Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dania Mirza Ramadhanty
"

Berat badan berlebih merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didukung oleh data hasil prevalensi terhadap kasus overweightpada anak usia 2–19 tahun di Amerika Serikat yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil penelitian National Health and Nutrition Examination Surveytahun 2009–2010 di Amerika, didapatkan persentase overweightdan obesitas berdasarkan kelompok umur dengan jumlah prevalensi tertinggi terjadi pada remaja berusia 12–19 tahun (33,6%). Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi gizi berlebih secara nasional pada remaja berusia 16–18 tahun di Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu 11,5%. 

Pada penelitian ini, peneliti berusaha mencari tahu lebih lanjut mengenai fenomena terdapatnya keterkaitan antara seorang individu khususnya remaja di Indonesia yang memiliki berat badan berlebih dengan citra tubuh (body image)yang dimilikinya, apakah berdampak positif atau negatif. Sejumlah 350 remaja dengan rentang usia 16–18 tahun dari kedua SMA di Jakarta Selatan, tepatnya SMA Negeri 109 dan SMA Negeri 28, dipilih untuk menjadi subjek penelitian dan setelahnya diteliti dengan desain studi potong lintang (cross-sectional) dan metode observasional analitik.  Proses pengambilan data untuk penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2017 di SMA Negeri 109 dan bulan Januari 2018 diawali dengan pengukuran antropometri, selanjutnya responden berkewajiban untuk mengisi instrumen penelitian berupa kuesioner tipe King College London Body Image Questionnaire’s. Melalui hasil skoring total seluruh komponen pertanyaan serta hasil analisis dengan uji hipotesis chi-squaredidapatkan bahwa nilai p menunjukkan angka 1,000 yang berarti p tidak bermakna (uji hipotesis 0 diterima), sehingga hubungan antara berat badan berlebih terhadap body image tidak dapat ditentukan dan cenderung tidak signifikan

Kata kunci        : 

Berat Badan berlebih, Body Image, Jakarta Selatan, Remaja 16-18 Tahun.


Overweight is one of the health problems that often occur in children and adolescents throughout the world, both in developed and developing countries. This is supported by the results in USA that there is an increase of overweight prevalence at children aged 2–19 years from year to year. In addition, based on the results of the National Health and Nutrition Examination Survey 2009–2010 in United States, the percentage of overweight and obesity by age group with the highest prevalence was found at the age of 12–19 years with a score of 33,6%.According to the data obtained by Riskesdas in 2013, it shows that the prevalence of adolescents aged 16–18 years in Indonesia reached the highest value of 11,5%.

In this study, researcher trying to find out more about a phenomenon if there is relationship between teenagers in Indonesia who have excess body weight with body image, whether the positive or negative impact. Three hundred and fifty adolescents ranging in age at 16–18 years old from two senior high school in South Jakarta, which is 109 senior high school and 28 senior high school were chosen to be the participants, with cross sectional study and analytic observational method. Data collection process started from December 2017 until January 2018 performing antropometric measurements, and participants had to complete the King College London Body Image Questionnaire's. The result from hypothesis testing with chi-square shows that p score is 1,000, which means p score is meaningless and also prove that there is no significant relationship between excessive body weight and body image.

Keywords:

Body Image, Overweight and Obesity, Teenagers Aged 16-18 Years Old, South Jakarta.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marie Christabelle
"Di berbagai bagian dunia termasuk Indonesia, individu dengan berat badan berlebih dipandang memiliki performa yang lebih buruk dibandingkan individu dengan status gizi baik. Dengan adanya stigma tersebut dan tingginya prevalensi berat badan berlebih di Indonesia, timbul pertanyaan di benak peneliti mengenai hubungan dari keduanya. Walau berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik, hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih terbagi menjadi dua. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik individu pada remaja 16- 18 tahun di Jakarta Selatan. Penelitian dengan metode potong lintang dilakukan pada 373 siswa dari dua sekolah di Jakarta Selatan pada bulan Desember 2017-Januari 2018. Data diperoleh dengan mengukur berat badan dan tinggi badan siswa untuk menghitung status gizi serta mencari rerata hasil Ujian Harian dan Ujian Akhir Semester semester gasal tahun ajaran 2017/2018 untuk melihat bila siswa memiliki performa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil analisis data dengan uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antar berat badan berlebih dan performa akademik (p = 0,452 untuk Bahasa Indonesia, p = 0,476 untuk Matematika) meski siswa dengan berat badan berlebih cenderung memiliki performa yang lebih baik pada beberapa komponen ujian. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa baik berat badan berlebih maupun performa akademik merupakan kejadian yang multifaktorial sehingga sulit untuk ditentukan hubungan antar keduanya.

