Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aditya Wicaksono
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat makna yang diberikan oleh pengikut celebgram terhadap simbol dan status celebgram. Peneliti berpendapat bahwa dalam proses menjadi seorang celebgram, perlu memiliki legitimasi popularitas pengguna untuk menjadi seorang celebgram. Memberi legitimasi biasanya dilihat dari jumlah suka yang diberikan atau jumlah pengguna lain yang mengikuti selebriti. Untuk mengetahui lebih dalam tentang makna yang dimiliki oleh para pengikut celebgram dan apa yang membentuk makna tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh data secara lebih detail dan mendalam terkait dengan penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini menemukan bahwa pengikut celebgram melihat status celebgram sebagai sumber ekonomi dan status sosial yang ditandai oleh jumlah pengikut, jumlah suka, dan kegiatan pengesahan. Tiga simbol melekat pada makna status celebgram karena mereka memiliki kesamaan dengan selebriti konvensional, yaitu keberadaan kepentingan publik dalam perbedaan seseorang dan kepentingan media. Norma dan nilai sosial di lingkungan pengikut juga cukup berpengaruh dalam pembentukan makna. Dalam kasus pengikut Mimi Peri ada hubungan timbal balik antara konten yang menjadi miliknya dengan perubahan nilai dan norma pengikut yang dimungkinkan melalui unsur humor. Adanya perubahan ini memungkinkan Mimi Peri untuk mendapatkan tiga simbol yang melegitimasi statusnya sebagai selebriti

ABSTRACT
This study aims to see the meaning given by celebgram followers to the symbol and status of celebgram. Researchers argue that in the process of becoming a celebgram, it is necessary to have legitimacy in the popularity of users to become a celebgram. Giving legitimacy is usually seen from the number of likes given or the number of other users who follow celebrities. To find out more about the meanings of celebgram followers and what shapes these meanings, this study will use qualitative methods to obtain data in more detail and depth related to this research. The final results of this study found that celebgram followers see celebgram status as a source of economic and social status that is marked by the number of followers, number of likes, and endorsement activities. Three symbols are attached to the meaning of celebgram status because they have similarities with conventional celebrities, namely the existence of public interests in one's differences and the interests of the media. Social norms and values ​​in the environment of followers are also quite influential in the formation of meaning. In the case of Mimi Peri followers there is a reciprocal relationship between the content that belongs to him and the change in the values ​​and norms of followers made possible through humor. This change allows Mimi Peri to get three symbols that legitimize her status as a celebrity."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Guntoro Ismail
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana seorang micro-celebrity, dalam konteks penelitian ini adalah selebgram Shirin Al-Athrus, mengkonstruksikan personanya di Instagram. Penelitian ini akan menggunakan konsep micro-celebrity dan pendekatan persona. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metodologi studi kasus. Penelitian ini berusaha melihat perspektif berbagai pihak yang bersinggungan dengan Shirin, seperti, admin fanpage, anggota tim Shirin,dan pihak brand dengan tujuan mengeksplorasi pandangan masing-masing pihak mengenai konstruksi persona Shirin. Hasil penelitian ini menemukan bahwa konstruksi persona Shirin merupakan persona yang positif, yang pada akhirnya membuka kesempatan bagi dirinya untuk memonetisasi akun Instagram miliknya.

ASTRACT
This research discusses about how a micro-celebrity, in this context is selebgram Shirin Al-Athrus, construct her persona on Instagram. This research uses micro-celebrity concept and persona approach. This research is a qualitative research and uses case study methodology. This research tries to see perspective from various parties that intersects with Shirin, such as followers, fanpage administrator, Shirins team member, and employee from the brand Shirin works with with the aim to explore each partys view about Shirins persona construction. This research finds that Shirins persona is a positive one, that in the end opens various opportunities for her to monetize her Instagram account."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Lineri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembentukan personal branding Selebgram melalui media sosial Instagram. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dalam diri Selebgram sebagai pelaku personal branding. Penelitian berfokus pada pembentukan personal branding dari dua Selebgram di Indonesia, yakni Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa personal branding yang dibentuk dengan pribadi asli yang mewakili keseharian, tampil dengan konten berbeda dan konsisten serta memiliki citra yang baik akan lebih mudah dikenali oleh audiensnya. Personal branding dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi populer di media sosial. Dalam interaksinya dengan significant others, tidak ada yang berubah dalam diri Selebgram selama proses pembentukan personal branding. Namun dalam hal kegiatannya, banyak perubahan dan harapan dalam diri mereka yang berusaha dievaluasi secara terus menerus agar dapat lebih profesional.

