdha swasta di daerah Cibubur, yaitu Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan terlibat saya berupaya memahami bagaimana suffering dapat terbentuk dan bagaimana upaya yang dilakukan lansia untuk menghadapinya hingga dapat keluar dari situasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bentuk strategi coping mechanism dilakukan oleh lansia guna melepaskan diri dari situasi yang membuat mereka tertekan. Terwujudnya tindakan berupa strategi ini didorong oleh agensi yang dimiliki lansia sebagai aktor. Dijelaskan pula berbagai bentuk tindakan lansia ketika mengalami suffering, strategi coping mechanism yang mereka lakukan sebagai bentuk upaya menanggulanginya, serta bagaimana bentuk-bentuk strategi tersebut dapat mereka wujudkan.

This paper focuses on the suffering and coping mechanism that are experienced by elderly in a private home care in Cibubur, called Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan. Through in-depth interviews and participant observations, I seek to understand how suffering could be formed and what actions that elderly do to get out of that situation. The study showed that some forms of coping mechanism strategies were carried out by the elderly to escape themselves from situations that made them depressed. The realization of these strategies is driven by the agency owned by the elderly as an actor. This paper also explains various forms of elderly actions when they were in suffering situation, coping mechanism strategies that they embodied as a form of effort to deal with that situation, and how these forms can be actualized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fajar
"Tekanan darah merupakan alah satu komponen penting tubuh dan hipertensi merupakan masalah umum yang terjadi pada lansia. Kesehatan spiritual meliputi rasa keharmonisan, saling kedekatan diri dengan orang lain, alam dan Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesehatan spiritual dan tekanan darah pada lansia di Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti RIA Pembangunan Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 42 lansia yang dipilih melalui totalsampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesehatan spiritual dan depresi dengan p value 0,28 p > 0,05 , akan tetapi lansia dengan kesehatan spiritual tinggi lebih berisiko rendah untuk mengalami hipertensi. Pemberi pelayanan di Sasana Tresna Werdha perlu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan spiritual sebagai salah satu upaya untuk mengurangi hipertensi pada lansia.

Blood pressure is one of the important component of body and hypertension is a common problem which can occur in older adult. Spiritual health included relationship with our self, closesnes to other people, nature and God. This study aimed to determine the relationship between spiritual health and depression in older adult in Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti RIA Pembangunan East Jakarta. The study design was cross sectional, involved 42 older adult who were selected through the total sampling. The result of this study indicated that there was no significant relationship between spiritual health and depression with p value 0,340 p 0,05 , therefore older adult with high spiritual have low risk of suffer hypertension. Health providers in Sasana Tresna Werdha need to maintain and improve spiritualservices in order to reduce the symptoms of hypertension in older adult."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henuhili, Supiyani
"Lanjut usia sering mengalami gangguan mental berupa Gangguan Depresi dan Ansietas, Demensia, dan lain-lain. Telah dilakukan penelitian proporsi gangguan mental pada lanjut usia terhadap 79 lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan Cibubur dari bulan Januari 2004 sampai dengan April 2004.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional terhadap 79 subyek penelitian berusia antara 62 - 102 tahun, dengan menggunakan instrumen CIDI versi 1.1.
Hasil : Pada penelitian ini ditemukan 46,8% mengalami gangguan mental pada lanjut usia yang tinggal di STWYKBRP Cibubur, yang terdiri dari Gangguan Depresi (20,2%), Sindrom Gtak Drganik (17,7%), Gangguan Camas Menyeluruh (3,8%), Gangguan Nyeri Somatoform (2,5%), Sindrom Ketergantungan Tembakau (1,3%) dan Skizofrenia (1,3%).
Simpulan : Gangguan mental terbanyak pada lanjut usia yang tinggal di STW-YKBRP Cibubur adalah Gangguan Depresi.

Elderly was known to be vulnerable to multiple pathology, including mental disorders, such as Depression and Anxiety Disorders, Dementia's and etc.
Objective: The study was done among the elderly residence of Sasana Tresna Werda Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan (STW-YKBRP) Cibubur to determine the proportion of mental disorders.
Method: The cross sectional study was done to 79 elderly aged between 62 - 102 years, residence of STW-YKBRP Cibubur, using CIDI version 1.1 to determine the proportion of existing mental disorders.
