Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasibuan, Anis Hasanah
"Studi kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi sel-esteem dalam hubungan antara religiusitas dengan intoleransi politik. Peneliti menduga bahwa orang religius yang memiliki tingkat self-esteem rendah cenderung menunjukkan intoleransi politik yang lebih tinggi dibandingkan orang religius yang memiliki tingkat self esteem tinggi. Partisipan penelitian dalam penelitian ini adalah 308 orang yang beragama Islam di sekitar JAbodetabek dan sudah memiliki hak politik atau setidaknya sudah mendapat hak pilih dalam pemilu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Skala Intoleransi Politik oleh Pepinsky, dkk (2018) untuk mengukur intoleransi politik, Skala Religiusitas Komitmen Worthington 2003 untuk mengukur religiusitas, dan self-esteem diukur melalui Rosenberg Self Esteem Scale 1965. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek individual religiusitas dan self esteem mampu memprediksi secara signifikan terhadap intoleransi politik. Selanjutnya, analisis moderasi menunjukkan bahwa self esteem tidak damapt memberikan efek moderasi yang signifikan bagi hubungan religiuistas dengan intoleransi politik.

This quantitative study was aims to determine the moderating role of self-esteem in the relationship between religiosity and political intolerance. It was hypothesized that religious people who have a low level of self-esteem tend to show higher political intolerance than religious people who have a high level of self-esteem. The research participants of this study were 308 Muslim around Jabodetabek and already had political rights at least had been given the right to vote in national elections. Political intolerance was measured by Scale of Political Intolerance which developed by Pepinsky, et al. 2018, religiosity was measured by the Scale of Religiosity Commitment by Worthington 2003, and self-esteem was measured by Rosenberg Self esteem Scale 1965. The results of this study indicate that the individual effects of religiosity and self esteem able to predict political intolerance significantly. Furthermore, moderation analysis shows that self esteem cannot provide a significant moderating effect for the relationship of religiosity with political intolerance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengganis Rizka Prasanti
"

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan collective narcissism sebagai moderator dalam hubungan antara ideologi politik dan intoleransi politik. Ideologi politik diduga dapat memprediksi intoleransi politik terhadap kelompok yang berbeda nilai, baik pada kelompok ideologi nasionalis sekuler maupun religius. Selain itu, diduga bahwa collective narcissism secara individual dapat menjelaskan intoleransi politik dan juga dapat memoderasi hubungan ideologi politik dan intoleransi politik. Partisipan sejumlah 256 orang WNI yang telah berusia di atas 18 tahun (Musia = 29,81, rentang pendidikan SMP - S3) mengisi kuesioner secara online melalui Survey UI. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi politik dapat menjelaskan intoleransi pada kelompok partisipan berideologi nasionalis sekuler tapi tidak pada kelompok partisipan berideologi religius. Collective narcissism ditemukan dapat memprediksi intoleransi politik pada kedua kelompok, dan hubungan ideologi politik dengan intoleransi politik. Pada kedua kelompok tidak ditemukan peran moderasi dari collective narcissism terhadap hubungan ideologi politik dengan intoleransi politik.


The objective of this study is to see the role of collective narcissism as moderator in the correlation between political ideologi and political intolerance. Political ideology was assumed to predict political intolerance towards social groups with different political views, in both secular nationalist and religious ideological groups. It was also assumed that collective narcissism can individually predict political intolerance, while also moderating the correlation between political ideology and political intolerance. The participants, 256 Indonesian citizens who are at least 18 years old, with education backgrounds ranging from junior high school to doctoral degree (Mage = 29,81), filled in questionnaires online in Survey UI. Results reveal that political ideology only explains political intolerance in the secular nationalist group of participants, but not in the religious group. Collective narcissism is found to predict political intolerance in both ideological groups, along with the correlation between political ideology and political intolerance. In both ideological groups, no moderating effect is found from collective narcissism in the correlation between political ideology and political intolerance.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Ayuki Andini
"Di era digital sekarang dimana banyak orang menggunakan ponsel, memungkinkan terjadinya partner phubbing, yaitu pengabaian oleh pasangan sebagai lawan bicara karena ia terlalu sibuk dengan ponselnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan partner phubbing dan kepuasan perkawinan serta peran self-esteem sebagai moderator. Partisipan terdiri dari 519 orang Indonesia, berstatus menikah, usia 20-65 tahun, yang terdiri dari 219 laki-laki dan 300 perempuan, dan menggunakan ponsel dalam keseharian. Data dikumpulkan dengan ENRICH Marital Satisfaction (EMS), Partner Phubbing Scale, dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan (r(517) = -0,346, p<0,01, korelasi positif antara self-esteem dan kepuasan perkawinan (r(517) = 0,288, p<0,01), namun tidak ditemukannya efek moderasi self-esteem pada hubungan partner phubbing dan kepuasan perkawinan (b3= -1,77, se=0,15, p>0,05).