This research aims to find out about the formation of Selebgram rsquo s personal branding through social media. In addition, this research was carried out as well to know about the self of Selebgram as a personal branding performer. This research focuses on the process of the formation of personil branding from two Indonesian names Qonitah Al Jundiah and Cheryl Raissa. Of research results can be noted that personal branding formed with an original personality which representative of everyday life, come into being a content specialist and consistent with it, and have the good image would easy to be known by the audience. The personal branding could give a chance and opportunity for the person to becomes popular on social media. Nothing is changed from the interactions of the significant others and Selebgram during this process of formation of personal branding. However this activities, give transformations and prospects for themself who tried to evaluate continuously, for being more professional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaysha Gikha Nisrina
"Konstruksi kecantikan yang dibangun oleh media memunculkan standar-standar kecantikan yang dianut oleh para perempuan. Persepsi bahwa menjadi cantik harus memiliki kulit yang putih dan mulus melekat dalam definisi kecantikan. Dalam dunia digital, konstruksi kecantikan ini semakin diperkuat oleh kehadiran beauty influencer dengan presentasi diri yang memenuhi standar-standar yang telah dikonstruksi. Ketika ada seorang beauty influencer yang menampilkan presentasi diri yang berbeda, dengan wajah berjerawat dan tidak memenuhi standar yang dikonstruksi media, tentunya merupakan fenomena yang unik dan berpengaruh terhadap makna kecantikan yang selama ini dikonstruksi. Tulisan ini membahas mengenai bagaimana presentasi diri seorang beauty influencer yang berbeda dari mayoritas beauty influencer lainnya karena tidak menampilkan hal-hal yang menjadi standar kecantikan yang dikonstruksi oleh media sebagai upaya dekonstruksi terhadap makna kecantikan yang selama ini ada di media sosial.

The construction of beauty built by the media raises the standards of beauty that are adhered to by women. The perception of being beautiful should have white and smooth skin is inherent in the definition of beauty. In this digital world, beauty construction is further strengthened by the presence of beauty influencers with self-presentation that meets the standards which have been constructed. When a beauty influencer who presents a different self presentation, with a pimply face and does not meet the standards constructed by the media, it is certainly a unique phenomenon and influences the meaning of beauty that has been constructed. This paper discusses how the self-presentation of a beauty influencer is different from the majority of other beauty influencers because it does not display things that become the standard of beauty constructed by the media, as an effort to deconstruct the meaning of beauty that has been exist previously on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Cicelia Dosi
"ABSTRAK
Khalayak kini lebih mempercayai ulasan dan pengalaman penggunaan produk yang mereka dapatkan di internet ketimbang pesan iklan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemasar untuk dunia online adalah dengan menggunakan strategi influencer marketing. Influencer adalah mereka yang bertindak sebagai endorser, baik selebriti atau konsumen biasa yang dibayar untuk mem posting foto/tulisan/video pada laman media sosial pribadinya dengan tujuan promosi sebuah produk maupun jasa. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran khalayak terhadap suatu brand maupun jasa melalui media sosial yang dianggap dekat dengan khalayak. Media sosial kini menghadirkan konsep selebriti baru yaitu selebriti online, pada Instagram dikenal dengan Selebgram. Ketenaran dan tingginya respon khalayak pada Selebgram inilah yang dimanfaatkan pengiklan sebagai influencer, salah satu brand yang menggunakan Selebgram dalam strategi pemasarannya adalah UNIQLO Indonesia. Walaupun UNIQLO merupakan brand fashion yang berasal dari Jepang tetapi mereka memiliki akun khusus untuk Indonesia dan cukup aktif. UNIQLO Indonesia secara rutin menggunakan banyak selebgram untuk mempromosikan produknya di Instagram. Tiap bulannya UNIQLO Indonesia menggunakan banyak selebgram untuk mendukung lebih dari tiga produknya. Selebgram yang dinilai berdasarkan market reach, frequency of impact, quality of impact, dan closeness to decision.