Result : The proportion of mental disorders of the 79 subject were as follows 46.8% elderly at STW-YKBRP Cibubur suffered from mental disorders, 20.2% suffered Depressive Disorder, 17.7% suffered from Organic Brain Disorder, 3.8% suffered from General Anxiety Disorder, 2.5% suffered from Somatoform Pain Disorder, 1.3% suffered from Nicotine Dependence Disorder, and Schizophrenia 1.3%.
Conclusions: Depression Disorder was the most predominant mental disorders in the elderly at STW-YKBRP Cibubur.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Mandasari
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran kondisi biopsikososial lansia di STW Ria Pembangunan Cibubur selama Pandemi Covid-19. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan akibat pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga pada aspek lainnya, seperti aspek psikologis, sosial, finansial, serta dampak lainnya kepada lansia. Lansia pun perlu menyesuaikan diri agar dapat bertahan dalam menjalankan kehidupan dan aktivitas sehari-hari mereka selama pandemi Covid-19. Aspek penting yang dapat memahami perilaku manusia, yaitu melibatkan perkembangan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial pada individu untuk berfungsi dalam lingkungan sosial individu. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kondisi biopsikososial lansia STW Ria Pembangunan selama pandemi dengan protokol kesehatan masih berjalan dengan ketat dan melihat upaya lansia untuk mempertahankan kondisi yang mereka alami selama pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan dari September 2022 sampai dengan Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan menggunakan teknik pengambilan informan dengan purposive sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari empat informan utama lansia STW Ria Pembangunan dan dua informan pendukung yang merupakan pekerja sosial dari lembaga. Hasil dari penelitian ini adalah lansia mengalami perubahan dari kondisi mereka alami. Kondisi lansia dalam aspek biologis telah dialami sebelum pandemi Covid-19 dengan perubahan kondisi fungsi fisik yang identifikasi terjadi pada fungsi indera motorik dan sensorik yang mengalami penurunan, sedangkan dalam kondisi kognitif mereka terdapat ditemukan adanya penurunan dalam daya ingat. Dalam aspek psikososial lansia, adanya perasaan emosional yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, membangun motivasi dan dorongan pada diri, serta bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Adapun upaya yang dilakukan oleh lansia untuk mempertahankan kondisi mereka untuk tetap dapat berjalan dan berfungsi dengan tiga cara, yaitu mengalokasikan waktu luang untuk kegiatan bermanfaat, mempertahankan kondisi kesehatan mereka, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial pada mata kuliah Tingkah Laku Manusia dan Kesejahteraan Lanjut Usia mengenai perkembangan biopsikososial lansia dalam pada masa fenomena pandemi serta upaya mempertahankan kondisi biopsikososial mereka dalam situasi tersebut.

This study discusses the description of the biopsychosocial condition of the elderly at STW Ria Pembangunan Cibubur during the Covid-19 Pandemic. This research is motivated by the impact of the Covid-19 pandemic not only having an impact on health aspects, but also on other aspects, such as psychological, social, financial aspects, and other impacts on the elderly. The elderly also need to adapt so they can survive in carrying out their daily lives and activities during the Covid-19 pandemic. An important aspect that can understand human behavior, which involves developments in biological, psychological, and social aspects of individuals to function in an individual's social environment. The purpose of this study was to describe the biopsychosocial condition of the elderly at STW Ria Pembangunan during a pandemic with strict health protocols and to see the efforts of the elderly to maintain the conditions they experienced during the Covid-19 pandemic. This research was conducted from September 2022 to June 2023 using a descriptive qualitative approach and using a purposive sampling technique to collect informants. The selected informants in this study were six people consisting of four main informants who were elderly STW Ria Pembangunan and two supporting informants who were social workers from the institution. The results of this study are that the elderly experience changes from their natural conditions. The condition of the elderly in the biological aspect had been experienced before the Covid-19 pandemic with changes in the condition of physical functioning that required the motor and sensory senses to experience a decline, while in their cognitive condition a decrease in memory was found. In the psychosocial aspect of the elderly, there are emotional feelings caused by the Covid-19 pandemic, building self-motivation and encouragement, as well as being grateful and drawing closer to God. The efforts made by the elderly to maintain their condition so that they can continue to walk and function in three ways, namely allocating free time for useful activities, maintaining their health condition, and utilizing information and communication technology. The results of this study are expected to contribute to the development of Social Welfare Science in the Human Behavior and Elderly Welfare course regarding the biopsychosocial development of the elderly during the pandemic phenomenon and efforts to maintain their biopsychosocial condition in that situation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiantini Kusumawati
"Teori degeneratif pada lanjut usia menjadi acuan bagi perancangan lingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia yang sehat dan nyaman. Di Jakarta, Panti Sasana Tresna Werdha merupakan salah satunya.
