Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Abdul Aziz
"Kasus baru infeksi HIV menjadi perhatian pemerintah karena angka kejadiannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan risiko infeksi HIV terjadi terutama pada populasi LSL utama. Prevalensi HIV pada kelompok LSL mengalami peningkatan yang ekstrim dari 5,2% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2015 di Indonesia. Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan aplikasi kencan khusus untuk pria homoseksual berkontribusi pada peningkatan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan aplikasi kencan dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 96 LSL yang beraktivitas sehari-hari di Kota Depok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk menilai tingkat adiksi penggunaan media sosial dan angket berupa short entry untuk menilai perilaku seksual responden. Hasil uji chi-squared menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan aplikasi kencan khusus pria homoseksual dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL di Kota Depok dengan nilai p: 0,001, OR: 4,513 (95% CI: 1,087; 11,482; ). Penelitian ini menyarankan keluarga dan sekolah untuk memantau perkembangan perilaku anak sejak dini dan menyarankan pemerintah untuk meningkatkan program penjangkauan termasuk mengembangkan program promosi kesehatan yang sesuai dengan karakteristik LSL di Kota Depok.

New cases of HIV infection are of concern to the government because the incidence rate continues to increase from time to time. The increased risk of HIV infection occurs particularly in the main MSM population. The prevalence of HIV in the MSM group experienced an extreme increase from 5.2% in 2007 to 25.8% in 2015 in Indonesia. Several studies have found that the use of dating apps specifically for homosexual men contributes to an increase in risky sexual behavior in MSM groups. This study aims to determine the relationship between using dating apps and risky sexual behavior among MSM groups in Depok City. This study used a cross-sectional design involving 96 MSM who had their daily activities in Depok City. The instruments used in this study were a questionnaire to assess the level of addiction to the use of social media and a questionnaire in the form of a short entry to assess respondents' sexual behavior. The results of the chi-squared test showed that there was a significant relationship between the use of dating applications specifically for homosexual men and risky sexual behavior in the MSM group in Depok City with p value: 0.001, OR: 4.513 (95% CI: 1.087; 11.482;). This study suggests families and schools to monitor the development of children's behavior from an early age and suggests the government to improve outreach programs including developing health promotion programs that are in line with the characteristics of MSM in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Berliana
"Di zaman ini, salah satu jenis aplikasi smartphone yang banyak digandrungi oleh kalangan dewasa muda adalah jenis aplikasi kencan daring (online dating apps). Pada penelitian sebelumnya di luar negeri ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara menggunakan aplikasi kencan dan perilaku seksual berisiko. Namun, di Indonesia sendiri sejauh ini belum ditemukan penelitian serupa yang mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang gambaran penggunaan aplikasi kencan daring di smartphone pada dewasa muda di kota besar di Indonesia dan apakah penggunanya melakukan perilaku seksual yang berisiko dengan sesama pengguna. Penelitian ini menggunakan mixed-methods antara penelitian kuantitatif deskriptif (populasi: masyarakat Indonesia di kota besar) dengan jumlah 633 responden pengguna aplikasi kencan dalam kuesioner survei dan penelitian kualitatif melalui wawancara terfokus terhadap 6 partisipan. Partisipan wawancara merupakan dewasa muda pengguna aplikasi kencan dan telah melakukan hubungan seksual dengan pasangan dari aplikasi kencan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi dewasa muda, penggunaan aplikasi kencan selain sebagai sarana mencari teman atau pasangan, juga dianggap sebagai sarana menyalurkan hasrat seksual. Semua partisipan cenderung sadar akan konsekuensi penggunaan aplikasi kencan dan konsekuensi perilaku seksual berisiko yang dihadapi secara umum. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa partisipan masih lebih memilih untuk melakukan hubungan seksual yang cukup berisiko dengan pasangan dari aplikasi kencan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya kemungkinan besar bagi perempuan pengguna aplikasi kencan untuk menjadi korban kejahatan seksual. Namun, pengguna aplikasi kencan baik laki-laki maupun perempuan, tetap merasakan dampak yang positif dalam penggunaan aplikasi kencan secara umum dan mereka cenderung menyikapi konsekuensi yang dihadapi dengan tenang dan santai.