ABSTRACT
Nowadays, audiences tend to trust reviews and experience they get from the internet rather than advertising. So, marketers use influencer marketing to reach the audiences. Influencers are those who act as an endorser, either celebrities or ordinary consumers who are paid to post a photo article video on their social media account with the aim of promotion of a product or service. This strategy is used to increase brand or services awareness through social media which has significantly impacted most of their audiences daily live. Social media is now presenting a new concept of celebrity, an online celebrity, that on Instagram was known as Selebgram. Advertiser uses Selebgram rsquo s fame and the high engagement rate to influence their audience about their brands or services. One of the brands in Indonesia that uses Selebgram in their marketing strategy is UNIQLO Indonesia. Even though UNIQLO is a fashion brand from Japan, but they have an impressive social media presence in Indonesia. Constantly, UNIQLO Indonesia uses Selebgram to promote their products in Instagram. The measurement criteria for influencers are market reach, frequency of impact, quality of impact, and closeness to decision."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Pratama Afrianto
"Kegiatan donasi yang dilakukan di ruang-ruang publik mulai bergeser sejak kemunculan internet. Seperti halnya Kitabisa.com yang bergerak dalam bidang sosial dan fokus pada kegiatan penggalangan dana atau donasi. Dari berbagai bentuk kegiatan donasi yang dikampanyekan oleh Kitabisa.com, yang menarik adalah konten #bantulansia. Konten dikemas dengan menampilkan kondisi kemiskinan lansia sehingga mampu menarik para pengguna Instagram untuk memberikan like, komentar, bahkan donasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika yang berfokus pada kajian tentang tanda-tanda, fungsi tanda, sistem tanda dan produksi makna ditarik dari tanda-tanda tersebut dengan model semiotika Ferdinand De Saussure. Terdapat dua komponen yang berkaitan dalam semiotik, yaitu penanda (signifier) adalah sebuah bunyi, gambar, atau tulisan yang bermakna artinya petanda adalah aspek material dari apa yang dilihat, dibaca, ditulis atau didengar. Kedua adalah petanda (signified) yang merupakan konsep atau gambaran mental atau pikiran, artinya penanda adalah aspek mentalnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kitabisa.com cenderung menampilkan kondisi lansia yang rentan, kekurangan ekonomi dan harapan yang tidak tercapai karena ekonomi terbatas sehingga membangkitkan rasa iba, prihatin yang menjadi trigger dalam konten Kitabisa.com. Konten yang diproduksi terpola, te-rutinisasi serta mengikuti kerangka standar dan prosedur Kitabisa.com dengan syarat 5% dari donasi terkumpul akan diklaim oleh Kitabisa.com. Semakin banyak donasi yang terkumpul maka semakin tinggi nilai 5% yang diklaim oleh Kitabisa.com artinya ideologi komersial pun tidak luput dari tubuh Kitabisa.com.

Donation activities carried out in public spaces began to shift since the emergence of the internet. Like Kitabisa.com, which is engaged in social activities and focuses on fundraising or donation activities. From the vast variety of donation campaign by Kitabisa.com, the interesting one is the content of #bantulansia. The content is packaged by displaying the poverty conditions of the elderly to attract Instagram users to give likes, comments, and even donations. This study uses a semiotic analysis method that focuses on the study of signs, sign functions, sign systems and the production of meaning drawn from these signs with Ferdinand De Saussures' semiotic model. There are two components in semiotics, the first one is signifier which could consist from sound, image, or writing created from the material aspect of what is seen, read, written or heard. The second is the signified which is a concept or mental picture or thought as the mental aspect. The results of this study indicate that Kitabisa.com tends to display the elderly in a vulnerable condition, economic difficulties and unachieved life expectancy caused by the economical limitations to trigger compassion and concern in Kitabisa.com content. The content produced is patterned, routinized and follows the standard framework and procedures of Kitabisa.com on the condition that 5% of the collected donations will be claimed by Kitabisa.com. The more donations collected, the higher the 5% value claimed by Kitabisa.com, meaning that commercial ideology does not escape Kitabisa.com's body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Sukma Wulan
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai internet yang menjadi sarana untuk berinteraksi dimana implikasi pengguna internet sebagai sarana untuk berkomunikasi adalah Cyberbullying. Interaksi yg di paparkan dilihat dari sudut pandang selebgram dan followers karena, didalam interaksi selebgram terdapat Cyberbullying. Studi sebelumnya membahas mengenai dampak Cyberbullying pada remaja yang mengakibatkan terjadinya tingkat depresi yang cukup tinggi. Namun begitu, terdapat dampak positif dari adanya Cyberbullying yaitu memiliki rasa tegar dan termotivasi. Peneliti berargumen bahwa interaksi yang terjadi di media sosial tidak hanya digunakan untuk berelasi yang mengarah pada Cyberbullying namun, juga untuk mempromosikan produk pada sistem endorsment dimana, endorsment menjadi provider yang mengatur antara selebgram dan online shop. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap remaja selebgram, followers selebgram, dan pemilik online shop dan melakukan studi pustaka. Berdasarkan temuan data yang didapat adalah remaja saat ini tidak hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi melainkan juga untuk memasarkan produk yang telah di sepakati dalam proses endorsment yang didalamnya terjadi interaksi sosial dari segi imitasi, identifikasi, sugesti, motivasi, dan simpati