In different parts of the world, Indonesia included, overweight and obese people are seen to have worse performance compared to their healthy counterparts. With that stigma and the high prevalence of overweight and obesity in Indonesia, the researcher wondered if there was a relationship between the two. Although there were research that had been done to observe the relationship between overweight, obesity, and academic performance, the results obtained were still divided into significantly and non-significantly related; thus, the researcher decided to see if there was a relationship between overweight, obesity, and academic performance in 16-18 years old teenagers. A cross-sectional study was done to 373 students from two different schools in South Jakarta on December 2017-January 2018. Data was obtained by measuring height and weight of the participant to get his/her nutritional status and the average of participant`s odd semester Continual Assessment and Semestral Assessment of Academic Year 2017/2018 to see if the result was higher or equal to the passing grade. Data analysis with chi square test shows that there is no significant relationship between overweight, obesity, and academic performance (p = 0.452 for Indonesian Language and p = 0.476 for Mathematics) although overweight and obese students tend to have better performance in some exam. In the end, it is concluded that the events that lead to overweight, obesity, and one`s academic performance are all multifactorial that the relationship between the two is difficult to be determined."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Prasetio Wardoyo
"ABSTRACT
Kondisi berat badan berlebih pada remaja menjadi masalah kesehatan yang terus menuai perhatian. Bukan hanya disebabkan prevalensinya yang meningkat pesat, namun juga berbagai dampak buruknya pada kesehatan remaja, khususnya pada kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan kondisi berat badan berlebih dengan kualitas tidur pada remaja usia 16 sampai 18 tahun di Jakarta Selatan. Penelitian berdesain potong lintang ini dilaksanakan di dua SMA Negeri di daerah Jakarta Selatan. Sebanyak 186 responden penelitian dengan usia di antara 16 sampai 18 tahun menjalani penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penentuan IMT dan status gizi menggunakan grafik CDC, serta pengisian Cleveland Adolescent Sleepiness Questionnaire untuk melihat kualitas tidurnya. Prevalensi berat badan berlebih ditemukan sebesar 20,43% (14,52% tergolong overweight, 5,91% tergolong obese) dengan median nilai kuesioner 40,00 (23,00-58,00). Uji Mann-Whitney menemukan bahwa nilai p untuk perbedaan rerata nilai kuesioner terhadap kondisi berat badan berlebih sebesar 0,783. Tidak ditemukan adanya perbedaan antara kualitas tidur terhadap berat badan berlebih pada remaja usia 16 sampai 18 tahun di Jakarta Selatan.

