Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Karmilasari
"Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301.
Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural.

Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301.
The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Firdian
"Tujuan penulisan tesis ini adalah bagaimana cara meminimalisasi resiko bisnis yang berasal dari keadaan eksternal yang tidak bisa diprcdiksi pada suatu perusahaan. Mengumpulkan data dari laporan keuangan untuk mengidentifikasi adanya resiko yang akan datang menggunakan Du Pont formula yang terdiri alas Return On Assets, Return On Equity dan Equity Multiplier. Hasilnya akan digunakan pada Renacana Kelangsungan Bisnis (BCP) agar dapat mencegah kerugian yang besar dan meminimalisasi kerugian pada PT. Indofbod Sukses Makmur Tbk.

The purpose of this thesis is how to minimize business risks which come from Impracticable external conditions of the company. Gathering data from financial reports to identify the potential risks using Du Pont formula which consist of Return On Assets, Return On Equity and Equity Multiplier. Incorporate the results to the Business Continuity Plan (BCP) in order to prevent Further damage and minimize loss at PT. Indofood Sukses Makmur Tbk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T29152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif
"Meningkatkan layanan operasional TI pada sebuah perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk memiliki rencana keberlangsungan bisnis. Saat ini banyak organisasi yang mengesampingkan rencana kelangsungan bisnis organisasi dikarenakan kurangnya kesadaran organisasi Akan pentingnya rencana kelangsungan bisnis. PT XYZ merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa layanan teknologi informasi di bidang infrastruktur TI. Divisi Operasional TI PT XYZ merupakan DIvisi yang mengelola operasional TI.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk membantu PT XYZ dalam peningkatan layanan operasional TI agar bisnis perusahaan dapat berjalan meskipun terjadi gangguan atau bencana yang tidak diinginkan. Penelitian ini melakukan kajian dampak analisis terhadap divisi Operasional TI PT XYZ.
Metodologi yang digunakan Dalam penelitian adalah BS EN ISO 22301:2014 sebagai panduan proses rancangan BCP yang disesuaikan dengan standar sistem informasi untuk industri teknologi informasi dan telekomunikasi.
Penelitian ini menghasilkan perancangan BCP dapat digunakan sebagai suatu panduan untuk PT XYZ, sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap suatu ancaman atau gangguan, dan dapat menjaga keberlangsungan operasional TI pada perusahaan.

Improving IT operational services in a company must also consider having a business continuity plan. Today many organizations override the organization's business continuity plan due to a lack of organizational awareness of the importance of business continuity plans. PT XYZ is an IT service company and focusing on managing IT infrastructure services. The IT Operations Division of PT XYZ is the Division that manages IT operations.
The purpose of this research is to help PT XYZ in improving IT operational services so that the company's business can run despite unwanted disruptions or disasters. This study conducted an impact analysis on the IT Operations division of PT XYZ.
The methodology used in the study is BS EN ISO 22301: 2014 as a guide to the BCP design process that is tailored to the information system standards for the information technology and telecommunications industry.
This research resulted in the design of BCP can be used as a guide for PT XYZ, thus increasing awareness of a threat or disruption, and can maintain the sustainability of IT operations at the company.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ertika Festya Amangkoe
"Praktik kerja profesi di PT ETHICA Industri Farmasi Pulogadung Periode Bulan Februari ndash; Maret Tahun 2018 bertujuan untuk mengerti peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi dan memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB di industri farmasi. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua bulan dengan tugas khusus yaitu 'Protokol Simulasi Penarikan Kembali Obat Jadi'. Tujuan dari tugas khusus ini adalah agar calon apoteker mampu mengetahui proses pembuatan protokol simulasi penarikan kembali obat jadi terhadap suatu kasus dan memahami prosedur simulasi penarikan kembali obat jadi yang terdapat di industri farmasi, khususnya PT ETHICA Industri Farmasi.