ABSTRACT
This article discusses the internet as a means to interact the implication of internet users as a means to communicate is Cyberbullying. The interaction in paparkan seen from the point of view of the program and followers karna, in the interaction of the programming there Cyberbullying. Previous studies have discussed the effects of Cyberbullying on adolescents that result in high levels of depression. However, there is a positive impact of the existence of Cyberbullying is to feel strong and motivated. Researchers argue that the interaction that occurs in social media is not only used for the relationship that leads to Cyberbullying but also to promote the product on the endorsment system where, endorsment becomes the provider that arranges between the program and the online shop. This research uses qualitative method with descriptive research type, data collection is done by in depth interview to teenager program, followers program, and owner of online shop and doing literature study. Based on the findings of data obtained are teenagers today not only use social media to communicate but also to market products that have been agreed in the process of endorsment in which social interaction occurs in terms of imitation, identification, suggestion, motivation, and sympathy."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Chaerunnissa
"Instagram merupakan media sosial terpopuler yang digunakan untuk berbagi foto dan video. Saat ini Instagram menjadi sarana mengekspresikan diri dan memublikasikan karya. Salah satu bentuk karya yang dibagikan yaitu Instapoetry atau puisi Instagram. Instapoetry begitu digemari oleh kalangan muda berkat tema-temanya yang sesuai selera kaum muda, seperti cinta dan isu kesehatan mental. Meskipun Instapoetry menjadi fenomena populer, masih sedikit penelitian tentang Instapoetry, Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti mengenai Instapoetry. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda yang terdapat pada unggahan Instapoetry akun Instagram @missclaralouise dan menganalisis makna yang disampaikan oleh unggahan tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan model analisis deskriptif. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori semiotika Peirce dalam van Zoest dan Sudjiman (1992), teori semiotika Saussure (1967) dalam Busse (2009) serta teori semantik Ullmann (2014). Berdasarkan hasil analisis kelima data, ikon dapat ditemukan pada kelima data tersebut, indeks ditemukan pada data kedua dan ketiga, serta simbol ditemukan pada data pertama sampai data keempat. Hampir semua unggahan mengandung makna referensial, kecuali data kelima yang memiliki makna kontekstual. Makna yang disampaikan oleh data tersebut bermacam-macam, seperti tentang kebahagiaan, cinta, kehidupan. Pada unggahan puisi Instagram (Instapoetry) akun @missclaralouise mengandung pesan motivasi.