In this day and age, one type of smartphone application that is loved by young adults, is online dating apps. In previous studies abroad, it was found that there is a strong relationship between using dating applications and risky sexual behavior. However, in Indonesia alone, so far no in-depth similar studies has been found. Therefore, this study aims to find out about depiction of the use of online dating applications on smartphones between young adults in large cities in Indonesia and whether the users are engaging in risky sexual behavior with fellow users. This research uses mixed-methods between quantitative descriptive research (population: Indonesians in large cities) with a total of 633 survey respondents consists of dating applications users and qualitative research through focused interviews with 6 participants. Interview participants are young adult users of dating applications and have had sexual encounters with partners from dating applications.
The results showed that for young adults, the use of dating applications other than as a mean of finding friends or partners, was also considered as a mean of channeling their sexual desires. All participants tend to be aware of the consequences of using dating applications and the consequences of risky sexual behavior that are generally faced. However, it can be said that dating apps users still prefer to have quite risky sexual encounters with partner from a dating application. Another finding in this study is that there is a high possibility for women using dating applications to become victims of sexual crimes. However, users of dating applications, both men and women, still feel a positive impact in the use of dating applications in general and they tend to address the consequences faced calmly and relaxed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lussy Afriyanti
"Epidemi HIV merupakan masalah kesehatan global yang saat ini telah menunjukkan peningkatan kasus pada lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki (LSL). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan narkoba, HIV disclosure dan pola komunikasi interpersonal terhadap perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik purposive sampling pada responden yang berkunjung ke klinik VCT Rumah Sakit Budi Kemulian Batam dan snowball sampling pada responden yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Baja Kota Batam dengan melibatkan 126 ODHA LSL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara HIV disclosure dengan perilaku seksual berisiko (p = 0,019; α = 0,05; OR = 2,530) dan pola komunikasi interpersonal dengan perilaku seksual berisiko (p = 0,016; α = 0,05; OR = 2,589). Pada analisis regresi logistik berganda diketahui bahwa pendidikan merupakan faktor yang paling memengaruhi perilaku seksual berisiko ODHA LSL (p = 0,027; α = 0,05; OR = 2,807; 95% CI = 1,125-7,006). HIV disclosure dan pola komunikasi interpersonal memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL, sehingga perawat perlu meningkatkan pengkajian yang komprehensif serta konseling dan edukasi personal dalam mengurangi perilaku yang berisiko terhadap penularan HIV dan meningkatkan pengelolaan penyakit pada ODHA LSL.

The HIV epidemic is a global health problem that has now shown an increasing case in men who have sex with men (MSM). This study aims to identify the relationship between drug use, HIV disclosure and interpersonal communication patterns towards sexual risk behavior in HIV-positive MSM. This study used a cross sectional design with purposive sampling technique on respondents who visited the VCT clinic in Budi Kemulian Hospital Batam and snow ball sampling technique on respondents in the work area of the Lubuk Baja Health Center in Batam City involving 126 HIV positive MSM. The results showed that there was a significant relationship between HIV disclosure and sexual risk behavior (p = 0,019; α = 0,05; OR = 2,530), interpersonal communication patterns and sexual risk behavior (p = 0,016; α = 0,05; OR = 2,589). In multiple logistic regression analysis, it was found that education was the factor that most influenced the sexual risk behavior of HIV positive MSM (p = 0,027; α = 0,05; OR = 2,807; 95% CI = 1,125-7,006). HIV disclosure and interpersonal communication patterns have a significant negative relationship with sexual risk behavior in HIV-positive MSM, so nurses need to improve comprehensive assessment and personal counseling and education in reducing behaviors that are at risk of HIV transmission and improve disease management in HIV-positive MSM."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mevi Lilipory
"ABSTRAK
Prevalensi HIV pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Indonesia semakin
meningkat. Tingginya prevalensi tersebut berkaitan dengan rendahnya penggunaan
kondom dan perilaku seksual berisiko HIV yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku
seksual berisiko HIV pada LSL. Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasional
dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 181 responden yang dipilih secara non
probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku seksual berisiko HIV (p-value =
0,000). Analisis bivariate untuk faktor konfonding menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara umur, pekerjaan, dan tipe pasangan dengan perilaku seksual
berisiko (p-value 0.000; 0,000; 0,020). Pekerjaan dan efikasi penggunaan kondom
merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku seksual berisiko HIV
(OR=1,302, OR=12,790). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya peran
perawat dalam meningkatkan edukasi terkait efikasi penggunaan kondom pada
penderita HIV.