Internship at PT ETHICA Industri Farmasi Pulogadung Period February ndash; March 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry and understand the application of Good Manufacturing Practice GMP in the pharmaceutical industry. This internship at was conducted for two months with special assignment 'Protocol of Mock Up Recall'. The purpose of this special assignment is that the prospective pharmacist may be able to understand the process of making a mock up recall protocol to a case and understand the procedure of mock up recall in the pharmaceutical industry, especially PT ETHICA Industri Farmasi.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Restuningsih
"Tesis ini dilatarbelakangi kebutuhan perusahaan pemasok suku cadang otomotif (PT X) akan keberlangsungan bisnisnya pasca bencana, melalui penerapan program Business Continuity Plan. Selain bertujuan untuk menganalisa tingkat pelaksanaanya secara standar internasional, PT X juga berminat memperbaiki program yang sudah ada mengikuti perkembangan dunia usaha dan ancaman terhadap kelangsungan bisnisnya baik faktor internal maupun eksternal, untuk kemudian diterapkan di area pengembangan cabang PT X.
Menurut beberapa hasil survey yang pernah dilakukan Allianz Risk Barometer tahun 2015, JICA 2015, dan biro pusat statistik Indonesia 2015, penyebab tertinggi bencana yang sering timbul mengancam perusahaan manufaktur di Asia adalah gangguan rantai pasok, bencana alam, kebakaran dan ledakan.
Dari data di atas PT X berusaha memenuhi persyaratan rantai pasok pelanggan PT X sebagai salah satu pemasok suku cadang otomotif, dengan menerapkan standar ISO TS16949:2009 untuk diintegrasikan dalam program Business Continuity Plan. Sedangkan untuk kecukupan penerapan BCPnya, PT X membandingkan dengan standar internasional ISO 22301:2012 (mengenai manajemen keberlangsungan bisnis yang mengatur pedoman business continuity management system) dan NFPA 1600:2016 (mengenai standar manajemen bencana/darurat dan program kelangsungan bisnis) melalui hasil audit dan wawancara.

The background of this thesis is the substantial need from an automotive spare-part company (PT X) to resume the business following an emergency or disaster event, by implementing a Business Continuity Plan (BCP). Besides aiming to analyze adequacy level of the BCP implementation based on International Standards, PT X is also interested to improve the existing programs that follow the business world growth and the threats to the continuity of its business both internal and external factors, so that it can be applied within areas that develop it at different locations of PT X.
According to some survey results that have been done by Allianz Risk Barometer 2015, Japan International Community Agency in 2015, and the Central Bureau of Statistics Indonesia in 2015, shows that the highest causes of disasters that frequently arise threaten to business survival of manufacturing companies, including automotive industries in Asia-Pacific region is the supply chain disruptions, natural disasters and fires & explosions.
Base on that survey, PT X trying to meet the requirements of the customer? supply chain, as one of the automotive spare-parts supplier, by applying the standard ISO TS16949: 2009 to be integrated into the Business Continuity Plan program. As for the adequacy of the implementation of the BCP Program, PT X verified it's program to the international standard ISO 22301: 2012 (regarding management of business continuity which set the guidelines for business continuity management system: societal security ? business continuity management systems - requirements) and National Fire Protection Association Standards NFPA 1600:2016 (regarding management standard on disaster/emergency management and business continuity/continuity of operations programs) base on the results of audits and Interviews.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustine Rose Shinta Hartono
"Idealnya suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lancar, terutama untuk memenuhi Service Level Agreements SLA yang disepakati dengan pelanggan. Seperti halnya divisi DOCS pada PT. Astra Graphia Tbk. yang bergerak di bidang percetakan digital. Pelanggan divisi DOCS yang mayoritas bergerak di bidang perbankan dan asuransi, menuntut terjaminnya pemenuhan SLA dan kualitas hasil cetakan. Penelitian ini menyusun BCP untuk divisi DOCS dengan menggunakan framework NIST SP 800-34. Framework ini mempunyai beberapa tahapan yang harus dilalui hingga menghasilkan BCP bagi organisasi, namun penelitian ini tidak membahas mengenai uji coba rencana dan pemeliharaannya.
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung melalui FGD bersama manajemen divisi DOCS untuk mendapatkan informasi mengenai proses bisnis kritikal, sistem informasi yang mendukung, serta RTO dan RPO. Data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen internal organisasi seperti dokumen ISO 9001, Perspektif Bisnis Perusahaan, Company Profile, maupun dokumen internal lainnya yang bersifat dokumentatif.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah beberapa usulan terkait BCP untuk divisi DOCS. Usulan yang diajukan adalah pernyataan kebijakan BCP, prioritas pemulihan sistem informasi terkait dampak terhadap bisnis organisasi, kontrol preventif, strategi BCP, dan dokumen BCP.