ABSTRACT
Condition of overweight adolescents become a health problem that continues to arouse attention. Not only because of its rapidly increasing prevalence, but also various adverse effects on adolescent health, especially on the quality of sleep. This study aims to study the relationship of the condition of excess body weight with sleep quality in adolescents aged 16 sampai 18 years in South Jakarta. This cross-sectional design study was carried out in two public senior high schools in the South Jakarta. A total of 186 respondents with the age between 16 sampai 18 years old underwent weight measurement, height measurement, determination of BMI and nutritional status using CDC chart, as well as filling the Cleveland Adolescent Sleepiness Questionnaire to see the quality of sleep. The prevalence of overweight was found by 20.43% (14,52% categorized as overweight, 5,91% categorized as obese) with a median value of the questionnaire 40.00 (23.00 to 58.00). Mann-Whitney test found that p-value for mean difference of questionnaires total score to excess weight is 0,783. No differences were found between quality of sleep to excess weight in adolescents aged 16 sampai 18 years in South Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vikie Nouvrisia Anandaputri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dislipidemia pada remaja perempuan usia 13-15 tahun dengan persentase lemak tubuh. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada 200 remaja perempuan usia 13-15 tahun dengan menggunakan data primer berupa kadar kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida serum dan data sekunder berupa asupan energi dan makronutrien, aktivitas fisik, persentase lemak tubuh, dan kadar kolesterol total serum dari penelitian hibah riset multidisiplin dengan judul ?Faktor Determinan Kadar Estradiol, IGF-1, dan Menarche Dini pada Remaja Putri Usia 13-15 tahun di Jakarta: Studi Epidemiologi Gizi Terkait Faktor Risiko Kanker Payudara (Bardosono, dkk). Asupan energi subjek 1587,6 (702,9-2962,8) kkal/hari, kontribusi makronutrien terhadap asupan energi total yang terbesar adalah berasal dari lemak, 92% subjek penelitian memiliki aktivitas fisik yang rendah, persentase lemak tubuh sebesar 26,5(14,7-31,5), nilai kadar profil lipid subjek dalam batas normal. Prevalensi kolesterol total dan kolesterol LDL tinggi 15,5 %, hipertrigliseridemia 17 %, dan kolesterol HDL rendah 17,5 %. 20,5% subjek memiliki kelainan 1 jenis profil lipid. Terdapat korelasi negatif antara kadar kolesterol HDL dengan persentase lemak tubuh dan persentase lemak tubuh pada subjek dengan dislipidemia kolesterol HDL lebih tinggi dibandingkan dengan subjek tanpa dislipidemia kolesterol HDL.

The purpose of this study was to determine the relationship between dyslipidemia in adolescent girls aged 13-15 years with body fat percentage. This is a crosssectional study on 200 adolescents girls aged 13-15 years using primary data of LDL cholesterol, HDL cholesterol, and serum triglyceride, and secondary data such as energy and macronutrient intake, physical activity, body fat percentage, and total cholesterol serum of major research "Determinant factors of estradiol level, IGF-1, and early menarche in female adolescents aged 13-15 years in Jakarta: Nutritional epidemiology study related to breast cancer risk factors (Bardosono, et al)." Energy intake subjects 1587.6 (702.9 to 2962.8) kcal/day, the largest macronutrient contribution to the total energy intake was derived from fat, 92% of the study had a low physical activity level, body fat percentage of 26.5 (14.7 to 31.5), lipid profile levels in the normal range. Prevalence of high total cholesterol and LDL cholesterol 15.5%, 17% hypertriglyceridemia, and low HDL cholesterol 17.5%. 20.5% of the subjects had 1 abnormal lipid profile. There was a negative correlation between HDL cholesterol levels and body fat percentage and body fat percentage in subjects with dyslipidemia HDL cholesterol was higher than subjects without dyslipidemia HDL cholesterol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Rizki Putri
"Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering terjadi pada remaja karena kritik negatif pada penampilan fisik atau dikenal dengan perilaku body shaming. Penelitian sebelumnya mengungkapkan kebanyakan orang pernah mengalami perilaku body shaming hingga berdampak pada persepsi citra tubuh yang negatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional analitik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku body shaming dengan citra tubuh pada remaja SMA Negeri di Jakarta Selatan. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah 288 orang remaja SMA Jakarta. Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner yaitu data responden, Internalized Shame dan Objectified Body Consciousness Scales, dan Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku body shaming dengan citra tubuh dengan nilai hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,002 (p < 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya edukasi kesehatan kepada remaja, keluarga, dan pihak sekolah mengenai penerimaan diri guna meminimalkan perilaku body shaming.