Teori iklim mikro dan pertukaran panas dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan lingkungan bangunan rumah tinggal yang sehat dan nyaman. Pada kondisi iklim Jakarta, kenyamanan termal penghuni menjadi lebih krusial.
Analisis penulisan ini merupakan hasil pengamatan dan pengukuran termal terhadap ruang tidur dan ruang sosialisasi dari dua buah Panti Sasana Tresna Werdha di Jakarta yang bertujuan untuk meninjau pengaruh Iingkungan bangunan rumah tinggal lanjut usia terhadap kesehatan dan kenyamanan termal penghuni.
Berkaitan dengan kesehatan, ternyata kenyamanan termal bagi lanjut usia cenderung tidak sama dengan tingkat kenyamanan golongan usia lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Feandri
"ABSTRAK
Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik bagi
manusia sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun, yang dapat
meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being)
(Kellert, 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa kehadiran atau
suasana alam pada ruang melalui 14 pola biophilic-design (Browning, Clancy &
Ryan, 2014) pada jenis hunian yang berbeda, yaitu: hunian tapak sederhana dan
real-estate; dan hunian vertikal sederhana (rumah susun sederhana) dan
apartemen. Kemudian pada jenis hunian yang kehadiran alamnya paling rendah
dilakukan percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design untuk mengetahui
apa dampak aplikasi pola biophilic design, terhadap kesejahteraan mental (mental
well-being) penghuninya.
Instrumen penilaian indeks biophilic-design dikembangkan berdasarkan 14
pola biophilic-design dan digunakan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif
keberadaan atau suasana alam yang hadir pada ruang. Untuk mengukur
kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni digunakan The Warwick-
Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) yang diukur pada saat dimulainya
percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design dan dua minggu setelahnya
untuk melihat dampaknya pada kesejahteraan mental (mental well-being)
penghuni.

ABSTRACT
The objective of biophilic-design is to create a good habitat for people as a
biological organism in a built environment, which can improve people’s health
and well-being (Kellert, 2015).
This research aims to identify how far nature or natural scene can be
present in a space through 14 patterns of biohilic-design (Browning, Clancy &
Ryan, 2014) on a different residential types: simple landed residential, mid to high
class landed residential/real-estate, vertical residential, and mid to high class
vertical residential/apartment. Then on the residential type which it’s natural scene
is low than the other, experiment is conducted by improve it’s natural scene to
find what impact biophilic-design does to people’s mental well-being on
residential space.
Biophilic-design index scoring was developed based on 14 patterns of
biophilic-design and used as an instrumen to identify and measure the nature and
natural scene present in a space quantitatively. The Warwick-Edinburg Mental
Well-Being Scale (WEMWBS) is used to measure people’s mental well-being. It
is measured at the moment when the experiment is conducted and two weeks after
it to find it’s impact."
2016
T45589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Rahmi
"Salah satu masalah kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yaitu penurunan fungsi kognitif yang merupakan bagian dari demensia. Demensia merupakan hilangnya kognitif secara progresif ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami, menilai, membuat keputusan, dan perubahan perilaku. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kognitif yaitu kerusakan memori. Tujuan dari penulisan yaitu menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan memori pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur dengan instrumen evaluasi berupa Mini Mental State Examination, dan Clinical Dementia Rating. Kerusakan memori merupakan ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi lama dan baru, serta mudah lupa. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu Cognitive stimulation therapy. CST dilakukan selama dua minggu dengan frekuensi tujuh kali pertemuan dengan 14 sesi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan skor MMSE dari 18 menjadi 23 dan CDR terjadi peningkatan skor pada komponen memori dari 1 menjadi 0,5, orientasi dari gangguan sedang (2) ke ringan (1), serta pengambilan keputusan berubah dari gangguan berat (3) ke gangguan sedang (2).