ABSTRACT
HIV prevalence in the Men who have sex with Men (MSM) group in Indonesia is
increasing each year. The high prevalence is associated with the low use of condom and
the high sexual HIV risk behaviors. This research aimed to know the relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors on the Men who have
sex with the Men (LSL). The research design was correlation description with the
quantitative approach involving 181 respondents that were selected through
nonprobability sampling. The research result showed the significant relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors (p-value = 0.000).
Bivariate analysis for the confounding factor showed significant relationship between
age, occupation, and type of partner with sexual risk behaviors (p-value 0.000; 0.000;
0.020). Occupation and condom use efficacy were the most dominant factors that affect
the sexual HIV risk behaviors (OR=1.302, OR=12.790). The research results suggest
the importance of nurses in improving the education related to the condom use efficacy
in people with HIV."
2018
T49264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Arya Maha Putra
"HIV/AIDS menjadi isu utama kesehatan global. Populasi kunci yang paling rentan terhadap penularan HIV adalah LSL. Penularan HIV paling sering ditemukan dari perilaku seksual berisiko. Beberapa faktor terkait dengan perilaku seksual berisiko adalah harga diri, HIV status disclosure, dan pengetahuan HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara harga diri, HIV status disclosure, dan pengetahuan HIV dengan perilaku seksual berisiko.
Metode: menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 180 orang di RSUP H Adam Malik, RSU Pringadi Kota Medan, Puskesmas Padang Bulan, dan Puskesmas Teladan. Teknik sampling yang digunakan adalah porpusive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yag signifikan antara pengetahuan HIV dengan perilaku seksual berisiko p

HIV AIDS have been a major global public health issue. The most vulnerable key population of HIV transmission is MSM. The transmission is most commonly found in risky sexual behavior. Several factors related to risky sexual behavior are self esteem, HIV status disclosure and knowledge of HIV. This research aimed at identifying the correlation among those three factors.
The method applied is cross sectional studies, with the total of 180 samples from H. Adam Malik Central Public Hospital, Pringadi Public Hospital, Padang Bulan Public Clinic, and Teladan Public Clinic, where all are located in Medan. Porpusive sampling technique was implemented when choosing the research subject. The results show that there is significant correlation between the knowledge of HIV and risky sexual behavior p
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efa Fathurohmi
"Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 menyebabkan daya tahan tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. Puskesmas Bogor Timur merupakan puskesmas tertinggi angka kasus HIV oleh kelompok LSL. Berdasarkan hasil wawancara di Puskesmas Bogor Timur, terdapat LSL yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, ditemukan LSL yang sudah positif HIV namun masih berganti-ganti pasangan, terdapat LSL yang berpendidikan Diploma III tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, terdapat LSL dengan pendidikan terakhir SMA sudah memiliki istri namun menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan LSL.Tujuan:mengetahui hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko.Sampel penelitian berjumlah 88 responden yang diambil dengan melalui teknik snowball, menggunakan analisis univariate dan bivariate.Hasil:Terdapat hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL dengan nilai p=0,000 (a=0,05).

Human Immunodeficiency Virus is a virus that damages the immune system by infecting and destroying CD4 cells, causing the body's immune system to weaken and become susceptible to various diseases. East Bogor Community Health Center is the community health center with the highest number of HIV cases among MSM groups. Based on the results of interviews at the East Bogor Community Health Center, there were MSM who did not use condoms when having sex, there were MSM who were HIV positive but still changed partners, there were MSM with a Diploma III education who did not use condoms when having sex, there were MSM with a high school education.Already has a wife but uses condoms when having sex with MSM.Objective: to find out the relationship between HIV/AIDS knowledge and risky sexual behavior.The research sample consisted of 88 respondents taken using the snowball technique, using univariate and bivariate analysis.Results: There was a relationship between HIV knowledge /AIDS with risky sexual behavior in the MSM group with p value = 0.000 (a = 0.05)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Rahmayani
"HIV saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia, angkanya terus bertambah terutama pada kalangan minoritas yaitu laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL) yang disebabkan tingginya perilaku seksual berisiko yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengalaman kekerasan seksual dan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 258 ODHA LSL dibawah binaan LSM Female Plus Bandung, menggunakan kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kekerasan seksual terhadap perilaku seksual berisiko (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 6,496), paparan media pornografi terhadap perilaku seksual berisiko (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 4,271). Pada hasil analisis multivariat regresi logistik berganda diketahui bahwa pengalaman kekerasan seksual merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 3,784). Pengalaman kekerasan seksual dan paparan media pornografi memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap perilaku seksual berisiko, sehingga perawat perlu meningkatkan pengkajian yang komprehensif serta konseling dan edukasi personal dalam mengurangi perilaku seksual berisiko yang dapat menularkan HIV dan penyakit menular seksual lainnya, serta membuat inovasi dengan kegiatan yang positif dalam rangka mengurangi konsumsi pornografi.