In today's digital era where many people use cell phones, partner phubbing can occur, that is, neclect by the partners because they are busy with their cell phones. This study aims to investigate the relationship between partner phubbing and marital satisfaction and the role of self-esteem as a moderator. Participants were 519 Indonesians married, 20-65 years old consisting of 219 men and 300 women, use cell phones on daily basis. Data were collected with ENRICH Marital Satisfaction (EMS), Partner Phubbing Scale, and Rosenberg Self-Esteem Scale (RSE). The result showed a negative correlation between partner phubbing and marital satisfaction (r(517) = -0,346, p<0,01), a positive correlation between self-esteem and marital satisfaction (r(517) = 0,288, p<0,01), but no self-esteem moderation was found on the relationshipship between partner phubbing and marital satisfaction (b3= -1,77 ,se=0,15, p>0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Zandy Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 perempuan dewasa muda. Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scales 2 dan pengukuran self esteem menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem perempuan dewasa muda (r = -0,252, p<0,05). Ketiga bentuk kekerasan yaitu psikologis, fisik dan seksual juga berhubungan signifikan dengan self esteem.

This research investigates the relationship between dating violence and self esteem on young women. This study uses a quantitative approach with cross sectional study design. One hundred and one young women were served as a participants in study. Measurement of dating violence using The Revised Conflict Tactics Scales 2 and measurement of self esteem using Rosenberg Self Esteem Scale. The result of study authenticate that there is a significant relationship between dating violence and self esteem on young women (r = -0,252, p<0,05). The third form of violence, that is psychological, physical, and sexual has a significant relationship with self esteem."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthianissa Amanda
"Perceraian di Indonesia sedang meningkat yang diantaranya disebabkan oleh hubungan yang sudah tidak harmonis dan kecemburuan. Hal itu disebabkan karena kurangnya intimacy di dalam sebuah hubungan. Lamanya sebuah hubungan membuat intimacy semakin tinggi. Intimacy yang tinggi akan membuat kepuasan hubungan juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-esteem dalam memediasi hubungan antara keberfungsian keluarga dan intimacy pada dewasa muda yang berpacaran. Responden pada penelitian ini adalah sebanyak 1024 orang. Laki-laki berjumlah 298 orang dan perempuan berjumlah 726 orang dengan karakteristik berusia 20-39 tahun, sedang berpacaran, dan belum menikah. Melalui program PROCESS by Andrew Hayes, diperoleh hasil bahwa self-esteem dapat memediasi penuh hubungan antara keberfungsian keluarga dan intimacy pada dewasa muda yang berpacaran b= 0.26, t 1021 = 2.29, p= 0,022 . Hal itu disebabkan oleh individu yang memiliki persepsi yang baik mengenai hubungan dengan orangtuanya saat kecil, ia akan memiliki gambaran baik pula mengenai diri sendiri yang mengakibatkan tingginya self-esteem. Self-esteem yang tinggi membuat individu percaya terhadap pasangannya dan membuat mereka lebih terbuka, nyaman, merasa aman karena dihargai, dekat, lebih menyayangi satu sama lain, serta saling memberikan dukungan. Hal itu yang akan membuat intimacy dalam hubungan mereka menjadi lebih tinggi.