One of the most common health problems in older adult caused by physiological changes is the decline in cognitive function which is part of dementia. Dementia is a progressive cognitive los characterized by the decrease of ability to remember, understand, judge, make decisions, and change behavior. Nursing problems that explains cognitive decline is impaired memory. The purpose of this case study is to describe the result of nursing care for older adult at Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur, using instruments such of Mini Mental State Examination, and Clinical Dementia Rating to evaluate cognitive status. Impaired memory is inability to remember or recall bits of information or behavioral skills characterized by disorientation of time and place, inability to learn and remember old and new information, and forgetfulness. One of the nursing interventions to solve impaired memory is with cognitive stimulation therapy stimulation. CST has been done for two weeks with frequency seven times and 14 sessions. The result obtained indicate that the client experiencing an increase in MMSE score from 18 to 23 and CDR increased score on the memory component from 1 to 0.5, the orientation of moderate (2) to mild (1), and decision making changed from severe( 3) to moderate (2)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Fitria
"Tesis ini mengkaji perilaku manusia dalam hubungannya dengan ruang, termasuk ruang pribadi dengan batas-batas maya yang terbentuk akibat kebudayaan seseorang. Menggunakan pendekatan perilaku yang merupakan implikasi dari seluruh kegiatan manusia yang didasari oleh kebudayaan sebagai sistem pengetahuan (Spradley dan McCurdy, 1987: 2-3) dan pedoman hidup atau blueprint (Suparlan, 1994) serta konsep teritorialiti dari Deleuze dan Guattari (1987). Kedua konsep yang sating bersesuaian, teritorialiti adalah gambaran atau gagasan yang ada di pikiran manusia yang mempengaruhinya dalam bertingkah laku. Konsep teritorialiti berkaitan dengan konsep deteritorialisasi dan reteritorialisasi yaitu proses pengaburan dan pembentukan teritorialiti yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang baru.
Individu akan mencerap ruang beserta isinya termasuk individu lain yang berada di sekitarnya dan menanggapi sesuai dengan pedomannya. Proses penyesuaian diri merupakan salah satu tanggapan individu terhadap ruang. Berada di lingkungan yang baru seseorang akan menyesuaikan diri dengan pedoman yang ada di lingkungan tersebut. Demikian pula dengan lansia yang tinggal di STW. Mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan STW, baik ruang ragawi maupun ruang dengan batas-batas maya (ruang pribadi).
Walaupun ada lansia yang tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan dan penghuni STW, setidaknya ditemukan empat kiat yang dilakukan oleh penghuni dalam menyesuaikan diri, yaitu dengan: 1) menutup diri, 2) memilih teman 3) mengadakan pendekatan dengan semua penghuni dan 4) tidak menutup diri tapi menghindari ruang yang akan menimbulkan kesulitan pada dirinya. Kiat-kiat tersebut sangat dipengaruhi oleh kebudayaan sebagai pedoman hidup atau acuan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuannya yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, keluarga dan status pernikahan serta tipe kepribadian. Mereka mendeteritorialisasi dan mereteritorialisasi teritoriaiitinya dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan STW.
Dalam kaitannya dengan ruang ragawi, mereka melakukan beberapa penyesuaian terhadap kamar tidur dengan; 1) mengubah perletakkan perabot, 2) menambahkan perabot sesuai kebutuhannya, 3) memilih untuk keluar dan kamar atau melakukan kegiatan di luar kamar tidurnya. Pilihan-pilihan yang diambil oleh penghuni dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuannya.
Berinteraksinya ruang-ruang pribadi dalam ruang publik rentan akan terjadinya konflik. yang Terjadinya konflik di lingkungan STW dapat dilibat sebagai usaha dari penghuni untuk mempertahankan kedudukan sosialnya dan dapat memelihara hubungan dalam kelompok. Terutama penghuni yang pada kehidupan sebelum tinggal di STW, memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. Hal ini sesuai dengan tesis Coser (1956) mengenai fungsi konflik sosial.
Penelitian ini menemukan bahwa jarak jarak sosial dalam interaksi lansia penghuni STW tidak dapat diukur dengan jarak ragawi, melainkan melalui isi pembicaraan dan intensitas pertemuan antar penghuni. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan kemampuan pendengaran dan penglihatan yang mengharuskan mereka saling berdekatan ketika berbicara. Sebaliknya mereka enggan untuk duduk berdekatan dengan lawan jenisnya karena khawatir akan menjadi pembicaraan penghuni lain.
Dari penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam merancang rumah khusus lansia, yaitu; 1) perletakkan ruang-ruang bersama untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi penghuni dikaitkan dengan kebudayaan lansia; 2) penataan perabot dalam ruang. Penerapan konsep sosiapetal bagi ruang sosial yang mendukung interaksi antar pemakai dan konsep sociofugal bagi ruang yang menghindari interaksi antar pemakai ruang, dan 3) bahan yang digunakan untuk perabot, hendaknya yang ringan sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan ketika ditata kembali sesuai kebutuhan tiap kegiatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>