It is essential for any organizations to proceed their daily operations efficiently, notably in fulfilling the Service Level Agreements SLA that is agreed with the customer. In PT Astra Graphia Tbk. DOCS Division whose main business is digital printing, delivering the SLA and maintaining the quality of printings is very crucial. This research compiles BCP for DOCS division applying the NIST SP 800 34 Framework. In order to obtain the BCP, all the necessary steps needs to be completed however this research is not about the trial and BCP maintenance.
This research utilizes two types of data, which are primary data and secondary data. Primary data is obtained directly through FGD with the management of DOCS division,to gain information regarding critical business process, supporting information system, RTO and RPO. Secondary data is obtained from various internal documents inside the organization, such as ISO 9001, Company Business Perspective, Company Profile, and other internal documents.
The findings of this research suggests that there are some measures need to be taken regarding BCP for DOCS division. The measures are a thorough statement of BCP policy, prioritize the recovery of information system regarding the impacts to organisation rsquo s business, preventive control, BCP strategy, and BCP document.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Rachman Syarifudin
"Meningkatnya layanan TI pada sebuah perusahaan dibutuhkan perencanaan lebih mendalam untuk menjaga keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Salah satu yang menjadi permasalahan pada sebuah perencanaan TI perusahaan yaitu mengesampingkan perencanaan kelangsungan bisnis jika terjadi gangguan, oleh karena kurangnya kesadaran beberapa stakeholder.
Untuk membantu peningkatan layanan keseluruhan manajemen TI agar bisnis perusahaan dapat berjalan meskipun terjadi gangguan atau bencana yang tidak diinginkan, maka penulis berinisiatif mengadakan penelitian dengan melakukan kajian dampak analisis terhadap divisi Business Support System PT. PT. XYZ. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi NIST 800-34 sebagai panduan proses rancangan BCP yang disesuaikan dengan standar sistem informasi untuk industri teknologi informasi dan telekomunikasi.
Penelitian ini menghasilkan perancangan BCP dapat digunakan sebagai suatu panduan untuk PT. PT. XYZ, sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap suatu ancaman atau gangguan, dan dapat menjaga keberlangsungan bisnis pada perusahaan.

IT Service improvement for a company more in-depth planning is needed to maintain the continuity of a company's business. One of the problems in IT company is the planning exclusion of business continuity planning in the event of disruption, because a lack of awareness by some stakeholders.
To improve the overall management awarness of the IT services, that the company's business can be run even if an interruption or disaster undesirable, the authors initiated a study to conduct impact assessment analysis of the division of Business Support System PT. PT. XYZ. In this study case the authors used a methodology NIST 800-34 as guide for the design process to develop BCP standard information systems for information technology and telecommunications industries.
The results is the design of BCP that can be used as a guide for PT. PT. XYZ, thus increasing awareness of a threat or a nuisance, and can maintain business continuity in the company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Antoni
"PT. X merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang rentan untuk mengalami krisis karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk dikendalikan. Untuk menjaga PT. X agar tetap dapat mencapai tujuan selama menghadapi krisis, dibutuhkan penerapan konsep Business Continuity Management. Salah satu prinsipnya yaitu: Business Continuity Plan. Penelitian ini adalah studi komparasi pada manajemen krisis di PT. X untuk melihat apa saja yang telah diterapkan pada prinsip Business Continuity Plan. Metode penelitian menggunakan kuisoner terkait krisis signifikan dan wawancara terkait penerapan manajemen krisis PT. X. Hasilnya PT. X telah menerapkan elemen proses tanggap darurat namun masih bersifat reaktif dalam tindakan pendeteksian bencana dan proses pemulihan.