The divorce rate in Indonesia has been rising, which is a result of inharmonic relationships and jealousy. This is caused by the lack of intimacy in relationships. The duration of a relationship can make the intimacy level higher. The higher the intimacy level, the higher the satisfaction of the relationship. The purpose of this research is to acknowledge self esteem role to mediate relationship of family functioning and intimacy among dating young adults. The total respondent in this research is 1024 respondents. Consist of 298 men and 726 women, with following characteristics aged 20 39 years old, in relationship, and not married yet. Using PROCESS program by Andrew Hayes, the result of this research pointed out that self esteem can fully mediate the relationship of family functioning and intimacy among dating young adults b 0.26, t 1021 2.29, p 0,022. It is caused by individuals who have a good perception about their relationship with their parents in their childhood, will have a good perception about themselves, and will raise their self esteem levels. High self esteem makes individuals trust their partner and make them more open, comfortable, secure, close, love, and support each other. This will cause intimacy levels higher."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Rizkiyanti Salmania
"Kala memasuki lingkungan perkuliahan, mahasiswa baru dihadapkan dengan beragam tantangan. Banyaknya rintangan yang harus mereka lalui dapat menimbulkan distres psikologis dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara distres psikologis dan self-esteem pada mahasiswa baru, juga life satisfaction sebagai mediator dalam hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 255 mahasiswa baru dengan meminta mereka mengisi kuesioner penelitian, termasuk alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, dan Self-Reporting Questionnaire (20 item). Hasil penelitian menunjukkan bahwa life satisfaction memediasi secara parsial hubungan antara self-esteem dan distres psikologis (indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) dan direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]) signifikan, p < 0,001). Implikasi terhadap pengalaman mahasiswa baru di Indonesia, khususnya terkait pentingnya intervensi terhadap distres psikologis yang mereka alami, juga didiskusikan dalam laporan ini.

Upon entering university, new students are faced with various challenges. These myriad obstacles may cause the occurrence of psychological distress within them. This research investigated the relationship between psychological distress and self-esteem in university freshmen, as well as life satisfaction as a mediator in the relationship between them. Research was done by asking 255 university freshmen to complete a questionnaire of the research instruments, including Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, and Self-Reporting Questionnaire (20 items). This research yielded evidence that life satisfaction partially mediates the relationship between self-esteem and psychological distress (significant indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) and direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]), p < 0,001). Research implications towards the experience of university freshmen in Indonesia, particularly regarding the importance of interventions regarding psychological distress they may experience, are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyvta Anja Nadiska
"Intimate partner violence (IPV) merupakan suatu fenomena global yang jumlahnya terus meningkat dan kerap terjadi pada masa emerging adulthood dan banyak ditemukan di Ibu Kota DKI Jakarta. Pengalaman menjadi korban IPV memiliki berbagai dampak negatif, salah satunya adalah mengalami depresi. Meski begitu, kemungkinan terjadinya dampak depresi dapat diminimalisir dengan kehadiran faktor protektif, yaitu self-esteem. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk melihat peran moderasi self-esteem pada hubungan antara IPV dan depresi pada emerging adult di DKI Jakarta. Penelitian ini melibatkan 196 partisipan. Penelitian dilaksanakan secara daring menggunakan kuesioner dengan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale 2 (CTS2), Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESD-R), dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara IPV dan depresi (r = 0,667, p < 0,01, two-tailed), IPV dan self-esteem (r = -0.537, p < 0,01, two-tailed), serta self-esteem dan depresi (r = -0,788, p < 0,01, two-tailed). Meski begitu, analisis regresi menggunakan PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan tidak adanya peran moderasi yang signifikan dari self-esteem pada hubungan IPV dan depresi (? = -0,01, t = -1,338, p > 0,05). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait IPV, depresi, dan self-esteem.

Intimate partner violence (IPV) is a global phenomenon whose number continues to increase and often occurs during emerging adulthood and commonly found in the capital city of DKI Jakarta. The experience of being a victim of IPV has various negative impacts, one of which is experiencing depression. Even so, the possibility of the impact of depression can be minimized by the presence of a protective factor, namely self-esteem. This study then aims to look at the moderating role of self-esteem on the relationship between IPV and depression in emerging adults in DKI Jakarta. This study involved 196 participants. The research was carried out online using a questionnaire with The Revised Conflict Tactics Scale 2 (CTS2), Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESD-R), and Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) measuring tools. The results of the Pearson Correlation analysis showed that there was a significant relationship between IPV and depression (r = 0.667, p <0.01, two-tailed), IPV and self-esteem (r = -0.511, p <0.01, two-tailed), as well as self-esteem and depression (r = -0.788, p <0.01, two-tailed). Even so, regression analysis using Hayes' PROCESS Model 1 showed no significant moderating role of self-esteem in the relationship between IPV and depression (? = -0.01, t = -1.338, p > 0.05). This research is expected to add knowledge regarding IPV, depression, and self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Nilai-nilai ajaran Islam mempromosikan koping adaptif serta harga diri positif yang merupakan determinan dari kesejahteraan psikologis pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui hubungan religiusitas Islam dengan harga diri pada remaja. Sebanyak 90 responden pelajar MTs dan MA berusia 12 hingga 18 tahun berpartisipasi dengan mengisi kuisioner The Revised Muslim Religiosity Personality Index (RMRPI) dan Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara religiusitas Islam dengan harga diri remaja (p=0,000). Hasil penelitian ini semakin memperkuat pentingnya religiusitas dalam mempromosikan harga diri positif, sehingga diharapkan dapat memotivasi perawat untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan spiritual pada kasus harga diri rendah.