HIV is still a serious health problem in the world, the number continues to increase especially among minority men who have sex with men (MSM) due to the high risk of sexual behaviour among them. Aims of the study is to identify the relationship of sexual violence experiences and pornographic media exposure to sexual risk behavior among MSM with HIV/AIDS. The study used cross sectional design with the consecutive sampling technique among 258 MSM with HIV/AIDS under the guidance of NGO Female Plus Bandung, using an online questionnaire. The results showed that there was a significant relationship between sexual violence experiences with sexual risk behavior (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 6,496), pornographic media exposure wth sexual risk behavior (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 4,271). The results of multivariate analysis of multiple logistics regression is known that the sexual violence experiences is a factor that most influence the sexual risk behaviour among MSM with HIV/AIDS (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 3,784). The sexual violence experiences and pornographic media exposure has a significant positive relationship to sexual risk behavior, so nurses need to improve a comprehensive assessment as well as counseling and personal education in reducing sexual risk behavior that can transmit HIV and other sexually transmitted diseases, and to make innovations in positive activity in order to reduce pornography consumption."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syechan Ari Rinaldo
"Ancaman infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan yang perlu perhatian khusus. LSL sebagai salah satu populasi kunci memiliki kerentanan terhadap infeksi HIV. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko menjadi faktor penyebab utama kasus HIV pada LSL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada LSL di DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 107 orang LSL yang beraktivitas sehari-hari di DKI Jakarta menggunakan teknik snowball sampling, serta dilakukan uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, konsumsi alkohol, pengetahuan tentang HIV, dan dukungan sosial tidak berhubungan dengan perilaku seksual berisiko (p value>0,05), sedangkan penggunaan aplikasi atau situs untuk mencari pasangan seks secara daring berhubungan secara signifikan dengan perilaku seksual berisiko (p value=0,029). Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan usaha preventif kasus HIV pada LSL.

The threat of HIV infection is still a health problem that needs special attention. MSM as one of the key populations has a vulnerability to HIV infection. Several previous studies have shown that risky sexual behavior is the main cause of HIV cases in MSM. The purpose of this study was to determine what factors are associated with risky sexual behavior in MSM in DKI Jakarta using a quantitative descriptive approach and a cross-sectional design. This study involved 107 MSM who carry out daily activities in DKI Jakarta using the snowball sampling technique, as well as univariate and bivariate tests. The results showed that age, education level, marital status, employment status, alcohol consumption, knowledge of HIV, and social support are not associated with risky sexual behavior (p value> 0.05), while the use of applications or sites to search for sexual partners online is significantly associated with risky sexual behavior (p value = 0.029). The results of this study can be used as a reference in the preparation of HIV case prevention in MSM."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wiwik Oktaviani
"[ABSTRAK
Remaja merupakan kelompok berisiko untuk perilaku seksual. Dampak perilaku
seksual berisiko remaja mengalami perasaan bersalah, depresi, putus sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, sampai aborsi. Tujuan penelitian mengidentifikasi
hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku seksual berisiko yang terjadi
pada remaja. Jumlah sampel penelitian 108 responden, rancangan menggunakan
cross sectional, dan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara fungsi afektif keluarga
dengan perilaku seksual berisiko pada remaja (p value<0,05). Hasil penelitian
menjadi masukan bagi orang tua untuk meningkatkan fungsi afektif keluarga
dengan memberikan afektif fisik, membina keakraban serta komunikasi asertif
dalam menanamkan norma dan harapan keluarga untuk mencegah perilaku seksual
berisiko pada remaja.