Verbal bullying is a type of bullying that often occurs in adolescents because of negative criticism on physical appearance or known as body shaming behavior. Previous research showed that mostly people have experienced body shaming behavior  has an impact on negative body image perception. In this study, researchers used a cross-sectional analytic research design. The purpose of this study was to determine the relationship of body shaming behavior with body image in  senior high school adolescents in South Jakarta. Retrieval of research data using total sampling techniques. The sample of this study were 288 teenagers from Jakarta High School. This study uses three questionnaires namely respondent data, Internalized Shame and Objectified Body Consciousness Scales, and Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). The results showed that there was a significant relationship between body shaming behavior with body image with the value of the chi square test results showed the value of p=0.002 (p <0.05). The recommendation in this study is the need for health education for adolescents, families, and schools regarding self-acceptance in order to minimize body shaming behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Laksmana Hermanto Putra
"ABSTRACT
Bullying adalah masalah utama yang terjadi di kalangan remaja, terutama di sekolah lingkungan baik di dunia maupun di Indonesia. Tindakan pelecehan ini berdampak buruk pada penderita, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Status gizi sering dikaitkan dengan tindakan pelecehan ini. Status gizi dapat menjadi pemicu penyalahgunaan. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti hubungan antara kelebihan berat badan dan tindakan pelecehan pada remaja dengan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan dilakukan pada bulan Desember 2017- Januari 2018. Ada 280 responden dari SMA Jakarta Selatan yang berpartisipasi dan data diambil dengan cara mengukur antropometri responden memeriksa dan nilai total dari mengisi kuesioner intimidasi olweus Studi ini
menggunakan desain penelitian cross-sectional. Analisis data menggunakan uji chi-square, yang menunjukkan itu
tidak ada hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dan penyalahgunaan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan (P = 0,249). Dalam penelitian ini itu ditemukan bahwa responden dengan berat badan normal (normoweight) memiliki tingkat pelecehan yang tinggi dengan jumlah responden 75,7% dan kelebihan berat badan 24,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hubungan kelebihan berat badan tidak bisa langsung berhubungan dengan tindakan pelecehan karena itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor atau multifaktorial.

ABSTRACT
Bullying is a major problem that occurs among teenagers, especially in environmental schools both in the world and in Indonesia. This act of harassment adversely affects sufferers, both in the short and long term. Nutritional status is often associated with this act of abuse. Nutritional status can be a trigger for abuse. In this study, researchers examined the relationship between overweight and acts of abuse in adolescents with adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School conducted in December 2017-January 2018. There were 280 respondents from South Jakarta High School who participated and the data were collected by measure the anthropometry of respondents examining and the total value of completing the olweus bullying questionnaire study
using a cross-sectional research design. Data analysis used the chi-square test, which showed that there was no significant relationship between overweight and abuse of adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School (P = 0.249). In this study it was found that respondents with normal weight (normoweight) had a high level of abuse with the number of respondents 75.7% and overweight 24.3%. Thus it can be concluded that an overweight relationship cannot be directly related to acts of abuse because it can be caused by various factors or multifactorial.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Zalikha
"Pola makan yang tidak baik pada remaja menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan yang sedang berlangsung dengan pesat. Selain itu, remaja juga merupakan kelompok usia yang rentan memiliki pola makan tidak sehat. Pola makan pada seorang remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin, body image, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, keterpaparan media sosial, dan pengaruh keluarga. Untuk melihat hubungan berbagai faktor tersebut dengan pola makan, dilakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner secara daring yang melibatkan 207 responden dari SMAN 99 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81.2% siswa SMAN 99 Jakarta memiliki pola makan yang kurang baik. Variabel yang berhubungan secara signifikan (p-value <0.05) antara lain adalah jenis kelamin, body image, dan pengaruh teman sebaya. Sementara itu variabel pengetahuan gizi, keterpaparan media sosial, dan pengaruh keluarga tidak berhubungan secara signifikan (p-value >0.05) dengan pola makan.