Islamic values promote adaptive coping and positive self-esteem that is an important determinant of psychological well-being among adolescents. This descriptive correlational study using crosssectional design was conducted to determine the association between Islamic religiosity and self esteem among adolescents. A total 90 Junior and senior high school students aged 12-18 years old participated and completed The Revised Muslim Religiosity Personality Index (R-MRPI) and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). The results showed that there was moderate positive correlation between Islamic religiosity and self esteem among adolescents (p=0,000). The results of this research confirmed the importance of religiosity in promoting positive self-esteem, so nurse should become motivated to practice spiritual nursing care in low self-esteem problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Almira Hanum
"Kegiatan latihan fisik secara rutin mampu menjadi salah satu faktor protektif dalam mempertahankan kesejahteraan mental. Individu yang memiliki kesehatan mental baik adalah individu dengan self-esteem yang positif. Latihan fisik didukung penggunaan aplikasi health tracker yang menunjukkan adanya peningkatan pada masa pasca pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran penggunaan aplikasi health tracker terhadap hubungan antara frekuensi latihan fisik dengan tingkat self-esteem pada mahasiswa di Indonesia. Dengan 190 partisipan mahasiswa di Indonesia, peneliti menyebarkan kuesioner latihan fisik secara daring menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif signifikan pada frekuensi latihan fisik dan self-esteem. Analisis regresi dengan PROCESS Model Hayes dalam peran moderasi aplikasi health tracker pada hubungan frekuensi latihan fisik dan self-esteem tidak didukung oleh data. Adanya tingkat perilaku sedenter yang tinggi dan dominasi pada mahasiswa Universitas Indonesia menjadi penyebab hasil yang tidak signifikan.

Regular physical exercise can be a protective factor in maintaining mental well-being. Individuals who have good mental health are individuals with positive self-esteem. Physical exercise is supported by the use of a health tracker application which shows an increase in the post-Covid-19 pandemic period. This research aims to determine the role of using the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and the level of self-esteem among students in Indonesia. With 190 student participants in Indonesia, researchers distributed physical exercise questionnaires online using the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) measuring instrument. The research results showed that there was a significant positive correlation in the frequency of physical exercise and self-esteem. Regression analysis with the Hayes PROCESS Model in the moderating role of the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and self-esteem is not supported by the data. There are levels The high sedentary behavior and dominance of University of Indonesia students is the cause of the insignificant results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Diandra
"Hubungan romantis jarak jauh merupakan hubungan yang tidak mudah, namun juga tidak mustahil untuk dijalani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah self-esteem dapat memediasi hubungan antara trait kepribadian extraversion dan kepuasan hubungan romantis jarak jauh. Penelitian ini dilakukan pada 1211 individu yang tengah menjalani hubungan romantis jarak jauh dan berdomisili di kota atau negara yang berbeda. Hasil analisis menggunakan PROCESS Macro Hayes menunjukkan bahwa self-esteem berperan dalam memediasi hubungan antara trait kepribadian extraversion dan kepuasan hubungan romantis jarak jauh. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh individu yang tengah menjalani hubungan romantis jarak jauh untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan hubungannya.

Long distance romantic relationship is not an easy relationship but it is also not impossible to do. The purpose of this study is to identify how self-esteem could potentially mediate the relationship between extraversion personality trait and relationship satisfaction in long-distance romantic relationship. This study was conducted on 1211 individuals who are in a long distance relationship and live in different cities and countries. The results of the analysis using the PROCESS Macro Hayes shows that self-esteem plays a significant role in mediating the relationship between extraversion and long-distance romantic relationship satisfaction. The result of this study can be used by individuals that are in a long distance relationship to maintain and increase their relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>