ABSTRACT
Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour., Adolescents are at risk to risky sexual behavior. Risky sexual behavior may lead to
the feelings of guilt, depression, dropping out of school, unwanted pregnancy and
abortion. The purpose of this research was to identify the relationships between
affective function of families and risky sexual behavior in adolescents. This study
used cross sectional design. The number of 108 respondents were selected using
simple random sampling. The results showed that there was a significant
relationship between family affective functions and sexual risk behavior in
adolescents (p value < 0,05). This study recommends parents to stengthen their
family fuction through providing physical affective, improving family engagement,
and enhancing assertive communication in living the norm and creating the family
expectation, that eventually would protect adolescent from risky sexual behaviour.]"
2015
T44623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Masyita Deviernur
"Perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pencegahan dan miskonspsi terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL di 3 kota Yogyakarta, Tangerang, Makassar di Indonesia tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data STBP 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 343 LSL di 3 kota di Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dianalilsis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 16 LSL memiliki tingkat perilaku seksusal berisiko tinggi, 30.9 LSL memiliki pengetahuan pencegahan dan miskonsepsi kurang, 52.5 LSL berusia >24 tahun, 48 LSL kurang berpartisipasi dalam program pelayanan kesehatan HIV/AIDS, 51 LSL mendapat sumber informasi kurang. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan hubungan dengan perilaku seksual berisiko HIV AIDS yaitu kurang memiliki pengetahuan HIV/AIDS PR=2.0;95 CI 1.2-3.2 , usia le; 24 tahun PR=1.7 ; 95 CI 1.0-2.7 , kurang berpartisipasi pada program kesehatan PR=2.0 ; 95 CI 1.2-3.4 , kurang mendapatkan sumber media informasi PR=0.6 ; 95 CI 0.4-1.0 . Hasil stratifikasi antar strata pada variabel kovariat yaitu PR lebih tinggi pada LSL berusia >24 tahun PR=2.14 ; 95 CI 0.98-4.66 , LSL yang kurang mengikuti program pelayanan kesehatan PR=2.10; 95 CI 1.17-3.77 , dan LSL yang baik mendapat media sumber informasi PR=2.05 ; 95 CI 1.11-3.77 . Oleh karena itu disarankan untuk meningkatkan kembali program IPP, memberikan edukasi sesuai dengan usia, dan memberikan sumber informasi yang lebih efektif dan massive.Kata kunci: Lelaki Seks Lelaki LSL ; pengetahuan HIV/AIDS; perilaku seksual berisiko.

Sexual risk behavior HIV AIDS among MSM can be influenced by prevention and misconception knowledge of HIV AIDS. This study aims to determine the relations about knowledge of HIV AIDS and sexual risk behavior HIV AIDS among MSM in 3 cities Yogyakarta, Tangerang, Makassar in Indonesia on 2013. This study used cross sectional design by using data IBBS 2013. Samples in this study were 343 MSM in 3 cities in Indonesia meet the criteria inclusion and exclusion and analyzed by univariate, bivariate, and stratification. Form the result, the percentage were 16 MSM have high risk of sexual risk behavior, 30.9 MSM have prevention and misconception knowledge less, 52.5 MSM 24 years, 48 MSM less participate in the health services HIV AIDS, 51 MSM less of source information. Based on analysis bivariate relationships with sexual risk behavior HIV AIDS less having knowledge HIV AIDS PR 2.0 95 CI 1.2 3.2 , age le 24 years PR 1.7 95 CI 1.0 2.7 , less participate in the health program PR 2.0 95 CI 1.2 3.4 , less get media source information PR 0.6 95 CI 0.4 1.0 . Stratification results of the strata on the variables of covariate variable have higher PR on MSM aged 24 years PR 2.14 95 CI 0.98 4.66 , MSM less follow the program health service PR 2.10 95 CI 1.17 3.77 , and MSM got a better media source information PR 2.05 95 CI 1.11 3.77 . It is therefore advisable to improve program IPP back, give education in according by age, and provide a source of information that is more effective and massive.Keywords Men Sex with Men MSM , sexual behavior risk HIV AIDS, knowledge of HIV AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>