Poor eating pattern in adolescents cause disruption of the growth and development processes that are going rapidly. In addition, adolescents are also an age group that is prone to having unhealthy eating patterns. Eating patterns in an adolescents can be influences by various factors, such as gender, body image, nutritional knowledge, peer influence, social media exposure, and family influence. To see the relationship between these factors and eating pattern, a quantitative study was conducted using a cross-sectional study design. This study uses primary data obtained from filling out online questionnaires involving 207 respondents from SMAN 99 Jakarta. The results showed that 81.2% of SMAN 99 Jakarta students had a poor eating pattern. Variables that were significantly related (p-value <0.05) included gender, body image, and peer influence. Meanwhile, the variables of nutritional knowledge, social media exposure, and family influence were not significantly related (p-value >0.05) with eating patterns."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinando Pratama
"ABSTRAK
Title : Comparison on the effectiveness of the insersion of i-gel based on
the ear size and body weight in children 1-11 years old in Cipto
Mangunkusumo Hospital
Objective To compare the effectiveness of i-gel insertion in children aged 1-
11 years based on the ear size and body weight.
Study design 104 subjects were included in the inclution criteria for
randomization.. Patients was given midazolam for premedication
0,01-0,02 mg / kg as needed. Patients who has no prior venous
access were induced with sevoflurane 8%, 50% oxygen fraction
combined with air, and patient who has venous access induction
was done with propofol 2-2.5 mg / kg, then continue administering
100% oxygen. Ear measurement by ruler measurement vertically,
from the top to the bottom and horizontally from the tragus to the
outer portion of the ear. Anesthesia continue by administration of
fentanyl 2 mcg / kg, and atracurium 0.5 mg / kg. After 3 minutes
insertion i-gel was performed. Data of seal pressure, the number of
the insertion attemp, post-discharge complications of blood stains
and sore throat 24 hours after surgery were obtained.
Results This research was followed by 104 children aged 1-11 years with
general anesthesia using i-gel. There were no differences in
demographics between the two groups The statistical results were
p> 0.05 for each variable seal pressure criteria, the number of
insertion attempts, complications of blood stains and sore throat.
Conclusion Insertion of i-gel based on the ear size has an equal effectiveness
with body weight

ABSTRACT
Judul : Perbandingan keefektifan pemasangan i-gel berdasarkan ukuran
daun telinga dengan berat badan pada anak 1-11 tahun di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
keefektifan pemasangan i-gel pada anak usia 1-11 tahun yang
pemilihan ukurannya didasarkan kepada ukuran daun telinga
dengan ukuran berat badan.
Metode 104 subjek yang masuk dalam kriteria inklusi dilakukan
randomisasi. Pasien diberikan premedikasi midazolam 0,01-0,02
mg/kgBB sesuai dengan kebutuhan. Pasien yang tidak terpasang
akses vena dilakukan induksi dengan gas sevofluran 8%, fraksi
oksigen 50 % kombinasi dengan air, pada pasien yang sudah
terpasang akses vena induksi dengan propofol 2-2,5 mg/kgBB dan
dilajutkan dengan pemberian oksigen 100%. Pengukuran daun
telinga menggunakan penggaris secara vertikal, dari bagian teratas
sampai dengan terbawah dan horizontal dari tragus sampai dengan
bagian terluar daun telinga. Anestesi dilanjutkan dengan pemberian
fentanyl 2 mcg/kgBB dan atrakurium 0,5 mg/kgBB. Setelah 3
menit dilakukan insersi i-gel. Dinilai seal pressure, jumlah upaya
pemasangan, komplikasi noda darah pasca pelepasan dan nyeri
tenggorok 24 jam pasca operasi.
Hasil Penelitian ini diikuti oleh 104 anak usia 1-11 tahun dengan anestesi
umum menggunakan i-gel. Secara demografi tidak terdapat
perbedaan diantara kedua kelompok. Hasil penelitian didapatkan
p>0,05 pada masing-masing uji statistik untuk kriteria seal
pressure, jumlah upaya pemasangan, komplikasi noda darah dan
nyeri tenggorok.
Kesimpulan Pemasangan i -gel berdasarkan ukuran daun tel inga sama
efekt ifnya dengan berat badan"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Devina Gunawan
"Latar Belakang: Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Salah satu penyebabnya adalah kelainan profil lipid aterogenik yang ditandai dengan peningkatan kadar LDL. Apolipoprotein B (apo B) merupakan inti dari partikel VLDL, LDL, IDL dan Lpa yang dapat menunjukkan secara langsung dari jumlah keseluruhan partikel lipoprotein aterogenik dalam sirkulasi. Asupan serat total yang rendah diduga berperan dalam peningkatan apo B dalam darah, akan tetapi hasil penelitian sebelumnya masih bervariasi.
Tujuan: mengetahui korelasi antara asupan serat total, serat larut dan tidak larut dengan apo B pada pekerja normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta.
Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang pada karyawan perusahaan dengan status gizi normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta pada bulan Oktober–Desember 2020. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, 3-day food record dan pengukuran kadar apo B darah. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20.0.
Hasil: Dari 54 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian, proporsi laki-laki dan perempuan sama, dengan mayoritas status gizi normal. Sebagian besar subjek tidak merokok dan memiliki tingkat aktivitas rendah. Kadar Apo B memiliki nilai rata-rata sebesar 87,31±19,95 mg/dL. Asupan serat subjek memiliki nilai tengah 8,05 (3,50– 37,80) gram/hari. Asupan serat larut dan tidak larut subjek memiliki nilai tengah 2,10 (0,88–13,40) dan 6,30 (2,26–39,45) gram/hari. Asupan serat total, serat larut dan serat tidak larut tidak berkorelasi dengan Apo B (hasil uji korelasi Spearman, masingmasing r = -0,084, p = 0,546; r = -0,055, p = 0,691; dan r = -0,068, p = 0,623).
Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara asupan serat total, serat larut, dan serat tidak larut dengan apo B karyawan perusahaan dengan berat badan normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta.