PT. X is the construction company that are vulnerable in encountering crisis which are affected by factors that are hard to control. To help sustaining its objectives while facing crisis, they need comprehensive crisis management impelementation which is Business Continuity Management. One of its principle is Business Continuity Plan. This study is a comparasion of crisis management in PT. X with Business Continuity Plan principle. This method use questionnaires about significant crisis in PT. X and in-depth interview about the crisis management implementation. The result show that PT. X has done most of the emergency response process but still acting reactive towards crisis declaration and recovery strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogi Sukmono
"Produk furnitur Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang tak kalah bersaing dengan produk furnitur impor, namun karena faktor keterbatasan bahan baku terutama kayu yang selama ini merupakan bahan utama pembuatan furnitur membuat nilai ekspor di dunia internasional tidak mampu memenuhi kebutuhan akan permintaan yang ada. Keterbatasan bahan baku ini diakibatkan oleh maraknya ekspor illegal logging dan isu eco labeling. Dengan melihat adanya demand terhadap produk furnitur Indonesia di pasar internasional yang tinggi, namun terhambat karena keterbatasan bahan bakunya. PT XYZ memberanikan diri untuk masuk ke dalam kancah industry furnitur di Indonesia dengan konsep yang berbeda dengan mengusung 'Bramante Furniture' sebagai brand image-nya. Konsep ini tercermin dalam penggunaan bambu laminasi sebagai bahan baku produk furnitur PT XYZ. Dengan menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan, maka akan mengurangi illegal logging serta mendukung isu eco labeling yang sedang marak terjadi. PT XYZ adalah sebuah usaha bisnis yang bergerak di industry furnitur dengan status berbadan hukum, dimana pemiliknya berjumlah tiga orang, yaitu Fajar Hudhiarto, Ferry Dianda dan Bogi Sukmono (penulis business plan). Analisa industry dengan menggunakan Porter's Five Forces Model, menunjukkan bahwa persaingan industry ini semakin ketat dengan hadirnya produk furnitur impor seperti Da Vinci, Vivere, Veranda dan lain-lain yang juga membidik kalangan menengah atas. Namun, saat ini persaingan lebih bersifat fragmented, dimana para produsen memiliki pasar masing-masing dengan karakter konsumen yang berbeda. Hal ini memberikan sebuah peluang akan masuknya ide baru yang memberikan nuansa diferensiasi yang berbeda dari sebelumnya. Strategi bisnis yang digunakan oleh PT XYZ adalah diferensiasi focus. Hal ini tercermin dalam penggunaan bahan bakunya yang berbeda dengan para pesaingnya, desain furniture yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen serta dalam hal penyediaan layanan kepada konsumen. Produk furnitur PT XYZ diposisikan sebagai furniture yang memiliki desain mewah, ramah lingkungan serta kualitas tinggi setara dengan produk furnitur yang berbahan baku kayu jati. Dalam menjalankan kegiatan operationalnya, Bramante Furniture memiliki dua lokasi. Lokasi pertama bertempat di Ciganjur sebagai kantor pusat yang memiliki fasilitas showroom, manufacturing, storage, desain dan lain-lain. Lokasi kedua berada di Ruko ITC Fatmawati. Untuk di lokasi kedua, hanya memiliki fasilitas penunjang yaitu tempat penjualan. Kami memilih Fatmawati sebagai tempat untuk membuka showroom, karena daerah tersebut dekat dengan kawasan perumahan menengah atas di Jakarta. Dalam pengaturan sumber daya manusia yang dimiliki, PT XYZ memiliki budaya organisasi innovation, commit to excellence, integrity, clean and healthiness, dan terakhir process and result oriented. Hal ini dimaksudkan agar setiap karyawan PT XYZ memiliki kompetensi tinggi yang mampu bekerja sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Strategi keuangan PT XYZ diarahkan pada optimalisasi alokasi dana investasi dengan sasaran memberikan tingkat pengembalian biaya modal bagi para pemilik modal. Adapun penentuan risk premium ditentukan berdasarkan besarnya Suku Bunga Bank Indonesia (SBI). Sedangkan untuk analisa kelayakan digunakan tiga metode, yaitu Net Present Value (NPV), Modified Internal Rate of Return (MIRR), dan Discounted Payback Ratio. Berdasarkan analisa keuangan, diperoleh bahwa PT XYZ membutuhkan initial outlay sebesar Rp 5.283.028.000,-. NPV yang diperoleh bernilai positif sebesar Rp 13.318.011.097,- dengan MIRR 51% yang berada di atas biaya modal 23.02%.