Instagram is the most popular social media for sharing photos and videos. Currently, Instagram is a platform of self-expression and publishing works. One form of work that is shared is Instapoetry or Instagram poetry. Instapoetry is very popular with young people due to its themes that suit young people's tastes, such as love and mental health issues. Although Instapoetry has become a popular phenomenon, there is still little research on Instapoetry. Therefore, the authors are interested in researching Instapoetry. This study aims to identify the signs contained in the Instagram account @missclaralouise posts and analyze the meaning conveyed by the posts. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive analysis model. The theory used in analyzing the data is Peirce's theory of semiotics in van Zoest and Sidjiman (1992), Saussure's theory of semiotics (1967) in Busse (2009), and Ullmann's theory of semantics (1977). Based on the results of the analysis of the five data, icons can be found in the five data, the index is found in the second and third data, and symbols are found in the first to fourth data. Almost all uploads contain referential meaning, except for the fifth data which has contextual meaning. The meanings conveyed by the data vary, such as about happiness, love, and life. In the Instapoetry posts, the @missclaralouise account contains a motivational message.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Ramadhan Nuh
"Visual marketing merupakan hal yang esensial bagi tiap 'brand', tiap brand memerlukan strategi yang tepat untuk menerapkan visual marketing karena visual marketing merupakan komponen utama yang diperlukan oleh 'brand 'untuk meningkatkan penjualannya. Kopi Kenangan dalam akun media sosial Instagramnya tentunya melakukan strategi visual marketing, untuk konsep yang digunakan salah satunya adalah konsep 'gaze cueing'. Makalah jurnal ini melakukan penelitian terkait strategi visual marketing, 'gaze cueing 'dengan akun Instagram Kopi Kenangan sebagai studi kasusnya. Dalam mendukung penulisan ini, penulis menjadikan akun Instagram Kopi Kenangan sebagai sumber utama untuk menemukan data dan artikel jurnal terdahulu sebagai acuan terkait kosep dan strategi visual marketing. Makalah jurnal ini juga menemukan hasil bahwa konsep 'gaze cueing 'dapat dibuktikan kebenarannya, akan tetapi perbedaan data yang dihasilkan antara "'post' dengan 'gaze cueing"' dan "'post 'tanpa 'gaze cueing' tidak signifikan.

Visual marketing is essential for every brand, each brand needs the right strategy for implementing visual marketing because visual marketing is a major component needed by brands to increase sales. Kopi Kenangan in its Instagram social media account certainly carries out a visual marketing strategy, for the concept used, one of the concept is the concept of gaze cueing. This journal paper conducts research related to visual marketing strategies, gaze cueing with the Kopi Kenangan Instagram account as a case study. In supporting this writing, the author makes the Kopi Kenangan Instagram account the main source for finding data and previous journal articles as a reference regarding visual marketing concepts and strategies. This journal paper also found that the gaze cueing concept could be proven, but the difference in the resulting data between post with gaze cueing and post without gaze cueing was not significant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Ramadhan Nuh
"Visual marketing merupakan hal yang esensial bagi tiap brand, tiap brand memerlukan strategi yang tepat untuk menerapkan visual marketing karena visual marketing merupakan komponen utama yang diperlukan oleh brand untuk meningkatkan penjualannya. Kopi Kenangan dalam akun media sosial Instagramnya tentunya melakukan strategi visual marketing, untuk konsep yang digunakan salah satunya adalah konsep gaze cueing. Makalah jurnal ini melakukan penelitian terkait strategi visual marketing, gaze cueing dengan akun Instagram Kopi Kenangan sebagai studi kasusnya. Dalam mendukung penulisan ini, penulis menjadikan akun Instagram Kopi Kenangan sebagai sumber utama untuk menemukan data dan artikel jurnal terdahulu sebagai acuan terkait kosep dan strategi visual marketing. Makalah jurnal ini juga menemukan hasil bahwa konsep gaze cueing dapat dibuktikan kebenarannya, akan tetapi perbedaan data yang dihasilkan antara „post dengan gaze cueing‟ dan „post tanpa gaze cueing‟ tidak signifikan

Visual marketing is essential for every brand, each brand needs the right strategy for implementing visual marketing because visual marketing is a major component needed by brands to increase sales. Kopi Kenangan in its Instagram social media account certainly carries out a visual marketing strategy, for the concept used, one of the concept is the concept of gaze cueing. This journal paper conducts research related to visual marketing strategies, gaze cueing with the Kopi Kenangan Instagram account as a case study. In supporting this writing, the author makes the Kopi Kenangan Instagram account the main source for finding data and previous journal articles as a reference regarding visual marketing concepts and strategies. This journal paper also found that the gaze cueing concept could be proven, but the difference in the resulting data between “post with gaze cueing” and “post without gaze cueing” was not significant"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>