Background: Heart disease has been reported worldwide as leading cause of death, with atherosclerosis as one of the most common etiology. One of the causes an abnormality of the atherosclerosis is characterized by an increase LDL levels. Apo B is the core of VLDL, LDL, IDL, and Lpa that provides the real amount of whole aterogenic lipoprotein in circulation. Low fiber intake plays a role in increasing apo B in blood, however previous findings are still controversial.
Objective: To determine the correlation between total fiber intake, soluble and insoluble fiber with Apo B in normal and overweight workers aged 19–49 years in Jakarta.
Metods: This was a cross-sectional study among normal and overweight workers aged 19–49 years old. Data were collected during October–Desember 2020 in Jakarta through questionnaires using 3 days food records and measurement of apo B level. Spearman correlation test was perfomed using SPSS version 20.0 software.
Results: Result shows an equal proportion of male and female subjects, and mostly with normal nutritional status. Most of the subjects did not smoke and had low activity levels. Apo B level has a mean value of 87,31±19,95 mg/dL. The median fiber intake 8.05 (3.50–37.80) gram/day. The median soluble and insoluble fiber intake were 2.10 (0.88–13.40) and 6.30 (2.26–39.45) gram/day, respectively. The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B (Spearman correlation test, r = - 0.084, p = 0.546; r = -0.055, p = 0.691, and r = -0.068, p = 0.623, respectively).
Conclusion: The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B among workers with normal and overweight age 19–49 years old in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadillah Agy Wahyuni
"Eating disorders merupakan suatu jenis penyakit mental dan fisik yang serius dimana penderitanya mengalami gangguan perilaku makan yang parah dan bisa berakibat fatal, seperti meningkatkan risiko melahirkan bayi BBLR, pendarahan selama kehamilan, hipertensi, aborsi spontan, kelahiran prematur, hingga kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan K-Pop, body image dan faktor lainnya terhadap risiko eating disorders pada remaja putri pnggemar K-Pop di DKI Jakarta Tahun 2022. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring dengan metode quota sampling melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=140). Hasil penelitian menunjukkan 92,1% responden memiliki risiko eating disorders. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan K-Pop (p value 0,042), body image (p value 0,027) dan tingkat stres (0,018) terhadap risiko eating disorders. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk dilakukan pembuatan media edukasi bagi remaja agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan menyaring budaya asing yang diterima, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap eating disorders.

Eating disorders are serious mental and physical illnesses in which sufferers experience severe eating disorders that can be fatal, such as increasing the risk of giving birth to a low birth weight baby, bleeding during pregnancy, hypertension, spontaneous abortion, premature birth, and even death. This study aims to determine the relationship between exposure to K-Pop, body image, and other factors on the risk of eating disorders in young female K-Pop fans in DKI Jakarta in 2022. The study used quantitative methods with a cross-sectional study design. Data collection was carried out online using the quota sampling method by filling out online questionnaires by respondents (n = 140). The results showed that 92.1% of respondents had a risk of eating disorders. The results of the chi-square test showed that there was a significant relationship between exposure to K-Pop (p-value 0.042), body image (p-value 0.027), and stress level (0.018) on the risk of eating disorders. Based on the results of this study, the authors suggest creating educational media for teenagers to be wiser in using social media and filtering foreign cultures that are accepted as well as increasing awareness about eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>