ndonesia's furniture has their uniqueness that can compete with others product furniture from foreign countries. However, because of the rareness of raw material especially woods, the percentage of the total furniture that can be export can't fulfill the international demand. This restrictiveness of raw material are caused by the issue of illegal logging and eco labeling. By seeing the high demand of Indonesia's furniture in international market, but blocked by the limitation of their raw material, PT XYZ take the liberties of this condition to enter furniture industry with differential concept tahat using Bramante Furniture as their brand image. This concept is reflected on the usage of laminated bamboo as raw material of PT XYZ's products. With the usage of the raw material that we call environmental friendly, can reduce illegal logging and also supporting the government with the eco labeling issued. PT XYZ is a corporate business that participate in furniture industry, and the owners of this corporate are Fajar Hudhiarto, Ferry Dianda, and Bogi Sukmono (as the writer). In industry analysis that using Five Porter's Model, shows that the competition in this industry are high. It caused by the existing of import's furniture such as Da Vinci, Vivere, Veranda and so on. However, the competition nowadays is more fragmented. Where those producer has their own market with their different customers. From this point, we can find an opportunity that can come with a new idea that can produce differentiate atmosphere from previous. PT XYZ using differentiate focus as their business strategy. It reflect on the usage of its raw material that different from other competitors, the design that can be personalized with the needs of each customers, and also in the service that given to the customers. The positioning of PT XYZ's products is as a furniture with luxurious design, environmental friendly and also has a high quality product as teak's furniture. In running the corporate operational activities, PT XYZ has two location. The first one is located on Ciganjur. It acts as a head office, and the facilities are showroom, manufacturing or workshop area, storage, house of design and so on. And the second one is located on Ruko ITC Fatmawati. In planning the needs of human resource, PT XYZ has corporate culture that can support the activity of organization. They are innovation, commit to excellence, integrity, clean and healthiness, process and result oriented. This culture are be intended so that each staff has high competency that can to work They are Net Present Value (NPV), Modified Internal Rate of Return (MIRR), and Discounted Payback Ratio. According to the calculation, PT XYZ requires initial outlay as high as Rp 5.283.028.000,-. NPV got positive value with Rp 13.318.011.097,- , and MIRR 51% that exceed the cost of capital 23.02%based on the vision, mission and company objective. The financial strategy of this company is the optimalization of the allocation of invested fund, with the objective higher return compare to cost of capital to the owners. The determination of risk premium is based on the level of BI rate (SBI). To analyze the feasibility of its investment are using three method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Slamet
"Saat ini usaha bisnis perbankan sektor perorangan atau ritel telah memasuki era persaingan yang ketat, dimana hal ini menyebabkan bank dipaksa untuk memberikan pelayanan nasabah yang sebaik-baiknya. Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa insiden seperti bencana banjir, teror bom, sistem yang tidak berfungsi; yang dapat terjadi sewaktu waktu yang menyebabkan pelayanan nasabah tidak tersedia sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme kerja yang dapat mengantisipasi insiden tersebut untuk menjaga kelangsungan bisnis. Mekanisme kerja untuk menjaga kelangsungan bisnis ini disebut sebagai Business Continuity Plan.
Dalam laporan ini penulis melakukan penelusuran terhadap suatu metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan tahapan yang penting dalam penyusunan Business Continuity Plan. Hasilnya terdapat beberapa tahapan yakni: Tahapan identifikasi proses bisnis yang penting bagi perusahaan, Tahapan identifikasi ancaman terhadap proses bisnis tersebut, Tahapan identifikasi batas waktu maksimum untuk setiap proses bisnis sebelum perusahaan mendapat impact serius, Tahapan penentuan resources yang dibutuhkan oleh proses bisnis dalam rangka mempertahankan continuity of business, Tahapan cara penetapan mitigation strategy, containment dan recovery strategy untuk process owners dan diakhiri dengan Tahapan petunjuk pembentukan dan pemeliharaan dokumentasi Business Continuity Plan dimana juga ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pembaharuan dokumentasi tersebut.
Dengan adanya metodologi diatas, dimana ada tahapan analisa identifikasi proses bisnis yang penting dan apa saja jenis ancaman yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut, hal ini membuat perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Karena metodologi bersifat daur hidup dan secara jelas ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pemeliharaan Business Continuity Plan; maka Business Continuity Plan akan selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala. Contohnya jika ada pertambahan proses bisnis yang baru maka Business Continuity Plan juga akan diubah, sehingga jika bencana terjadi sewaktu waktu, maka perusahaan selalu siap menghadapinya.

Consumer Bank business in Indonesia currently is entering an era of tight competition. The current situation forces the banks to provide excellent service to its customers. Outstanding service is no longer an option but is already part of the effort for the business to survive. On the other side, we may anticipate unforeseen circumstances such as flood, terrorism, system malfunction that can affect the facilities and systems on which the banks rely to serve their customers to be unavailable, and as the consequences this will create interruption to the services. Having known this situation, banks should have a plan to keep the business running during contingency situation. This plan usually called as BUSINESS CONTINUITY PLAN.
In this report, we will learn a life cycle methodology to develop Business Continuity Plan which divided into several steps: first step is to identify critical business process, second step is to analyze the risk, third step is to determine target recovery time, fourth step is to identify resources needed during contingency, fifth step is to determine the mitigation, containment and recovery strategy and last step is to develop Business Continuity Plan documents, including the guideline and responsible person to maintain the plan.
The steps to analyze what are the critical business processes and what is the impact if the business is not running, will make the business understand which processes need to be sustained during disaster, and be able to respond the threat as necessary when it happened. The life cycle characteristic of the methodology that require Business Continuity Plan to be reviewed periodically will ensure that the plan is kept updated. For instance when there is a new business process then Business Continuity Plan will also be changed. Hence when the disaster happened, the business is always ready to respond."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>